NovelToon NovelToon
Menjadi Selamanya

Menjadi Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kiky Mungil

Divi hampir menyerah saat pengajuan pinjamannya ditolak, dengan alasan Divi adalah karyawan baru dan pengajuan pinjamannya terlalu besar. Tapi Divi memang membutuhkannya untuk biaya operasi sang ibu juga untuk melunasi hutang Tantenya yang menjadikan Divi sebagai jaminan kepada rentenir. Dimana lagi dia harus mendapatkan uang?

Tiba-tiba saja CEO tempatnya bekerja mengajak Divi menikah! Tapi, itu bukan lamaran romantis, melainkan ada kesepakatan saling menguntungkan!

Kesepakatan apa yang membuat Arkael Harsa yakin seorang Divi dapat memberikan keuntungan padanya? Lantas, apakah Divi akan menerima tawaran dari CEO yang terkenal dengan sikapnya dingin dan sifatnya yang kejam tanpa toleransi itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiky Mungil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 6. Restu Ibu

Divi meremas tangannya yang dingin, dia berdiri dengan perasaannya yang gugup sekaligus takut, semua kalimat-kalimat perumpamaan 'bagaimana jika' memenuhi kepalanya.

"Aktingmu cukup bagus." kalimat pujian itu diucapkan dengan cara yang paling datar. Arkael menghampiri Divi dengan kedua tangannya yang masuk ke dalam saku celananya.

"Apa Kakeknya Pak Kael akan percaya?" tanya Divi cemas.

"Sejauh ini nggak ada perempuan yang berani nyentuh saya, tapi kamu malah bisa-bisanya mukul saya? Menurut kamu, kakek saya akan percaya atau nggak?"

Divi menggigit bibir bawahnya, takut-takut dia menghindari tatapan tajam Arkael. "Ya maaf, Pak, kan katanya saya harus meyakinkan."

Arkael mendengkus. "Kita akan lihat aktingmu meyakinkan atau tidak." Dagu Arkael bergerak ke arah Bimo yang keluar dari kamar perawatan Tuan Argam.

Divi mengerutkan dahinya, tidak mengerti apa maksud Arkael. Tapi, dia memilih untuk diam saja dan menunggu jawabannya sampai Bimo sampai di hadapan Arkael.

Bimo membungkuk sebentar kepada Arkael, kemudian dia menjeda sebentar, lalu detik berikutnya Bimo membungkuk kepada Divi.

Arkael langsung mendengkus. Sementara Divi membeliakkan mata.

"Jadi Kakek percaya, huh?" ujar Arkael dengan nada santai.

"Besok, jam 9 pagi, acara akan diadakan di kamar perawatan Tuan Argam. Tante Paulina juga sudah dikabari." kata Bimo.

"Jadi Kakek langsung gerak cepat juga." Arkael mengangguk, ekspresinya terlihat puas.

Sementara Divi tidak menemukan ide apa pun tentang apa yang membuat pria itu terlihat puas.

"Ayo kita temui ibumu sekarang." Arkael berlalu dari hadapan Divi dan Bimo, dengan langkah pasti yang mantap.

"Eh, i-ibu saya? Sekarang?" Divi menyusul, begitu pun dengan Bimo.

"Tahun depan!" sahut Arkael dengan nada sarkasnya yang ketus.

Divi menipiskan bibir, menahan hasratnya untuk menendang tulang kering Arkael di depannya.

"Tuan Argam percaya dengan akting Nona dan-"

"Jangan panggil dia Nona!" Sembur Arkael meski dia berjalan di depan Divi dan Bimo, langkahnya berhenti hanya untuk menatap sinis kepada Divi. "Dia bukan Nona."

"Dih, siapa juga yang mau jadi Nona!" Balas Divi. "Kalau bukan karena saya butuh biaya untuk ibu dan kalau bukan karena Tante saya yang gila itu, saya juga nggak mau seperti ini! Saya juga maunya hidup normal, menikah dengan jodoh yang saling mencintai, bukannya malah meni-" Kalimat penuh emosi itu terpaksa terputus karena Arkael sudah membekap Divi dengan tangannya.

