Bau bangkai menyengat selalu datang setiap mau maghrib sampai nanti menjelang isya, Kadang bayangan merah juga melintasi jendela. Lita terpaksa menyewa tempat yang paling ujung karena harga nya yang murah dan ukuran rumah ini lumayan besar, Namun rasa takut Lita berkurang ketika ada seorang pria bernama Sam juga menghuni rumah ini di bagian atas.
Yang membuat Lita merasa aneh, Sam datang nya selalu sore setiap mau maghrib.
Siapa Sam sebenar nya?
Kenapa Sam mau tinggal bersama Lita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Bodyguard tampan
Lukas keluar dari kamar nya jam tujuh pagi, Dia masuk sif pagi. Kerja menjadi bodyguard di tumah keluarga Alexander, Pulang nya nanti sekitar jam empat sore. Wajah nya yang tampan membuat banyak gadis yang mengincar nya, Apa lagi kost Bu Melati bila di pagi hari begini memang sangat ramai karena mereka akan memulai aktivitas nya masing masing, Ada yang mau berangkat kerja seperti Lukas. Ada juga yang mau kuliah, Pokok nya mereka semua mulai keluar dari kamar kost pagi begini. Orang seramai ini bisa hilang lenyap bila di malam hari karena sangking takut nya mau keluar, Jumlah kamar milik Bu Melati ini sekitar lima puluhan.
Semua nya di bentuk seperti bangunan apartement, Namun sudah sangat lusuh karena memang sudah sangat tua. Lukas hanya menegur yang memang sudah sangat akrab, Lain nya hanya tersenyum saja sebagai tanda keramahan nya sesama anak kost. Kalau untuk para wanita yang ada di kost depan, Lukas hanya tersenyum sambil mengangguk. Padahal banyak yang mengincar nya karena Lukas sangat tampan dan terlihat macho bila sudah memakai setelan jas bodyguard nya, Sedikit pun Lukas tidak pernah menanggapi panggilan para gadis yang berusaha menggoda nya. Dulu dia pernah menyukai gadis di kampung nya, Namun gadis itu memilih pria lain. Untuk sekarang, Lukas tak ingin mengurus masalah cinta dulu.
"Mas Lukas mau kerja ya?" Sapa gadis berpakaian agak terbuka.
"Iya." Lukas hanya menjawab sepatah tanpa melihat siapa yang bertanya.
"Ayo bareng aku, Numpang sampai sana boleh?" Gadis itu mengajak bareng tapi menggunakan motor Lukas.
Membayangkan di bonceng pria tampan yang sangat kalem ini, Membuat Diva girang bukan main. Namun harapan nya itu tak mungkin terkabul, Lukas punya seribu cara untuk menolak nya. Bukan hanya Diva saja yang pernah di tolak oleh Lukas, Sudah banyak gadis yang mencoba untuk mendekati nya. Namun satu pun tidak ada yang berhasil, Semua nya hanya bisa menelan rasa malu karena di tolak.
"Saya nanti mau jemput teman, Mbak. Maaf ya saya tidak bisa bareng." Tolak Lukas.
"Oh, Ya sudah." Diva menelan rasa kecewa nya.
Lukas memakai helm dan segera menghidup kan motor nya yang sama gagah dengan diri nya, Diva hanya bisa memandang punggung yang kian menjauh. Terlihat sangat kokoh dan lebar, Mungkin rasa nya sangat nyaman bila bersandar di sana sambil ngobrol bareng dengan sang pemilik punggung.
"Kasihan deh, Pagi pagi udah di tolak." Ejek Andrea.
"Ya enggak masalah, Asal kan tetap usaha." Sahut Diva.
"Gila memang manusia satu itu, Cewek di sini banyak banget dan dia sama sekali tidak ada melirik." Andrea berdecak heran.
"Kan kata nya dia itu santri dulu nya, Maka nya di jaga pandangan." Ujar Diva.
"Udah tahu dia santri, Kok kamu masih saja dekati dia?" Heran Andrea.
"Lah emang kenapa? Emang ada larangan nya." Diva bertanya heran.
