Ratu Maharani, gadis 17 tahun yang terkenal bandel di sekolahnya, dengan keempat sahabatnya menghabiskan waktu bolos sekolah dengan bermain "Truth or Dare" di sebuah kafe. Saat giliran Ratu, ia memilih Dare sebuah ide jahil muncul dari salah satu sahabatnya membuat Ratu mau tidak mau harus melakukan tantangan tersebut.
Mau tahu kisah Ratu selanjutnya? langsung baca aja ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Dengan cepat Ratu menoleh, mendapati Angkasa berdiri di belakangnya, masih memegang erat pergelangan tangannya. Mata Ratu membulat tajam lalu dengan kasar Ia menghempaskan tangan Angkasa, lalu menatapnya dengan tatapan penuh kejengkelan.
"Apa-apaan sih lo, Angkasa?!" protes Ratu dengan nada tinggi.
Melihat kekasihnya disentuh oleh pria lain, Nathan dengan cepat turun dari motornya. Ia merangkul Ratu posesif, menariknya mendekat ke arahnya. Tatapan matanya tajam menusuk Angkasa, menunjukkan ketidak sukaannya pada pemuda di hadapannya itu.
"Siapa lo? Berani narik-narik pacar gue?" tanya Nathan tegas, suaranya mengintimidasi. Dan ia mengubah gaya bahasanya yang biasanya menggunakan aku kamu kini jadi lo, gue.
Angkasa tertawa sinis, nada suaranya merendahkan. "Jangan ikut campur ini, ini masalah gue sama Ratu,"
"Gak bisa, Ratu calon istri gue, jadi ini juga Iran gue!" tegas Nathan tak terima.
"Jadi, kalian beneran pacaran? Dan lo, Ratu, bener-benar duain gue selama ini?"
Nathan langsung menyadari, bahwa pemuda di hadapannya adalah mantan kekasih Ratu yang sempat Ratu ceritakan padanya. Ia semakin mengeratkan rangkulannya pada Ratu, seolah ingin menunjukkan bahwa Ratu adalah miliknya seorang.
"Terus, apa urusannya sama lo, Angkasa? Kita udah end sejak lo membawa Mika kehadapan keluarga lo malam itu, apa kau lupa atau mendadak amnesia?" sindir Ratu dengan suara dingin.
"Jadi, stop ngurusin urusan gue!" lanjut Ratu, suaranya bergetar menahan amarah.
"Nggak, Ratu! Gua gak suka sama Mika, gue hanya lagi kecewa aja saat itu, Gue nggak mau! Gue masih sayang banget sama lo! Gue pengen kita balik lagi! Gue janji, gue akan selalu percaya sama lo!" ujar Angkasa dengan nada memohon, matanya menunjukkan kesungguhan. Ia berusaha mendekat ke arah Ratu, namun Nathan dengan sigap menghalanginya.
Nathan menatap ke arah Ratu dengan tatapan penuh cinta dan harapan, dalam hati ia berdoa semoga Ratu tidak terpengaruh dengan ucapan pemuda di hadapannya itu.
Ratu bisa melihat cinta yang tulus dan harapan di mata Nathan.
"Nggak ada yang perlu diperbaiki di antara kita, Angkasa. Semuanya udah selesai."
Lalu dengan cepat Ratu menarik tangan Nathan kembali ke motornya, ia ingin segera terbebas dari angkasa.
Nathan diam-diam menarik nafas lega melihat respon Ratu, ia dengan cepat mengikuti langkah Ratu dan gegas menghidupkan kembali motornya, Ratu dengan cepat naik ke boncengan Nathan, lalu pergi dari sana meninggalkan Angkasa yang masih berdiri dengan wajah kecewanya.
Di perjalanan Ratu hanya diam, tanpa bicara sedikitpun, ia benar-benar bad mood sekarang.
Nathan hanya melirik sekilas Ratu dari kaca spion. Nathan tahu Ratu sekarang lagi bad mood jadi ia memilih fokus mengendarai motornya saja memastikan Ratu sampai dengan selamat.
Tak berapa lama berkendara mereka sampai di mansion Alatas. Nathan langsung masuk dalam halaman mansion begitu pintu gerbang di buka oleh pak satpam.
Bertepatan Daddy Anggara pulang dari kantor.
