NovelToon NovelToon
11 (Peringatan)

11 (Peringatan)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tasya_putt

Peraturan sekolah yang membuat semua siswa-siswi sekolah merasa takut jika melanggar 1 kesalahan saja. Dimana jika terjadi kesalahan akan terjadinya sesuatu yang membuat dirinya tidak bisa melihat Bumi lagi.

Angka Lahir 11 menjadi tidak tenang karena Hidupnya akan menjadi giliran selanjutnya jika melanggar atau melakukan kesalahan tersebut.

Permainan itu perlahan hancur ketika Datangnya Seorang wanita dari luar negara yang berperan sebagai Siswa Pertukaran Pelajar. Dan mulai mencari cara untuk menggagalkan Permainan tersebut bahkan ingin sekali menghancurkannya.


Real Hasil Karya Author sendiri, Jangan lupa dukung Aku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya_putt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Bukti

Wisna mengutak-atik keyboard sambil melihat layar Laptopnya dengan serius, masalah tersembunyi mengenai sekolahnya ini menurutnya ada kaitannya dengan teror 11 itu, Abram dan Wisna bekerja sama untuk menguak kasus ini.

Sedangkan Yesha mencari bukti di tempat lain, ditambah harus mencari bukti mengenai Yong jin dan Kim Haneul. Pasti dibalik 2 orang itu membuat Yesha semakin penasaran.

" Lo udah ketemu sama penjaga sekolah? Gimana? Katanya setuju gak? " Menoleh ke samping

" Kayaknya semua orang yang bekerja di sekolah itu bersekongkol dengan pihak sekolah. Diibaratkan Itu adalah sebuah amanah " 

" Maksud Lo? " Tidak mengerti apa yang dibicarakan Abram

" Maksud gue, semua yang Bekerja disekolah itu disuruh untuk tutup mulut, jika mereka memberitahukan yang sebenarnya pasti nyawa mereka taruhannya " 

" Gilaa " 

Pada malam hari Abram masuk ke lingkungan sekolah untuk mencari bukti yang berkaitan dengan teror 11 itu, sekarang posisi Abram sedang berada di lantai 3 bertepatan dengan Ruangan yang tidak boleh dimasuki semua siswa disana termasuk semua pihak guru juga, hanya yang diperbolehkan adalah kepala sekolah dan pemilik sekolah tersebut.

Abram menggunakan cara memasukan lubang kunci tersebut menggunakan alat khusus untuk membuka pintu yang terkunci.

Butuh beberapa menit Abram berusaha untuk membuka pintu itu.

Lampu senter milik satpam hampir saja menyorot Abram, untung Saja dengan gerak cepat Abram bersembunyi di ruangan lain agar tidak ketahuan penjaga sekolah.

Keringat di dahinya bercucuran deras, ia panik jika ketahuan penjaga sekolah, pasti dirinya akan dituduh Maling.

Akhirnya penjaga sekolah tersebut, berbelok kekanan dan tidak jadi berbelok kekiri. Bisa saja Abram ketahuan sedang bersembunyi.

Kembali lagi keruangan tersebut, sedikit lagi kunci pintu itu terbuka. Dan....trekk...

Pintu itu terbuka, dengan cepat Abram masuk dan tidak lupa untuk menutup kembali pintu tersebut.

Merogoh tasnya untuk mengambil senter kecil. Ruangan tersebut sangat gelap tidak ada pencahayaan sama sekali yang menyinari Ruangan tersebut.

Sebelum itu Abram mengantisipasi untuk melihat sekitar, ditakutkan ada sejenis cctv di ruangan tersebut, menyorot senternya ke segala arah. Dan Aman tidak ada satupun cctv disini.

Aneh sekali Ruangan sepenting ini tidak ada sistem keamanan seperti Cctv, apa mereka tidak takut ada penjahat yang berani masuk dan membawa barang berharga milik sekolah. Itu tidak penting, sekarang Abram berusaha untuk mencari sesuatu dibalik Rahasia Ruangan ini.

Sudah 10 menit Abram tidak menemukan kejanggalan yang berkaitan dengan Teror itu.

Abram Hampir kewalahan mencari bukti-bukti diruangan tersebut. Pastinya Orang ini tidak sembarangan menyimpan Rahasia di sekolah begitu saja. Pasti ada Ruangan lain yang khusus untuk menyimpan bukti tersebut.

