Cinta Akan Membawamu Kembali..

Astrid sangat kesal hari ini. Dengan penuh emosi diumpatnya semua orang yang bertemu dengan dirinya. Sesampainya di rumah dibantingnya pintu kamar. Dia tidak mengucapkan salam untuk masuk rumah kepada ibunya yang sedang menjahit baju.

BLAMM!!

"Tidakkah kau ingin berbaik hati dengan pintu kamarmu, Sayang?" ujar ibunya geleng-hlgeleng kepalanya.

"Diamlah, Bu. Aku capek!"bentak Astrid

Bu Ratna mengelus dadanya. Dia melanjutkan menjahit pakaian pesanan tetangganya. Andaikan saja ayahnya Astrid tidak menceraikannya dengan cara yang menyakitkan, pasti Astrid lebih penurut.

Dulu. Pak Dibyo dan Bu Ratna sering cek cok karena Pak Dibyo sering membawa gadis muda ke rumah. Berhari-hari Pak Dibyo mengeraminya hingga Bu Ratna yang tidak tahan kemudian mengajukan gugatan cerai. Perjanjian hak asuh anak memang telah ditetapkan. Demikian juga surat untuk tetap memberikan biaya asuh anak. Namun Pak Dibyo tidak mengindahkannya. Bu Ratna ditinggalkan dengan Astrid kecil tanpa uang sepeserpun. Sementara dia sekarang sakit-sakitan karena bergonta ganti pasangan. Bu Ratna kini harus banting tulang untuk menghidupi dirinya dan anaknya sebagai penjahit baju.

Kepribadian dan wajah Astrid sangat berbeda. Mukanya yang lembut dan imut-imut sangat berbeda dengan sifatnya yang manipulatif dan serakah. Sifat yang khas menurun dari Pak Dibyo.

Di dalam kamarnya yang sempit, Astrid membanting tasnya. Sial!! Hari ini dia dipermalukan oleh Ibu-ibu judes dan satpam Mall. Rangga yang tiba-tiba kebelet itu terus bertingkah berisik dan tidak sadar melenguh. Segera saja pintu WC mall digedor-gedor oleh sejumlah ibu-ibu. Dengan penuh protes akhirnya mereka berdua diamankan di pos Satpam. Rangga yang belum terpuaskan hasratnya malah berteriak-teriak marah. Hal ini menyebabkan mereka tertahan lama di pos Satpam.

Astrid cepat-cepat mengeluarkan pil KB dari tasnya dan ditaruh di tempat tersembunyi. Demikian juga dengan kondom yang selalu ada di tasnya. Kondom itu sudah lama namun tetap dibawa. Rangga tidak suka memakainya.

"Harusnya hari ini Eva bertemu dengan Rangga dan Eva tertarik dengan Rangga. "

Dengan begitu Astrid dan pasangannya bisa hidup enak dan berfoya-foya. Eva memang gadis yang tolol yang terlalu percaya pada muka polos Astrid. Dari penuturan Eva pula Astrid tau apa yang disukai Eva dari pasangannya dan dengan bekal itu pulalah, Rangga berubah dari pemuda pemuja kenikmatan sesaat menjadi pemuda romantis yang selalu penuh perhatian.

Sebelumnya Astrid tidak mau memperkenalkan Rangga pada Eva. Gaya pacaran antara Rangga dan Astrid sudah kebablasan sehingga gadis itu tidak mau menyerahkan kekasihnya. Namun karena mereka berdua punya selera yang sama terhadap barang-barang branded, akhirnya mereka mengambil langkah itu. Mereka mau menggerogoti uang Eva. Dan bagi Rangga, bonus segelnya Eva.

Astrid tidak peduli jika suatu ketika Rangga dan Eva benar-benar jatuh cinta karena dia sudah memegang kartu trufnya Rangga.

Dengan pemikiran licik, diambilnya ponsel di dalam tasnya.

"Va, lagi apa? Jalan yuk.. "

"Lagi ngga semangat ni.. "

"Aku ada teman yang mau kenalan.. "

"Siapa?"

"Ada deh.. "

"Besok aja deh.. Mamaku lagi pengen ngajak jalan-jalan ini. Mana sudah sore, capek... "

"Besok beneran ya.. "

"Iya Bener.. "

"OK, temui aku di Kafe Kaki Tiga. seberang toko Buku. Kamu pasti suka deh.. "

"Sip!"

Sementara di rumah Eva, banyak kejadian yang berubah karena keputusan Eva mengubah beberapa hal. Misalnya soal dia datang sendiri tanpa Astrid di Mall. Kejadian sore ini juga lolos dari perhitungannya karena dulu tidak ada agenda "mengantar mama jalan-jalan" ."