NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karena Terikat Perjanjian

Jessica bangkit dari duduknya ketika melihat pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter keluar dari dalam sana, dan langkahnya terhenti saat melihat Jessica berdiri di sana, menunggu dengan tatapan penuh harap.

"Dokter, bagaimana keadaan nenek saya? Operasinya berjalan lancar, kan?" tanya Jessica dengan suara gemetar, memastikan jawabannya.

Dokter itu tersenyum lembut melihat ketegangan yang terpancar dari wajah Jessica. "Ya, operasinya berjalan dengan baik. Nenek Anda dalam kondisi stabil saat ini," jawabnya dengan suara lembut yang penuh penghiburan.

Rasa lega melintas di wajah Jessica. "Terima kasih, Dokter. Terima kasih banyak," ucapnya dengan suara serak, hampir terisak oleh kelegaan yang dirasakannya.

Dokter itu mengangguk sambil tersenyum. "Sekarang, yang penting adalah istirahat dan pemulihan yang baik bagi nenek Anda. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan kenyamanannya."

Jessica mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Terima kasih, Dokter. Terima kasih." Ucapnya. Dokter itu mengangguk dan melenggang pergi.

Sementara itu. Zayne berdiri dengan dingin, bersandar pada tembok, memperhatikan interaksi antara Jessica dan Dokter Wang tanpa bersuara. Tatapannya datar dan tanpa ekspresi ketika melihat interaksi antara Jessica dan Dokter Wang.

Setelah Dokter Wang pergi, Zayne baru bereaksi. Dengan tenang, dia menghampiri Jessica yang belum beranjak dari posisinya. "Nenekmu sudah baik-baik saja. Sebaiknya ikut aku pergi makan. Kau belum makan apa-apa sejak beberapa jam yang lalu," ucapnya dingin.

Jessica menggeleng sambil menyeka air matanya yang menetes di pipinya. "Tidak usah, aku tidak lapar. Kalau kau ingin makan, makan saja sendiri. Aku mau menemui Nenek," jawabnya dengan keras kepala.

"Jangan keras kepala. Kau juga harus memperhatikan kondisimu. Kalau kau sakit, siapa yang akan menjaganya. Ikut aku makan sekarang!" tegaskan Zayne tanpa toleransi.

Jessica terdiam selama beberapa detik, memikirkan kata-kata Zayne. Akhirnya, dia menyetujui ajakannya. Benar apa yang Zayne katakan. Jika dia sakit, siapa yang akan menjaga neneknya?

Saat hendak melangkah pergi, Jessica tiba-tiba merasakan pusing yang luar biasa dan matanya berkunang-kunang. Beruntung, Zayne menangkapnya tepat waktu, membuat kontak mata di antara mereka bertemu secara tak terduga.

Ketika kontak mata terjadi, Zayne dan Jessica merasakan debaran aneh yang mengalir di antara mereka. Mata mereka bertemu, dan tanpa kata-kata, mereka merasakan getaran yang tidak biasa.

Ada sesuatu yang menarik, sesuatu yang mengikat mereka, meskipun mereka tidak sepenuhnya memahaminya. Itu seperti aliran listrik kecil yang mengalir di antara keduanya, menciptakan kebingungan dan ketertarikan yang tak terduga.

Buru-buru, Jessica melepaskan dirinya dari Zayne dan mengucapkan terima kasih. "Terima kasih," ucapnya, wajahnya sedikit memerah.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Zayne, memastikan keadaannya.

Jessica mengangguk cepat. "Ya, aku baik-baik saja. Aku hanya agak pusing tadi," jawabnya, mencoba menenangkan diri sendiri.

Jessica terkejut saat Zayne tiba-tiba mengangkat tubuhnya seperti pengantin. Merasa tidak nyaman, Jessica segera meminta Zayne untuk menurunkannya. "Apa yang kau lakukan, cepat turunkan aku," ucap Jessica dengan suara gemetar.

"Aku membawamu ke kantin untuk makan, tidak usah khawatir," jawab Zayne dengan tenang sambil terus berjalan menuju kantin. Justru hal itu membuat Jessica semakin tidak nyaman apalagi mereka berdua menjadi pusat perhatian.

"Kau membuat kita menjadi pusat perhatian, aku bisa berjalan sendiri jadi cepat turunkan aku," pintanya lagi, kali ini dengan nada lebih tegas.

