NovelToon NovelToon
Benih Tuan Presdir

Benih Tuan Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:228.3k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Keenan dan Jihan yang baru saja menikah siri setelah 5 tahun berpacaran, terpaksa berpisah kala Keenan harus menerima perjodohan dengan anak relasi bisnis ayahnya.

Kepergian Jihan seorang diri dalam keadaan hamil, membuat Keenan terus mencarinya.

Hingga 5 tahun berlalu, tak sengaja Keenan bertemu dengan seorang bocah tampan, yang mengikuti casting bintang iklan produk perusahaan farmasi yang dipimpinnya.

Apakah anak itu adalah anak yang dikandung Jihan? Bagaimana kelanjutan cerita Keenan dan Jihan? Akankah Keenan menceraikan istri yang tak dicintainya?

Baca selengkapnya di sini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Sampai apartemen, Keenan mengamuk pada Nayla, dan memintanya jujur tentang apa yang Nayla katakan pada Jihan, hingga istri sirinya itu pergi.

Tak mengakuinya, Nayla mengelak telah berbicara macam-macam. “Aku tidak tahu apa-apa tentang kepergiannya. Aku hanya memberitahukan kehamilanku padanya, karena kamu tak segera jujur.”

“Aku sudah bilang, aku sendiri yang akan menjelaskannya, tak perlu kamu lancang mengatakannya pada Jihan. Lalu, apa tujuanmu memberikan uang padanya, kalau bukan karena kamu pasti memintanya pergi?” Amarah Keenan begitu menggebu.

Nayla kembali mengelak, bahwa ia hanya ingin memberikan uang untuk Jihan dan anak dalam kandungannya, tak bermaksud apa-apa. Ia juga tak menyangka bahwa Jihan akan menolak uang itu dan malah pergi. Berpura-pura sedih, Nayla menyarankan agar Keenan bertanya pada orang tua Jihan. “Siapa tahu Jihan pulang ke rumahnya.”

“Aku sudah tentu mendatangi kediaman Bu Dina. Dia juga tak tahu Jihan ke mana, Bu Dina pikir Jihan masih tinggal denganku. Aku juga merasa tak enak hati pada mertuaku akan kejadian ini, meski ia tak marah dan menghinaku,” tutur Keenan.

Bermaksud menenangkan suaminya dengan memintanya mengikhlaskan kepergian Jihan dan fokus pada keluarga kecil mereka, Keenan semakin mengamuk.

“Cintaku hanya untuk Jihan, bukan untukmu! Pernikahan kita hanya sebatas status karena keterpaksaan. Aku tak akan menganggapmu istriku! Dengar itu baik-baik. Aku akan tetap mencari Jihan sampai ketemu!” tegas Keenan kembali pergi meninggalkan Nayla.

Menyusuri malamnya kota Jakarta, Keenan terus menyebut nama Jihan. Hatinya benar-benar hancur. Belum sempat ia menjelaskan semuanya, Jihan meninggalkannya begitu saja tanpa pamit.

“Jihan, kamu di mana, Sayang? Apa kamu dan anak kita baik-baik saja?” Tak terasa air matanya menetes perlahan.

Tak siap rasanya kehilangan istri yang sangat dicintainya itu, bersama calon anak yang dinantikannya.

***

2 hari di Bandung, Jihan akan segera mulai bekerja hari ini. Atas bantuan Gio, Jihan juga dengan cepat mendapatkan rumah kontrakan yang tak begitu jauh dari tempat kerjanya, agar ia bisa menjangkaunya dengan hanya berjalan kaki. Lusi yang ternyata tak bisa cuti, terpaksa segera meninggalkan Jihan untuk kembali ke Jakarta pagi ini, setelah memastikan Jihan baik-baik saja di sana.

Sebelum Jihan berangkat kerja, Lusi berpamitan padanya, karena ia juga harus segera menuju stasiun. “Jangan sungkan meminta bantuan pada Gio, atau hubungi aku kalau ada apa-apa. Ibu menitipkanmu padaku, jadi aku harus selalu tahu keadaanmu di sini. Jangan lupa selalu kontrol kandungan ya. Nanti, aku akan ajak Ibu ke sini. Aku doakan kamu dan bayimu sehat, aku pulang ya, Han.”

