NovelToon NovelToon
Lotus Age: A Crown Prince

Lotus Age: A Crown Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dunia Lain
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nil Caryo

(Fiksi belaka!! )
Kota Jayakarta yang tengah hancur karena lepasnya sang tirani Cyborg yang menginginkan dunia dystopian di dalam genggamannya kini telah hancur sepenuhnya.

Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah Annara, gadis yang genap berumur 18 di tahun ini, 2227. Dengan bakatnya untuk mengatur molekul dan meledakkan para cyborg, kesempatan itu tak ia lepas untuk kudeta parasit yang menyebalkan.

Tapi, kenapa hasilnya malah seperti ini?

Kini pemimpin sementara kiamat masa depan itu menyusut dan kehilangan raganya, kenapa ia harus menjadi Akira dan menjalani alur yang melenceng.?

Ada apa pula dengan sistem irem yang menyebalkan ini?

Kenapa pula ia disatukan dengan Azalea, Kai, white rose? Bangkit dengan nama Bunga dan bukan dengan kebahagian kecilnya atau karismanya, si kode berjalan?

Saksikanlah Perjalanan Annara sebagai Crimson, neraka ini sebatas perebutan tahta saja bukan? kan? Bagaimana caranya Akira menaikkan Han yang telah tiada pada tahta keturunan pahlawan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nil Caryo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Koneksi

'tring'

--hadiah karena menyelesaikan tugas pribadi 'crimson': -Bertahan dari serangan little cactus, fragmen silver x 2.

-menyembunyikan keberadaan sistem irem dan jiwa lain dalam tubuh Akira dari Han Ra, fragmen emas x 1

-Meningkatkan pemahaman, 2.000ram

Belum diambil--

 "Ambil semua hadiah", Gumam Akira. Ia berusaha berkata sepelan mungkin supaya kedua adik kembar nya ini tidak bangun, ketakutan di tengah kegelapan.

Tadi setelah mengikuti Han, rupanya ia dibawa ke kamar adiknya dan disuruh untuk menjaga mereka. Sementara Han akan pergi keluar dan meminta perpanjangan pembayaran tagihan listrik dan energi sihir di rumah.

Yap, di dunia ini terdapat sihir. Sekarang yang adalah tahun 1661 tapi sudah ada teknologi informasi dan tranportasi yang mumpuni, semuanya diperoleh dari evolusi manusia yang terpaksa bertahan hidup dari monster dan beast.

Negara harus bersatu dibawah satu raja besar dan di bagi berdasarkan areanya, percobaan demi percobaan dilakukannya, atas nama patriot. Sang raja berhasil menunjuk "Para pahlawan untuk membasmi monster".

setelah ratusan tahun akhirnya monster berbahaya yang tidak diketahui dari mana asalnya berhasil disegel dengan pimpinannya, menyisakan beast kecil yang tidak begitu berbahaya sejak 600 tahun lalu. Sejak itu, energi sihir menipis sehingga bisa digunakan sebagai sumber daya energi yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari hari.

Di tahun ini,

Ada yang namanya penyihir, di berbagai bidangnya penyihir pasti akan sukses karena bisa menyerap dan menggunakan energi sihir dengan leluasa. Salah satunya perusahaan penyihir di bidang sumber daya energi di kota kecil Fuji adalah yang sedang dikunjungi Han Ra ini, (SMES) Southeast Magis Energy Service.

 "Namanya saja yang Man service, nyatanya Karena punya hak swasta mereka seenaknya mempermainkan harga energi magis..", Han merutuki perusahaan itu diperjalanannya, "tagihan dimajukan seenaknya..".

 Lelaki itu berumur 17 tahun bulan ini, tapi jauh sebelum itu ia telah menjadi tulang punggung bagi adik adiknya. Han setelah pagi ini sedikit lega karena ia merasa Akira sudah baikan, bagaimanapun Han sebagai kakaknya sudah salah menjaga Akira, setelah ini ia bertekad untuk menjaga dan membahagiakan keluarganya dengan benar.

Sampai, 'brug!', seseorang menabrak punggungnya dengan keras. Sepertinya orang ini tengah berlari, "Aduh.. Maaf, maaf tuan!", orang itu membersihkan bajunya dan lanjut berlari lagi searah dengan Han.

"Yah, tidak apa apa..", katanya sambil tersenyum dan lanjut berjalan santai ke kantor SMES.