Saat ingin berbalik arah, Abram merasa ada yang menarik perhatian dirinya. Ada sebuah garis tinggi seperti pintu, apakah ini Ruangan tersembunyi?

Ia berusaha mencari tombol atau semacam kunci lain untuk membuka di Dinding ini, tetapi tidak dapat ditemukan juga.

Tidak ada waktu untuk berlama-lama disini, terpaksa Abram harus pergi dari tempat ini. Agar tidak ketahuan oleh penjaga sekolah.

" Terus Lo ada bukti lain gak selain pintu rahasia itu? " Tanya Wisna

" Gue cuman Nemu itu, bahkan diruangan tersebut tidak ada Cctv atau sistem keamanan lainnya, mungkin bukan tempat itu yang kita cari " 

" Mungkin kita juga harus butuh bantuan Yesha, mungkin dia bisa bantu kita " 

" Apa masalah Poto postingan itu sudah selesai? Gimana? " Tanya Abram

" Dia bilang Yong jin dan Kim Haneul dulunya mempunyai hubungan saat SMP dulu "

" Hubungan? Kenapa selama di sekolah mereka kayak gak kenal gitu ya " Abram merasa heran.

" Kim Haneul yang sendiri bilang Yong jin Pernah berselingkuh langsung dihadapannya sendiri, karena hal itulah yang membuat berpura-pura tidak kenal padanya "

" Lo percaya? " 

" Menurut gue sih ada yang janggal dengan ceritanya. Bahkan Yong jin yang mengatakannya sendiri bahwa Haneul adalah mantan pacarnya, bahkan seperti tidak terima kalo Yong jin selingkuh. Aaah gue bingung " mengacak-acak rambutnya karena sedikit stress

" Mending Lo sekarang chatt Yesha semoga dia masih ada waktu buat lihat chatt Lo " suruh Abram

Wisna mengetik sesuatu dibalik pesan tersebut untuk Yesha, mungkin Yesha masih sempat untuk membaca Wisna.

'Sha kayak kita berdua harus saling bantu deh, kita butuh bantuan Lo... Nanti kita bakal bantu masalah Lo itu, Gimana?' isi pesan untuk Yesha

Sudah beberapa menit berlalu masih saja belum ada balasan pesan dari Yesha, Wisna dari tadi menunggu notif dari ponselnya hampir saja kesal.

°°°°

Brakk....

Sudah hancur...

Yesha meneteskan airmatanya, melihat ponsel satu-satunya dirusak oleh Yong jin didepan matanya.

Bahkan file-file penting dan sebagian bukti ada pada ponselnya tersebut, Hampir hilang harapan Yesha sekarang.

" Itulah sekarang yang kau dapat karena telah membohongiku selama ini, kau sama saja seperti Dia " geram Yong jin sambil menunjuk-nunjuk Yesha

Yesha yang tak tahan ikut membuka suara, dan mengeluarkan unek-uneknya yang selama ini ia pendam begitu lama.

" Aku sama seperti dia? Maksud Oppa, Kim Haneul? Aku sama seperti Kim Haneul begitu? Lalu kenapa kau tidak culik sama Dia bukan aku " bentaknya dengan tatapan yang menajam

Yong jin yang merasa mendapat bentakan dari Yesha tidak terima, hanya dirinyalah yang boleh membentak Yesha. Yong jin tidak suka dibentak oleh siapapun bahkan Yesha juga.

" Kau meninggikan suara padaku? " 

" Memangnya kenapa? Kau mau mengusirku? Baiklah aku sekarang juga akan pergi dari rumahmu ini, bahkan aku tidak tahan serumah dengan orang sepertimu " geramnya bahkan airmatanya terus saja mengalir.

Saat ingin menuju lemari pakaian, Yong jin langsung menarik tangan kanan Yesha dengan paksa lalu membantingnya ke Ranjang.

Alangkah terkejutnya Yesha mendapat perlakuan tersebut dari Yong jin.

"apa yang kau lakukan? Ini menyakitkan " sambil memegang pergelangan tangan kanannya

Yong jin perlahan mendekati Yesha sampai wajah mereka berdua bisa dihitung hingga satu jengkal.

Tatapan matanya kini berbeda, ini bukan Yong jin lagi, melainkan Iblis yang merasuki Yong jin.

