NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / Spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5 Shiroi dan Ginela

"Strano adalah makhluk berbahaya yang pandai bersembunyi. Teknik penyerangan andalannya adalah ketika kita lengah dan mereka muncul dari arah belakang. Pada umumnya, kekuatan mereka terletak pada lengan yang setajam pisau. Ya, kalian pasti sudah mendengar itu dan melihat wujudnya dari siaran berita atau internet. Tapi, adakah dari kalian yang pernah melihat strano secara langsung?" Soren bertanya.

Semua menggeleng. Jumlah occhio dalam kelompok Soren adalah tujuh orang.

"Kamu, yang rambutnya warna-warni. Siapa namamu?" tanya Soren.

Seorang gadis berambut pendek berwarna-warni itu agak terkejut namun segera mengontrol ekspresi.

"Shiroi, Senior Soren," jawabnya. Suara lembut sekali. Tubuhnya mungil, kulitnya seputih salju dan wajahnya terlihat seperti anak SMP.

"Shiroi, berapa usiamu?"

"Dua puluh tujuh."

Jawaban dari perempuan itu membuat enam orang lainnya saling pandang satu sama lain karena nyaris tak percaya. Bagaimana mungkin gadis imut seperti itu usianya melebihi seperempat abad.

"Jadi, kalian tidak bisa hanya melihat dari fisiknya. Kalian tahu, kenapa saya menanyakan itu? Itu karena perempuan ini berkali-kali pernah saya lihat muncul di televisi. Ketika seleksi. Pada saat itu, aku masih kanak-kanak. Dia bahkan lebih tua sembilan tahun dari aku." Soren berkata.

Shiroi menunduk malu-malu.

"Ceritakan pengalamanmu, Shiroi!" pinta Soren.

"Kapan kita akan latihan fisik seperti yang lainnya senior Soren?" potong seseorang lainnya.

"Iya, ototku rasanya kaku," timpal lagi yang lainnya.

"Saling mengenal itu sangat penting untuk misi. Bukan hanya sekedar kekuatan." Soren berkata.

Di antara kelompok Soren, hanya Shiroi yang merupakan anggota occhio angkatan terbaru. Yaitu yang baru terpilih beberapa bulan yang lalu.

"Aku sudah mengikuti seleksi sejak usia enam belas tahun. Beberapa bulan lagi usiaku tujuh belas tahun. Jadi, aku berpikir usiaku akan langsung cukup untuk menjadi salah satu anggota occhio ketika hari pengumuman tiba. Nyatanya, aku gagal. Aku gugur di antara ratusan peserta. Hanya sepuluh orang yang terpilih. Lima tahun kemudian, seleksi penerimaan occhio diadakan lagi. Aku sudah berlatih keras selama lima tahun terakhir. Jika di percobaan pertama aku tampil dengan rambut hitam panjang, maka lima tahun berikutnya aku mengganti penampilanku. Yakni dengan mengecatnya menjadi pirang dan bergelombang. Agar orang-orang yang pernah bertemu denganku dulu tidak menyadari bahwa itu aku. Meskipun namaku tetap sama. Aku hanya malu jika diketahui pernah gagal. Tapi, ternyata aku gagal lagi pada percobaan kedua. Tapi, jauh lebih meningkat karena aku peringkat tiga puluh di antara dua ratus peserta. Sedangkan dulu peringkat seratus lima belas. Jadi, aku berpikir akan berlatih lagi untuk mengikuti seleksi selanjutnya. Sekali pun aku sudah cukup bersedih akibat kegagalan itu." Shiroi bertutur panjang.

Semua mulai terdiam. Menunggu lanjutan cerita dari Shiroi yang awalnya mereka enggan mendengar. Ternyata menarik.

"Jadi, ini adalah percobaan ketigamu?" tanya seorang occhio laki-laki bertubuh gempal.

"Ke empat. Seharusnya aku gagal pada seleksi terbaru ini. Peringkatku bahkan semakin turun. Menjadi peringkat tujuh puluh di antara dua ratus peserta. Sedangkan yang terpililih hanya lima belas orang," ujar Shiroi.

"Ah, iya. Aku mendengar informasi bahwa si peringkat sembilan mengundurkan diri," timpal si tubuh gempal itu lagi.

"Tapi, kenapa bukan meloloskan yang peringkat enam belas saja?" tanya yang lain.

