NovelToon NovelToon
My Perfect Stranger

My Perfect Stranger

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perasaan / Duda / Romansa Modern / Cinta setelah menikah / Tinggal bersama / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pengantin Pengganti
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nisaaayu

Berniat ingin menyelamatkan seorang pria dari pengkhianatan pernikahan justru membuatnya terlibat dan malah menjadi pengantin wanita pengganti. Friska Hallin Amanda, seorang gadis yang terpaksa berurusan dengan sang mempelai pria yang ternyata seorang CEO terkenal.

Dia tidak menyangka bahwa perbuatannya yang merusak pernikahan CEO tersebut justru mengantarkannya kepada pernikahan yang tak pernah Ia bayangkan. Friska terpaksa menggantikan mempelai wanita untuk menyelamatkan nama baik sang CEO.

"Saya tidak mau menikah dengan bapak!"

"Kamu harus mau! nama baik saya akan dipertaruhkan saat ini. Atau saya akan menghancurkan hidupmu beserta keluargamu!" begitulah ancaman Ardigo yang membuat pernikahan palsu itu akhirnya terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisaaayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Sakit

***Happy Reading ***

"S-saya... Saya....

Saya tantenya!" putus Friska akhirnya. Dia tidak tau harus memperkenalkan dirinya sebagai siapa. Para guru tersebut terlihat menghembuskan napas lega

"Syukurlah mbak ada disini. Dari tadi kami sudah mencoba menghubungi orangtua Vano, tapi tidak bisa. Sekarang mbak ikut kami ya ke rumah sakit" ujar salah seorang guru kepada Friska yang langsung dianggukinya

Sepanjang jalan Friska tampak khawatir sambil memeluk Vano. Vano telah dipindahkan ke pangkuannya. Dia terus membelai lembut rambut Vano dan merapalkan doa di dalam hati semoga tidak terjadi apa-apa dengan Vano. Meskipun dia membenci papa dari anak yang sedang dipeluknya ini, tapi dia tidak bisa memungkiri bahwa hatinya mulai terketuk ketika pertama kali melihat Vano.

Saat tiba di rumah sakit mereka langsung membawa Vano ke ruangan dokter anak untuk meminta pertolongan pertama

"Bisa saya bicara dengan keluarga pasien?" tanya seorang dokter menatap bergiliran ke arah Friska dan 3 orang guru yang lain. Dan ketiga guru tersebut kompak mengarahkan atensinya kepada Friska. Friska yang sadar akan tatapan itu pun langsung berjalan mendekat ke arah dokter muda dan tampan yang di name tag nya bertuliskan 'Dr. Akhyar Keanandra' tersebut

"Saya dok" ujar Friska yang dibalas anggukan oleh Dr. Akhyar

"Baiklah. Mari ikut saya" ujar Akhyar mendahului Friska

"Ada apa dengan ponakan saya dok?" Tanya Friska to the point ketika sudah dipersilakan duduk

"Vano terkena gejala tipes. Dan saya menemukan ada masalah dengan perutnya. Sepertinya sebelum pingsan dia sempat merasakan sakit di perutnya.." Ujar Dr. Akhyar yang membuat Friska kaget dan membelalakkan matanya

"Apakah itu parah dok?"

"Untuk saat ini tidak. Tapi jika dibiarkan akan berbahaya juga untuk kesehatannya. Apakah dia sering memakan makanan seperti Junk food?"

