NovelToon NovelToon
Hati Yang Terluka, Jiwa Yang Kuat

Hati Yang Terluka, Jiwa Yang Kuat

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Slice of Life
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: Detia Fazrin

"Hati yang Terluka, Jiwa yang Kuat" adalah sebuah kisah mendalam dan emosional tentang kekuatan dan ketahanan di tengah badai kehidupan. Di tengah konflik pernikahan yang menghancurkan, Lula berjuang untuk menemukan kekuatan baru setelah dikhianati oleh suami dan sahabatnya.

Di sisi lain, putrinya, Puja, berhadapan dengan tekanan di sekolah, menghadapi dinamika persahabatan yang rumit, dan berjuang untuk mempertahankan integritasnya dalam dunia yang penuh dengan pengkhianatan. Dengan keberanian dan tekad yang kuat, Lula dan Puja menghadapi tantangan besar, saling mendukung dalam perjalanan mereka menuju penemuan diri dan keadilan.

Temukan kekuatan hati yang tulus dan hubungan yang menginspirasi dalam cerita ini, di mana setiap langkah mereka menuju kebahagiaan dan kebenaran adalah perjuangan yang layak diikuti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Puja Rindu Ayah

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Hari-hari berlalu, dan meskipun Puja mulai terbiasa dengan rutinitas baru tanpa kehadiran Pratama, ada saat-saat di mana kerinduan terhadap ayahnya terasa sangat kuat. Salah satu momen itu adalah ketika dia melihat anak-anak lain diantar oleh ayah dan ibu mereka ke sekolah.

Pagi hari di sekolah Puja...

Terlihat Puja berdiri di gerbang sekolah, dia melihat anak-anak lain yang diantar oleh ayah dan ibu mereka "Ayah, aku rindu Ayah..."

Puja berusaha untuk tetap tersenyum, meskipun hatinya terasa sedih. Dia menunduk dan berjalan menuju kelas, mencoba menyembunyikan perasaannya dari teman-temannya.

Saat jam pulang sekolah...

Puja berjalan keluar dari kelas dengan raut wajah yang murung.

Teman 1 kembali melihat Puja dan mulai mengolok-olok "Hei, Puja! Kenapa kamu selalu pulang sendirian? Ayahmu tidak peduli padamu, ya?"

Teman 2 tertawa ( hahaha ) sambil melakukan gerakan seperti kentut palsu dengan tangan di ketiak "Kasihan sekali kamu, Puja. Tidak ada yang menjemputmu."

Akan tetapi, Puja tetap berusaha menahan air mata "Aku... aku tidak sendirian..."

Teman-teman yang lain mulai berjalan dengan gaya kaku seperti robot, menirukan cara berjalan orang dewasa "Mungkin Ayahmu adalah robot dan tidak punya waktu untuk menjemputmu."

"Hahaha" mereka tertawa puas mengolok-olok Puja.

Teman 1 kembali menirukan gerakan mengemudi dengan tangan di udara "Atau mungkin dia terlalu sibuk mengemudi ke tempat lain!"

Mereka tidak berhenti terus mengolok-olok Puja.

Teman 2 tertawa lebih keras dan terlihat merasa puas "Ya, mungkin dia sedang sibuk bekerja dan melupakanmu."

Puja kini terdiam, air mata mulai mengalir.

Tiba-tiba, Tiara, anak Pak Guru Rafi, datang menghampiri Puja.

Tiara menarik tangan Puja dengan lembut "Ayo, Puja. Kita pulang bersama..."

Puja tersenyum lemah "Terima kasih, Tiara."

Teman 1 malah berbisik ke Teman 2 "Lihat, dia butuh orang lain untuk menjemputnya. Sungguh menyedihkan."

Teman 2 "Iya, kasihan sekali."

Tiara merasa tidak terima dengan perlakuan mereka kepada Puja. Tiara melangkah maju dengan tegas "Hei, kalian! Berhenti mengolok-olok Puja!"

Teman 1 terlihat terkejut "Kenapa? Kami hanya bercanda."

Tiara dengan nada serius "Ini bukan lelucon. Kalian tidak punya hak untuk membuatnya merasa buruk. Jika kalian terus mengolok-olok dia, aku akan melaporkan kalian kepada guru."

Teman 2 menjadi gugup "Kami tidak bermaksud jahat..."

Tiara kembali membalas dengan tegas "Kalau begitu, berhenti sekarang juga. Puja adalah temanku, dan aku tidak akan membiarkan kalian menyakitinya lagi."

Teman-teman Puja terdiam, merasa malu dan terintimidasi oleh ancaman Tiara. Mereka akhirnya pergi, meninggalkan Puja dan Tiara sendiri.

Tiara menarik tangan Puja dengan lembut "Ayo, Puja. Kita pulang bersama. Ayahku sudah menunggu."

Puja tersenyum lemah "Terima kasih, Tiara."

Di perjalanan pulang bersama Pak Guru Rafi dan Tiara...

Pak Guru Rafi, "Bagaimana hari ini di sekolah, Puja?"

Puja tersenyum tipis "Baik, Pak Guru. Terima kasih sudah menjemput aku lagi."

Tiara "Puja, setelah ini kita beli es krim, ya? Ayah sudah janji."

Pak Guru Rafi pun tersenyum "Iya, kita beli es krim dulu sebelum pulang."

Puja juga tersenyum lebih lebar "Benarkah? Terima kasih, Pak Guru."

Mereka berhenti di kedai es krim favorit anak-anak dan memilih rasa yang mereka sukai. Puja memilih rasa stroberi, sementara Tiara memilih cokelat. Mereka duduk di bangku taman sambil menikmati es krim mereka.

Pak Guru Rafi, "Puja, kamu suka es krim rasa apa?"