Bibir Shiroi digigitnya, "Itu berkat Eliot. Di saat para juri yang mengingat namaku pernah ikut sebelum-sebelumnya. Mereka bilang bahwa aku harus banting stir menuju impian lainnya. Tidak harus menjadi seorang occhio. Tapi, entah bagaimana Eliot malah mencegah langkahku yang hendak ke luar gedung setelah melihat namaku pada posisi ke tujuh puluh. Dia bilang bahwa aku lolos menjadi anggota occhio. Terkesan tidak adil tentunya. Semua peserta protes. Padahal, aku sendiri tidak mengerti mengapa aku yang dipilih. Melihat kemarahan yang meledak dari para peserta membuatku ingin menolak untuk diterima. Tapi, semua berangsur damai setelah Eliot berjanji untuk memberikan semua peserta itu pekerjaan layak dan masa depan yang jelas."

"Apa? Eliot melakukan itu hanya untuk peserta peringkat tujuh puluh?" ceplos si tubuh gempal tanpa mengerem.

☆☆☆

Kelompok Archie berjumlah enam orang. Gadis itu memberikan pelatihan berupa berlari cepat seratus meter bolak-balik. Sudah total sepuluh kali.

"Lari kalian masih terlalu lambat. Tambah kecepatan lagi!" tegas Archie. Benar-benar seperti orang yang akan melatih para occhio kelas A dengan sepenuh hati. Tidak terlalu lembek seperti Soren, juga tidak terlalu kejam seperti Dean. Ia tegas tapi masih bisa menjaga perasaan enam orang occhio yang dilatihnya.

"Senior Archie, dapatkah aku istirahat dulu. Rasanya aku sudah hampir pingsan," pinta seorang gadis yang merupakan anggota baru occhio.

"Kamu masih mampu. Aku tahu itu. Kamu belum. mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuan bertahanmu masih lebih daripada itu. Lihat seniormu itu. Mereka sudah bertahun-tahun di kelas A dan tidak pernah menjalani misi untuk melawan strano. Mereka hanya berlatih di lapangan sama seperti kamu yang sekarang. Tapi mereka masih semangat dan yakin bahwa suatu saat pasti akan diterjunkan langsung menuju Danger Mori dan melihat strano secara langsung. Kamu harus belajar dari mereka dan aku berharap bisa satu misi dengan kalian semua yang gigih berlatih hari ini!" Archie berseru menyemangati kelompok yang dilatihnya.

Bukannya mengeluh lagi dengan ucapan Archie, itu justru membuat semangatnya kembali. Gadis itu memiliki tubuh bagus dengan otot-otot yang gagah. Ia adalah seorang atlet renang tingkat internasional. Usianya baru dua puluh tahun. Dua tahu lebih tua dibanding Archie yang menjadi seniornya. Itu juga yang membuat Archie yakin akan kemampuan gadis atlet renang itu. Ia melepas mimpinya sebagai atlet demi mewujudkan impian adiknya yang ingin menjadi occhio tapi terhalang kesehatan yang memburuk. Jadi, gadis itu berjuang demi menggapai impian sang adik.

"Terima kasih, Senior Archie. Kata-katamu sangat keren. Aku akan berjuang dan melihat batas kemampuanku yang sebenarnya."

Archie tersenyum. Sangat jarang ia melakukan itu. Jika saja tidak ada Eliot di sana. Ia sudah lebih kejam dibanding Dean dalam melatih. Gadis itu memang pandai memainkan peran. Namun sebenarnya ia adalah orang baik.

Beberapa menit berlalu. Archie meniup peluit untuk menyuruh kelompoknya berkumpul pada posisi duduk selonjoran. Masih di tengah panas itu tentunya.

"Bagaimana, apakah melelahkan?" Archie bertanya.

"Sangat melelahkan tapi sangat menyenangkan, Senior Archie." Si gadis tadi menjawab.

Lagi-lagi Archie tersenyum, "Aku ingin tahu nama-nama kalian."

Si atlet renang itu mengangkat tangan paling bersemangat, "Namaku, Ginela!"

"Baik, Ginela. Aku paling suka semangatmu. Semoga dapat kamu tularkan kepada teman-teman yang lain. Karena semangat tentu saja sangat dibutuhkan dalam pertarungan."

1
anggita
ginela... jago renang 🏊‍♀️
anggita
like👍+ iklan☝☝. semoga novelnya lancar thor.
Chira Amaive: amin. makasiii
total 1 replies
anggita
Soren... Occhio💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!