Karena hidup dalam kesederhanaan dan nyaris tak punya apa-apa. Alena dan Keluarganya selalu di hina dan tak henti-hentinya di rendahkan oleh keluarga sepupunya yang termasuk orang berada.
Alena semakin di kucilkan ketika gadis itu di ketahui telah menjalin hubungan dengan pria yang bernama Pradipta Devano Syahputra. Pria yang berprofesi sebagai seorang montir di salah satu bengkel di kota itu.
Namun siapa sangka, Di balik pakaian kotornya sebagai montir, Alena di buat terkejut setelah mengetahui bahwa Devano ternyata seorang Ceo yang kaya raya..
•••••
"Terserah mereka ingin merendahkan mu seperti apa. Yang penting cintaku padamu tulus. Aku janji akan membahagiakanmu serta membungkam mulut mereka yang telah menghina mu dan keluarga mu.." Pradipta Devano Syahputra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan Dari Devano
"Ini undangan untuk kita??" Wajah Wina berbinar saat menerima undangan mewah dari menantunya.
"Iya, Acaranya besok malam.. Bapak sama Ibu siap-siap buat hadir untuk besok malam.. " Ujar Bagas kepada kedua mertuanya. Pria itu duduk bersandar di sofa seraya menghisap benda bernikotin yang di apik oleh jarinya.
Wina dan Wawan saling pandang..
"Pak, Kita harus pergi belanja secepatnya. Kita beli pakaian yang bagus.." Wina sudah tak sabar menanti besok malam. Pasti pesta perusahaan itu akan mewah dan Wina harus tampil dengan elegan dan terpandang.
"Itu harus Bu.. Setelah ini kita pergi untuk belanja.. Kita harus jadi perhatian semua orang. Apalagi kita adalah mertua Nak Bagas yang berprofesi sebagai manager di sana.. " Wawan begitu bangga. Sudah pasti besok nama menantunya akan di sebut atau di panggil dan dia sebagai mertua akan ikut terseret ikut dalam nama baiknya.
"Dilla sayang.. Mertua kamu ikut juga kan?" Dilla mengangguk dengan sangat antusias sekali.
"Ikut dong Bu.. Kita semua akan datang bareng-bareng ke acara itu.. Apalagi kata Pak Andika tadi bakal ada salah satu karyawan terbaik . Pasti kamu Mas.. Siapa tahu kamulah karyawan terbaik itu, Dan bisa jadi kaku bakal naik pangkat jadi asisten direktur yang asli.." Bagas tersenyum senang. Kalau memang betul, Sungguh dia akan beruntung sekali.
"Ya, Udah tunggu apalagi, Yuk sekarang kita pergi berbelanja.."
"Iya.. Ayo mas.. Kita pergi ke butik. Aku mau beli gaun yang bagus buat acara besok.." Ajak Dilla dengan bergelayut manja di lengan sang suami..
"Yaudah ayo..."
"Tunggu bentar, Ibu siap-siap dulu ya..." Wina pergi ke kamarnya untuk mengambil tas. Wawan pun tak kalah heboh.
Ddrrrtt...Ddrrtt...
"Sebentar..." Bagas berjalan sedikit menjauh dari Istri dan keluarganya karena mengangkat telfon dari seseorang.
"Halo Bu..
"Bagas.. Katanya Ibu besok ikut pergi ke acara perusahaan?
"Iya, ibu sama Laras ikut juga...
"Bagi uang dong.. Ibu kan juga harus beli perlengkapan untuk besok.. Ibu harus bisa tampil lebih anggun dan lebih mewah..
"Yaudah bentar ya, Bu...
"Ya, Udah.. Cepet..
Panggilan putus begitu saja. Bagas mengotak atik benda pipihnya dan mengirimkan sejumlah uang yang tak sedikit untuk ibunya sendiri.
"Mas..
"Ah iya..
"Ngapain sih? Kok kayaknya sibuk banget... Ayo!
"Iya ayo..
Uang telah terkirim. Bagas tersenyum, Ia meraih tangan sang istri menggenggamnya dengan erat.
"Ayo, Sekarang kita belanja.."
Seperti keluarga yang lainnya ketika sampai di hari weekend mereka akan pergi berlibur dengan orang tersayang. Saat yang lain pergi ke pantai, Wisata kolam renang atau taman. Tapi tidak dengan keluarga ini.
Bagas dan Dilla pergi ke butik untuk membeli gaun mewah untuk di pakai besok...
"Aku harus bisa terlihat lebih cantik dari siapapun ..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Yang ini bagus ya?" Ibu Bagas meraih pakaian yang harganya cukup mahal. Dia bertanya kepada sang putri bungsunya apakah pakaian yang di pakai itu cocok atau tidak.
"Iya, Yang ini bagus kok Bu..
"Kamu gak beli? Cepet beli mumpung kakak kamu ngasih kita uang banyak tauk.." Wajah adik Bagas yang biasa di panggil Laras itu tentu saja mengangguk. Dia memilah milih pakaian yang terpajang indah disana.
