"Kaluna, putri mahkota yang terhukum penggal karena kesalahan dan dosa yang tidak pernah dia lakukan. Fitnah dan kebencian telah menghancurkan hidupnya, tetapi Kaluna tidak akan menyerah. Sebelum ajalnya tiba, dia berdoa kepada dewa untuk diberikan kesempatan kedua. Dia berjanji untuk tidak menjadi putri mahkota lagi, tetapi untuk membalas dendam kepada mereka yang telah menghancurkan hidupnya.
Apakah Kaluna akan berhasil kembali ke masa lalu dan membalas dendamnya? Ataukah dia akan terjebak dalam lingkaran kebencian dan dendam yang tidak pernah berakhir? Ikuti perjalanan Kaluna dalam cerita ini, dan temukan jawabannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Kembali
Suara kuda berlarian dan beriringan memecahkan kesunyian di jalan yang menuju ke ibukota. Debu-debu di jalan pun terangkat oleh langkah-langkah kuda yang kuat dan cepat. Pasukan kuda yang terdiri dari prajurit-prajurit yang gagah dan berani kembali ke ibukota setelah berhasil memenangkan perang yang berlangsung selama satu bulan.
Di depan pasukan, terdapat seorang pemimpin yang gagah dan berani, bernama Grand Duke Muda Damian of Winterbourne. Dia adalah Grand Duke Muda yang telah memimpin pasukan untuk memenangkan perang melawan musuh. Wajahnya yang tampan dan kuat, serta matanya yang tajam dan berani, membuatnya menjadi sosok yang sangat dihormati oleh pasukannya.
Pasukan kuda terus berlarian dan beriringan, menuju ke ibukota yang telah menunggu kedatangan mereka. Di sepanjang jalan, masyarakat setempat keluar dari rumah-rumah mereka untuk menyambut pasukan kuda yang kembali dengan kemenangan. Mereka semua bersorak-sorak dan mengibarkan bendera-bendera untuk menyambut pasukan kuda.
Grand Duke Muda Damian dan pasukannya merasa sangat bangga dan gembira karena telah berhasil memenangkan perang dan kembali ke ibukota dengan kemenangan. Setelah beberapa jam berlalu, pasukan kuda akhirnya tiba di ibukota. Mereka disambut oleh Raja dan Ratu yang telah menunggu kedatangan mereka, serta para bangsawan dan menteri.
Grand Duke Muda Damian memberi penghormatan kepada Raja dan Ratu dengan sopan dan hormat. Dia berdiri tegak dan bangga, dengan senyum yang lebar dan mata yang berbinar, menunjukkan rasa bangga dan hormatnya kepada penguasa kerajaan. Raja dan Ratu tersenyum dan mengangguk, menunjukkan rasa bangga dan puas mereka. Para bangsawan dan menteri juga memberikan tepuk tangan dan sorak-sorak yang keras, menunjukkan rasa gembira dan hormat mereka kepada Grand Duke Muda Damian.
Saat ini, Grand Duke Muda Damian tidak sengaja melihat seorang lady yang berdiri di antara keluarganya. Dia adalah Lady Kaluna of Blackwood, adik dari Lord Kaiden of Blackwood yang ikut berperang bersama mereka. Grand Duke Muda Damian merasa sedikit kesal karena Lady Kaluna tidak menatapnya lagi, tapi dia juga merasa penasaran tentang siapa Lady Kaluna sebenarnya dan mengapa dia tidak menatapnya lagi.
Grand Duke Muda Damian tidak bisa tidak memikirkan tentang Lady Kaluna. Dia merasa penasaran tentang siapa Lady Kaluna sebenarnya dan mengapa dia tidak menatapnya lagi. Dia juga merasa sedikit kesal karena Lady Kaluna tidak menatapnya lagi, tapi dia juga merasa ingin tahu lebih banyak tentang Lady Kaluna.