Puja tersenyum malu-malu "Aku suka stroberi, Pak Guru."

Pak Guru Rafi, "Bagus sekali. Aku juga suka stroberi. Rasa itu selalu mengingatkan aku pada musim panas yang cerah."

Tiara tertawa karena Ayahnya, "Ayah, kamu selalu bilang begitu setiap kali kita makan es krim."

Pak Guru Rafi juga ikut tertawa "Karena itu benar, sayang."

Setelah menikmati es krim, mereka bermain di taman. Puja merasa bahagia bisa bermain bersama Tiara. Mereka bermain ayunan, perosotan, dan berlari-lari di sekitar taman. Puja merasa beban di hatinya sedikit terangkat.

"Hahahaha" tawa mereka pun terdengar dengan ceria.

Sore hari, di rumah Tiara...

Tiara, "Puja, ayo kita kerjakan tugas sekolah bersama. Ayah bilang kita bisa bermain lebih lama jika tugasnya sudah selesai."

Puja tersenyum "Baiklah, Tiara. Ayo kita kerjakan tugasnya."

Pak Guru Rafi, "Kalian butuh bantuan, anak-anak?"

Tiara "Tidak, Ayah. Kita bisa melakukannya sendiri."

Pak Guru Rafi, tersenyum "Baiklah. Ayah akan menyiapkan teh manis untuk kita nanti."

Setelah menyelesaikan tugas sekolah, mereka bermain boneka di kamar Tiara. Mereka tertawa dan bercanda, menikmati waktu bersama.

Sore harinya, Pak Guru Rafi mengantar Puja pulang.

Di rumah Puja, saat Pak Guru Rafi mengantar Puja...

Lula membuka pintu dan tersenyum saat melihat Puja dan Pak Guru Rafi "Selamat sore, Pak Rafi. Terima kasih sudah mengantar Puja pulang."

Pak Guru Rafi, "Selamat sore, Bu Lula. Puja anak yang baik. Senang bisa mengantar dia pulang bersama Tiara."

Lula, "Silakan masuk dulu, Pak Rafi. Saya baru saja membuat teh manis."

Pak Guru Rafi, "Terima kasih, Bu Lula. Itu tawaran yang tidak bisa saya tolak."

Mereka masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu. Lula menyajikan teh manis dan beberapa kue.

Lula, "Bagaimana hari ini di sekolah, Puja?"

Puja tersenyum "Hari ini menyenangkan, Bu. Pak Guru dan Tiara sangat baik padaku."

Pak Guru Rafi, "Puja adalah anak yang kuat dan cerdas, Bu Lula. Dia akan menjadi wanita hebat seperti Ibunya."

Lula tersenyum penuh haru "Terima kasih, Pak Rafi. Dukungan Anda sangat berarti bagi kami."

Pak Guru Rafi, "Saya senang bisa membantu. Tiara juga senang punya teman baru."

Lula, "Saya juga senang Puja punya teman baik seperti Tiara."

Setelah beberapa saat berbincang dan menikmati teh...

Pak Guru Rafi, "Kami harus pulang sekarang. Terima kasih atas teh dan kue-kue ini, Bu Lula."

Lula, "Terima kasih kembali, Pak Rafi. Hati-hati di jalan."

Tiara, "Sampai jumpa, Puja. Besok kita main lagi, ya."

Puja tersenyum "Sampai jumpa, Tiara. Terima kasih, Pak Guru."

Setelah mereka pulang, Lula dan Puja duduk bersama di ruang tamu.

Lula memeluk Puja erat-erat.

Lula, "Ibu bangga padamu, sayang. Kamu sangat kuat dan berani."

Puja tersenyum kecil "Aku rindu Ayah, Bu."

Lula menghela napas "Ibu tahu, sayang. Tapi kita akan melalui ini bersama. Ibu selalu ada untukmu."

Puja pun memeluk Lula lebih erat "Aku sayang Ibu."

Lula kembali terharu "Ibu juga sangat sayang padamu, Puja. Kita akan selalu saling mendukung."

Dengan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, Puja merasa lebih kuat dan mampu menghadapi rasa rindunya terhadap ayahnya. Kehadiran Pak Guru Rafi dan Tiara memberikan cahaya baru dalam hidup mereka, membawa kebahagiaan dan harapan di tengah kesulitan. Lula merasa bersyukur memiliki teman-teman yang peduli, dan dia bertekad untuk terus memberikan yang terbaik bagi Puja, meskipun tantangan terus datang.

1
Amelia
wuih panas henteu.... haredang.. haredang
Amelia
kejutan.... hahaha
Amelia
ih perempuan egk tahu malu...
Amelia
jangan mau.....
Amelia
puja anak yg hebat, kuat...❤️❤️❤️
Tya🍁: Iya Puja berusaha untuk tetap kuat
total 1 replies
Amelia
ih sirik aja....
Amelia
so sweet...
Amelia
kasian puja.. bagaimana nanti ya .
Adico
😡😡😡😤😤😤rencana yang tak ada habisnya
Adico
semangat thor
Mamah Tati
sedih
Amelia
love love tuh....
Amelia
alex cemburu tuh...
Adico
hai puja... apa kabar pujsan hatiku.
Tya🍁: .... baik baik saja pujaan hati
total 1 replies
Amelia
duh kamu terlalu bodoh Tiara....😔😔
Mamah Tati
i see
Mamah Tati
WTF si Rina balik LG ke cerita?! mau apa LG,,
Mamah Tati
Tiara balik LG ama Rey. Puja jd sama si Varo wadidaw
Mamah Tati
o begini ceritanya y
Mamah Tati
terlalu kbnyk konflik, udh sih akhiri saja kebongkar dh rahasia si queen itu, lama bgt mlh tmbh si Alex psikopat ?!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!