Cuacanya dingin sekali sejak pagi, Han melihat sebuah noda debu di rompinya yang ia pakai. Disaat yang sama pula, debu itu di bersihkan dan suhu berubah drastis menjadi tungku api di lapang yang terbuka, disertai sebuah getaran hebat dari arahnya pergi.

Lagi lagi Han ditabrak seseorang, kali ini ia adalah seorang pria dengan obor dan sebuah jaket tebal. Ia terlihat kelelahan berlari sedari tadi, keringatnya banyak sekali, "mungkin itu efek dari obor dan jaketnya yang sangat tebal", pikir Han.

"hati hati pak", Han sedikit menepuk punggung pak tua itu. Pria itu sedikit mendongak untuk melihat sosok tinggi anak remaja yang telah menepuk pundaknya itu, reaksinya sedikit aneh. Pria itu lanjut lari begitu saja.

"Mungkin karena masih pagi, jadi ada banyak orang yang bersemangat untuk bekerja ,ya?", Monolog Han positif, sebelum ada lebih banyak orang lagi yang berlari ke arah yang sama, membuat Han menoleh kebelakang.

"Han Ra!! Ngapain kamu disitu, cepat lari !". Han mendengar suara yang ia kenal, tapi bukan itu yang membuat ia ternganga adalah pemandangan pemukiman yang ia tempati amburadul, rata tanahnya tanpa suara apapun.

Dan lagi, apa itu katanya? "Mo..monster..?". Tidak.. Rumahnya.. Adik-adiknya..hancur oleh makhluk keji dihadapannya ini, si mons- bukan, tapi iblis!

Wajahnya gelap seakan menatap pada dalam nya jurang berapi, rambutnya yang lurus panjang basah kuyup dengan air liur makhluk itu. Entah sejak kapan ia ada disana, dan Han yang tidak percaya akan apa yang dilihatnya hanya mematung menatap puing puing rumahnya yang terbakar.

"Groaaaarrrkkk!!", monster itu mengaum dan mengamuk, mengayunkan kaki depan raksasanya ke arah Han.

"Tidak..Ai Ki..Ra?", gumam Han dengan segala frustasinya.

"Braaaaakk!!', seluruh jalanan itu hancur dan melepuh, tidak terlihat lagi garis tapak yang selalu di lewati banyak orang.

Tidak ada orang lagi yang tersisa, tidak ada yang selamat dari terornya. Dan hal ini lah yang justru membuat makhluk raksasa itu makin mengamuk, ia berdendang dalam amarah, jejak kakinya yang panas menghasilkan teror baru bagi penghuni kota.

Sementara itu di tempat lain, terlihat sekelompok orang yang berlari ke arah benteng tua di tengah tengah dinding perbatasan.

Mereka terlihat terengah-engah setelah melewati tanjakan menuju bukit benteng. namun, begitu mereka melangkahkan kaki nya lagi menuju gerbang benteng, penjaga menerobos dan menghalangi.

"hei, apa apaan ini? Biarkan kami masuk, ada yang harus dilaporkan ke Tuan tanah perasingan!", bentak salah satu warga.

"Kalian tidak bisa masuk sekarang, tuan tanah ada urusan", penjaga itu menjawab singkat.

Para warga yang masih muda dan yang sudah mengerti maksud dari penjaga itu melihat satu sama lain, dan serempak menganggukan kepala mereka sebelum akhirnya menerobos para penjaga benteng dan memasuki county.

"Ehh?!!! Apa yang kalian lakukan, berhenti kalau tidak mau didenda!!", seru salah satu penjaga dengan zirah kulit sambil mengacungkan tombaknya.

"Persetan!". Benar, sekarang tanah perasingan sedang diserang dan hancur lebur, denda lebih baik dari pada mati di injak raksasa.

adegan pertengkaran antara para penjaga pun berlangsung dengan rumit. Para penjaga itu menekan kemanusiaan mereka sendiri.

"Dimana count keiro?!"

"Sedang ada urusan!"

"Keluarlah, count!"

Sama sama tak ada yang mau kalah, kastil tua itu meski di gedor gedor dengan keras tak ada jawaban sama sekali dari dalam.

"aneh.. Kastilnya seperti kosong.."gumam seorang anak lelaki yang mengintip dari balik dedaunan.

Mata laut dalam itu menatap jendela jendela kastel, sejak tadi yang sibuk lewat hanyalah orang orang berseragam pelayan yang membawa barang barang.

"mereka mau pindahan ya?", tanya anak perempuan yang sangat mirip dengan anak lelaki tadi, keduanya sedari tadi anteng mengintip keributan dan county.