Mereka lalu berpelukan, ditemani dengan derasnya air mata yang tak ingin berhenti keluar.

“Lus, terima kasih banyak. Sampaikan terima kasihku juga pada Gio ya. Aku titip Ibu,” ucap Jihan berusaha menyeka air matanya.

Lusi mengangguk, kemudian segera menghampiri ojek online yang baru saja tiba menjemputnya.

Menghela nafas panjangnya, Jihan menguatkan dirinya untuk memulai kehidupan baru di sini. “Jangan rewel ya, Nak, temani Mama kerja. Kita pasti kuat.”

Hingga hari demi hari berlalu, minggu berganti bulan, Jihan tak pernah lelah bekerja keras mengumpulkan uang untuk masa depannya bersama bayi yang dikandungnya. Inka dan teman-teman kerjanya sangat baik padanya, tak jarang mereka memberikan makanan untuk dibagi pada Jihan. Bukan hanya itu, Gio juga seolah perhatian pada Jihan, selalu menawarkan untuk membantunya, atau sekedar mengantarkan makan malam untuk Jihan. Sungguh rezeki si jabang bayi begitu luar biasa. Meski setiap bulan ia harus pandai-pandai mengatur keuangannya.

Kesedihannya karena berpisah dengan Keenan, selalu dialihkannya dengan menyibukkan diri. Meski terkadang, air matanya kembali menetes jika mengingatnya. Begitu iri ketika ia melihat saat di klinik, para calon ibu selalu ditemani sang suami. Sedangkan ia hanya bisa pergi diantar ojek menuju klinik bidan untuk kontrol, dan tak mampu jika harus ke rumah sakit. Satu hal yang disyukurinya, calon anaknya tak pernah rewel selama di dalam kandungan, seakan memahami keadaan ibunya yang sedang berjuang mencari penghidupan.

Hingga 32 minggu berlalu, tiba saatnya minggu ini adalah minggu di mana Jihan akan melahirkan. Bu Dina dan Lusi yang sudah tiba di rumah kontrakannya, begitu antusias membantu menyiapkan kelahiran bayi Jihan. Tiba-tiba saat tengah asyik mengobrol, Jihan mengalami kontraksi yang luar biasa.

“Bu, perut Jihan sakit, Bu,” keluh Jihan memegangi perutnya.

“Lusi, bagaimana ini?” panik Bu Dina berusaha menenangkan Jihan.

Sebenarnya, Lusi sudah meminta bantuan Gio untuk mengantar mereka ke klinik esok lusa, sesuai dengan tanggal HPL Jihan, tapi perkiraan yang sedikit meleset, membuat mereka kelabakan. Lusi lalu menelepon Gio untuk meminta tolong mengantarkan mereka ke klinik. Syukurnya, Gio tak sedang repot hingga dengan cepat segera menjemput mereka ke rumah kontrakan Jihan.

15 menit perjalanan, tiba lah mereka di klinik bidan. Jihan yang sudah tak kuat, segera ditangani bidan yang selama ini memantau kehamilannya. Sementara Bu Dina, Lusi, juga Gio menunggunya dengan cemas di luar ruangan.

Sungguh kuasa Sang Maha Pencipta, hanya berselang 10 menit, terdengar suara tangisan bayi yang memecah keheningan kecemasan mereka. Senyum haru seketika terpancar dari wajah Bu Dina. Kalimat penuh syukur pun tak berhenti terucap dari mulutnya.

“Selamat ya, bayinya laki-laki, tampan sekali. Kelahirannya juga normal dan lancar, karena Bu Jihan sering berjalan kaki,” ujar asisten bidan saat akan keluar membawa bayi Jihan, untuk dibersihkan.

Gio dengan cekatan menawarkan diri untuk mengumandangkan adzan di telinga si jabang bayi, ketika bayi mungil itu sudah selesai dibersihkan.

Air mata bahagia bercampur kesedihan, terus memancar dari mata indah Jihan, kala menyadari ia melahirkan tanpa ditemani seorang suami, juga ketika bukan ayah biologisnya yang mengumandangkan adzan di telinga bayinya.

***

5 tahun kemudian...