Yesha sampai susah untuk menelan ludahnya sendiri.

" Kenapa sekarang kau berani sekali membantahku hah? " Suara Deepnya tetapi membuat Yesha merinding

" Kau yang membuatku seperti ini " dengan beraninya Yesha masih bisa menjawab pertanyaan Yong jin, padahal jantungnya sudah berdetak kencang saking merindingnya.

Menunduk kepalanya sedikit dan itupun masih terlihat oleh Mata Yesha bahwa Yong jin kini menyeringai.

Jangan sampai Yong jin hilang kendali seperti sebelumnya. Kumohon Yesha kini sedang ketakutan. Bahkan kedua kakinya terasa lemas.

" Oppa, aku minta maaf... Jika itu menyakiti hatimu... Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi " dengan tatapan nanar

" Sekarang kau sedang memohon padaku? " Menaikkan kedua Alisnya tidak lupa dengan senyuman mematikan

" Aku salah, memang aku tidak mematuhimu.... Aku minta maaf, sekarang aku bahkan tidak menginginkan ponsel itu lagi " terdengar suara Yesha bergetar

Mengelus pipi kanan Yesha dengan lembut, ingin sekali Yesha menghindar. Tetapi apalah daya dengan tatapan mautnya saja membuat Yesha menciut.

" Kau pasti tahukan, jika kau melanggar peraturanku...kau tahu hukumannya apa? "

" Aku tahu " lirihnya sambil menundukkan kepalanya

" Anak baik, jadilah Gadis penurut " mencengkram rahang Yesha dengan kuat lalu melepaskannya dengan kencang. Dan itu membuat Yesha sedikit meringis.

Yong jin menjauh dari Yesha dan keluar dari kamarnya. Dengan kepergiannya pun membuat hati Yesha kini kian melega.

Melihat ponsel miliknya hancur berkeping-keping, padahal itu adalah pemberian dari ayahnya sewaktu hari Ulangtahunnya.

Betapa hancur hatinya melihat kenang-kenangan dari ayahnya hancur didepan mata. Jika Ayahnya pun melihat hal seperti ini, pasti Tidak terima Anaknya menerima perlakuan kasar dari seseorang yang tidak kenal sama sekali.

Saat ingin membersihkan kekacauan dikamarnya, Yesha melihat kearah Ponselnya yang sudah rusak itu lalu ia ambil kembali ke dan mengambil kartu memorinya. Pasti bukti dan File-file penting masih tersimpan didalam kartu memori tersebut.

Mengambil sehelai tisu dan dimasukkan kartu memorinya kedalam Tisu itu dan melipatnya dengan rapat. Lalu Yesha menyimpannya di laci nakas yang paling bawah, pasti akan aman karena laci bawah ini jarang dibuka.

" Mau kau hancurkan kehidupanku sampai hari ini, tetapi aku masih punya tekad untuk menghancurkanmu Yong jin. Bahkan aku tahu kau pasti dibalik dalang tersebut, dengan perlakuan kasarmu ini sangat menggambarkan pasti kau adalah pelakunya " ucapnya dengan mata yang menajam

°°°°

Masih saja menunggu notif di ponselnya tetapi sama aja, ponselnya tidak berbunyi bahkan berdering pun tidak.

Merasa ada yang janggal bahwa Yesha tidak pernah melakukannya seperti ini.

Yesha tipikal yang suka membalas pesan dan menerima telepon. Tetapi kenapa dengan hari ini? Bahkan sudah 1 jam lebih Pesannya masih tidak dibaca sama sekali olehnya.

" Sha, kenapa gue susah banget buat hubungi Elo? " Sambil melihat layar ponselnya.

" Pasti dia sibuk dengan Pacarnya, Lo coba aja besok hubungi Dia " ucap Abram

" Tapi gue ngerasa Yesha kayak lagi gak baik-baik aja " dengan Ekspresi khawatirnya

" Jangan ngomong kayak gitu, kita gak tahu Yesha lagi apa disana, besok juga kita sekolah. Ketemu langsung sama Dia " mengelus punggung Wisna supaya tenang.

1
anggita
ooh, sudah lama banget yah sekolahnya😑.
anggita
dukung like👍+ hadiah tonton iklan☝. semoga lancar jaya novelnya 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!