Ratu langsung turun dari, Nathan ikut turun saat melihat Daddy Anggara turun dari mobil melangkah ke arah mereka, dengan senyum hangatnya.
Ratu langsung memeluk singkat tubuh sang Deddy. Daddy Anggara membalas cepat sambil mengecup singkat kening Ratu. setelahnya langsung mengalihkan pandangannya pada Nathan yang kini tersenyum sopan padanya.
"Sore Tuan Anggara," sapa Nathan sambil bersalaman dengan sopan dan ramah begitu Daddy Anggara menatapnya.
"Sore Nathan, tapi jangan panggil Tuan, panggil saja Daddy ya!" pintanya tegas dengan senyum khasnya.
Dengan kikuk Nathan mengangguk pelan lalu mempraktekkannya langsung.
"Baik Daddy,"
"Nah, itu lebih baik," ujarnya sambil menepuk pelan pundak Nathan.
"Ayo kita masuk!" ajak Daddy Anggara pada calon menantunya.
"Maaf Dad, sepertinya lain kali aja, udah sore juga, soalnya dari bandara tadi langsung ke sekolah menemui Ratu dan belum sampai mansion, pasti Mama Nadia sedang menunggu," jelas Nathan jujur.
"Oh gitu, ya sudah, kalau gitu Daddy masuk duluan ya, mau bersih-bersih, dan salam buat Papa dan Mamamu," tuturnya.
"Insyaallah nanti Nathan sampaikan salamnya, Dad, Nathan juga mau pamit pulang," balas Nathan.
"Ya sudah, hati-hati di jalan ya!" nasehatnya lalu gegas masuk kedalam mansion meninggal Ratu dan Nathan yang masih berdiri di halaman mansion.
"Sayang, aku langsung pamit ya, dah sore, motor aku bawa gak papa kan, besok pagi aku jemput," pamit Nathan dengan lembut.
Dengan anggukan kecil, Ratu menjawab pamitan Nathan, namun pikirannya sudah melayang, merencanakan sebuah aksi yang tak terduga.
Detik berikutnya, ia melangkah cepat mendekati Nathan yang masih berdiri di samping motornya. Tanpa aba-aba Ratu dengan berani mencuri sebuah kecupan singkat di pipi pria itu.
Cup!
Jantung Ratu berdegup kencang saat bibirnya menyentuh pipi Nathan. Ia bisa merasakan kehangatan kulit Nathan dan aroma maskulin yang memabukkan. Setelah melakukan aksinya, Ratu tidak berani menatap wajah Nathan. Dengan pipi merona, ia berbalik dan berlari secepat mungkin menuju pintu mansion.
"Dah!" teriak Ratu singkat sebelum menghilang di balik pintu besar itu.
Nathan terkejut sekaligus bahagia dengan aksi Ratu yang tiba-tiba. Ia mematung di tempatnya, masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Sentuhan lembut bibir Ratu di pipinya terasa seperti sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
Setelah beberapa saat Nathan tersenyum tipis sambil mengelus pipinya yang baru saja dikecup oleh Ratu. Ia bisa merasakan pipinya memanas dan jantungnya berdebar kencang. Perasaan bahagia dan berbunga-bunga memenuhi hatinya seperti ada ribuan kupu-kupu yang sedang berterbangan di dalam perutnya.
Tanpa membuang waktu lagi, Nathan segera naik ke atas motor dan menyalakannya. Ia melirik sekali lagi kearah pintu mansion sebelum akhirnya memacu motornya meninggalkan halaman mansion Alatas dengan hati yang berbunga-bunga.
***
Di sisi lain, Ratu kini berdiri di balik pintu kamarnya yang tertutup rapat. Ia bersandar di pintu, mengatur napasnya yang masih tersengal-sengal. Jantungnya masih berdebar kencang seperti genderang yang ditabuh dengan keras.
Ratu memejamkan matanya, mencoba mengingat kembali aksi beraninya tadi. Ia membayangkan kembali bagaimana ia melangkah mendekati Nathan, bagaimana ia mencuri kecupan di pipi pria itu, dan bagaimana ia berlari menjauh setelahnya.
Pipi Ratu semakin memanas saat membayangkan kembali kejadian itu. Ia merasa malu sekaligus bahagia.
haiiisss ganggu aja......😁