Saat itu, Raja dan Ratu meminta Grand Duke Muda Damian untuk mendekati mereka. "Grand Duke Muda Damian, kami sangat bangga dengan kemenanganmu dalam perang," kata Raja. "Kami ingin memberikanmu penghargaan yang layak untuk kemenanganmu."
Grand Duke Muda Damian berlutut dan menundukkan kepala sebagai tanda hormat. "Terima kasih, Yang Mulia," katanya. "Saya hanya melakukan kewajiban saya sebagai seorang prajurit dan pemimpin."
Raja dan Ratu tersenyum dan mengangguk. "Kami juga ingin memberikanmu hadiah yang spesial," kata Ratu. "Kami ingin memberikanmu kesempatan untuk memilih pasangan hidupmu sendiri."
Grand Duke Muda Damian terkejut mendengar hal tersebut. Dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan memiliki kesempatan untuk memilih pasangan hidupnya sendiri. Dia juga tidak pernah berpikir bahwa dia akan jatuh cinta dengan seseorang seperti Lady Kaluna.
Saat itu, Lady Kaluna melihat Grand Duke Muda Damian dari jauh. Dia merasa sedikit kesal karena Grand Duke Muda Damian tidak menatapnya lagi, tapi dia juga merasa ingin tahu lebih banyak tentang Grand Duke Muda Damian.
"Siapa Grand Duke Muda Damian sebenarnya?" tanya Lady Kaluna kepada kakaknya, Lord Kyrien of Blackwood.
"Grand Duke Muda Damian adalah seorang pemimpin yang sangat berani dan bijaksana," jawab Lord Kyrien of Blackwood. "Dia adalah salah satu orang yang paling berpengaruh di kerajaan ini."
Lady Kaluna mengangguk mengerti dan tanpa sadar memikirkan tentang Grand Duke Muda Damian. Dia merasa ingin tahu lebih banyak tentang Grand Duke Muda Damian dan apa yang membuatnya menjadi seorang pemimpin yang sangat berani dan bijaksana.
"Apa yang aku pikirkan sih lebih baik tidak memikirkan hal tidak penting lagi," ucap Lady Kaluna dalam hati sambil mengeleng untuk menghilangkan pikiran anehnya.
"Kamu kenapa, adek?" tanya Lord Kyrien menatap adiknya dengan aneh.
Lady Kaluna hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, kakak. Aku hanya sedikit lelah saja."
Lord Kyrien mengangguk dan memeluk adiknya. "Baiklah, adek. Aku akan selalu ada untukmu."
Sementara itu, Grand Duke Muda Damian masih memikirkan tentang Lady Kaluna. Dia merasa penasaran tentang siapa Lady Kaluna sebenarnya dan mengapa dia tidak menatapnya lagi. Dia juga merasa sedikit kesal karena Lady Kaluna tidak menatapnya lagi, tapi dia juga merasa ingin tahu lebih banyak tentang Lady Kaluna.
Pesta ulang tahun istana berlangsung dengan meriah di istana. Tamu-tamu undangan dari seluruh kerajaan hadir untuk merayakan hari spesial ini. Grand Duke Muda Damian duduk bersama rekannya, Lord Kaiden of Blackwood, di meja utama.
Namun, mata Grand Duke Muda Damian tidak bisa tidak mengawasi seorang wanita cantik yang berdiri di seberang ruangan. Wanita itu adalah Lady Kaluna of Blackwood, adik dari Lord Kaiden. Grand Duke Muda Damian merasa penasaran tentang Lady Kaluna dan mengapa dia tidak menatapnya lagi.
Lady Kaluna tampak cantik dengan gaun merah mewah yang dipadukan dengan perhiasan emas. Rambutnya yang panjang dan hitam tergerai di belakangnya, membuatnya tampak seperti seorang putri dongeng.
Grand Duke Muda Damian tidak bisa tidak merasa tertarik pada Lady Kaluna. Dia merasa ingin tahu lebih banyak tentang wanita cantik itu dan apa yang membuatnya menjadi begitu spesial.
