NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:900.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah

Malam itu Marcell tidak bisa tidur. Pikirannya kacau setelah bertengkar dengan Devina di kantor. Kini ia merasa tak tenang setelah apa yang dilakukan pada mantan istrinya. Tidak seharusnya dia berkata buruk walaupun dalam hatinya menyimpan kekecewaan.

'Kenapa aku tidak bisa tidur? Kenapa mata ini sulit untuk dipejamkan. Kacau! Ini benar-benar kacau. Gara-gara dia hidupku kini jadi berantakan. Aku tidak akan tinggal diam. Aku ingin dia mempertanggungjawabkan perbuatannya yang sudah membuatku hampir gila."

Setelah berpisah dari Devina, ia pikir masalahnya bakalan kelar, tapi nyatanya ia tidak pernah bisa tenang. Ia selalu dihantui oleh rasa kecewa di saat mengetahui istri yang dicintainya tega memporak porandakan rumah tangganya.

'Aku harus mencari tahu di mana dia tinggal saat ini. Aku harus meminta bantuan untuk bisa mendapatkan alamatnya.

Terbesit rencana konyol untuk memancing Devina agar mau menemuinya. Dia yakin Devina sangat marah dan tidak mau lagi bertemu dengannya, apalagi untuk bekerja kembali ke kantornya, rasanya sangat mustahil.

'Tidak! Aku tidak bisa mengandalkan orang lain untuk mencari tahu di mana keberadaan Devina. Aku akan bertindak sendiri. Ini masalah pribadiku, dan aku tidak ingin mencampur adukkan dengan urusan pekerjaan.

Pria itu terbangun dari ranjangnya dan langsung menghubungi Devina malam itu juga.

Untung saja dia mendapatkan nomer telpon Devina dari lamaran dan penandatanganan kontrak kerja.

Dia senang saat nomernya tersambung dan nampak wanita itu mengangkatnya.

("Halo, ini siapa ya?")

Devina mengerutkan kening saat mengetahui nomer baru yang masih belum tersimpan di kontak panggilan.

("Halo Vina! Ini aku, mantan suamimu tercinta. Temui aku sekarang juga!")

Terlihat nampak konyol. Malam selarut itu meminta mantan istrinya keluar rumah untuk menemuinya.

Devina melebarkan bola matanya. Pria yang ingin dihindarinya kini malah menghubunginya. Pertengkaran siang itu sudah membuatnya semakin benci, tapi kini pria itu kembali menghubunginya.

("Ngapain kau menghubungiku. Diantara kita tidak ada hubungan apa-apa. Aku tidak mau lagi bekerja sama denganmu. Anggap saja aku tidak pernah datang ke kantormu!")

Dengan suara datarnya Devina menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

("Oh, ayolah! Jangan pesimis seperti itu. Kamu sudah terikat kontrak kerja denganku. Jangan seenaknya sendiri membatalkan kontrak kerja yang sudah kau tandatangani. Apa kau ingin mendapatkan sanksi.")

("Tidak usah mengancamku aku sudah muak sama kamu!")

("Aku bicara serius. Ini bukan ancaman. Jika kamu membatalkan kontrak kerja di saat kamu sudah menandatanganinya, maka kamu akan mendapatkan sanksi. Kamu harus mengganti denda sebesar Rp 15.000.000,- padaku. Nggak papa kalau kamu memang bisa membayarku dengan uang Rp 15.000.000,- maka aku anggap kerjasama kita gagal, tapi kalau kamu nggak bisa membayarnya, jangan harap kamu bisa keluar dari perusahaanku begitu saja.")

("Gila! Ini benar-benar sudah gila! Kamu sengaja ingin memerasku, ya?")

("Memerasmu? Memangnya apa yang kuperas darimu? Ini sudah menjadi prosedur perusahaan. Di manapun kamu bekerja, kalau sudah menandatangani kontrak berarti kamu harus siap menerima konsekuensinya. Jika kamu ingin keluar dari perusahaan itu, maka kamu harus membayar denda seperti yang diputuskan oleh pemilik perusahaan.")

'Astaga,, uang sebanyak itu aku dapat dari mana coba? Jangankan ngumpulin uang Rp 15.000.0000,- untuk membelikan boneka teddy bear anakku yang tidak seberapa itu Aku bahkan tidak bisa membelikannya. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus tetap bekerja di sana dan setiap hari harus siap menerima cacian darinya?'

Suasana hening. Marcell berdecak saat tak mendapati jawaban dari mantan istrinya.

("Vina! Kenapa kok diam saja. Apa kau masih ada di situ? Kau tidak sedang tertidur kan?")

("Ck! Apaan sih. Sebenarnya aku sudah ngantuk, aku ingin istirahat, tapi kau malah mengganggu istirahatku. Lebih baik matikan saja teleponnya.")

Bukannya tak mau bercakap dengan mantan suaminya, tapi ia tak ingin mendengar kata-kata kasar yang terucap dari mulutnya.

