Kagum, SHILLGE

  Saat mereka asik mengobrol tiba-tiba segerombolan santriwan lewat. Tempat latihan nya memang bersebelahan. 

“Liat deh mereka keren kan, seperti apa yang ku katakan”Bisiknya ke telinga Shilla, ia tersenyum menanggapi penuturan Luna. 

Senyuman samar terukir di bibir nya melihat Gege sedang pemanasan bersama teman-teman nya didampingi seorang ustadz. 

“Shill kita mundur yuk biarkan mereka berlatih, apa kamu mau coba juga?”Tanya Ustadzah Zahra. Shilla mengelengkan kepala lalu dibawa ke ndalem lagi. 

Hari semakin sore ia beserta Ibunya pamit pulang. 

“Aku harap kamu terus bahagia walaupun aku tak bisa memiliki mu tak apa. Melihat mu saja sudah cukup membuat ku bahagia”Batinnya dengan ukiran senyum saat-saat mobil nya mulai berjalan dan ia hanya bisa melihat bangunan pesantren dari kaca jendela mobil. 

Utary mengenggam tangan anak nya erat, sesekali mengusap nya pelan. 

3 Tahun Kemudian

“Alhamdulillah akhirnya anak ibu sama Ayah lulus, selamat ya sayang”Ucapnya mengecup kening Shilla. 

“Selamat juga ya sayang nya Ayah”Mengecup kening Shilla. 

Mereka berada di gedung sekolah menyelenggarakan acara kelulusan, Utary dan Juan tersenyum manis kala melihat anaknya berjalan ke panggung mengenakan dress berwarna putih serta mahkota yang melekat dikepala nya. 

“Setelah acara selesai kita akan langsung ke Wonosobo ya Yah  , soalnya ada undangan dari Kyai Azam untuk menghadiri acara kelulusan serta khatam para santri”.

“Boleh Bu”.

“ Eh eh lagi ngomongin apa nih  bu kok gak ngajak-ngajak aku”.

Utary menjelang semua nya walaupun dengan rasa ragu menyanggupi untuk ikut, selama 3 tahun ini ia telah berhasil melupakan sosok Gege dan mulai terbiasa lagi tanpa mengagumi seseorang. 

Tepat acara selesai mereka berangkat ke Wonosobo, semua baju serta keperluan lain sudah Utary siapkan di mobil. Seperti biasa Shilla selalu tertidur dalam mobil. 

“Nak bangun kita makan malam dulu yuk”Ajak Utary sambil membangunkan anaknya perlahan. Shilla mengeliat seraya mengucek kedua matanya. Ia tersenyum manis lalu ikut turun dari mobil setelah merapikan bajunya. 

Setelah makan mereka melanjutkan perjalanan lagi hingga tepat tiba di pondok pesantren pukul 9 malam. Shilla beserta keluarga menginap di salah satu rumah Kyai yang kosong. 3 tahun tidak berkunjung sudah banyak bangunan yang berubah, dia memandangi ke sekeliling selama berjalan menuju rumah inap nya. Shilla membereskan beberapa barang lalu bebersih dan tidur. Ibu serta Ayah nya masih mengobrol dengan pak kyai. 

Keesokan hari nya Shilla bersiap lalu menuju ndalem dengan pakain sudah rapi , ia berjalan sendirian karena Ibu serta Ayah nya sudah kesana terlebih dahulu. Karena ia sendiri akhirnya mampir ke area santriwati ia mencari-cari sosok Luna namun tak disangka ia menyasar ke asrama santriwan. Rasanya malu bercampur aduk ia menutup wajah nya lalu menundukkan kepala meminta maaf berkali-kali kala tak sengaja melihat Santriwan sedang memakai kancing kemeja di lorong asrama. 

Gege yang melihat itu bergegas menutupi Shilla dengan jas nya dan mengantarkan Shilla. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam namun ada rasa nyaman  di hati Shilla. Walaupun berjarak ini sudah membuat nya bahagia, rasa yang mulai memudar kini kembali terasa kuat lagi.Tiba-tiba terdengar notif di handphone nya. Menghentikan langkah nya sejenak yang membuat Gege nyaris menabrak dirinya. 

“Eh eh Ge besok hadir ya kereuni teman SMP ini ada pemberitahuan dari grup. Datang ya bareng aku soalnya aku lupa jalan disini” Seraya nyengir. 

“Boleh tapi mungkin gak bisa bareng nanti kamu sama temen mu yang cewe itu paling kalian ngikut dari belakang atau gak kita kawal. Ayo ke ndalem nanti aku telat mau kelulusan sama kamu dicariin pak Kyai bisa jadi berapa nih. Nanti kita dituduh yang enggak-enggak bahaya untuk reputasi dan beasiswa ku ”Jelasnya.

Shilla menghela nafas panjang “Baiklah pintu seribu kulkas kita lanjutkan jalan” Dengan langkah cepat bahkan Gege kesulitan menyeimbangkan langkah nya. 

“Astaghfirullah nih cewe ya dari dulu gak ada perubahan nya sama sekali, masih aja kaya bocil”Batinnya lalu menyusul Shilla ia harus memastikan jika Shilla tiba ndalem dengan selamat. 

“Assalamu'alaikum”Ujarnya bersamaan. 

”Lohh kok kamu ngos-ngosan gitu kaya lagi ngejar kancil aja”Celetuk pak Kyai sedikit tertawa karena tampilan nya saat ini sudah kaya urakan. 

“Eh Gege kamu kenapa? ”Tanya Shilla tanpa rasa bersalah. 

“ Maaf Pak Kyai ini kancil nya jadi saya harus dandan lagi kan”

“Aku”menunjuk dirinya sendiri. 

“ Eh jas kamu kotor Ge, ganti aja ya masa kamu mau pakai jas kotor gitu  , kebetulan Bibi bawa jas kayaknya pas sama size kamu” Titah nya kala baru tiba di depan teras ndalem. 

Flashback

“Ge tolong bantu antar kan ini ke panggung ya”Kata Ustadz. 

Gege menurut membawa beberapa kursi ke atas namun tak disangka jasnya terkena noda kaki kursi. Seperti noda  tanah karena sebelumnya kursi tersebut diletakkan di tanah sampai kakinya menancap.Saat menyadari ada noda ia mengacak rambut nya frustasi karena acara sudah mepet dan kebetulan beberapa jas nya sudah ia bawa pulang hanya menyisakan 1 ini yang ia pakai. 

Kemudian ia pamit ke asrama berfikir mungkin jika di sikat sedikit akan hilang namun baru saja masuk asrama sudah heboh dan ia melihat orang tak asing bagi nya. Dengan cepat ia berlari lalu menutup penglihatan Shilla dengan jas nya. 

Flasback off

“Owalah pantesan, udah sana nak pakai saja jas nya kalau dicuci sudah gak keburu soalnya acara mau mulai. Gak mungkin kan kamu ke acara lulusan dengan baju ada noda nya ”Sahut Juan. 

 Dengan banyak pertimbangan ia menerima jas tersebut dan langsung berganti pakai diruang ganti panitia karena jaraknya tak terlalu jauh dari ndalem. Gege menghela nafas lalu keluar mencari tempat duduk para santriwan. Acara dimulai dengan beberapa pembukaan dan tanpa di sangka Shilla bersholawat di panggung . Perlahan tapi pasti ada kerutan dipipi samping kanan kiri yang menampakkan senyuman tipis samar. Hanya orang tertentu yang dapat melihat nya tersenyum, Shilla tak sengaja melihat ekspresi Gege membuat nya seperti salah tingkah mencoba mengalihkan pandangan dari Shilla ke tempat lain. 

“Eh si kulkas senyum tuh walaupun nampak dikit aja” Bisik Alvin. 

“Eh iya tumben tuh kulkas senyum” Jawab Riki. 

Kembali fokus dengan acara kini tiba lah saat penyerahan ijazah serta wisuda Qur'an secara bersamaan, Shilla dapat melihat sahabat nya yang lulus dengan nilai terbaik serta mendapatkan penghargaan karena melafalkan hadist serta mampu menyelesaikan kitab dengan waktu yang singkat. Lebih tepatnya Luna sudah mulai menjalani berdakwah dibeberapa tempat. Shilla tersenyum manis lalu saat Luna tiba di bawah panggung ia menyerahkan buket bunga yang terbuat dari pita.