"Kan kau kristen dan baju mu saja terbuka begini, Tembok cina pun kalah tebal dengan tembok penghalang kalian." Sengit Andrea.
Diva hanya tertawa mendengar ucapan teman nya, Karena menurut nya apa pun bisa terjadi bila sudah takdir nya dia bersama dengan bodyguard tampan yang gaya nya sangat cool sekali, Cara bicara nya juga sangat tegas.
Ketika mereka sedang ngobrol masalah Lukas, Caca berlari dari rumah ujung dengan wajah yang ketakutan. Andrea sudah menduga bahwa ada sesuatu yang sudah terjadi, Apa lagi Caca juga pernah di ganggu oleh Nenek tua penghuni kamar nya. Mungkin saja mata batin nya jadi terbuka dan dia bisa melihat hantu, Caca duduk di kursi tempat biasa para anak kost kumpul.
"Habis lihat apa kamu?" Andrea mendekati Caca.
"Kayak nya aku bakal pindah, Tidak kuat aku menahan rasa takut ini." Lirih Caca.
"Halah, Ca! Hantu itu cuma halusinasi kamu doang, Enggak ada yang nama nya hantu." Seru Diva yang tak percaya hantu.
"Mulut mu itu, Va! Jangan sampai kau nanti malam pas pulang di lihatin hantu." Sergah Andrea.
"Dih, Hantu nya takut lihat gue." Diva malah berkata demikian dan segera pergi karena sudah jam nya masuk kuliah.
Andrea masih menemani Caca yang tampak pucat, Padahal belum bercerita tapi sudah membuat Andrea cemas dan juga ketakutan. Dengan sabar dia menunggu, Apa yang akan Caca ceritakan.
"Tadi malam kan mati lampu dan aku malah di antar pipis sama hantu, Lalu tadi pagi aku menemukan Lita yang pingan karena kata dia habis melihat sosok dengan wajah hancur." Ujar Caca.
"Kan! Rumah itu memang sangat seram, Lita apa ya kuat di sana terus." Seru Andrea.
"Entah lah, Tadi dia masih termenung karena ketakutan." Sahut Caca.
"Setidak nya dia harus cepat cari teman yang mau menemani nya kost di sana, Sebenar nya kenapa sih kok kost nya Bu Melati ini semua nya suram." Heran Andrea.
Caca diam saja karena dia pun tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang, Dia menuju kamar nya dan bersiap mau kuliah. Akhir bulan dia akan pindah saja dari sini, Tak masalah dapat kost yang agak mahal. Asal kan bisa tenang dan menikmati tidur nya, Ini mau terpejam pun tidak bisa karena ketakutan.
🌺🌺🌺🌺
Lita terdiam di dalam kamar nya dengan perasaan yang sangat gundah, Bayangan hantu dengan wajah hancur seperti meleleh itu terus saja menghantui nya. Bahkan mata hantu itu yang mau copot seolah masih menatap nya, Kepala Lita terasa berat sekali setelah sadar dari pingsan nya.
"Hallo."
"Gimana, Ta? Udah dapat kost ya kamu." Sari bertanya tentang adik nya lewat sambungan telefon.
"Udah, Kak! Tinggal nunggu panggilan kerja saja." Sahut Lita.
"Ya sudah, Semoga cepat keterima lamaran nya." Ujar Sari lega.
"Iya, Aku masukin lamaran juga di super market. Pokok nya yang duluan keterima lah yang ku ambil." Ucap Lita.
"Jangan lupa makan dan jangan tinggal kan sholat ya, Kakak mau masuk kerja juga ini." Sari mengingatkan adik nya.
Sambungan telefon mereka pun terputus karena Sari harus masuk kerja, Lita sebenar nya ingin mengajak Kakak nya tinggal di sini. Namun hanya akan buang uang saja, Toh Sari di kampung juga kerja dan punya rumah. Lita pergi kekota hanya untuk melarikan diri dari perasaan nya saja, Rasa nya tak pantas bila dia harus mengorban Kakak nya juga untuk merantau kesini. Lagi pula dia belum keterima kerja, Lita mulai memikirkan bila nanti dia dapat sif yang pulang nya malam, Pasti akan sangat merinding.