NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Dosen Dingin

Mengejar Cinta Dosen Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:dosen / nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ratu Asmara

Raya naksir dosen baru di kampusnya, dan kebetulan dosen itu juga yang dijodohkan dengannya. Tapi sayang, dia harus memperjuangkan perasaannya, karena suaminya berhati sedingin kutub selatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu Asmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TAKTIK RAYA

"Selamat pagi, Pa, Ma. Aku udah bikinin kalian sarapan, dibantu sama Mbok Jah. Ayo kita sarapan bersama."

Raya menyapa kedua orang tuanya ramah. Sepertinya mood gadis itu memang sedang sangat baik. Danu dan Ningrum saling berpandangan, kemudian mereka menarik kursi makan, dan duduk di sana.

"Pa, mama curiga, nih. Jangan-jangan Raya mendadak bangun pagi, terus bikinin kita sarapan, pasti ada maunya," sindir Ningrum yang sengaja mengatakan itu pada suaminya.

"Benar juga ya, Ma. Biasanya dia bangun paling akhir. Hayo, Raya. Lagi ada rencana apa?" Sekarang giliran Danu yang mencecar Raya.

Gadis itu tersenyum. Dia memang memiliki tujuan khusus, makanya pagi ini Raya sengaja membuat sarapan untuk ayah, dan ibunya. Dia ingin membicarakan tentang perjodohannya dengan Bagas.

"Kayaknya Raya nggak bisa ngelak, nih. Ya udah, deh. Raya ngaku. Raya emang punya tujuan ngajak papa sama mama sarapan bareng. Ini soal perjodohan Raya sama Bagas."

"Raya, panggil Bagas jangan nama aja, dong. Dia lebih tua dari kamu, loh. Panggil dia mas."

Raya tertawa terpingkal-pingkal. Daripada memanggil Bagas dengan embel-embel 'mas', Raya lebih suka memanggilnya dengan kata depan 'ayang'.

"Nanti aja deh, Ma. Aku belum terbiasa. Jadi gini ... aku cuma mau bilang ke kalian kalau aku setuju dengan perjodohan ini. Terus ... aku mau pernikahan aku sama dia dipercepat. Kalau bisa, minggu depan tunangan, terus bulan depan nikah."

Usulan Raya membuat Danu dan Ningrum kembali berpandangan. Mereka tidak percaya Raya bisa sangat bersemangat dijodohkan dengan Bagas. Padahal mereka kira, Raya akan membuat drama untuk membuat perjodohan keduanya batal.

"Kamu yakin, Raya? Kamu bilang seperti ini bukan karena Bagas yang maksa kamu, kan? Padahal kamu nggak akan keberatan kalau kamu minta waktu agak lama supaya bisa lebih mengenal Bagas. Iya kan, Ma?"

"Benar, Pa. Mama juga nggak keberatan, Ray. Kamu masih muda, tidak perlu terlalu terburu-buru begitu. Pikirkan lagi apa yang baru saja kamu putuskan, Nak."

Raya kembali tertawa melihat respon kedua orang tuanya. Mereka berdua tampak terkejut karena dia menyambut gembira perjodohannya dengan Bagas. Untuk tawaran mengulur waktu, tentu saja Raya tidak akan setuju. Dia justru ingin memanfaatkan momen ini untuk segera meresmikan Bagas menjadi miliknya, dan mempermudah langkahnya untuk membuat lelaki itu jatuh cinta.

"Ini papa sama mama kenapa, sih? Kalian mau jodohin Raya sama Bagas, kan? Ya udah, Raya setuju. Raya pengen pernikahan kami dipercepat. Memangnya kalian nggak seneng kalau aku semangat terima perjodohan ini?" Raya bergantian memandangi wajah kedua orang tuanya.

"Jadi ini beneran, kamu mau nikah cepet-cepet sama Bagas? Yakin?" Ningrum memastikan sekali lagi. Dia ingin memastikan kalau apa yang didengarnya tidak salah.

"Mau banget, Ma. Aku serius. Lagian Bagas itu emang seleraku banget. Masih ingat sama laki-laki yang aku bilang gebetan, kan? Nah, laki-laki itu ya Bagas."

Raya mengungkapkan tentang siapa lelaki incarannya.

"Pantesan dia semangat, Ma. Ternyata dia sudah kenal sama Bagas. Ya sudah, kalau itu mau kamu. Nanti papa akan temui om Reza buat bahas kelanjutan dari perjodohan kalian."

"Tunggu, kok bisa kamu kenal Bagas duluan, Ray?" tanya Ningrum penasaran.

"Ih, Mama nggak tau apa, kalau dia itu dosen baru di kampus aku?"

"Oalah, jadi gitu ceritanya? Wah, keren ya si Bagas itu. Sudah ganteng, penampilannya menarik, sopan, pintar lagi, masih muda udah jadi dosen. Mama jadi nggak sabar jadiin dia menantu."

"Makanya, cepetan nikahin aku sama dia."