Sementara itu, Lord Kaiden memperhatikan bahwa Grand Duke Muda Damian terus-menerus mengawasi adiknya. Dia tersenyum dan memukul bahu Grand Duke Muda Damian.
"Kamu terus-menerus mengawasi adikku, Damian," kata Lord Kaiden dengan tersenyum. "Apakah kamu memiliki perasaan yang spesial untuknya?"
Grand Duke Muda Damian merasa sedikit tersentuh oleh pertanyaan Lord Kaiden. Dia tidak ingin mengakui bahwa dia memiliki perasaan yang spesial untuk Lady Kaluna.
"Tidak, Kaiden," jawab Grand Duke Muda Damian dengan tersenyum. "Aku hanya ingin memastikan bahwa adikmu baik-baik saja."
Lord Kaiden tersenyum dan mengangguk. "Baiklah, Damian. Aku percaya kamu."
Namun, Grand Duke Muda Damian tidak bisa tidak merasa bahwa Lord Kaiden tidak sepenuhnya percaya padanya. Dia merasa bahwa Lord Kaiden tahu bahwa dia memiliki perasaan yang spesial untuk Lady Kaluna.
Pesta dansa pun di mulai dia bangkit dari duduknya dan mengajak sepupunya atau putri Sophia berdansa di dekat lady Kaluna dansa dengan Kyrien dan lagu pun selesai dan dia segera berganti pasangan dengan lady Kaluna walaupun setelah selesai lagu Kaluna pergi.
"Apakah kamu baik - baik saja lady Kaluna." ucap Damian sambil menatap Kaluna dan membuyarkan lamunannya.
Kaluna terkejut "saya baik - baik saja grand duke muda Damian." ucap Kaluna tersenyum.
"Lady malam ini kamu sangat cantik dan mempesona malam ini." ucap Damian berbisik.
Setelah pembicaraan singkat itu dia malah meninggalkannya di tengah pesta dansa membuat Damian kesal tapi tak ayal dia pergi dari istana untuk pulang kediaman winterbourne yang ada di ibukota.
...****************...
Setelah meninggalkan istana, Grand Duke Muda Damian kembali ke kediaman Winterbourne dengan perasaan yang campur aduk. Dia merasa kesal karena Lady Kaluna meninggalkannya tanpa penjelasan, tapi dia juga merasa penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Saat dia tiba di kediaman Winterbourne, dia langsung menuju ke kamarnya untuk beristirahat. Namun, dia tidak bisa tidur karena pikirannya terus-menerus tentang Lady Kaluna.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Grand Duke Muda Damian kepada dirinya sendiri. "Mengapa Lady Kaluna meninggalkan saya tanpa penjelasan?"
Dia tidak bisa menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya, tapi dia tahu bahwa dia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Keesokan harinya, Grand Duke Muda Damian memutuskan untuk mengunjungi Lord Kaiden untuk mencari informasi tentang Lady Kaluna. Dia berharap bahwa Lord Kaiden bisa memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya.
Saat dia tiba di kediaman Lord Kaiden, dia langsung menuju ke ruang tamu untuk bertemu dengan Lord Kaiden.
"Selamat pagi, Grand Duke Muda Damian," kata Lord Kaiden dengan tersenyum. "Apa yang membawa kamu ke sini hari ini?"
"Aku ingin bertanya tentang Lady Kaluna," jawab Grand Duke Muda Damian. "Aku ingin tahu tentang dia Kaiden."
Lord Kaiden mengangguk dan meminta Grand Duke Muda Damian untuk duduk.
"Apakah kamu menyukai adikku Damian," kata Lord Kaiden. "Ataukah hanya penasaran karena dia mengacuhkanmu kemaren di pesta."
Grand Duke Muda Damian hanya diam tidak mengatakan lebih jelas apakah dia menyukainya ataukan hanya penasaran saja.
"Aku belum tau?" tanya Grand Duke Muda Damian dengan tenang.