Manik mata anak itu mencari cari milik kakaknya, banyak yang ingin ditanyakan bocah kembar yang belum genap 8 tahun itu.

"Kak..Akira..?".

Pemilik nama pun akhirnya menoleh, dan menjawab "iya.. Sora..Sepertinya count akan pergi keluar kota".

"meninggalkan kita disini??" , timpal gwi.

"meninggalkan..ya", Akira mengistirahatkan komuknya, ia seakan akan sedang memikirkan sesuatu yang serius.

"Kak Han nanti akan menjemput kita, kan?"

Akira tidak bisa menjawab, ia sendiri tidak tahu bagaimana kabar Kakak laki lakinya itu.

"iya, dia akan menyusul kita nanti.."

Akira agak tidak enak hati melihat ekspresi Ai So Ra dan Gwi Ra yang ceria mendengar jawabannya, memangnya apa salah kedua anak itu sampai harus kehilangan dan dibohongi sebanyak ini.

"kak, aku ingat pernah melewati gerbang itu", Gri menunjuk gerbang besar yang ada di sebelah kanan dan kiri benteng yang melindungi county.

"aku juga!", timpal Sora.

Akira tersenyum kecut, ternyata di tempat ini hanya ada kenangan buruk.

"Kalian mungkin tidak ingat, kita masuk ke tanah perasingan lewat pintu itu", ucap Akira.

Kedua bocah itu mengangguk mendengarnya, mereka yang sedari kecil dihadapkan dengan kerasnya dunia tidak terlalu merasakan ketakutan yang seharusnya mereka rasakan saat ini.

Akira banyak pikiran, ia masih membutuhkan Han, sistem tak bisa digunakan dan matanya yang sebelah kanan panas, ia khawatir tak bisa melihat dengan jelas ketika harus melarikan diri dengan adik adiknya dari monster dan bahaya.

Tadi saja ia dengan susah payah melarikan diri dari kehancuran kota dan membimbing adik adiknya menuju benteng, bahkan dengan kedua matanya yang masih sehat.

Kedua bocah itu kembali berbalik mengintip keributan, para warga di usir dari benteng count.

"count!! Kau tak bisa lakukan ini pada kami!!"

Ingatan Akira tentang gerbang itu bermunculan...

"Kakek!! Kau tak bisa lakukan ini pada kami!!!"

Suara anak laki laki dengan mantel royal menggema dan memulai eleginya.

Akira menggandeng kedua adiknya yang sedang ketakutan, namun wajahnya tak luput dari syok dan ketakutan yang lebih lagi.

"Aku bahkan belum 13 tahun!! Kek, kumohon! Kembali!!"

Sang kakek tidak menghiraukan dan lanjut menaiki kereta Kuda mewahnya, gerbang ditutup.

Adegan saat Han memohon mohon agar tidak dibuang, "dipikir pikir harusnya ini menjadi adegan yang traumatis bagi akira..", pikirnya.

Tapi Akira bukanlah ia yang dulu lagi, sekarang jiwa tubuh ini adalah Crimson.

Crimson justru harus memanfaatkan informasi ini sebaik mungkin.

"kita akan berangkat"

"kemana kak?"

"keluar, ada dunia yang luas di balik tembok itu", Akira meyakinkan adik adiknya bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk melihat 'dunia'.

"kakak akan kesana duluan dan membuka jalan, kalian jangan sampai kelihatan ,ya?", akira menaruh sebuah tas berisi makanan dan alat alat darurat.

"baik, kak!"

"sst, jangan keras keras..", Akira mengingatkan.

"ups", Sora menutup mulutnya dengan kedua tangan kecilnya.

Akira secara natural tersenyum, tanpa ia sadari Akira sangat menyukai keberadaan adik adiknya. Crimson tentu saja tidak sadar.

1
tesya sa'adah
good job.... /Good/
sebut saja flow
jadi penasaran sama kelanjutan nya
sebut saja flow
wah...
keren banget kk
zichani
keren abis deh nih karya /Smile/
tesya sa'adah
ceritanya bagus.. bahasanya juga keren, sedikit berat tapi masih mudah dicerna.. ada puitis nya, ada misteri nya. paket komplit untuk novel fantasi.. good job dan pertahankan ya...
Pena dua jempol
aku tinggalkan 1 iklan kak. maaf koin dan poin ku habis.
nanti aku kesini lagi.
semangat berkarya.
jangan lupa mampir di cerita aku 🫰🏻❤️
Ai
Semangat berkarya, Thor
Raksha: Terimakasih kak, kudukung karya mu juga
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!