NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Warga Desa

Misteri Kematian Warga Desa

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Tamat
Popularitas:45.6k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

langsung baca saja, di jamin pasti bikin tegang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kematian tejo

***

Malam semakin larut, setiap detik waktu selalu berputar, gerimis rintik-rintik turun membasahi tanah desa bulakan, semakin dingin pulalah hawa di desa bulakan, itulah sebabnya banyak warga yang memilih berdiam diri di malam hari yang sepi sunyi ini.

"Te... sate! Sate panas di cuaca yang dingin, mantap bukan main!" Seru lelaki setengah baya penjual sate bakar yang keliling di banyak desa. Meskipun desa terpencil tetapi masih sangat banyak orang-orang yang berminat dengan kuliner ini.

Saat tukang sate itu melewati beberapa rumah, tibalah dia di persimpangan desa yang terdapat got di kanan dan kiri.

Tepat di saat itu juga, mata penjual sate itu menangkap seseorang yang sedang duduk di pinggiran got itu, dengan kerudung hijau buluk yang diam menunduk. Jika di perhatikan lebih seksama seseorang itu adalah nenek-nenek yang tengah diam memegangi kain jarik warna senada dengan roknya.

"Permisi nek, mau beli sate? Dingin-dingin makan sate anget enak nek!" Tawar penjual sate itu yang sengaja mengarahkan asap sate ke arah nenek itu.

"Ndak, cu. Nenek tidak lapar, nenek cuma cape." Jawabnya dengan suara khas wanita tua.

"Kalau capek, istirahat di rumah nek, ngapain nenek malem-malem sendirian di pinggir jalan seperti ini?" Ucap tukang sate itu.

"Nenek mau mencari orang, yang mau menggendong nenek." Ucapan nenek itu mampu membuat tawa tukan sate itu pecah.

"Haha... nenek itu pintar melawak. Masa malam-malam minta gendong, ngada-ngada aja nenek mah!" Ucap penjual sate itu dengan di sertai gelak tawa.

"Nenek mau minta gendong untuk di hantarkan ke kuburan cu. Nenek meninggal, belum sempat di gotong warga, makanya nenek mau minta gendong." Ucapnya, seketika tawa penjual sate itu terhenti, dan detik berikutnya mata penjual sate itu membulat secara sempurna.

"Meninggal?" Ulang penjuak sate itu yang merasa kalimat itu janggal.

"Kalau dia sudah meninggal, berarti saat ini..." ucapannya terjeda kala nenek itu perlahan-lahan berdiri dengan sedikit membungkuk dan menampakan wajahnya kepada tukang sate itu.

"Aaarrrggggghhhh emakk!!" Teriak penjual sate itu dan langsung berlari, tukang sate itu berlari dengan tubuh gemetar. Saking gemetarnya dia beberapa kali sampai menabrak pohon yang berada di pinggir jalan.

"Cu, ini gerobaknya ketinggalan. apa gerobaknya buat nenek?" Tanya sosok nenek saroh itu.

Seketika tukang sate itu menghentikan langkahnya, lalu memutar balikan tubuhnya menuju gerobaknya.

"Permisi mbah, cari orang lain saja untuk minta gendong, saya mau pulang anak saya nangis." Ucapnya sambil menarik gerobak sate itu, hingga bumbu kacangnya beberapa ada yang tumpah.

Sosok nenek saroh tampak tertawa dengan tawa yang terdengar sangat mengerikan. Ketika menyentuh gendang telinga, pastilah akan membuat terbayang setiap saat.

***

Adegan berpindah, masih di malam yang sama. Malam ini tejo merasa tidak tenang, setelah ikut mengandili dyah siang tadi. Tidur tejo terasa resah berkali-kali ia membolak-balikan tubuhnya namun mata ia tidak kunjung terpejam. Hatinya merasa gelisah, entah apa yang membuatnya sampai-sampai seperti ini.

Sudah beberapa menit berlalu tejo masih belum bisa tidur, sementara istri tejo sudah dari tadi terlelap. Tetapi tidak dengan tejo itu sendiri. Dia tidak bisa memejamkan matanya yang terasa ingin terus terjaga.

Hingga akhirnya kantung kemih tejo terasa penuh. Dia sudah tidak bisa menahan namun takut untuk keluar, karena sudah tidak tahan terpaksa tejo beranjak juga dari ranjangnya.

Tejo berjalan pelan sambil memegang obor di tangan kanannya. Dia menatap awas ke kanan dan ke kiri untuk melihat keadaan sekitar.

Gelap! Hanya satu kata itu yang bisa menggambarkan malam hari ini. Bulan sama sekali tidak menampakan diri, tertutup awan hitam yang terbawa angin.

Tejo lekas berlari ke arah pohon untuk segera membuang hajatnya. Dinginya angin malam membuat tubuh tejo merinding dalam mata yang terpejam, merasakan beban yang keluar dari kantung kemihnya.

Agak lama ia menunggu tetesan air itu hingga kering dari ujung tanduk milik tejo, hingga ia memilih untuk berbalik sambil menutup celananya dengan berlari. Rasa takut agaknya yang membuat tejo tidak bisa berlama-lama di luar seperti ini, apa lagi beredar kabar bahwa nenek saroh gentayangan dan juga misteri kematian aceng sahabatnya, hal itu jelas membuat tejo was-was.