"Jaga ucapanmu!" Arkael menatap tajam pada Divi, sementara Divi menatap nyalang padanya, dan Bimo menatap keduanya dengan tatapan yang seolah bisa memprediksi masa depan dua orang itu.

"Ingat kondisi ibumu, jadi jaga sikap dan ocehan tidak bergunamu itu!" Ucap Arkael dengan nada rendah yang sangat menginspirasi Divi untuk menggigit tangan pria itu. Tapi, niatnya dia urungkan lantaran tatapan tajam Arkael berubah lembut. "Ada asisten Kakek, kondisikan ekspresimu." Bisiknya cepat.

Tangan yang tadinya membekap mulut Divi, bergerak pelan dan lembut mengusap pipi Divi.

Bimo membungkukkan tubuhnya pada seseorang yang mendekati mereka, perawakan pria itu sangat tegap dan garis wajahnya tegas.

"Ada apa?" tanya Ron.

"Tidak ada apa-apa, Pak." jawab Bimo sopan. Meski Ron dan Bimo mempunyai posisi yang sama sebagai asisten, tapi Ron jauh lebih senior dari Bimo.

Ron beralih pada Arkael, tatapan itu cukup membuat Arkael tahu kalau Ron mencurigai sesuatu.

"Tanyakan pada Kakek kenapa aku dan calon istriku bertengkar." kata Arkael tajam. "Sudah jangan menangis lagi." katanya pada Divi dengan sangat lembut.

Divi mengangguk.

"Sesuai dengan instruksi Tuan besar, acara akad besok akan dilaksanakan pukul 1 siang, jadi Tuan muda dan Nona masih bisa mempersiapkan untuk pakaian yang pantas." kata Ron.

"Apa? Akad? Besok?" Divi nyaris tidak percaya dengan ucapan Ron kalau saja Arkael tidak menyahuti.

"Minggu depan. Katakan itu pada Kakek. Aku nggak mau acara akadku dilakukan mendadak. Calon istriku harus spesial." Tangan Arkael bergerak menggenggam tangan Divi, lalu pergi begitu saja dari hadapan Ron, sementara Divi terlihat kesusahan untuk berpamitan.

Ron menghela napas, ini bukan kali pertama dia menghadapi kekeraskepalaan tuan mudanya itu.

"Saya akan mencoba untuk bicara dengan Pak Kael." kata Bimo.

"Tidak perlu dipaksa. Selama Tuan Muda memang serius dengan calonnya." Ada penekanan pada kata terakhir yang diucapkan Ron.

"Tentu saja, Nona Divi adalah gadis yang spesial dihati Pak Kael." jawab Bimo dengan meyakinkan. Dia tahu, Ron jauh lebih susah diyakinkan dari pada Tuan besar sendiri.

Ron mengangguk, kemudian Bimo menyusul Arkael dan Divi yang sudah lebih dulu berlalu dari mereka.

Di depan pintu kamar perawatan kelas tiga, Divi harus beberapa kali mengatur napasnya sampai membuat Arkael memutar bola matanya tak sabar.

"Mau sampai kapan kamu membuang-buang napasmu?"

Divi menengok dengan tatapan kesal.

"Ini kali pertama saya berbohong ke ibu saya, Pak. Apa lagi ini hal besar. Jadi, tolong hargai kecemasan saya!"

Arkael hanya berdecak.

Setelah cukup merasa tenang dan degupan jantungnya mulai berdetak normal, barulah Divi dan Arkael melangkah masuk-dengan saling bergandengan tangan.