("Enak aja mau tidur. Tadi aku bilang apa sama kamu, Tolong temui aku di cafe dekat kantor. Sekarang juga!")

("Apa! Aku kau minta untuk menemuimu di kafe dekat kantor saat ini juga? Apakah sudah gila ini sudah larut malam. Bagaimana mungkin aku keluar sendirian hanya untuk menemuimu. Tidak, aku tidak mau!")

("Hey! Kau tidak bisa menolakku. Sekarang juga, kau harus datang ke sini untuk menemuiku!")

Devina menoleh ke arah dinding dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 21.30 wib, ia tidak mungkin berani keluar sendirian. Bahkan ia juga tidak tega meninggalkan si kembar tidur di rumah tanpa siapapun.

("Kau itu benar-benar ya! Lagian ini bukan jam kerja ini waktunya istirahat semua orang udah pada tidur dan kamu memintaku untuk datang ke cafe menemuimu maaf aku benar-benar tidak bisa meninggalkan ...,") Devina menggantungkan ucapannya saat ingin mengatakan tidak bisa meninggalkan kedua anaknya. Dia tidak ingin Marcell mengetahui dirinya sudah memiliki anak.

'Ya Tuhan .., aku hampir saja keceplosan. Pokoknya aku nggak mau datang ke sana dan aku juga nggak tega ninggalin anak-anakku di sini. Mereka masih sangat kecil. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk terhadap mereka? Siapa yang akan bertanggung jawab? Aku tidak peduli walaupun Marcell akan menghukumku, tapi aku tidak ingin anakku kenapa-napa karena kecerobohanku.'

("Ck! Ayolah Devina aku ini atasanmu aku bisa melakukan apa saja padamu!")

Marcell memberikan ancaman pada Devina jika ia tidak mau datang untuk menemuinya.

("Aku tidak peduli dengan ancamanmu! Kalau kau memang benci padaku seharusnya kau tidak lagi menghubungiku apalagi memintaku untuk tetap kerja di tempatmu. Jelas-jelas kau mengatakan kalau sudah muak padaku. Lantas untuk apa aku kau minta untuk menemuimu? Bahkan kau tidak melepaskanku untuk pergi dari kehidupanmu!")

Marcell agak frustasi, rencananya nyaris gagal tidak bisa membuat Devina tunduk padanya.

("Ternyata kau ini sangat keras banget sekali. Aku heran dari dulu keras kepalamu itu tidak pernah hilang. Bahkan setelah berpisah dari itu saja lah kau masih juga keras kepala. Apakah jika ingin menyenangkan seseorang yang tengah bersamamu sekarang?")

Deg,, degup jantung Devina seakan terhenti. Dia menoleh kepada kedua anaknya yang tengah tertidur pulas. Dia mulai berpikir cemas, apa mungkin Marcell mengetahui kalau iya sudah memiliki anak yang tidak bisa ditinggalkan.

'Apa dia tahu kalau aku sudah punya anak? Tapi tahu dari mana dia kalau aku sudah punya anak. Tidak kurasa dia tidak mungkin tahu kalau aku sudah tidak lagi sendiri.'

("Kenapa kamu diam saja? Benar kan, apa yang aku katakan ini? Kau sudah ada pengganti diriku. Bahkan kau sudah bahagia bersama orang lain. Oke, baiklah kalau kau tidak ingin datang untuk menemuiku, tapi jangan salahkan aku jika sewaktu-waktu aku akan datang mencarimu. Aku pastikan akan bertemu denganmu dan juga seseorang yang sudah menggantikan posisiku!")

Pria itu langsung memutuskan sambungannya dan meninggalkan pemikiran gelisah.

1
sang penikmat
cerita nya enak dan seru juga tapi typo nya mengganggu sekali
nadira ST
jangan obat tidur, obat lumpuh saja, biar gak menghina mulutnya
Rosalie Sarrah Kereh
sadis
M
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
hadech marcel ini gmna seh kok boding banget...ini loo anakmu...
aca
anak nyusain mati aja keras kepala
Aria Kenneth
si mc ngejar ngejar mulu udah tau gak di terima
Irma Suryani Siagian
lama2 muak juga liat Vina, egonya terlalu tinggi, gk kasihan sama anak, tunggu anaknya mati baru dia ngerti klw anak nya butuh ayah juga
dyah EkaPratiwi
Erlan ya
ardiana dili
lanjut
Bandar Jayalampung
tolong ya Thor yg terhormat bisa GK up nya jgn bikin org pnasaran
Isabell Serinah
jangan 2 si erlan
ardiana dili
lanjut
Hendro 212
paling erlan
Heny Yulifitria
udah jelas...Marcel dan adiknya bukan ank Erna..tp ank kandung ibu nadia
Karyati Sihombing
keras Kepala mu daging kurangi, anakmu berjuang didlmnya
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
£rvina
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!