Tetapi belum sempat celana tejo tertutup sempurna, tiba-tiba ada sebuah tangan putih mulus yang memegangi bagian milik tejo. Sehingga tejo yang tadinya memejamkan matanya, terpaksa membuka matanya secara lebar.

Terlihat seorang wanita muda nan cantik berdiri di hadapan tejo, wanita berambut hitam panjang sepinggang dengan baju dress putih yang sepanjang mata kaki, menatap tejo dengan tatapan tajam.

Tatapan wanita itu membuat tejo terdiam beberapa saat. Antara takut dan kesenangan, tejo hanya bisa berdiam diri, kala wanita itu mempermainkan bagian miliknya.

Sesaat bahkan mata tejo sampai-sampai merem melek kala tangan lembut wanita itu membawa dirinya melayang tinggi, menikmati surga dunia.

Hingga akhirnya tangan kiri wanita itu ikut bergerak, mengambil sebilah belati dan...

Slash!

Wanita itu menebas bagian milik tejo hingga membuat tejo menjerit sekuat tenaga. Belum sempat tejo membalas dan melakukan apapun, tangan lembut nan lentik itu meraih kedua pipi tejo lalu..

Kratak!

Wanita itu memutar kepala tejo hingga membuat wajahnya menghadap kebelakang, suara tulang patah dan terhentinya jeritan itu menandakan bahwa telah lepaslah nyawa tejo dari raganya.

***

"Lailla haillallah... lailla haillallah!" Kalimat tauhid mengiringi mengiringi rombongan warga menuju makam dini hari ini.

Tidak ada satupun warga yang berani mengeluarkan suara selain kalimat tauhid, sampai akhirnya mereka tiba di makam. Semua orang hanya bisa menatap nanar ke arah jasad tejo yang sudah kehilangan organ intimnya.

"Mengerikan sekali! Sampai begini kejadiannya, kira-kira siapa sebenarnya pelaku itu?" Ucap salah satu warga yang merasa ngeri akibat kejadian itu.

Istri tejo menangis meraung-raung di samping makam kuburannya tejo, sedangkan di bawah pohon jauh dari kerumunan warga itu, tampak dyah berdiri diam dengan selendang hitam.

Ia juga tampak turut berduka, kala mendengar berita yang di alami tejo. Tetapi ekspresi duka itu tidak lama, detik berikutnya bibirnya mengukir senyuman dan tangannya melambai ke udara.

Rupanya ada sosok anak kecil di bawah pohon kamboja, sosok anak kecil itu tersenyum menatap dyah.

Saat dyah membalas senyuman anak kecil itu, wajah gadis itu berubah seiring dengan kepala yang menggeleng secara perlahan.

Lalu menunjuk ke arah belakang dyah, seolah memberi tahu bahwa bukan dyah yang dia sapa, melainkan seseorang di belakangnya.

1
Siti Yatmi
baca marathon..krn baru nemu...bagus banget ceritanya...keikhlasan yg sesungguhnya menbiarkan cinta kira bhagia dgn cinta yg lain..akh.ratna so sweet...memaafkan ilmu yg sulit...
Lim Febri
Bagus banget ceritanya thor 🥰
Yuliana Tunru
ada apalagi sih bikin kawatir x
Tini Nurhenti
sekte sesat tuh
Tini Nurhenti
/Curse//Determined/
Tini Nurhenti
berasa lari marathon ngo ngosan thor /Facepalm/
Tini Nurhenti
rizky gentlemen bgt /Determined/
MiLa Rossa
Luar biasa
Tini Nurhenti
blm dpt kemistri jdi blm komen kk /Shhh/
FiaNasa
apakah Lisa punya kembaran ya
FiaNasa
masak iya itu Dyah yg menggendong nenek Saroh,,la trus yg didapur Dyah yg mana nih
FiaNasa
mungkin emang Dyah pelakunya tapi secara tidak sadar,,mungkin kerasukan dia
FiaNasa
masak iya Dyah pelakunya sih
FiaNasa
lagian Dyah nya sih bego pake senyum segala,,udah tau warga gak suka ngapain juga datang
FiaNasa
pada gak.punya otak mereka main hakim sendiri tanpa.bukti
FiaNasa
apakah pelakunya Dyah ya
FiaNasa
mampir ah kesini ,seru keknya
gaby
Novelnya bagus bgt. Yg komen sdikit mungkin karena ga dpt respon dr othornya makanya pada males komen. Biasamya kalo othor yg followernya bny, rajin bales komen pembaca, atau minimal ngelike komen para pembaca, sehingga pembaca merasa di hargai
bedul: siap, makasih masukannya.
gaby: Oke ka, minimal ngelike balik pembaca yg komen kalo bingung mau bales apa. Soalnya penulis2 yg dah senior aq perhatiin mreka menyempatkan balas komen walau ga smuanya, minimal dia ngelike balik. Padahal yg komen mencapai ratusan, tp dia bales 6 atau 7komen. Sisanya dia like balik doang. Aq sih cm sekedar masukan aja, biar makin bny yg komen di novel kaka, ga cuma pada nge like pembacanya
total 3 replies
Ulfayanty Syamsu Rajalia
ayu jg terlalu cengeng sih mudah banget lulu sama pandega
Yuliana Tunru
tolak z ayu toh klga da pandega yg tak jelas sifat x malah bikin sengsara aplg klo mmg kau disispkan sebagai tumbal klga mrk lbh bsik pulang dan coba cati ortu mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!