Lord Kaiden mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab.
"Keluarga kami sangat menyayanginya dia putri satu - satunya di keluarga kami," kata Lord Kaiden. "Jadi kalau kamu hanya penasaran dengannya lebih baik jauhi adikku aku tidak mau merusak persahabatan kita dan keluarga."
Grand Duke Muda Damian hanya bisa diam sebelum menjawab pertanyaan dari lord Kaiden of blackwood.
"Baiklah kalau kamu tidak ingin membicarakan adikmu tidak masalah bagiku?" tanya Grand Duke Muda Damian dengan tenang.
Lord Kaiden menggelengkan kepala.
"Lebih baik cari wanita lain jangan adikku," kata Lord Kaiden. "Ini permintaan dari seorang kakak yang ingin menjaga adiknya."
Grand Duke Muda Damian mengangguk mengerti dan tidak memaksa Kaiden.
"Terima kasih, Kaiden," kata Grand Duke Muda Damian. "Aku tidak akan menganggu adikmu."
Lord Kaiden tersenyum dan mengangguk.
"Aku percaya kamu, Damian," kata Lord Kaiden. "Kamu adalah orang yang bisa dipercaya."
Grand Duke Muda Damian tersenyum dan berterima kasih kepada Lord Kaiden.
"Aku akan selalu berhati-hati," kata Grand Duke Muda Damian. "Aku tidak akan menyentuhnya."
Lord Kaiden mengangguk dan tersenyum.
"Aku percaya kamu, Damian," kata Lord Kaiden. "Kamu adalah orang yang bisa dipercaya."
Grand Duke Muda Damian hanya tersenyum walaupun ada banyak pertanyaan atau penasaran tentang lady Kaluna tapi untuk saat ini biarkan Kaiden berpikir dia tidak tertarik kepada Kaluna.
...****************...
Grand Duke Muda Damian hanya tersenyum walaupun ada banyak pertanyaan atau penasaran tentang Lady Kaluna. Tapi, untuk saat ini, biarkan Kaiden berpikir dia tidak tertarik kepada Kaluna.
Setelah itu, Grand Duke Muda Damian berpamitan kepada Lord Kaiden dan meninggalkan kediaman Lord Kaiden. Dia kembali ke kediaman Winterbourne dengan perasaan yang masih campur aduk.
Saat dia tiba di kediaman Winterbourne, dia langsung menuju ke kamarnya untuk beristirahat. Namun, dia tidak bisa tidur karena pikirannya terus-menerus tentang Lady Kaluna.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Grand Duke Muda Damian kepada dirinya sendiri. "Mengapa Lady Kaluna meninggalkan saya tanpa penjelasan?"
Dia tidak bisa menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya, tapi dia tahu bahwa dia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Keesokan harinya, Grand Duke Muda Damian memutuskan untuk pergi ke kota atau pasar. Saat dia tiba di kota atau pasar, dia melihat berbagai orang yang berjualan dan berbincang. Walaupun pikirannya masih berkelana tentang Lady Kaluna.
Setelah beberapa jam mencari, Grand Duke Muda Damian menemukan sebuah tempat yang membuatnya tidak gusar sejak kemarin. Dia mulai mendekat untuk melihat jelas apa yang membuatnya menarik di sana.
Tanpa sengaja, dia melihat Lady Kaluna bersama pelayannya. Sebelum mendekatinya, dia melihat sekitar apakah kedua kakak Kaluna sedang bersamanya atau tidak. Ternyata mereka hanya berdua, membuat Damian memutuskan mendekat.
Grand Duke Muda Damian mendekati Lady Kaluna dengan hati-hati, tidak ingin mengganggu atau membuatnya merasa tidak nyaman. Saat dia mendekati, Lady Kaluna melihatnya dan terkejut.
"Grand Duke Muda Damian!" kata Lady Kaluna dengan terkejut. "Apa yang membawa kamu ke sini?"