Tapi, Zayne tetap tidak mengindahkan permintaan Jessica. Dia terus berjalan dengan Jessica berada di dekapannya. Meskipun Jessica merasakan debaran aneh, dia juga merasa tenang saat berada di dekapan Zayne. Perasaan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya mulai mengalir di dalam dirinya, menciptakan kehangatan yang menghibur meskipun dia tidak sepenuhnya memahaminya.

Dalam pelukan Zayne, Jessica merasa seperti ada tempat yang benar-benar miliknya, tempat yang membuatnya merasa aman dan terlindungi.

🌺🌺🌺

Dengan sikap sombong, Leon memamerkan motor barunya pada orang-orang yang sering membully dan mengetahui dirinya miskin. Mereka berkumpul di arena balap liar, di mana suara mesin dan semangat balap memenuhi udara.

Leon menyalakan mesinnya dengan bangga, membiarkan knalpotnya mengeluarkan suara yang menggelegar. Sorot mata mereka terpancar kagum saat Leon melaju di lintasan, meninggalkan debu dan kehebatan di belakangnya. Dia menunjukkan pada mereka bahwa meski dari latar belakang sederhana, dia punya kemampuan dan kebanggaan yang tak tertandingi di atas motor barunya.

"Yo... Lihatlah siapa yang datang. Ternyata si miskin. Ngomong-ngomong nyolong di mana motormu itu?" Sinis Ramon saat melihat kedatangan Leon.

Tangan Leon terkepal kuat. Bahkan ketika dia sudah memiliki motor, dia masih dihina oleh mereka."Jangan sembarangan bicara. Motor ini aku dapatkan dari hasil jerih payah dan kerja kerasku. Lagi pula aku tidak semiskin yang kalian kira. Hanya saja selama ini aku memilih merendah agar tidak terlalu mencolok," ucap Leon, membela diri dengan tegas.

Ramon tersenyum sinis. "Cih, omong kosong. Kau pikir aku tidak tahu seperti apa keluargamu. Kakakmu saja bekerja sebagai guru musik, dan gajinya juga tidak seberapa masih mau ngaku-ngaku jadi anak orang kaya? Kalau miskin ya miskin saja, jangan banyak tingkah!" ucapnya dengan nada sinis.

Leon menatap Ramon dengan tatapan tajam, kehilangan kesabaran dengan omongan sinisnya. Tetapi dia tetap menahan diri, tidak ingin menjatuhkan diri ke tingkat mereka.

Gelak tawa bergema di arena balap liar, mengejek Leon. Tatapan sinis dan cemoohan terpancar dari wajah-wajah yang merendahkannya. Leon merasa seperti tenggelam dalam lautan ejekan, tetapi dia tetap tegar, menahan diri dari balasan yang hanya akan mengundang lebih banyak hinaan.

Dengan tatapan tajam dan tanpa banyak bicara, Leon meninggalkan tempat itu dengan mengendarai motor besarnya. Suara mesin yang bergemuruh memenuhi udara. Meninggalkan jejak suara mesin yang masih menggema.

🌺🌺🌺

Zayne menempatkan Jessica di atas meja. Tanpa basa-basi, iya langsung mencium bibirnya sambil memainkan buah dadanya. Bibirnya terus memagut bibir wanita itu dengan penuh gairah.

Tidak ada penolakan dari Jessica, bahkan ia membalas ciuman tersebut. Bukan karena Jessica sengaja, tetapi karena dia tidak memiliki pilihan lain selain menuruti keinginan Zayne. Dia sudah terikat perjanjian dengan pria itu. Demi uang untuk biaya operasi neneknya, Jessica rela menjadi penghangat ranjang untuk Zayne.

"Bibirmu sangat manis, Sayang. Dan mulai sekarang, bibirmu akan menjadi canduku," ucap Zayne sambil menyeringai dengan penuh kesombongan. Bibirnya menyeringai lebar.

Jessica menuntut, "Apa sudah puas? Aku harus segera kembali ke ruangan nenekku, jadi bisakah kau lepaskan aku sekarang juga?"

Zayne mengangguk, "Tentu saja, aku akan menemanimu ke sana," ucapnya dengan nada yang terlalu tenang untuk keadaan yang sedang terjadi. Jessica memutar matanya jengah, dia tidak mengatakan iya ataupun tidak. Tanpa banyak bicara, Jessica meninggalkan Zayne begitu saja.

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
sella surya amanda
lanjut
Radya Arynda
menikah saja zayne dengan jessica,,,,biar kalian selalu ber sama....jangan ke duluan orang lain lho nanti nyesel
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
yumna
owh jadi selma nih nnek maria cuma akting....kashn kmu jes...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!