Tidak seperti ruangan Tuan Argam tentunya, kelas tiga ini diisi 6 ranjang, yang masing-masing ranjangnya ditempati pasien dan keluarga yang mendampingi. Kondisi itu tentu saja membuat Arkael terkesiap sejenak, dalam bayangannya rumah sakit adalah tempat yang harus nyaman untuk setiap pasiennya, tidak ditempati banyak orang dalam satu ruangan.

"Ibu kamu di ruangan ini?" tanyanya berbisik dengan nada heran pada Divi.

"Menurut Pak Kael?" Balas Divi, dengan nadanya yang ketus."

"Saya kan cuma tanya."

"Ya pertanyaan Bapak itu aneh!"

"Apanya yang aneh?!"

Bimo segera menengahi Divi dan Bimo sebelum suara mereka menarik perhatian orang-orang yang ada di dalam ruang perawatan itu.

"Pak Kael, ruang perawatan kelas 3 memang seperti ini. Non- eh, maksud saya, Divi pasti tidak punya budget yang cukup untuk membayar kamar perawatan kelas yang lain apa lagi VIP."

Ugh, penjelasan Bimo memang benar sekali dan tepat sasaran, tapi juga menyebalkan ditelinga karena Divi tidak bisa menyanggahnya. Uangnya memang hanya bisa untuk membayar kamar perawatan kelas tiga di rumah sakit ini. Andaikan bisa, Divi ingin memilih rumah sakit yang lain, tapi apa daya, hanya di rumah sakit milik Arkael ini yang terdapat dokter juga fasilitas yang berkaitan dengan apa yang diderita ibunya.

Apakah ini takdir? Atau sebuah kebetulan yang menjengkelkan?

Arkael kemudian menatap Divi, "Saya akan pindahkan ibu kamu ke kamar perawatan terbaik, asalkan kamu bisa meyakinkannya tentang hubungan kita."

"Orang tuh kalo memang niat mau bantu, ga usah pake syarat." ujar Divi sambil menghentakkan tangan dalam genggaman tanga Arkael kemudian mendahului dua pria itu menuju bilik yang dekat dengan jendela, bilik yang tirainya tertutup.

"Dia!"

"Sabar El, sabar, demi rencana lo balas Rana." Bimo mengingatkan sekaligus menenangkan.

Ibu menatap Arkael dan Bimo bergantian, sama halnya seperti yang dilakukan Divi pada Tuan Argam, Arkael pun meraih tangan Ibu dan mencium punggung tangan wanita paruh baya itu dengan sopan.

Awalnya Divi tertegun melihat sikap sopan Arkael pada ibunya, Divi pikir pria arogan itu tidak akan melakukan hal sesopan itu, tapi kemudian dia sadar, mereka sedang bersandiwara, jadi apa yang terlihat di depan matanya adalah palsu. Tidak mungkin orang sombong itu tahu sopan santun pada orang yang lebih tua.

"Jadi, kalian akan menikah besok?" tanya Ibu.

"Iya, Tante. Maaf ini mendadak." jawab Arkael.

"Apa Divi hamil?" Pertanyaan itu sontak membuat Divi dan Arkael melotot kaget.

"I-ibu, mana ada Divi hamil."

"Saya tidak mungkin melakukan hal itu, Tante." jawab Arkael.

"Karena pernikahan ini terlalu mendadak." Ibu menatap Divi kembali. "Lalu bagaimana dengan Bayu? Bukannya kamu pernah bilang kamu punya pacar namanya Bayu? Tapi dia selalu sibuk itu?"

"Ya, tadinya, sekarang udah nggak, Bu. Bayu ninggalin Divi gitu aja dan tau-tau malah udah nikah sama perempuan pilihan keluarganya, mungkin Bayu malu kali ya, Bu, punya pacar orang susah kayak kita gini." kata Divi sambil membenarkan posisi bantal ibunya agar lebih nyaman.

Arkael merasakan kejujuran pada suara Divi. Apakah perempuan itu juga dikhianati kekasihnya? Apa tadi, mantannya itu malah sudah menikah?

Refleks, Arkael meraih tangan Divi, lalu menatapnya.

