(REVISI)
Airin masih kelas 3 SMA dan sebentar lagi akan ujian Akhir.
Airin mempunyai kekasih bernama Arga mereka saling mencintai, Hingga suatu saat mereka kepergok melakukan hal yang tak seharusnya.
Sehingga mereka didesak menikah oleh orang tua Airin, Disaat hari pernikahannya tiba Arga malah kabur dan entah kemana.
Bagaimana nasib Airin, setelah ditinggal pergi oleh sang calon suami?
Ini novel pertamaku, jadi mungkin banyak kekurangan dan masih terus belajar. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kak meyla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Sesaat kami berdua telah selesai mandi. Arya pun berbicara kepada Airin.
"Rin duduk sini deket Daddy, aku ingin bicara" ucapku kepadanya. Airin pun menurut untuk duduk disebelahku.
"Apa Airin marah sama Daddy?"
"Airin gak ada hak untuk marah sama Daddy bukan." ujarnya dengan ketus.
"Kenapa Airin ngomong begitu sama Daddy." Protes ku. "Dosa loh Rin, ketusin suami kalau lagi bicara!"
"Oh. jadi Daddy sekarang udah ngerasa punya istri gitu, Mana ada seorang suami yang tidak menghiraukan Istrinya?"
"Maafin Daddy yah Rin, jika selama ini Daddy diemin Airin. Ini semua demi kebahagiaan Airin."
"Kebahagiaan Airin atau kebahagian Daddy?"
"Tapi ya udahlah Dad. Daddy menikahi airin karena Airin yang memaksa bukan. Jadi Airin harus tau diri" Jawabnya lagi dengan muka yang ditekuk.
"Daddy mohon jangan berbicara seperti itu sayang . Maafin Daddy yah." Ucapku dengan merayunya sambil mencium tangannya dan memeluknya dengan erat.
"Daddy janji Daddy akan memperhatikan airin mulai saat ini, Daddy gak akan menjauhi Airin lagi. Jadi udah jangan marah lagi yah sayang" Arya kemudian memeluknya dan mengusap-usap rambutnya.
"Janji yah Om," Tanyanya lagi yang sudah mulai mencair.
"Ia janji. Ehhh, ko panggil Om lagi sih?"
"Panggil Daddy sayang." sambung Arya lagi.
"Ia Dad." ujarnya sambil membalas memelukku.
"Rin, Daddy ngak suka yah. Airin deket sama cowok lain." Arya sengaja memberi peringantan pada Airin.
"Pokoknya mulai saat ini, Airin jangan deket-deket lagi sama cowok lain yah!"
"Siapa pun itu Daddy gak suka."
"Loh kok gitu sih Dad." protes Airin.
"Daddy aja bisa tuh pacaran, Masa Airin gak boleh,"
"Denger Rin. Kamu itu sudah menikah maka sangat tidak pantas kamu dekat sama laki-laki lain,"
"Apa kamu mengerti Rin?" Tanya lagi dengan lembut mencoba memberi Airin pengertian.
"Loh apa bedanya sama Daddy?" Jawabnya dengan protes terus kepadaku.
"Daddy ngelarang aku buat deket sama cowok lain. Terus Daddy apa namanya, bukan deket lagi sama cewek. Tapi Daddy udah menjalin hubungan." ucapnya dengan sarkas.
"Itu namanya Daddy ngak adil." sambungnya lagi dengan nada kesal.
"Daddy akan memutuskan hubungan Daddy dengannya," ujarku cepat, sebelum dia marah lagi.
"Janji yah Dad. Awas aja kalau Daddy bohong sama aku." jawabnya mengancam.
"Emang airin bisa ngelakuin apa?" ucapku yang menantangnya. Dan Airin malah berdecak sangat kesal.
"Terserah Daddy aja lah, lakukan sesuka hati Daddy. Aku pun bisa melakukan sesuka hatiku." ujarnya dengan tersenyum licik.
"Airinkan itukan cantik, masih muda lagi. Jadi banyaklah laki laki yang suka sama Airin. Jadi yah, ucapnya terhenti dan langsung membisikkan sesuatu ditelingaku. Airin ngak masalah kalau daddy ninggalin Airin." katanya dengan menggoda sambil menaik turunkan alisnya dan tersenyum licik. Dasar rubah kecil, berani sekali menentangku batinku.
"Jangan berani berani yah kamu ninggalin Daddy, atau kamu akan tau akibatnya." ujarku sedikit mengancamnya. Aku kesal sekali mendengar ucapannya.
"Ia itu tergantung Daddy," ujarnya lagi sambil keluar dari kamarku. Itupun membuatku tambah kesal saja. Huf sambil menghela nafas panjang.
"Dasar anak nakal." ujarku berteriak.
"Liat saja apa yang akan aku lakukan kepadanya nanti malam. Berani sekali dia menantangku. Akan aku buat dia tidak bisa berjalan seharian." batinku
Dengan tersenyum bahagia memikirkan rencana licikku Arya. Tak terasa hari sudah mulai sore dia datang kekamar Airin.
Tok.Tok.Tok.
"Rin ayo kita makan malem" ucapku sambil kembali mengetok pintu kamarnya.
"Rin" ucapku lagi. Tapi tak ada yang membukakan pintu. Arya pun memutar knop pintu yang ternyata tidak dikunci oleh Airin. Saat Arya masuk kedalam kamar Airin, dia mendengar suara gemercik air.
"Oh Airin lagi mandi" batinku Arya. Dia pun menunggu Airin dikasurnya, saat mendudukkan bokongku, Arya melihat ponsel Airin. Pada saat Arya ingin melihat ponselnya tiba-tiba Airin datang.
"Om kok masuk ke kamarku sih?" katanya sambil memicingkan matanya.
"Emang gak boleh, kitakan suami istri!" kataku lagi.
"Sebenarnya, Daddy mau ngajakin makan bareng Airin dimeja makan. Tadi udah Daddy ketok pintunya. Tapi kayanya gak ada orang, makanya Daddy langsung masuk aja, ternyata Airin lagi mandi."
"Rin kamu pakai baju gih, terus kita makan malam dibawah." ucapku lagi
"Siap Om" ujarnya lagi. Aku berdecak dia selalu saja memanggilku Om.
"Sudah kubilang jangan panggil Om. Panggil Daddy aja oke!" Arya jadi dibuat gemas olehnya.
"Kalau mau panggil sayang juga gak masalah" sambung Arya lagi.
Hufffhhh...
"Sejak kapan Om jadi narsis begini?" katanya lagi.
"Apa susahnya sih, panggil sayang aja, kedengarannya lebih manis, pake bilang aku narsis lagi" ujar Arya dengan cemberut, alah om-om labil.
"Sudah sana pake pakaianmu atau mau Daddy membantumu memakai pakaianmu" ujarku tersenyum mesum, memang sengaja menggodanya.
"Sana keluar Dad, nanti aku keluar" usirnya padaku. Sambil mendorongku keluar dari kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan membantingnya, membuat Arya menjadi kaget.
rita barunyaaa... tentang nana .
masa gakndijelaskan di awal sm doktet