"Lucy,kau harus mengambil minuman yang diberikan untuk papa ku. Jangan sampai papa meminum itu,tolong aku "
Bisik hendri saat hendri melihat Lucy sedang berdiri di balkon aula hotel itu dan menghirup udara malam dari sana, lucy terkejut melihat kehadiran Hendri tapi dia tak bisa mengatakan apa pun .
Lucy yakin kalau minuman itu pasti mengandung sesuatu yang bisa menjebak Pak Hadinata, hingga akhirnya lucy berjalan cepat ke arah pak hadinata dan mengambil gelas yang berada ditangan pria tua itu.
"Lucy,apa yg kau lakukan ? " tanya Hadinata
Lucy bingung,dia menatap semua orang yang berada didekat mereka saat ini . Lucy tidak menjawab dan langsung meminum nya ,kemudian dia pergi dari sana.
Hendri melotot melihat apa yg dilakukan oleh Lucy,lucy ngak perlu meminum nya sehingga saat ini terlihat tubuh lucy yang mulai kepanasan.
Hadinata yg melihat gelagat ngak benar dari lucy,dia pun mengikuti lucy hingga akhirnya dia melihat Lucy yang berjalan menuju lorong kamar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
❣❣❣❣❣❣❣❣❣
Regina melotot mendengar ucapan Hendri, dia tak percaya Hendri akan mengatakan hal seperti itu. Regina kembali menggelengkan kepala nya ,dia ngak mau di anggap hanya ingin memanfaatkan Hendri tapi dia juga seperti nya ngak memiliki alasan lain menolak nya.
"Regina, dengar kan aku. Aku ingin kau membutuhkan ku,menggantungkan hidup mu pada ku. Hanya aku,aku mohon " ucap Hendri yang sudah mengambil kedua tangan Regina dan mengecup punggung nya, dia benar benar tak bisa menahan rasa didalam hati nya.
"Tapi aku ...." jawab Regina yang merasa ngak enak hati, tapi belum selesai berbicara. Hendri sudah meraup bibir Regina dan memperdalam ciuman nya, tangan nya yang dari tadi menggenggam tangan Regina kini sudah menahan tengkuk milik Regina karena Regina terus saja ingin melepaskan ciuman itu.
Bibir mereka mengecap,menyesap dan saling mellumat. Tadi nya Regina terus menolak nya, tapi lama kelamaan dia ngak bisa juga menganga nya. Ciuman yang sudah lama sekali tidak dia rasakan ,dia semakin ingin mengecap bibir Hendri yang terasa manis.
Ciuman itu pun akhirnya terlepas setelah beberapa menit,karena Hendri melihat Regina mulai kehabisan nafas. Kening mereka menyatu,nafas mereka masih memburu.
"Pliiiss....Terima aku na,aku janji akan membahagiakan dan melindungi kalian selama nya . Ijin kan aku Na" ucap Hendri seperti sebuah bisikan ,mata mereka saling menyatu.
Regina melihat kesungguhan di mata Hendri, dia merasa seperti tak percaya. Seketika air mata mengalir di sudut mata Regina,saat ini dia memang tak punya pilihan lain dan hanya bisa menerima tawaran dari Hendri untuk melindungi mereka dari mantan suami nya dan keluarga nya .
Regina hanya menganggukan kepala nya, dia tersenyum kecil dan Hendri langsung menarik tubuh Regina . Tubuh mereka saling berpelukan ,Hendri merasa senang dan sangat sangat bahagia hingga akhirnya dia mengangkat tubuh Regina dan berputar putar di sana.
Regina ingin menjerit,tapi dia tahan. Dia ngak ingin membuat Citra terbangun,Regina memeluk leher Hendri karena dia takut jatuh dengan senyuman lebar dibibir nya .
"Terima kasih sayang,terima kasih " ucap Hendri sambil menciumi punggung tangan Regina dengan lembut.
Tok...tok...tok...
Regina terkejut,Hendri hanya tertawa dan menatap ke arah pintu yang ternyata dokter dan perawat yang tapi datang . Mereka tersenyum melihat Regina dan Hendri,mereka melihat adegan terakhir saat Hendri menyukai tangan Regina .
"Maaf mengganggu kemesraan nya pak ,ibu " ucap dokter itu dengan senyuman lebar nya .
Wajah Regina memerah,dia mengangguk dan menundukan kepala nya. Apalagi kini Hendri sudah merangkul pinggang milik Regina dengan lembut,dia masih terus tersenyum dengan lebar.
"Hhmmm....saya lupa memberitahukan pada ibu Regina kalau Citra sudah bisa pulang besok pagi, anda bisa menyelesaikan biaya administrasi nya malam ini " jelas dokter itu dengan sopan dan ramah.