"Dia bukannya malu, tapi tapi kamu yang terlalu berharga untuk laki-laki nggak bermutu seperti itu." kata Arkael dengan tatapannya yang lembut pada Divi. Jika saja Divi tidak ingat tentang surat kontrak pernikahan konyol itu, tatapan lembut Arkael sudah pasti membuat Divi melayang dan meleleh. Tapi sekarang Divi justru merasakan jengkel luar biasa, yang harus dia tutupi dengan senyuman manis pada wajahnya.

"Tante, ijinkan dan restui saya untuk menjadikan Divi sebagai wanita paling bahagia." kata Arkael sambil menatap ibu Divi.

Wah, ini orang pasti udah pengalaman banget nih! Batin Divi.

"Divi sudah lama menjadi tulang punggung keluarga ini, ayahnya bukan orang baik, Nak Arkael. Dia meninggalkan kami tanpa rasa tanggung jawab demi wanita lain. Apa Ibu bisa memegang janji Nak Arkael yang akan menjadikan Divi bahagia?"

"Saya selalu memegang janji apa pun yang saya buat, Tante." kata Arkael bersungguh-sungguh.

Tentu saja itu membuat Divi ingin sekali mencubit kedua ginjal Arkael, bagaimana bisa pria itu menjanjikan hal yang mustahil?!

"Baiklah, Ibu merestui kalian. Tolong jaga Divi, tolong bahagiakan anak Ibu, Nak."

"Pasti Tante." jawab Arkael dengan kesungguhan pada ekspresinya.

Glek!

Bagaimana nanti kalau kontrak konyol itu berakhir?

.

.

.

Bersambung ~

1
Boma
terus berjuang el,untuk meyakinkan divi
Boma
pasti divi salah paham,di kiranya akan mengakhiri pernikahan kontraknya
Boma
padahal kakek cuma ingin tau perasaan kael yg sesungguhnya
Boma
mending jujur aja divi,kalo perasaan itu ada,tapi sllu menepisnya,karna tak sepadan dgn arkael,moga kakek merestuimu divi
Boma
pasti rana,makin runyam
DwiDinz
Siapa tuh yg nguping? Rana atau divi? 🤔
Boma
kamu aja yg ambil,biar nanti terbiasa😄
Umie Irbie
kok ayah siiii thoooor 😱🤔🤔 punya
traumakah ????
Umie Irbie
othooooor random bangeeeet dewhhh,. masa rumahnya kael yg mewah ada tokek 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤪
Umie Irbie: wahhahahahahaha,. 🤣🤣🤣🤣🤣 di hotel pulaaaa 😒😒😒🤣🤪
Kiky Mungil: mending kalo di rumah, tapi ini di hotel kak, eh, tokeknya juga mau ikut bobo dihotel kayaknya 😅😅😅
total 2 replies
Boma
kirain ada yg ngetuk pintu,eh toke😄ada2 saja
Kiky Mungil: tokeknya jadi room service 😅
total 1 replies
Boma
apa dia bilang wc ya ujungnya😁
Umie Irbie
duuuuh,. bahasa inggris yaks😒😣 artinya apaan siii,. masa kudu copy paste dulu ke google transit 😏😣😒
Kiky Mungil: jangan kak...bahaya artinya 😋😋
total 1 replies
Umie Irbie
hahahaah,. baca nya sweet bangeeet siiiii 🤣🤭🤭
Umie Irbie
hahahaha,. hukuman nya kok enak sekali yaaaaa 🤣
Boma
WAK WAW ngambil kesempatan dlm kesempitan kael😄
Umie Irbie
hahahahahah,. arkael mesuuuuuuum🤣🤣🤣🤣🤣
Boma
pokus pokus aja terus kael
Muri
buat kaelnya bucin ya thour
Muri
kayanya bukan mmh kandung kael lh
Boma
awas aja kalo kamu goyah kael,bakal nyesel kamu di tinggal divi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!