Broken

" Dharma... oh God aku sangat merindukanmu sayang! Beberapa hari ini kau bahkan tidak menelponku," Victoria langsung menghambur pada seorang pria berjas putih yang baru saja memasuki kamarnya. Pria itu membiarkan Victoria memeluknya erat tanpa berkeinginan membalasnya.

" Hei kenapa kau diam saja? Apa kau tak merindukan aku?" lirih Victoria mulai menciumi sekilas rahang pria di depannya, ia tak peduli dengan sikap diam Dokter Dharma. Tapi sesaat kemudian pria itu melangkah menuju sofa kamar dengan menarik lengan wanita yang sedari tadi menguji kesabarannya.

"Akkhhh, kau ingin melakukannya sekarang!?"seru Victoria kegirangan ketika tubuhnya terhempas lembut diatas sofa. Netra hitam legam itu yang selalu membuatnya rindu.

Dulu mereka pernah belajar di kampus yang sama, dan sempat menjalin hubungan selama beberapa bulan. Hubungan mereka terputus karena Victoria harus mengikuti kedua orang tuanya yang pindah ke Perancis. Dan sayangnya karena kesibukan masing masing akhirnya mereka putus komunikasi.

Tapi kemudian mereka bertemu lagi tepat disaat pernikahannya dengan Faiz Saad Rathore. Mafia sekaligus pengusaha kaya raya yang menikahinya karena sebuah perjodohan. Dan sayang mereka bertemu saat keduanya sudah mempunyai pasangan hidup.

"Diego menelponku untuk memeriksamu, bukan untuk hal lain! Tapi sepertinya kau tidak memerlukannya. Aku katakan sekali lagi padamu, jaga sikapmu! Jangan selalu seperti ini atau mereka semua akan tahu kebenarannya. Jangan jadi wanita bodoh yang mempertaruhkan hal besar hanya untuk hal sepele seperti ini," seru Dokter Dharma yang sudah duduk di sofa single agar Victoria tak melakukan hal gila lagi.

Dia akui sudah pernah melakukan satu kesalahan, dan sayangnya ada sesuatu yang mengikat mereka hingga dia tak bisa begitu saja meninggalkan menantu Rathore itu. Tapi sungguh dia sangat mencintai istri dan anak anaknya, dia tak ingin kehilangan semuanya.

"Cintaku lebih besar darinya! Dan bukti itu terpampang nyata di depan matamu. Dharma please, jangan pergi!" pekik Victoria ketika melihat Dharma sudah beranjak dari duduknya. Dia ingin pria itu lebih lama bersamanya, apalagi saat ini tidak akan ada yang mengganggu mereka. Diego dan ayah mertuanya sedang keluar kota, dan para penjaga tidak akan berani ke lantai atas mansion tanpa ijin darinya.

"Aku pernah mencintaimu, tapi itu dulu! Jika malam itu..." Dharma menjeda kata katanya untuk menghela nafasnya, setelah itu dia melanjutkan langkahnya. " Ah sudahlah, aku mohon jaga sikapmu. Jangan buat aku membencimu!"

BRAAKKK ...

Victoria hanya bisa mengumpat dalam hatinya, Dharma membanting pintu seolah ingin meluapkan amarah dan kecewanya. Pernah suatu kali ia ingin melenyapkan anak dan istri pria itu tapi sebelum ia melakukannya Dharma sudah memberinya peringatan. Jika Victoria berani menyentuh keluarganya maka dokter itu juga akan menghancurkan keluarganya. Dharma berjanji akan membuat dia keluar dari keluarga Rathore.

"Sialan, awas kau! Kita lihat saja nanti, kau yang akan mengemis cinta di kakiku!" pekik Victoria dengan meraih vas bunga yang ada di depannya.

PYARRR ...

Dan lantai kamarnya bertebaran kaca karena wanita itu juga meraih gelas dan tempat air yang ada diatas meja. Dia kecewa karena di dunia ini tak ada cinta yang tulus untuknya. Pernikahannya tidak didasari cinta, bahkan suaminya meninggalkannya ketika usia pernikahannya baru menginjak satu tahun.

Mereka menikah karena saat itu Ammar menginginkan cucu laki laki untuk penerus keluarga Rathore. Pria tua itu .mempunyai ambisi besar untuk memperbesar kerajaan bisnis keluarganya. Dulu bahkan pria itu pernah berkata jika Faiz akan menikahi gadis lain jika ternyata anak yang dikandungnya adalah bayi perempuan.

Dan takdir nyatanya berkata lain, saat dia benar benar melahirkan anak laki laki... suaminya mengalami kecelakaan pesawat. Pesawat yang ditumpangi Faiz jatuh di daerah yang tak jauh dari Segitiga Bermuda. Dan dikabarkan jika seluruh penumpang di dalam pesawat meninggal dunia karena tak satupun jasad yang ditemukan.

*

Dan dirumah sakit tampak seorang bertubuh tinggi kurus sedang berdiri disisi ranjang rawat Ammar. Pria itu adalah pengacara keluarga yang sengaja di panggil karena permintaan tuan besar Rathore.

"Adrian, kau lihat di lembar kertas yang sudah ditanda tangani cucuku itu? Buatlah berkas pernikahan disana," ujar Ammar yang membuat sang pengacara harus mengerutkan dahinya. Pria itu belum mengerti dengan apa yang dimaksud oleh tuannya.

"Ckk kenapa kau harus berpikir? Aku hanya ingin cucuku menikah," gerutu Ammar.

"Tapi Tuan ... "

"Usianya sudah dua puluh dua tahun, dan sampai sekarang dia tidak pernah dekat dengan seorang wanita! Wajar bukan jika aku yang mencarikan jodoh untuknya?! Aku juga sudah semakin tua, aku ingin menimang cucu... eh cicit maksudku!"

Pengacara bernama Adrian itu menganggukkan kepalanya, seakan sudah tahu apa yang diinginkan oleh tuannya. Sepertinya masa lalu akan terulang lagi, karena dulu sang pewaris Rathore pun menikah bukan atas keinginannya. Kebetulan Adrian adalah sahabat baik dari Faiz Saad.

"Apapun yang terjadi aku ingin besok pagi kau kirim berkas berkas itu kemari, aku menemukannya! Semua akan baik baik saja mulai saat ini," ujar Ammar dengan suara serak dan dalam, membuat siapapun bisa menebak jika ada sesuatu di balik kata katanya.

"Baik Tuan, tapi apa tidak sebaiknya kita selidiki dulu calon istri..."

"ltu urusanku!! Aku tahu yang terbaik untuk cucuku... untuk keluargaku."

Dan pengacara itu kemudian pergi dari kamar rawat Ammar setelah pembicaraan mereka selesai. Sekarang Ammar hanya ditemani oleh Trace sang kepala pengawal, pria berbadan tambun itu dengan setia duduk disisi ranjang tuannya. Trace duduk atas paksaan dari Ammar yang tidak tega karena sudah seharian pria itu menjaganya. Diego benar benar akan membunuh Trace jika sesuatu terjadi lagi padanya.

Diego adalah pria berdarah dingin, sejak usia dua belas tahun dia sendiri yang sudah mengenalkan anak itu pada dunia bawah. Dunia yang sebenarnya digeluti secara turun temurun oleh keturunan Rathore.

Dan didikannya sangat sukses walau kadang ia sedikit menyesalinya. Diego menjelma menjadi pria yang tidak berperasaan, tangannya tak segan berlumur darah jika ada musuh yang mengganggu hidupnya. Diego selalu ingin semuanya sempurna, dan ingin semua orang ada dalam kendalinya.

Ammar yakin Diego hanya bisa dikalahkan oleh sesuatu yang disebut cinta. Dan satu satunya cara agar 'monster' itu dekat dengan wanita adalah dengan memaksanya menikah!

" Trace, apa yang sudah aku lakukan ini salah? Berpikirlah dulu sebelum menjawab, dan jawab sesuai dengan kata hatimu!"

" Ehhmm, sebenarnya... "

"Ckk jawab jujur! Jangan bertele tele!" seru Ammar hingga Trace terlonjak kaget.

"Maksud saya anda sudah melakukan hal yang tepat... Itu maksud saya," sahut Trace dengan menundukkan kepalanya.

"Ya, sepertinya kita sepemikiran. Besok cari gadis itu, aku takut dia melupakan janjinya."

"Baik Tuan!"