Meskipun repot karena Jihan harus bekerja dengan membawa anaknya sedari bayi hingga berumur 5 tahun, tapi hidupnya begitu bahagia. Banyak yang sayang pada balita tampan itu sedari ia dalam kandungan. Inka dan teman-teman kerja Jihan, juga mempersilakan Jihan bekerja sambil mengasuh anaknya, karena tak mungkin meninggalkannya sendiri di rumah kontrakan. Menyewa jasa baby sitter pun seakan juga tak mungkin karena tak mampu membayarnya.

Berbeda dengan kehidupan Keenan dan Nayla yang seakan tak bisa merasakan kebahagiaan, meskipun sudah ada anak dalam pernikahan mereka. Di depan publik, hubungan mereka terlihat baik dan menjadi impian bagi banyak orang. Yang sebenarnya terjadi adalah, Keenan masih belum bisa menerima dan memperlakukan Nayla selayaknya seorang istri, hingga saat ini.

Bahkan, Keenan tak ingin memiliki anak lagi dengan Nayla. Sejak malam pertama kala itu, Keenan tak lagi menyentuh Nayla, apalagi setelah mengetahui Jihan pergi. Yang Keenan lakukan sehari-hari hanya lah bekerja, lalu pulang ke apartemen dan tidur. Makan malam pun ia lebih memilih di luar sepulang kantor, malah terkadang, Keenan justru pulang ke rumahnya sendiri, sekadar untuk menyendiri dan mengenang Jihan yang sudah bertahun-tahun dicarinya.

Hingga suatu pagi, Keenan mendapat telepon dari Andre, asisten pribadinya di kantor.

“Pagi, Pak Keenan, hari ini ada jadwal casting untuk pencarian bintang iklan obat batuk pilek anak, di kantor periklanan Mejaputih relasi kita. Apa Pak Keenan ingin turut menyeleksinya?”

"Ya, saya kesana sekarang," jawab Keenan seraya bergegas menuju kantor iklan, seperti biasa tanpa berpamitan pada Nayla, dan hanya berpamitan pada Ruby, anak laki-lakinya.

“Papa berangkat kerja dulu ya,” pamitnya lalu berjalan keluar unit apartemen, menuju parkiran mobil.

Selama perusahaan ayahnya dipimpin oleh Keenan, hal-hal kecil tak luput untuk ikut diurusnya, termasuk ingin selalu memilih sendiri siapa yang pantas menjadi bintang iklan produk obat perusahaan farmasinya.

Hingga 30 menit kemudian, tiba lah ia di studio tempat casting. Keenan segera masuk ke dalam, yang ternyata sudah ramai dipenuhi anak-anak kecil dan orang tua pendamping mereka. Ia lalu duduk di kursi juri, dan bersiap menyeleksi bintang iklan cilik untuk memerankan produk terbaru perusahaan farmasinya.

Kandidat 1, 2, hingga 3 selesai tampil, kini giliran kandidat nomor urut 4. Berbeda dengan 3 kandidat sebelumnya, saat kandidat ini maju untuk memperkenalkan dirinya dan berakting, semua tatapan mata tertuju pada bocah tampan nan menggemaskan itu, tak terkecuali Keenan.

“Halo, namaku Ale, usiaku 5 tahun. Aku dari Bandung, aku ke sini ditemani Bunda.”

...****************...

1
LISA
Kenan tuh yg bayarin SPP nya Ale
Eva Nietha✌🏻
Ale pinter
Eva Nietha✌🏻
Keren
Eva Nietha✌🏻
Kena deh bakal viral nih Nayla
Eva Nietha✌🏻
Kapok kamu pak Basuki
Eva Nietha✌🏻
Ale hebat
Eva Nietha✌🏻
Wah ale viral
Eva Nietha✌🏻
Feeling anak sm bapaknya
Eva Nietha✌🏻
Ayo keenan tegas
Eva Nietha✌🏻
Keren ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Makin seru thor
Eva Nietha✌🏻
Suka
Siti Nuraini
aq suka ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Berjumpa jg deh
Eva Nietha✌🏻
Seru banget
Eva Nietha✌🏻
Seru
Eva Nietha✌🏻
Msh lanjut
Eva Nietha✌🏻
Merapat kk
munaroh
owhh,,, Wina ada main dg Rio thoo? 🤔
munaroh
wallahhh,,, Wina urung kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!