"Emm terkadang iya dok" jawab Friska seadanya. Karena dia memang tidak tau tentang makanan Vano

"Sebaiknya hindari makanan seperti junk food untuk anak seusia nya. Karena itu bukan makanan yang sehat. Junk food memang enak, tapi tidak menyediakan gizi yang cukup untuk tubuh anak seusianya. Apalagi dia dalam masa pertumbuhan, tolong sampaikan kepada orangtuanya untuk lebih memperhatikan makanan pasien" kata Akhyar menjelaskan

Bagaimana aku akan mengatakannya, pasti aku akan kembali disembur oleh papanya. Batin Friska. Namun dia tetap mengangguk untuk menghargai sang dokter

"Baik dok, nanti akan saya sampaikan. Kalau begitu saya permisi dulu. Terimakasih dok" pamit Friska yang dibalas anggukan oleh dokter tampan tersebut

"Maaf mbak, berhubung sudah ada mbak selaku keluarga Vano disini, sepertinya kami harus kembali ke sekolah untuk mengurusi anak-anak yang lain" ujar salah seorang guru Vano

"Iya buk, sekali lagi terimakasih sudah menolong ponakan saya tadi" balas Friska sambil tersenyum hangat yang langsung dibalas oleh para guru muda tersebut

"Itu sudah tugas kami mbak.."

"Kalau begitu kami permisi dulu, semoga Vano cepat sembuh ya" ujar salah seorang guru yang lain. Friska mengantarkan para guru tersebut sampai ke depan pintu ruang rawat Vano, dan kembali masuk setelah guru-guru tersebut hilang di tikungan koridor rumah sakit

Friska duduk di kursi samping tempat tidur Vano dan memperhatikan tiap inci wajah bocah tersebut

Benar-benar mirip dengan papa nya. Batin Friska sambil tersenyum tipis.

Tangannya terulur untuk mengelus surai lembut nan hitam milik Vano. Ada bagian di hatinya yang ikut merasa sakit melihat Vano seperti ini. Ia tau betul penyebab sikap kurang baik yang ditunjukkan Vano terhadapnya. Friska dapat memastikan bahwa sikap Vano tersebut tidak lebih dari topeng untuk menutupi kerapuhannya. Karena tumbuh tanpa seorang ibu itu tidaklah mudah, terlebih untuk Vano yang juga jarang menghabiskan waktu dengan Ardigo.

Kesepian sudah pasti dirasakan oleh Vano, dan dia menutupi kelemahannya dengan bersikap cuek terhadap orang yang baru dikenalnya. Jangan tanyakan kenapa Friska bisa mengetahui karakter Vano dengan mudah, karena hidup di panti asuhan membuatnya mengenal banyak orang dan dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Dan kasus seperti Vano ini, bukanlah hal baru untuknya. Karena itulah dia tidak pernah merasa kesal dengan sikap bocah tersebut, melainkan dia prihatin terhadap Vano. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa dia sudah mulai menyayangi Vano. Friska juga menyadari sesuatu, bahwa kekayaan tidak selalu menjamin kebahagiaan

"Cepat sembuh ya Vano.." bisik Friska lalu mencium kening Vano sayang

*****

Ardigo menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dan memijit pangkal hidungnya pelan. Meeting hari ini sangat menguras tenaganya dan membuatnya lelah ditambah dengan perasaan yang tidak enak sejak tadi

Tok...Tok... Tok

Suara ketukan dari luar mengalihkan perhatiannya pada pintu yang berwarna putih tulang dengan ukiran indah tersebut.

"Masuk" perintahnya, dan setelah itu dia melihat Andre sang sekretaris sekaligus asistennya berjalan mendekat kearahnya

"Permisi pak. Ini hasil meeting hari ini beserta surat kontrak kerja sama dengan QR's Company. Silahkan ditandatangani pak" ujar laki-laki berkulit putih tersebut

"Taruh saja disitu" balas Ardigo

"Baik pak, kalau begitu saya permisi" pamit Andre yang dibalas anggukan oleh Ardigo

Selepas kepergian Andre, Ardigo teringat dengan ponselnya yang sengaja dia matikan tadi saat akan memulai meeting. Saat menyalakan benda pipih persegi tersebut, dia dikagetkan dengan banyaknya panggilan dan pesan yang masuk dari nomor tidak dikenal

Dia pun mulai membuka satu persatu pesan tersebut dan sangat terkejut ketika membaca isi pesan itu. Dengan gerakan cepat, dia menekan tombol hijau untuk menghubungi nomor tersebut. Dan beruntunglah dideringan ke tiga panggilan itu langsung dijawab oleh orang diseberang sana

"Halo!" sapa Ardigo tidak sabaran ketika orang itu sudah mengangkat panggilannya.

