NovelToon NovelToon
Bersaing Dengan Masa Lalu

Bersaing Dengan Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.

Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.

Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Seolah tidak rela melepaskan Juna pergi ke Jepang, Jasmine terus bergelayut dan tidak mau jauh dari Juna selama menemani di Bandara. Tangan Juna tak pernah lepas dari dekapan Jasmine, sesekali Jasmine mengecup pipi Juna dan terkadang menggodanya dengan mencium leher. Semua orang yang melihat kebucinan Jasmine hanya bisa menggeleng dengan tingkahnya. Pemandangan seperti itu sudah biasa mereka lihat dari dulu, jauh saat mereka masih berstatus pasangan kekasih. Di mata semua keluarga, Jasmine memang terkenal bucin akut pada Juna. Cinta dan ketulusan Jasmine tak perlu di ragukan lagi.

"Cepat pulang Mas, jangan lama-lama di Jepang." Jasmine menatap sedih dengan kepala yang menempel di pundak Juna. Pria berbadan tegap itu mengacak gemas rambut Jasmine.

"Aku bahkan belum berangkat, tapi kamu sudah menyuruhku pulang." Juna menenahan senyumnya. Terkadang sikap manja Jasmine cukup menggelitik dan membuatnya terhibur. Namun ada kalanya Juna merasa sikap Jasmine sangat berlebihan.

"Sebenarnya aku ingin sekali ikut ke Jepang, rasanya tidak tenang membiarkan Mas Juna pergi sendiri." Ungkapnya seraya mengeratkan pelukan di pinggang Juna, ada perasaan gelisah yang tiba-tiba menyeruak dalam hatinya. Jasmine sendiri tidak tau dari mana datangnya kegelisahan yang kini mulai mengusai diri. Kegelisahan itu membuat pikirannya tak tenang.

"Aku tidak sendiri, ada Bang Shaka, asisten dan sekretaris kami yang ikut. Jangan khawatir." Sahut Juna.

Jasmine terdiam, sebab bukan itu yang membuat perasaannya tidak tenang.

"Pengantin baru takut LDR ya.?" Goda Jihan. "Atau takut suamimu melirik wanita Jepang.?" Jihan terkekeh sembari menyikut pinggang Jasmine yang masih menempel pada Juna.

Jasmine reflek melepaskan dekapannya. Perkataan Jihan semakin menambah kegelisahan dalam diri Jasmine. Kini dia tau penyebab dari rasa gelisah yang menyelimuti hatinya. Jasmine takut seandainya ada wanita yang bisa menarik perhatian suaminya selama berada di Jepang. Mungkin itu terdengar sangat konyol, sebab tujuan Juna ke Jepang hanya untuk urusan bisnis selama 1 minggu. Dengan waktu sesingkat itu, harusnya tidak mungkin Juna tertarik dengan wanita selama di negara sakura itu.

"Aku pasti akan merindukan Mas Juna. Jangan lupa jalan pulang, ada aku yang setia menunggumu disni." Bisik Jasmine saat akan berpisah dengan Juna di bandara. Sebab 30 menit lagi pesawat akan take off.

"Kamu ini bicara apa," Juna mengetuk kening Jasmine lantaran bicara sembarangan. Seolah-olah menganggapnya memiliki tempat lain untuk di singgahi, hingga Jihan berfikir suaminya akan lupa jalan pulang.

...******...

Jasmine kembali mengecek ponselnya untuk kesekian kali. Sudah 10 jam sejak pesawat yang di tumpangi suaminya take off menuju Osaka, Jepang. Seharusnya Juna sudah sampai di negara tujuan. Jasmine sejak tadi menunggu telpon dari suaminya. Sebab Juna sudah berjanji akan menelpon begitu sudah sampai di Jepang. Tapi sampai sekarang ponsel Juna belum aktif. Chat yang Jasmine kirim ke nomor suaminya masih ceklis satu.

Khawatir terjadi sesuatu, Jasmine lantas menghubungi Kakak Iparnya. Sambungan langsung tersambung hanya dengan sekali menghubungi Jihan.

"Mba Jihan, sudah dapat kabar dari Bang Shaka.?" Tanya Jasmine to the point.

Di seberang sana, Jihan bisa menangkap kemana arah tujuan Jasmine menelponnya. Wanita berusia 31 tahun itu sempat diam beberapa saat, sebelum menjawab pertanyaan adik iparnya.

"Sudah beberapa waktu lalu, mereka sampai dengan selamat. Apa Juna belum menelfon. ?"

Jasmine reflek mengangguk meski tau Jihan tidak akan melihatnya di seberang sana. Gurat kekhawatiran semakin terlihat jelas di wajah cantiknya. Suami Kakak iparnya sudah memberi kabar, tapi Juna tidak bisa dihubungi.

"Mba, boleh di sambungan dengan Bang Shaka.?" Pintanya.

Jihan mengiyakan dan meminta Jasmine supaya menunggu. Sebab Jihan harus memastikan dulu suaminya bisa menerima tfon atau tidak. Sebab di sana pukul 10 pagi, Shaka ada jadwal meeting dengan klien.

"Jasmine, mereka sedang meeting. Juna bersama Shaka, ponselnya kehabisan baterai dan belum sempat di charger. Kamu tidak usah khawatir, Nanti Juna akan menghubungimu setelah meeting." Tutur Jihan sesuai pesan yang dia dapat dari suaminya.

