MENAKLUKKAN HATI TUAN PEMARAH

"Kau bodoh sekali, rafa!! Sebenarnya kau itu tuli atau apa, huh ?" Dewa menjatuhkan bokong nya di kursi kebesaran nya sambil terus menghujani rafa dengan berbagai omelan yang di sertai cacian yang keluar begitu lancar dari mulut pria itu.

"Sudah ku bilang cepat tekan tombol nya, kenapa kau hanya diam dan malah membiarkan abigail ikut masuk ke dalam lift ?!"

Baru saja rafa hendak membuka mulut, tangan dewa sudah terangkat ke atas seolah tak mau mendengar apapun dari mulut asisten nya tersebut..

"Sudahlah! Cepat kau pergi dan segera siapkan meeting pagi ini!!" Dewa mengibaskan tangan nya pertanda rafa di usir dari ruangan itu.. "Terlalu lama berada di dekat mu malah semakin membuat ku kesal!!" kata dewa membuat rafa harus meneguk saliva nya dengan susah payah. Belum bicara saja sudah di ultimatum untuk tetap tutup mulut, padahal rafa merasa diri nya tak bersalah.

"Astaga! Nasib jadi kacung, majikan yang berantem, gue yang kena sasaran.."

🍂

Selama memimpin rapat, dewa tidak bisa fokus. Hingga di tengah tengah rapat itu dewa tiba tiba bangun dari duduk nya, dan rapat pun seketika terhenti..

"Meeting hari ini kita tunda sampai minggu depan!!" ucap dewa membuat para staf bagian di perusahaan itu terkejut, karena baru kali ini dewa tidak profesional dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin mereka..

"Raf! Ikut aku.." Kata dewa sebelum meninggalkan ruang meeting..

Rafa merapikan berkas lalu berkas di tangan nya itu dia berikan pada sekretaris dewa, kemudian rafa berjalan dengan cepat untuk menyusul sang tuan..

"Kita ke apartemen abigail.." ucap dewa saat mereka sudah masuk ke dalam mobil dan duduk di jok masing masing..

"Yaelah, baru juga berantem, udah mau baikan aja.. Huhft.. Untung gue belum laporan ke tuan dan nyonya besar.."

"Kenapa diam saja ? Cepat jalan!!"

"A-ah.. B-baik, tuan.." Ucap rafa saat tersadar dari lamunan. Rafa mengira, dewa ke apartemen abigail untuk bertemu dengan wanita itu guna memperbaiki hubungan membuat rafa jadi kesal sendiri. Terkadang rafa pun tak habis pikir, apa yang di pertahanan dewa dari hubungan nya dengan abigail. Bagi rafa yang profesi nya hanya sebagai asisten dewa saja, jika di tawari wanita seperti abigail jelas dia akan menolak.

Sebej*t-bej*t nya seorang pria, dia pasti menginginkan wanita baik baik untuk menjadi istri dan ibu dari anak anak nya kelak.

Sementara abigail ? Ah, sudahlah.. Jika mata seseorang sudah tertutup kabut cinta, t*i kerbau pun akan terlihat seperti tumpukan coklat lezat di mata nya..

"Raf, apa kau tau cindy tak lagi bekerja sebagai manager abi ?" tanya dewa membuat rafa menautkan kedua alis nya,

"Hah ? Benarkah, tuan ?"

"Ck! Dari jawaban mu aku sudah tau kau tak tau semua itu!" Dewa berdecih, "Kinerja mu sungguh sangat buruk, raf! Rasanya aku ingin memecat mu sekarang juga!!"

Rafa menggaruk kepala nya dengan gusar,

"Sebenarnya selama seminggu ini apa yang kau lakukan hingga semua titah dari ku tak bisa kau lakukan dengan baik ?"

"Selama seminggu anda tidak ada, saya menggantikan semua pekerjaan anda, tuan.. Meeting sehari bisa 3 tempat, belum lagi mengurusi kehidupan pribadi anda, mencari keberadaan kekasih anda itu.." Akhirnya rafa bersuara karena tak tahan dewa terus menyudutkan nya dan terus bicara tentang kinerja nya yang buruk..

"Cih! Baru segitu saja kau sudah mengeluh. Aku kan membayar mu mahal untuk melakukan dua pekerjaan sekaligus. Apa uang yang ku kirim kurang ?" ucap dewa dengan santai nya,

"B-bukan mengeluh, tuan.. Maksud saya...."

"Sudahlah. Fokus saja pada jalanan, jangan sampai kita salah tujuan, bukan nya ke apartemen abi malah ke sasar ke rumah sakit karena kau terus saja mengajak ku bicara!!" Sarkas dewa

"Astaga!! Bukankah tadi dia yang mengajak ku bicara lebih dulu.. ARGHHH.. OTOR!! Kenapa kau ciptakan manusia semenyebalkan ini!!"

(maafkan otor babang rafa, karena karakter dewa itu awalnya tercipta dari perpaduan antara mami luna yang gemesin dan papi bima yang nyebelin, tapi ternyata gen dari papi bima lah yang lebih menonjol. Jadi nggak ada gemes gemesnya, yang tersisa ya tinggal nyebelin dan bikin gregetan nya doang 🙈 Dan mungkin istilah, 'LIKE FATHER LIKE SON' cocok banget menggambarkan karakter kedua nya 🤭)

🍂

"Kau ikut turun!" Dewa memerintah asisten nya saat rafa mematikan mesin kendaraan itu,

"Kenapa saya harus ikut, tuan ?" tanya rafa karena selama ini jika dia mengantarkan rafa ke gedung apartemen itu, rafa akan tetap berada di mobil sampai dewa kembali. Tuan nya yang posesif akut itu tak pernah mengizinkan rafa untuk tau lebih banyak tentang diri nya dan abi. Bahkan terkadang rafa di minta untuk kembali ke kantor jika masih di jam kerja atau pulang saja jika memang sudah waktunya pulang..

"Sudah jangan banyak tanya! Ikut saja!!" Setelah memberi perintah itu dewa langsung keluar dari mobil dan tak memberikan rafa kesempatan untuk membukakan pintu kendaraan roda empat itu..

"Tuan, bukan nya ini unit apartemen cindy ?" tanya rafa saat mereka sudah berada di depan pintu apartemen itu

"Tekan bel nya!" Dewa tak menjawab, dia malah memerintah rafa untuk segera menekan bel di dinding apartemen itu,

Ting! Tong!

Suara bel yang rafa tekan berbunyi dengan nyaring,

"Tekan sekali lagi!" pinta dewa dan rafa langsung menjalankan perintah tanpa banyak bertanya lagi..

Ckrek...

Pintu pun terbuka dari dalam..

Baru saja pintu itu terbuka sedikit, dewa sudah mendorong pintu tersebut dan meringsek masuk tanpa di persilahkan..

"Dewa! Apa apaan kau main masuk saja tanpa permisi ?!" Si pemilik apartemen langsung memarahi dewa karena kelakukan nya yang minim adab itu..

"Duduklah! Aku ingin bicara serius dengan mu!" kata dewa membuat cindy mengeraskan rahang nya, kesal. Rafa bahkan sampai bingung, sebenarnya siapa pemilik dan siapa yang tamu..

"Cepat duduk! Aku tak punya banyak waktu.." titah dewa lagi yang membuat cindy mau tak mau duduk berhadapan dengan lelaki itu..

"Kalau kau ingin bertanya tentang kekasih mu, aku tak tau karena dia sudah memecat ku!!" Ujar cindy memberitahu dengan nada sinis

Dewa tersenyum mengejek, "Kalau soal itu aku sudah tau!"

"Lalu untuk apa kau jauh jauh datang kesini ? Aku tak mau membicarakan abigail lagi!" Terlihat raut cindy penuh dengan dendam saat menyebut nama abi, membuat dewa jadi semakin penasaran sebenarnya apa yang terjadi pada hubungan mereka..

"Seperti nya kau tau sesuatu yang aku tak tau ?!"

Mendengar dewa bicara seperti itu membuat cindy tiba tiba mengalihkan pandangan nya..

"Tidak! Aku tidak tau apapun!" kata cindy tanpa melihat lawan bicara nya..

Dewa memberi isyarat pada asisten nya agar mengeluarkan sesuatu yang tadi sempat dewa minta untuk rafa membawa nya..

"Tuliskan nominal yang kau inginkan!" Dewa menyodorkan sebuah kertas cek kosong di hadapan cindy..

Cindy menatap lamat lamat kertas itu dengan jantung yang berdebar..

"Apa kau yakin dengan ini ? Jika kau tau aku pastikan kau akan sangat menyesal dewa.."

"Aku sudah siap menerima dan mempercayai sepenuh nya informasi apapun dari mu! Tapi dengan syarat, kau bisa membuktikan ucapan mu!!"

Cindy tersenyum lebar, "Jika saja aku tau sejak dulu betapa mudahnya mendapatkan uang tanpa perlu bekerja keras, rahasia ini sudah ku bongkar sejak lama.." Cindy menarik cek kosong itu kemudian dia meminjam pena pada rafa, setelah itu dengan memantapkan diri cindy menuliskan nominal yang cukup fantastis di atas kertas cek tersebut..

"Apa kau tidak keberatan ?" Cindy menyodorkan cek yang sudah di bubuhi angka dengan nol yang sangat banyak itu kembali pada dewa..

Dewa tersenyum tipis, "Kau tau, nominal yang kau tulis itu bisa aku dapatkan dalam sekali kedipan mata!!"

"Astaga! Kau bodoh sekali cindy! Seharusnya kau tulis nominal yang lebih besar lagi dari itu!!"

Dewa memberikan cek itu pada rafa.

"Cepat katakan padaku apa yang kau tau selama ini!!"

🍂

Bonus Visual...

SHELLA ALICIA DARRA (CIA)

🍂