Grand Duke Muda Damian tersenyum dan mengangguk.
"Aku hanya sedang berjalan-jalan di kota," kata Grand Duke Muda Damian dengan santai. "Aku tidak sengaja melihat kamu di sini."
Lady Kaluna tersenyum dan mengangguk.
"Aku juga sedang berbelanja," kata Lady Kaluna. "Aku membutuhkan beberapa barang untuk keperluan sehari-hari."
Grand Duke Muda Damian mengangguk dan meminta Lady Kaluna untuk memperkenalkan pelayannya.
"Siapa yang bersamamu?" tanya Grand Duke Muda Damian dengan sopan.
Lady Kaluna tersenyum dan memperkenalkan pelayannya.
"Ini adalah Rina, pelayanku," kata Lady Kaluna. "Rina, ini adalah Grand Duke Muda Damian."
Rina mengangguk dan menyapa Grand Duke Muda Damian.
"Selamat pagi, Grand Duke Muda Damian," kata Rina dengan sopan.
Grand Duke Muda Damian tersenyum dan menyapa Rina.
"Selamat pagi, Rina," kata Grand Duke Muda Damian. "Senang bertemu denganmu."
Lady Kaluna tersenyum dan meminta Grand Duke Muda Damian untuk bergabung dengan mereka.
"Apakah kamu ingin bergabung dengan kami?" tanya Lady Kaluna. "Kami sedang berbelanja dan bisa menggunakan teman baru."
Grand Duke Muda Damian tersenyum dan menerima tawaran Lady Kaluna.
"Terima kasih, Lady Kaluna," kata Grand Duke Muda Damian. "Aku senang bergabung dengan kalian."
Dan begitulah, Grand Duke Muda Damian bergabung dengan Lady Kaluna dan Rina, dan mereka berbelanja bersama-sama di kota.
Setelah membeli barang-barang yang dibutuhkan, Lady Kaluna berpamitan untuk pulang. Grand Duke Muda Damian langsung menawarkan diri untuk mengantarnya kembali.
"Apakah aku bisa mengantarmu kembali, Lady Kaluna?" tanya Grand Duke Muda Damian dengan sopan.
Lady Kaluna tersenyum dan menerima tawaran Grand Duke Muda Damian.
"Terima kasih, Grand Duke Muda Damian," kata Lady Kaluna. "Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu."
Mereka berdua kemudian berjalan bersama-sama, dengan Rina mengikuti di belakang. Saat mereka berjalan, Grand Duke Muda Damian tidak bisa tidak memperhatikan kecantikan Lady Kaluna. Dia merasa bahwa dia semakin tertarik padanya.
Namun, saat mereka berjalan, tiba-tiba ada beberapa orang yang mencegat mereka. Mereka terlihat seperti penjahat dan memiliki niat yang tidak baik.
"Hentikan langkahmu, Lady Kaluna!" kata salah satu penjahat tersebut. "Kami telah menunggumu."
Grand Duke Muda Damian langsung melindungi Lady Kaluna dan siap untuk bertarung.
"Aku tidak akan membiarkan kamu menyentuhnya!" kata Grand Duke Muda Damian dengan teguh.
Penjahat-penjahat tersebut langsung menyerang, tapi Grand Duke Muda Damian siap untuk menghadapi mereka. Dia menggunakan kemampuan bertarungnya untuk melawan penjahat-penjahat tersebut.
Lady Kaluna terkejut dan takut, tapi dia juga merasa terima kasih atas perlindungan Grand Duke Muda Damian.
"Terima kasih, Grand Duke Muda Damian!" kata Lady Kaluna. "Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu!"
Grand Duke Muda Damian tersenyum dan melanjutkan pertarungan.
"Aku akan melindungimu, Lady Kaluna!" kata Grand Duke Muda Damian. "Aku tidak akan membiarkan kamu terluka!"
...To Be Continued...
Note:
Terimakasih telah membaca jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 Terimakasih