Setelah memarkirkan mobil mewahnya, Ardigo langsung berlari memasuki bangunan yang bertuliskan 'Citra Medika Hospital' tersebut. Saat ini kekhawatiran jelas tercetak di wajah tampannya. Berbagai pikiran buruk terus melintas di pikirannya

Saat tiba di depan ruangan dengan nomor 147, Ardigo langsung masuk untuk melihat keadaan seseorang yang sangat berharga untuknya di dalam sana. Ia dikejutkan dengan pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat seseorang yang berstatus sebagai istrinya tersebut sedang duduk di kursi samping tempat tidur Vano sambil menggenggam sebelah tangan Vano yang tidak di infus. Dan satu tangannya sedang mengelus rambut Vano dengan sayang. Perempuan tersebut yang tidak lain adalah Friska, dia tidak menyadari kehadiran Ardigo karena posisinya kini membelakangi laki-laki tampan itu

"Sayang, ayo bangun. Tante sudah disini daritadi menemani Vano. Masa Vano mau tidur terus.." gumam Friska pelan yang masih bisa didengar oleh Ardigo. Tangannya tak henti-hentinya mengelus kening serta rambut lembut Vano. Dada Ardigo bergemuruh melihat hal itu dan untuk beberapa saat dia terhanyut dengan pemandangan di depannya. Namun tak lama kemudian kesadaran kembali menghampirinya dan dia pun berjalan mendekat ke arah Friska dan Vano

"Ekhemm" deheman khas pria sukses membuat Friska kaget akan kehadiran seseorang tersebut. Ia melepaskan genggamannya di tangan Vano dan mendongak untuk melihat wajah Ardigo. Dia takut pria itu akan marah melihatnya disini, ditambah pikiran-pikiran aneh seperti Ardigo akan menuduhnya yang telah mencelakai Vano dan berbagai pikiran buruk lainnya. Namun pikirannya itu mendadak buyar ketika mendengar suara Ardigo mengalun dengan indah, tanpa ada bentakan seperti yang sempat dia bayangkan

"Bagaimana keadaan Vano?" tanya pria itu datar namun tetap lebih indah dibanding bentakan yang sempat dibayangkan oleh Friska

"Dia belum bangun dari tadi" balas Friska pelan

"Dimana ruangan dokternya?"

"Di koridor sebelah kanan paling ujung"

"Tolong temani Vano sebentar, saya mau menemui dokternya dulu" ujar Ardigo yang diangguki oleh Friska

To be continued

1
Christina Hartini
setuju 👍
Nuryati Yati
semangat thor
Nuryati Yati
😭😭😭
Nuryati Yati
rasakno Vania makanya punya mulut tu di jaga jangan seenaknya asal jeplak
Nuryati Yati
👍👍👍
Nuryati Yati
sombong amat Digo
Nuryati Yati
😅😅
Nuryati Yati
mulai mengagumi
Nuryati Yati
si Digo negative thinking terus minta di getok ni otaknya
Nuryati Yati
katanya sayang sama anak kok ngasih makanan gk sehat
Nuryati Yati
Digo jd papa egois gk paham dan ngerti keinginan Vani
Nuryati Yati
pedes amat mulut nya Ardigo pen tk tapok sandal 😁
Nuryati Yati
Bpk nya Friska kemana kok di titipin panti asuhan
Fitri Saadah
Luar biasa
Nuryati Yati
mampir
Ida Damayanti
❤️❤️❤️❤️❤️
etna winartha
ceritranya enak dibaca
etna winartha
sesuai lah visualnya
Fani Indriyani
Dasar friska 😂😂
Rose Reea
sukaaaa
ardigo-friska 🫶
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!