Ima seorang gadis desa yang datang dari kampung ingin mengubah kehidupan keluarganya. Ia bekerja di sebuah mini market sebagi seorang kasir. Disanalah berkenalan dengan seorang pria yang membuatnya jatuh cinta.
Gayung bersambut cinta Ima berbalas. Laki - laki itu ternyata juga menyukai Ima. Hubungan mereka makin hari makin dekat,hingga laki - laki itu melamar Ami menjadi pendamping hidupnya.
Awal menikah hidup Ima berubah,rasanya begitu bahagia karna mendapatkan suami yang begitu perhatian. Tapi bencana itu datang saat ia sudah mempunyai seorang anak,sikap suaminya mulai dingin. Ada apa gerangan yang terjadi? apalagi Ima pernah memergoki suaminya menelpon seorang perempuan dengan kata - kata yang tidak sepantasnya . Apakah suaminya sudah bermain api di belakangnya? Bagaimana kelanjutan rumah tangga Ima dengan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Ima mengatur nafasnya yang terasa sesak. Kedua matanya sudah ternoda dengan melihat adegan yang tidak sepantasnya di dipertontonkan.
Ia kembali memutar tubuhnya hendak meninggalkan ruangan Bimo. Tapi langkah kakinya terhenti saat suara barito seorang laki - laki memanggil dirinya.
" Eh,anak kampung. Kamu mau kemana?" Ima langsung memutar badannya kembali kearah ruangan Bimo. Nampak Bimo sedang berdiri di pintu.
"Eh pak Bimo." jawab Ima gugup sambil menunduk,ia tidak berani menatap wajah bosnya itu. Bayangan tadi kembali berputar - putar kepalanya.
"Kamu kenapa? Kamu melihat saya tadi? "Selidik Bimo.
"Tidak - tidak,pak. Saya juga baru sampai." kilah Ima dengan terbata - bata.
"Lalu kenapa kamu mau pergi lagi?" tanya Bimo kembali.
"Ooh itu saya mau kekamar mandi dulu ,pak. Kebelet." alasan Ima supaya tidak ditanya macam - macam lagi oleh Bimo.
"Kamu pakai aja kamar mandi didalam." Bimo membuka pintu ruangannya lebar - lebar dan bergeser sedikit memberi jalan Ima.
"Ga usah,pak. Biar saya kekamar mandi karyawan saja." tolak Ima halus.
"Kalau saya bilang disini ya disini. Ini perintah." Bimo melotot kearah Ima membuat Ima makin takut. Dengan terpaksa Ima berpura - pura kekamar mandi, pada hal ia sama sekali tidak kebelet. Itu cuma akal - akalannya saja supaya terhindar dari pertanyaan - pertanyaan dari Bimo.
Di dalam kamar mandi Ima merasa takut terhadap Bimo. Bagaimana jika Bimo berbuat hal - hal yang tidak ia inginkan? Karna takut membuat Bimo semakin marah,Ima bergegas keluar kamar mandi dan langsung menemui bosnya yang angkuh itu.
"Duduk." perintah Bimo dan Ima cuma bisa patuh duduk di depan Bimo.
"Kamu anak baru disini?" tanya Bimo memandang wajah Ima lekat.
"Iya,pak. Baru satu bulan saya bekerja disini." jawab Ima jujur dengan kepala menunduk.
"Ooh. Apakah kamu senang bekerja disini?" tanya Bimo.
"Senang ,pak." jawab Ima dengan perasaan tegang.
"Saya sudah baca CV kamu. Kamu lulusan jurusan sekretaris ya?" kembali Bimo bertanya.
"Iya,pak." jawab Ima cepat.
"Hmm...kebetulan saya juga lagi sedang butuh seorang sekretaris. Apakah kamu mau jadi sekretaris saya?" tanya Bimo.
"Bapak ga lagi bercandakan?" Ima baru mengangkat kepalanya memandang Bimo yang juga tengah melihat pada dirinya. Kedua netra mereka bertemu,ada getar aneh yang Bimo rasakan begitukah dengan Ima.
"Kamu bersedia tidak." ujar Bimo mencoba menepis perasaan aneh yang tiba - tiba datang.
"Bersedia,pak. " jawab Ima dengan mata berbinar.
"Besok kamu sudah mulai bekerja denganku. Ingat ga boleh telat. Kamu harus sampai duluan sebelum aku datang." terang Bimo masih dengan sikap angkuhnya.
" Baik,pak. Bolehkah saya kembali ke kerjaan saya sekarang?" tanya Ima takut - takut.
"Silahkan. Ingat besok kamu sudah disini sebelum aku sampai ." sekali lagi Bimo mengingatkan Ima.
"Baik pak,kalau begitu saya permisi dulu." Ima bergegas meninggalkan ruangan Bimo menuju meja kasir.
"Gimana tadi dengan pak Bimo? tanya Susi saat Ima sudah kembali berdiri di posnya.
"Kamu tau ga,besok aku tidak disini lagi." ujar Ima dengan wajah berbinar.
"Maksud kamu,kamu di pecat pak Bimo?" tanya Susi dengan raut wajah masam.
"Bukan ,begitu Sus. Maksud aku besok aku di suruh pak Bimo untuk jadi sekretarisnya." jawab Ima sambil tersenyum pada Susi.
"Alhamdulillah,selamat ya" ujar Susi ikut bahagia mendengar sahabatnya naik jabatan.