Avira adalah gadis anak yatim yang berjuang hidup di kota. Dengan berbagai cara ia mencari kerja paru waktu untuk menghasilkan uang. Namun nihil tak ada pekerjaan yang ia dapat. Sampai suatu hari Avira iseng pada temannya Untuk meramal nasib sang teman Dan akhirnya itu menjadi sebuah kenyataan. Sehingga Avira mencoba peruntungan baru itu untuk mencari nafkah. Sehingga mempertemukan nya pada Dion pengusaha tampan yang datang untuk minta di ramal olehnya. Membuat Avira bingung. Akan kan Avira menghindar dari Dion Atau ia nekat hingga belajar ilmu ramalan Walau ia tak mampu melihat masa depan Dion. Lalu apa yang terjadi selanjutnya Bagaimana lanjutannya ......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Berkenalan Dangan Orang Baru
Sedangkan Vira hanya membuang nafas kasarnya. Saat pria itu tersenyum padanya.
Berbeda dengan Ara yang menelisik dari atas dan sampai ke bawah. Menatap pria tampan itu.
" Ini mba, silahkan nak Wandi. Apa mau teh hangat juga?" kata ibu pemilih warung.
" Ya bu," kata pria itu.
" Abang sering makan disini ya?" kata Ara basa basi.
" Ya begitulah, apa mba ini yang ngontrak di rumah haji Idam itu ya mba?" tanya pria itu menoleh pada Vira dan Ara
" Ya bang, tepatnya teman saya ini. Ya kan Vir ?"kata Ara.
" Ya bang, apa abang ini anaknya hajjah Aminah toko Amanah?" kata Vira.
" Ya kok mba nya tahu," kata pria itu.
" Iya tahulah nak , mba Vira ini juga sering belanja sembako di toko nyonya,"' kata si ibu pemilik warung.
" O begitu, apa mba Vira baru pindah dan masuk kuliah di kota ini?" kata pria itu menatap Vira sekilas.
" Ya bang, kita ini satu jurusan. Sama sama jurusan akuntansi. Tapi kami juga kerja paru waktu kok bang. Saya Ara bang" kata Ara mengulurkan tangannya.
" Oh ya, nama saya Wandi " kata pria itu Menyalami tangan Ara. Lalu melepasnya dengan cepat. Dan mengulurkan tangannya kembali pada Vira.
Vira hanya tersenyum. Lalu menerima uluran tangan Wandi. Takut ia akan di kira sombong. Bila ia menolaknya.
" Ayo cepat makan ra, nanti kita telat ke kampus," senggol Vira pada lengan Ara.
" Ok beb," kata Ara sambil melirik Wandi. Yang terlihat sangat tampan dan rapi. Apalagi pria itu terkesan ramah dan alim.
" Bang Wandi masih kuliah juga ya?" tanya Ara basa basi.
" Nak Wandi itu pengusaha mba, dia itu punya perusahaan besi dan percetakan buku. Ngak besar , tapi lumayan ya kan nak ?" kata ibu pemilik warung menengahi.
" Hah..kok ibu bisa tahu?" kata Ara kaget.
" Ya tahu lah mba, dulu suami ibu itu mantan sopirnya haji Iswan. Papinya nak Wandi ini. Saat beliau masih hidup. Setelah beliau ngak ada. Kita buka usaha sendiri. Dengan membuka rumah makan ini. Dulu nya nak Wandi itu masih tinggal daerah sini mba. Tetangganya haji Idam yang rumahnya jadi gudang beras sekarang ini lho mba ," cerita ibu si pemilik warung.
" O begitu ya bu," kata Ara melongo. Karna tak menyangka pria di samping mereka itu. Adalah seorang pengusaha muda.
Sedangkan Vira hanya diam. Dan setelah selesai makan. Keduanya pun cepat cepat beranjak. Dan ketika Vira ingin membayar
" Biar saya yang bayar de, berangkat saja nanti kalian telat" kata Wandi menatap Vira Saat ingin membayar makanan mereka.
"' Wah abang baik sekali, terima kasih ya bang ,"kata Ara tersenyum sangat manis.
.
" Sama sama" kata Wandi balas tersenyum.
" Terimakasih traktiran nya bang, maaf kami duluan,"kata Vira. Tersenyum tipis, sekedar ber basa basi.
" Ya sama sama," kata Wandi Melihat Vira dan Ara keluar dari warung makan. Keduanya pun langsung menuju motor Ara. Dan pergi menghilang di kejauhan.
" Cantik cantik kan nak , boleh tuh dipilih. Buat di jadi kan istri," kata ibu si pemilik warung berbisik.
" Hehehe...ibu bisa saja, mereka itu masih sangat muda bu," jawab Wandi pelan. Sembari melahap makanannya dengan tenang.
" Kalo cuma selisih 7-8 tahun itu mah biasa nak. Lagi pula pasti mereka ngak akan menolak. Punya suami mapan sudah tampan dan punya segalanya," kata ibu pemilik warung itu tersenyum.