"Terimakasih banyak Mba, kalau begitu aku tutup telfonnya. Salam untuk Kakak Flo dan adik Bryan."

...******...

"Juna, saya tidak mau tau urusan kamu dengan wanita itu. Kita terbang ke Jepang untuk urusan pekerjaan, pastikan kamu tidak mengacaukan perusahaan kita.!" Tegas Shaka dengan tatapan tajam. Ada amarah dan kecewa dari sorot matanya ketika menatap Juna. Karna akibat kecerobohan Juna, mereka batal meeting dan harus mengatur ulang jadwal.

"Maaf Bang, aku reflek mengejarnya karna dia menggandeng anak laki-laki yang sangat mirip denganku. Sepertinya dia membohongiku 7 tahun yang lalu." Raut wajah Juna tampak frustasi. Dia gagal mengejar Vierra dan jadwal meetingnya juga berantakan.

"Seandainya anak itu darah dagingmu, jangan lupa kalau wanita itu tidak mengharapkan kamu. Dia yang memilih pergi dan kerahasiaan anak itu darimu. Untuk apa kamu mengejarnya." Gerutu Shaka seraya berlalu meninggalkan Juna yang mematung di depan pintu kamar hotelnya.

Juna mengusap kasar wajahnya yang tampak kusut. Dia kemudian masuk ke kamar miliknya di sebelah kamar Shaka.

Sebenarnya mereka sudah sampai di Osaka sekitar 2 jam yang lalu. Tapi Juna harus mengelilingi bandara untuk mencari keberadaan Vierra bersama seorang anak laki-laki yang sempat dia lihat di sana. Juna bisa memastikan penglihatannya tidak salah. Bahkan sekilas mendengar suara Vierra yang sampai detik ini masih dia kenali.

"Kamu berhutang penjelasan padaku." Lirih Juna. Dia berdiri di depan dinding kaca yang memperlihatkan Kota Osaka dari gedung hotel.

...******...

Wajah Jasmine memenuhi layar ponsel Juna. Keduanya sedang melakukan panggilan video. Senyum di wajah Jasmine mengembang sempurna, sorot matanya di penuhi binar bahagia dan cinta ketika menatap wajah suaminya. Sempat kecewa karna di tolak saat malam pertama, namun Jasmine berlapang dada memaafkan tanpa pernah mengungkit kejadian itu lagi. Terlebih akhir-akhir ini sikap Juna semakin hangat padanya, jadi Jasmine enggan mengingat kejadian pahit.

"Sudah sejauh apa persiapan untuk besok pagi. ?" Tanya Juna. Sambil bicara dengan Jasmine, jarinya sibuk mengerjakan sesuatu di laptop.

"Seharusnya sudah siap, tapi aku sedikit gugup untuk memberi sambutan." Jasmine menghela nafas pelan. Dia sudah bekerja keras untuk menyiapkan kata-kata saat memperkenalkan diri di depan banyak orang. Di beri kepercayaan sebagai direktur keuangan oleh Papanya, Jasmine sedikit terbebani dengan usainya yang masih sangat muda di banding dengan para petinggi di perusahaan milik Papanya itu.

"Publik speaking kamu sangat bagus, kamu bahkan bisa berkata sangat manis padaku. Jadi tidak usah gugup, kamu harus percaya diri." Tutur Juna sembari bercanda.

"Aku hanya bisa berkata manis pada orang yang aku cintai. Mas Juna tentu sudah tau sejak 4 tahun yang lalu." Sahut Jasmine dengan pipi merona tersipu malu.

Juna tampak terdiam dengan tatapan menerawang. Pria 26 tahun itu kedapatan melamun, ingatannya mendadak tertarik ke masalalu. Dulu Vierra juga pernah mengatakan hal yang sama seperti Jasmine.

1
Hariaini Har
Luar biasa
Eti Alifa
ya Alloh sesabar itu jasmine.Mlm pertama pke pengaman hanya dan baru pertama kali di dunia pernovelan🤭
Eti Alifa
baru baca kok nyesek thor, si juna kebangetan😬
Wiwit
wkwkwkwkwkwk
Yelly _16
Luar biasa
momo2
ceritanya ringan tapi bikin nyesek dada
Awey
Kenapa Vie manggil mama sich,ke mama Dewi . kenapa tidak Tante aja.
Awey
Ich nyesek bnget di bab ini,😭😭😭
Rswt Slv
Biasa
Nissa Zafa
kasihan Jasmin. tpi kasihan Juna juga. 7 th terpisah dari anak dan wanita yg di cintai. walaupn itu juga bukan smua slh Juna.
Yani Mulyani
Biasa
Datu Zahra
malem pertama, pake pengaman. asli kalau gue ogah sih, enggak mau bikin bini hamil ada cara lain. penghinaan sumpah
Dee
Luar biasa
Dee
Ucapan adalah do'a kalau jadi berarti baby nya made in rumah sakit 🤭
Elicia Yeung
Luar biasa
Rina Rina
Alhamdulillah akhirnya
Shisiel Afwan
Kecewa
Shisiel Afwan
Buruk
Rina Rina
aduh Juna gk jentel bgt sih
Rina Rina
Thor tega bgt sih Ama Jasmine kasian Lo dia
berbaik hati la sama dia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!