"Astaga, sabar, Raya. Menikah itu juga butuh proses. Lagian memangnya kamu sudah bicarakan soal ini dengan Bagas?"

"Masalah itu, gampanglah, Pa. Terpenting, papa sama mama cepet bilang sama om Reza supaya pernikahan kami dipercepat."

"Okelah. Nanti papa langsung bilang sama beliau. Kalau kamu emang mau nikah cepet sama Bagas, mulai sekarang kamu harus berubah, Raya. Kamu harus belajar mandiri. Jangan manja. Sebentar lagi kamu bakalan tinggal sama Bagas, bukan sama papa mama lagi."

"Kayaknya nggak bisa deh, Pa. Aku udah ditakdirkan jadi cewek manja. Nanti aku akan buat Bagas bisa manjain aku, supaya aku tetap bisa menjadi si manja abadi," sahut Raya diiringi tawa renyahnya.

"Nggak masalah manja, asal kamu bisa urus suami dengan baik. Pelajari dulu cara mengurus suami yang baik, dan benar. Nikah itu bukan cuma tinggal satu rumah, Raya. Menikah itu justru lebih ke menyetarakan pemikiran dua kepala yang berbeda."

"Siap. Nanti Raya akan pelajari semuanya. Sekarang lebih baik kita sarapan. Nanti nasi gorengnya keburu dingin, nggak enak lagi."

Raya mengingatkan tentang acara inti mereka berkumpul di ruang makan.

"Iya juga. Ya ampun, gara-gara bahas keinginan kamu, papa sampai lupa mau makan nasi goreng buatan putri kesayangan papa."

"Bukan cuma papa, mama juga sayang banget sama kamu, Raya. Mendadak, pas denger keinginan kamu tadi, mama jadi sedih. Akhirnya kamu bakalan keluar dari rumah ini. Mama pasti bakalan kangen sama bawelnya kamu."

"Ih, apaan sih, Ma. Kita kan masih satu kota, jadi kita bisa saling berkunjung."

"Anak mama sudah dewasa, ya? Padahal rasanya baru kemarin mama masih gantiin popok kamu."

"Raya udah dua puluh dua tahun, Ma. Udah, ah ... jangan sedih-sedih."

***

Setelah sarapan selesai, Raya segera kembali ke kamarnya untuk bersiap kuliah. Sebelum itu, tentu saja dia menyempatkan diri untuk mengirimkan pesan pada calon suaminya. Rasanya ada yang kurang kalau dia tidak mengganggu Bagas lewat pesan-pesannya.

"Selamat pagi, Mas Bagas. Sudah bangun?"

Cukup geli, tetapi Raya ingin mencoba panggilan ini pada Bagas. Dia ingin tahu bagaimana reaksi lelaki itu terhadap panggilan barunya.

"Siapa yang mengizinkan kamu memanggil saya dengan sebutan 'mas'? Bisa tidak, sehari saja kamu jangan merusak hari saya?"

Raya spontan tertawa setelah membaca balasan dari Bagas. Dia bisa membayangkan bagaimana ekspresi lelaki itu sekarang. Bagas pasti kesal.

"Sebagai calon istri yang baik, saya akan memanggil Pak Bagas dengan panggilan tersebut. Kata mama, saya harus membiasakan diri memanggil Pak Bagas dengan sebutan Mas Bagas. Bukankah itu tidak terlalu buruk? Kita berdua sudah dijodohkan, jangan lupa, Pak. Jadi ... setiap hari saya akan terus mengirimkan pesan ke bapak."

"Saya sudah bilang ke kamu, beri saya waktu untuk menerima semuanya, Raya. Perjodohan ini bukan yang saya inginkan."

"Pak, Bapak menginginkannya atau tidak, perjodohan kita sudah berjalan. Jadi lebih baik Pak Bagas mulai membuka hati untuk saya. Saya ini tipe wanita setia loh, Pak. Saya pastikan Pak Bagas tidak akan merasakan kecewa setelah memilih saya."

"Astaga, kesabaran saya habis setiap berkirim pesan dengan kamu. Sudahlah, saya harus bersiap sekarang."

"Tunggu, Pak. Saya mau kirim foto saya dulu. Bapak harus menjadi orang pertama yang melihat penampilan saya hari ini."

Raya lalu mengirimkan fotonya. Foto yang kurang lebih sama dengan kemarin, tetapi dengan pakaian yang berbeda.

"Lain kali, jangan mengirim foto kamu lagi. Apalagi pagi-pagi begini. Kamu membuat hari saya buruk."

Ya, buruk. Karena lagi-lagi tubuhnya bereaksi terhadap foto yang dikirimkan oleh Raya. Tubuhnya saja menerima, tetapi entah mengapa Bagas masih tetap kekeuh untuk menolak kehadiran Raya.

1
Tuti Trisnawati
kk kmna aja ko lam sih up nya
Elen Gunarti
lanjut thorrrr 👍👍👍 ,suka bgt certnya up nya tiap HR thor
Widaningsih Wida
knp lama yaa
harwanti unyil
jangan nyesel setelah dia pergi karena orang yg bener" tulus tak akan pernah km temukan lagi
CieDina Kardinah Mbem'z
lama gk up thor...
ari sachio
masyaalloh... bijak baget emaknya....bahagia d damai kali hdp bersmanya...semoga ak kelak bs jd seorg ibu yg baik,penyabar,bijak ,pengwrtian,dan penuh kasih sayang pd anak2nya.aamiin
Rike
lnjut..
CieDina Kardinah Mbem'z
bodoh amat ama bagas..
kinan pantas dpt yg lebih baik darinya😀
ndang gass kinan ...
^_^Ratu^_^: wkwkwkwkk... bahaya kalo bagasnya mau 🤣🤣🤣
total 1 replies
ari sachio
datangin aja thor it malah akn mempermulus jln raya untk minta pisah.
tp klo bagas pintar hrsnya bagas sadar dgn sikap kinan sprti it berarti dia bkn wanita baik2.kesannya kinan itu jalang beneran yg lg kegatelan minta digaruk ama trenggiling thor....
dosen kok kelakuannya minim akhlak balik aj ke tk lajut sekolah mondok 😁😁😁
ari sachio: makacih thor🥰😘💪
^_^Ratu^_^: ngakak banget asli sama komenan kakak ini 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
Rike
eahh..tmbah seru lanjut thourrr
^_^Ratu^_^: makasih kakak 😘😘😘😘😘😘😘
total 1 replies
ari sachio
keren km ray...👍🏽💪💋
ari sachio
ku tebak kinan it pemain....bisa js dia dah jd simpenan om2 cm mgkn dia dah dilepeh atau mgkn dah ketahan istri sah🤭
Widaningsih Wida
bagus seru
^_^Ratu^_^: makasih udah mampir kak 🔥🔥
total 1 replies
ari sachio
pengen banget tuh liat bagas ditinggalin raya d ngemis2 ke raya tp raya g peduli.
mo bagas ngapain aj ma pacarny raya g peduli yg penting dia ttp fokus kuliah d berteman dg spapun.happy slalu saat di dpn bagas.
Celine Jehira
katakan tasya
Celine Jehira
double up kaks 🙏
^_^Ratu^_^: hihi, next time ya kak...
total 1 replies
ari sachio
bisa jadi ni bapaknya bagas sdh tau ttg hubungan bagas dgn pacarnya.cm dia g merestui krn mgkn bpny bagas sdh tau kebusukan pacary bagas.scr cara berpaikaian d dandanannya saja g mencerminkan seorang dosen yg baik tp kek orang mo cari mangsa dan pujian lwt fisikny bukan iqny yg ditonjolkan lwt prestasi ke ank didikny
ari sachio
semoga ibunya raya nanti lbh bijak lg dlm menyikapi masalah yg sdg dihadapi anakny .memang sangt menyakiti hati seorg ibu bila anky disakiti org ln tp lbh sakit lg bila ankny terus2an tersakiti.
menurut ak stlh ap yg sdh raya ketahui dr si bibik.mending raya pergi dari rumah itu tp hrs izin bagas dulu.klo memang akn meneruskan pernikahany baikny jauhi bayang2 mantan.apalg it rmh suaminy hasil beli ber2 ama mantany.scr tdk lgsng raya sama aj ikut menzolimi mantan suaminy krn sdh tau.kecuali mantany sdh mengikhlaskany.dr pd nanti dihujat mantan pak su mending raya melipir keluar dr rmh it d cari hunian sendiri entah itu ngekos at ap .yah....emang raya g salah tp tetap dia akn ikut terseret krn kelakuan suaminy yg g punya ketegasan d tanggung jawab pd keputusan yg diambil.aliase pengecut berkedok berbakti nurut sama orang tua .tp yg ad penjahat yg akn menyakiti banyak hati terutama istri d para orang tua bila sdh tau semua yg terjd
^_^Ratu^_^: setuju sih 🤭
total 1 replies
ari sachio
terkadang untuk mendapatkan ketenangan jiwa memang harus merelakan wlpun itu hal yg sangat sulit untuk dilakukan.kita memang harus berjuang untuk mdpkn sesuatu yg kita inginkan tp kita jg hrs melihat yg diperjuangkan kita kira2 bs membuat kita bahagia tidak bila sdh kita dptkn.apa saja resiko yg akn kita dptkn ntuk hal itu.agar saat sdh dlm genggamn kita bs mempertahankan dg bk tnpa hrs menyakiti diri sendiri lg d kita bisa mendapatkan keuntungan besar dr hal itu yakni, kebahagian,kedamaian,keyakinan atas ap yg kita miliki tak kan menghianati diri kita d kebanggaan buat kita sendiri atas ap yg tlh kita dpt dr jerih payah kita sdri tnpa menyakiti hati org
^_^Ratu^_^
Semoga saja 🥰🥰
Anisa Nabila: ayo up lagi kk,ceritanya toppp bangetttttt
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!