THE GREAT TEACHER COMES

Setelah dua hari Xiang Li merawat tuan Kang dan Ai Mei, kini tubuh mereka sudah pulih sepenuhnya. Bahkan mereka sudah bisa merasakan energi langit dan bumi yang ada di sekitar mereka, meski tidak begitu kuat.

"Nona Hua, saya benar-benar berterima kasih atas bantuan anda. Jika anda tidak datang, Ai Mei pasti sudah di bawa oleh orang-orang menteri Hong itu," tuan Kang menangis sedih karena tidak bisa melindungi putrinya.

"Tuan Kang, kau tidak perlu berterima kasih seperti itu padaku. Saat ini kabar menteri Hong yang telah melakukan kejahatan padamu dan Ai Mei pasti telah menyebar di ibukota, dan tak lama lagi mungkin akan ada lebih banyak penjahat yang datang atas perintahnya,"

"Anda benar, jika seperti itu tolong nona Hua bawalah Ai Mei pergi dari sini, saya....saya akan menghadapi mereka!"

Xiang Li tersenyum mendengar ucapan tuan Kang, "Tuan Kang, jika seperti itu bukankah Ai Mei akan kehilangan seorang ayah?"

Tuan Kang terdiam, perkataan Xiang Li memang benar. Terlebih saat ini hanya dia yang dimiliki oleh Ai Mei. Namun jika Ai Mei tidak pergi, maka kehidupan putrinya itu akan terancam.

Melihat tuan Kang terdiam dengan raut wajah yang khawatir dan bingung, Xiang Li memberi saran agar mereka ikut bersama dengannya ke suatu tempat.

"Tetapi bukankah kami hanya akan membuat nona Hua terbebani? Kami tidak mempunyai dasar kultivasi, bahkan jika bukan karena bantuan nona Hua, kami tidak akan pernah bisa merasakan energi langit dan bumi yang ada di sini," tuan Kang menatap Xiang Li dengan ragu.

"Jangan khawatir, aku bisa menangani apa yang akan kita temui di dalam hutan nanti. Setidaknya orang-orang menteri Hong itu tidak akan mendapati kita di sini lagi nanti,"

Tuan Kang menatap putrinya yang tengah menikmati makanannya, "Baiklah nona Hua, kami akan mengikuti apa yang anda katakan,"

Xiang Li mengangguk, "Kalau begitu kita akan berangkat dua hari lagi,"

"Baik,"

Rencana untuk pergi dari hutan itu sudah pasti, karena demi menghindar dari orang-orang menteri Hong, tuan Kang juga melakukannya demi melindungi putrinya, Ai Mei.

...----------------...

Di salah satu perguruan besar, seorang master tengah duduk di depan para tetua perguruan.

"Kali ini perebutan kolam sutra yang diadakan setiap 10 tahun sekali akan diikuti setidaknya oleh 500 murid tahap pertama dan kedua, dan masing-masing dari mereka akan memiliki kesempatan dua kali untuk bisa merebut tempat untuk mereka berkultivasi," ucap salah seorang tetua dari kelas Pedang cahaya.

"Benar master, dan juga kali ini kami sepakat akan memberi tambahan 2 rintangan kepada para murid, agar mereka lebih berusaha dalam mendapatkan kolam sutra itu," ucap tetua lainnya.

Sang master diam, sebenarnya dia tidak begitu fokus pada perebutan kolam sutra yang diadakan oleh perguruannya itu. Sebab pikirannya terganggu akan sebuah aura yang begitu familiar yang dia rasakan tadi malam.

Melihat sang master diam membuat para tetua saling bertanya satu sama lain dengan bingung.

"Master Shu, apakah anda keberatan dengan rencana yang telah kami katakan tadi?" ucap tetua pedang cahaya yang berhasil membuat sang master menatapnya.

"Kalian bisa mengatur semuanya, aku akan menilai perebutan kolam sutra kali ini!" sang master akhirnya berbicara.

Mendengar keputusan itu, semua tetua pun pergi setelah memberi hormat kepada master perguruan mereka.

Shu Liang Ma, dia adalah seorang master dengan tingakatan kultivasi alam kekuatan dewa tahap kedua. Pemilik perguruan Xian Zhao yang telah berusia lebih dari 50 tahun, dan memiliki lebih dari 6000 murid hebat yang tersebar di daratan Chao.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa aku merasakan lagi aura guru tadi malam? Sudah lebih dari 30 tahun aku mencari keberadaan guru, tetapi tidak pernah ada hasilnya!"

Ya, setelah hilangnya guru Shu Liang Ma 100 tahun yang lalu. Dia, kakak dan adik seperguruannya selalu mencari keberadaan guru mereka. Karena saat menghilang, aura yang tertinggal dari guru mereka begitu kental, jadi mereka yakin jika guru mereka pergi tanpa berpamitan kepada para muridnya setelah berhasil menerobos alam tertinggi di dunia kultivasi sata itu.

"Aku harus menemui kakak seperguruan lalu mencari aura itu dengannya, aku yakin sekali dengan aura yang aku rasakan tadi malam, guru berada tidak jauh dari sini!" ucap Shu Liang Ma seraya berjalan dengan cepat keluar dari aula.