"Bu.. Kita harus bisa tampil cantik dan elegan besok.. Jangan mau kalah sama yang lain.."
"itu harus dong.. Makanya sekarang belanja yang banyak sekalian sama sepatutnya juga.." Laras semakin bersemangat saja, Tak dapat di pungkiri Laras juga bahagia bisa di undang ke acara itu nanti. Laras sudah punya rencana untuk merayu para pria yang ada di sana. Siapa tahu saja ada terpikat olehnya.
"Yaudah yuk sekarang kita cari yang lain Bu..
"Ayo..
Butik yang di kunjungi memang besar dan cukup mewah sehingga para pelanggan bisa dengan bebas mencari apa yang mereka inginkan. Asal ada uangnya..
"Loh.. Mbak Dilla.." Siapa yang menyangka kalau mereka akan bertemu disini. Ibu Bagas tersenyum, Ternyata anak lelakinya juga berada disini.
"Eh, Besan.. Kalian ada disini juga?" Wina menyapa besannya yang juga berada di tempat itu.
"Iya, Tadi bagas ngasih saya undangan.. Jadi saya serta anak saya harus bisa tampil dengan memukau.. " Wina memerhatikan penampilan besannya yang sangat anggun. Tapi kok Wina merasa tak suka ya..
"Iya sudah.. Kalian bisa lanjutkan belanjanya.. Saya dan Laras ingin mencari sepatu.. " Ibu dari Bagas itu segera berlalu. Dilla yang melihat itu merasa aneh saja.
"Mas.. Aku pengen yang tadi itu loh.. Gaun yang itu bagus banget.." Bagas menghela nafas panjang.
"Udahlah Dilla.. Gaun yang tadi itu juga bagus kok.. Jangan terlalu beli yang mahal.. Aku juga kerja dan uang gak seenak ambil gitu aja.."
"Iya deh iya.." Akhirnya Dilla pasrah begitu saja. Sementara Wina merasa tak suka atas sikap menantunya yang seolah punya sifat pelit terhadap putrinya.
.
.
.
"Terima kasih ya, Nak Devano.. Kami pasti datang ke acaranya besok.. " Bu Iis memegang tangan Devano seolah enggan melepaskannya. Dengan perlahan Devano melepas tangan wanita paruh baya itu beralih menggenggam tangan sang istri.
"Oh, Maaf Nak... " Bu Iis menjadi salah tingkah. Wanita yang seumuran dengan Mama Loli itu bertingkah seperti seorang remaja yang baru jatuh cinta saja..
"Ya, Udah bu.. Kalau begitu kami pamit dulu.." Devano segera undur diri bersama Alena.
"Ternyata ganteng juga ya, Suami Alena.. Tahu dari dulu udah aku gaet buat anakku.. " Monolog Bu Iis membayangkan putrinya menikah dengan seorang pria tampan bak pangeran seperti Devano.
"Mana undangannya mewah banget lagi.. Dapet dari mana mereka uang buat cetak undangan mewah kayak gini.. Kayaknya sih mahal banget.." Monolog Bu Iis lagi.
Semua warga yang ada di sana sengaja Devano undang untuk datang ke acara perusahaan besok malam. Dengan sebuah alasan tasyakuran, Meski sebenarnya memang ada tasyakuran juga sebelum pesta di mulai. Devano mencetak undangan yeng sama mewahnya dengan undangan yang di cetak dari pihak perusahaan. Hanya desain dan motif nya saja yang berbeda. Undangan yang Devano buat tertulis sebuah acara Tasyakuran bukan acara pesta perusahaan.
Dimana besok Devano akan membuat orang tahu siapa dia sebenarnya. Bukan karena sombong, Bukan. Hanya saja, Devano ingin mereka tahu kalau mulai sekarang jangan sampai ada yang mencari gara-gara padanya atau kepada istri dan keluarganya.
Tok
Tok
Tok
Wina yang tengah melihat lihat belanjaannya menghentikan aktivitas itu. Entah siapa yang mengetuk pintu..
"Siapa sih Bu..
"Gak tahu.." Wina beranjak lalu melihat siapa yang datang..
"Assalamualaikum Budhe..
"Ooo Anak si miskin yang datang.. Mau apa kalian!?" Devano menggelengkan kepalanya, Manusia macam apa ini? Salamnya sudah tak di jawab malah langsung di sambut dengan sikap arogannya.
Berawal dari Wina, Hingga Wawan, Dilla dan Bagas pun mendekat. Sama seperti Wina, Semua berlagak arogan. Kita lihat besok, Apakah sikap arogan itu masih ada di wajah mereka yang super menyebalkan itu..
"Maaf kalau kita ganggu...
"Iya! Kalian memang ganggu banget.. Ada apa datang kemari..
Alena menyerahkan undang itu..
"Ini undangan dari kami Budhe.. Besok Bang Devano ngadain acara tasyakuran di rumahnya.. Datang ya...
•
•
•
TBC
gantung LG