"Terima kasih dok,saya akan menyelesaikan pembayaran nya sebentar lagi " jawab Hendri dengan tegas
"Hhmmm....sore ini saja bisa ngak dok? Ini kan masih siang, kami akan membereskan semua nya " ucap Hendri lagi dengan bibir yang terus tersenyum.
"Oh....boleh ,boleh kok pak. Sekarang juga bisa kalau bapak dan ibu mau ,apalagi keadaan citra sudah cukup stabil " jelas dokter itu yang mengerti maksud ucapan Hendri
"Baiklah, kalau begitu saya permisi lebih dulu. Anda bisa konfirmasi pada bagian administrasi mengenai semua nya ,minggu depan saya harap citra bisa datang konsultasi kembali ya pak " ucap dokter itu sebelum keluar,Hendri pun menganggukan kepala nya.
"Aku ke bagian administrasi dulu,kau bisa bereskan barang barang nya citra. Setelah citra bangun, kita langsung pulang hhmmm" ucap Hendri dengan lembut .
Cup
Hendri mengecup kening Regina sebelum keluar dari ruangan itu,dia meninggalkan Regina yang masih terpaku dengan wajah yang memerah . Kemudian dia menutup wajah nya dengan kedua mata nya,dia benar benar merasa malu sekali. Walaupun tak ada yang melihat nya ,tapi dia seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta .
Regina langsung membereskan barang barang mereka,bibir nya terus tersenyum membayangkan yang terjadi tadi . Dia merasa senang karena ada tempat untuk bersandar mulai sekarang,dia ngak tau bagaimana kedepan nya tapi dia ingin merasa bahagia saat ini.
Regina sudah menunggu Hendri, semua nya sudah selesai dia bereskan . Wajah nya terus tersenyum,dia sudah membayangkan akan tinggal bersama dengan Hendri. Walaupun hanya sebagai tetangga,paling ngak mereka akan sering bertemu setiap hari nya .
Sementara Lucy dan Maria sudah sampai didepan perusahaan LL,mereka terus tersenyum dan membayangkan kalau Hendri ngak akan melepaskan Regina lagi.
Sepanjang perjalanan mereka membicarakan mengenai hubungan Regina dan Hendri,mereka mendukung hubungan Regina dan Hendri dan berharap Regina bahagia .
Kedua nya tau bagaimana perjuangan Regina untuk mendapatkan Citra,walaupun dulu nya keluarga mantan suami nya belum mengetahui kalau menantu baru mereka tidak bisa mengandung karena rahim wanita itu sudah diangkat . Mereka tetap ingin mengambil Citra dari tangan Regina,untung nya Regina langsung bekerja di perusahaan yang terbesar dikota itu sehingga pengadilan memberikan hak asuh pada Regina.
"Lucy,kamu dipanggil oleh pak Hadinata " ucap salah satu wanita yang berada di divisi nya karena mereka baru sampai di dalam ruangan.
"Hah....ada apa ? Apa terjadi sesuatu ?" tanya Lucy dengan wajah khawatir,tapi dia yakin kalau dirinya ,Maria ataupun Regina tidak melakukan kesalahan apa pun.
"Entah,cepat lah. Mungkin kau sudah di tunggu dari tadi " jawab wanita itu sambil mengangkat kedua bahu nya .
"Apa Lucy saja? Saya ngak ?" tanya Maria yang ikut khawatir.
"Hanya lucy,saya juga ngak tau bu " jawab wanita lainnya .
Lucy pun segera menuju keruangan pak Hadinata,jantung nya sudah berdebar tak menentu . Antara senang dan bingung,dia senang karena bisa melihat wajah pria idaman nya.
Walaupun usia pak Hadinata sudah hampir kepala lima ,tapi ketampanan nya masih terlihat jelas . Jika berdampingan dengan Hendri, mereka seperti kakak adik bukan seperti ayah dan anak .
Wajah Lucy terus tersenyum senang,dia tak menyangka bisa berduaan dengan pria idaman nya . Dia tidak pernah membayangkan hal ini,tapi jantung nya dari tadi tak bisa tenang karena sangking senang nya .
Tok....tok....tok....
Lucy sudah berdiri di depan pintu ruangan pak Hadinata,dia langsung mengetuk pintu itu dengan jantung yang masih berdebar tak menentu. Senyuman dibibir nya juga terus bersarang disana,dia benar-benar sangat gugup . Tangan nya sudah bergetar,tubuh nya gemetar karena dia benar-benar merasa sangat senang .
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘😘