NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Setelah lelah bekerja seharian, Zea menjatuhkan tubuhnya di atas kasur dan menatap ke arah jendela kamarnya. Pikirannya melayang jauh, merindukan sosok Ibu Ning dan Citra yang kini tinggal jauh darinya.

Ingin menelepon mereka, namun sayang ponselnya tak ada bersamanya. Zea hanya bisa pasrah dan meneteskan air mata.

Di tempat yang jauh, kehidupan Ibu Ning dan Citra telah berubah drastis. Hutang-hutang mereka kini sudah lunas, dan rumah mereka tengah direnovasi agar lebih layak huni. Namun, perubahan ini tidak lepas dari cibiran tetangga yang menyakiti hati mereka.

Para tetangga mengatakan bahwa Ibu Ning telah menjual Zea kepada pria hidung belang demi melunasi hutang mereka.

Gosip tersebut menyebar cepat dan membuat Ibu Ning serta Citra merasa tertekan. Mereka berusaha tegar meskipun hati mereka terluka mendalam, berharap suatu hari nanti kebenaran akan terungkap dan Zea dapat kembali bersama mereka.

Ibu Ning duduk di teras rumah sambil menatap rumah yang sedang dalam proses pembangunan di seberang jalan. Wajahnya tampak muram, mengingat betapa banyak pengorbanan yang telah dilakukan oleh putrinya, Zea, untuk mencapai titik ini.

"Nak, Zea lagi apa ya?" tanya Ibu Ning dengan suara lirih dan tatapan sedihnya.

"Pasti lagi jadi tuan putri di sana buk?" Jawab Citra, kakak Zea, dengan wajah sedih juga.

Keduanya menghela napas panjang, merasa berat untuk melepaskan Zea demi kebahagiaan keluarga mereka.

Ibu Ning dan citra saling bertatapan, mengharap suatu saat nanti bisa bertemu dengan zea.

**

Sementara itu, di sebuah rumah megah, Leon baru saja pulang dari pekerjaannya. Ia melihat Zea yang sedang berdiri di balkon kamarnya sambil menatap langit yang mulai redup. Ada aura kesedihan yang menyelimuti gadis itu.

"Hey, kau!" seru Leon sambil berjalan mendekati Zea.

Zea tidak bergeming, karena Leon tidak menyebutkan namanya. Dengan langkah pasti, Leon berdiri di samping Zea, menatapnya dengan ekspresi bingung dan khawatir.

Zea hanya diam, tetap menatap langit, mencoba menemukan ketenangan dalam kegelapan yang mulai menyelimuti mereka.

"Tuli ya kamu !" Lantang Leon

Zea menatap sinis wajah Leon yang ada di sampingnya, matanya menyala-nyala penuh amarah. "Aku punya nama, bukan 'woy'!" ucap Zea dengan nada tegas.

Leon tertawa sinis, mengejek Zea dengan nada mengejek. "Dasar perempuan miskin! Kamu fikir dengan aku menikahimu, kamu bisa jadi seorang istri pada umumnya yang dimanjakan oleh suaminya? Jangan harap kamu!"

"Oo gitu ya!" Zea menyahut sinis, tak mau kalah dalam pertengkaran ini. "Kalau begitu kenapa kamu tidak mengembalikan aku ke ibuku? Kan kamu sudah mendapatkan apa yang kamu mau?"

Leon menatap Zea dengan tatapan marah, seolah-olah ia ingin melahapnya. Sebelumnya tidak pernah ada perempuan yang berani melawannya seperti ini.

Geram, Leon menerkam pipi Zea dengan tangannya, mencoba menakut-nakuti istrinya yang sedang memberontak.

Namun, Zea tidak menunjukkan rasa takut. Ia tetap berani melawan, menunjukkan bahwa ia tidak akan begitu saja tunduk pada kehendak suaminya yang kejam.

"Jangan kamu perempuan bodoh ! Aku sudah membayar kamu ! Jadi kamu harus nurut kepadaku ! Apa kamu mau melihat ibu dan kakak kamu itu hidup sengsara !" Ancam Leon

Zea merasa jengah dengan sikap Leon yang begitu arogan dan angkuh. Ia menatap tajam pria itu yang telah menikahinya hanya karena nafsu sesaat.

Dalam hati, Zea mengutuk nasibnya yang tak beruntung dan mencoba mengingat pesan bibiknya tentang kesabaran.

"Benar apa kata bibik, aku harus banyak bersabar," gumam Zea dalam hati.

Leon, yang merasa diperhatikan oleh Zea, balas menatap tajam wanita itu. Ia melepaskan cengkramannya di kedua pipi Zea, membuat pipi putih mulus itu berubah merah.

Dengan kasar, Leon langsung menerkam Zea diatas kasur, ia yang hanya bisa menangisi takdir hidupnya yang pahit.

"Mandi sana, buatkan aku makan malam yang lezat seperti tadi pagi," perintah Leon dengan nada tinggi.

Zea meringis kesakitan karena tindakan kasar suaminya tadi. Namun, ia tak punya pilihan selain menuruti perintah Leon.

Dengan langkah gontai, Zea pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sementara hatinya meraung pilu menahan sakit dan kepedihan yang tak terkira.

Zea baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah yang masih menetes air. Ia langsung mengambil pakaian lusuhnya yang tergantung di ujung pintu. Tiba-tiba, Leon yang sedang duduk di sofa sambil asyik memainkan ponselnya bersuara keras.

"Jangan kamu pakai pakaian itu!" Lantang Leon, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Mendengar teguran Leon, Zea menoleh ke arahnya dengan wajah kesal, "Kalau aku tidak pakai ini, aku pakai apa?"

Leon meletakkan ponselnya dan berjalan mendekati Zea. Ia mengambil pakaian baru yang baru saja dibelinya tadi, lalu memberikannya pada Zea, "Pakai ini."

Zea merasa bingung dengan sikap Leon yang berubah-ubah. Sebentar tadi ia tampak cuek, namun kini tiba-tiba peduli dengan penampilannya. Namun, sebelum Zea sempat mengutarakan kebingungannya, Leon kembali bersuara.

"Buruan pakai!" Sentak Leon, kali ini pandangannya menatap tajam ke arah Zea.

"Iya," sahut Zea singkat, menunjukkan ketaatan dan kepatuhannya pada Leon. Dalam hati, ia masih merasa bingung mengapa Leon tiba-tiba begitu peduli padanya.

Zea mengenakan gaun yang diberikan oleh Leon. Gaun itu mengekalkan lekuk tubuhnya, membuatnya terlihat anggun dan mempesona. Rambutnya yang panjang dibiarkan terurai, menambah kesan anggun dan menawan.

Sementara itu, Leon yang melihat penampilan Zea merasa kesal dengan dirinya sendiri. Hatinya berdebar lebih kencang daripada biasanya, padahal selama ini setelah kejadian yang menyakitkan itu, dia tidak pernah tertarik dengan perempuan manapun.

Dia selalu mempermainkan perasaan mereka dan mencoba menepis perasaan yang muncul saat melihat Zea.

"Sekarang ikut denganku," seru Leon dengan nada tegas.

Zea terkejut dan menjawab, "Loh, katanya aku di suruh masak buat tuan?"

Leon seketika berdiri dari rebahannya dan dengan cepat jari tengahnya menempel di mulut Zea, menyuruhnya untuk diam. Dalam hati, dia merasa bingung dengan perasaan yang muncul begitu saja ketika melihat Zea.

"Diam, ikutlah!" perintahnya dengan nada tegas namun terlihat berusaha menahan perasaan yang bergejolak dalam dirinya.

"Iya" ucap zea malas memutarkan kedua bola matanya 

Leon berjalan duluan membuka pintu kamar di ikuti zea dari belakang, Leon dan zea menuruni anak tangga. 

Para art di sana menyapa Leon dan zea, penampilan zea membuat para art di sana terpesona. 

Padahal zea belum perawatan ke klinik kecantikan, hanya memakai gaun mewah pemberian Leon, itu saja sudah membuat zea jauh lebih cantik dan menarik.

"Malam ini aku sama zea mau makan diluar" ucap Leon dingin kepada artnya 

"Iya tuan" jawab mereka 

***

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!