" Ibu bisa saja, tapi kelihatannya mereka itu gadis polos," kata Wandi.
" Sebab itu nak, lebih bagus sebelum mereka hancur lembur ketularan yang lain. Zaman sekarang di jakarta ini. Susah nyari orang yang bisa di percaya. Apalagi nyari wanita baik dan polis. Hampir rata rata pada jadi materialistis " bisik ibu pemilik warung .
" Iya juga sih bu, ya kita lihat nanti bu," Kata Wandi yang sedari tertarik melihat Vira yang terlihat cuek tapi kalem.
***********
Sedangkan Vira dan Ara sudah tiba di kampus. Keduanya cepat cepat menuju kelas. Karna 12 menit lagi dosen mereka akan segera masuk kelas.
" Bug... untung belum telat ,"kata Ara menghempaskan pantatnya di kursi. Begitu juga dengan Vira yang duduk di sebelahnya
" Kok kalian bisa bareng datangnya?" kata Aca. Menghampiri kedua temannya itu
" Iyalah, sekarang kita lagi sibuk kerja paruh waktu beb. Lagi nyari duit," kata Ara pelan. Membuat Aca menatap Vira seakan meminta jawaban
" Ya tapi ngak tiap hari kok ca," kata Vira.
" Baguslah, itu lebih baik ketimbang loe pinjam online ," kata Aca. Yang tahu banyak mahasiswa di kampus mereka Bermasalah dengan pinjaman online. Untuk bayar kuliah. Akibat kiriman dari kampung yang suka terlambat datang.
" Shut....!! tuh dosen sudah masuk" kata Ara. Saat seorang pria tua masuk kelas mereka Dan Vira pun langsung membuka bukunya Untuk menyiapkan buku catatan.
" Hem....nanti kalian berdua ikut gue ke kantin ya," kata Aca menyenggol Vira
" Hah mau ngapain?" jawab Vira Lalu kelas pun mulai hening Saat mata kuliah di mulai.
" Makanlah" bisik Aca.
" Ok ," kata Ara tersenyum.
************
Seminggu kemudian sesuai janjinya Vira dan Ara. Pergi ke rumah pria pengusaha yang tempo hari datang kerumah ramal mereka. Dua hari sebelumnya Ara dan Vira sibuk menyiapkan segala sesuatunya. Untuk menyiapkan pengusiran roh jahat di rumah pria paruh baya itu.
" Huh...apa loe benar benar bisa mengusir hantu itu Vir. Bagaimana kalo nanti hantu nya ngak mau pergi dari rumah itu. Dan malah balik menyerang kita,"kata Ara.
" Entah lah , aku sudah mencoba minta leluhurku untuk menolong kita. Agar aku bisa membantu bapak itu."
" Apa itu benaran bisa, yakin loe?" kata Ara ragu ragu. Takut ia akan melihat hantu lagi. Dirumah pria itu.
" Ya semoga saja bisa," kata Vira menghela nafasnya. Saat mereka sudah tiba di rumah besar, yang terlihat cukup tua. Dan tak lama pria itu menemui keduanya. Keluar pagar menyambut Vira dan Ara datang.
" Kok sepi pak, apa bapak tinggal sendiri?" tanya Ara.
" Mereka sedang ke rumah orang tua istri saya. Karna mertua saya sakit. Setelah pulang dari sini dua hari yang lalu.,"jelas pria itu jujur.
" Waduh hantunya galak dong!!" kata Ara bergumam.
" Ish apaan sih ra," kata Vira speechless mendengar ucapan Ara.
" Emang manusia doang yang galak Vir, hantu juga. Ya kan pak? Mereka juga bisa marah marah dan bikin orang kesurupan," kata Ara. Sambil menenteng plastik berisi daun bidara dan kelor. Yang sengaja mereka bawa untuk mengusir hantu.
" Iya kali, mari mba kita masuk" kata pria itu. Sembari membawa kedua gadis itu masuk keruang tamu.
" Ya sudah silahkan duduk dulu mba. Nama bapak Agus Murti. Rumah ini sudah lama saya beli dari seorang teman. Rumah ini memang di jual murah dulunya. Karna dulu pemiliknya pindah ke Amerika. Saat tragedi kerusuhan di tahun 98 . Dulu rumah ini sempat di jarah para warga. Dan anak gadis nya di perkosa. Karena mereka keturunan tionghoa," kata pak Agus mulai bercerita. Tentang sejarah rumah mereka. Yang akhir akhir ini. Sering terjadi hal hal aneh dan mengerikan.
" Ih kenapa bapak baru bilang sekarang !!, pasti itu arwah hantu putri pemilik rumah ini," kata Ara bergidik ngeri.
Sedangkan Vira hanya diam Sambil melihat sekeliling rumah pak Agus. Sampai matanya melihat penampakan seorang gadis cantik. Yang berdiri tegak di dekat sebuah kamar. Menatap mereka penuh mata awas.
Deg.......
Sepiii beberapa hari ga up