NovelToon NovelToon
My Ex Crush

My Ex Crush

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahma AR

Zoya Putri Sasmita tau dia seperti cari mati karena berani melamar kerja di perusahaan orang tua mantan temannya yang selalu membencinya waktu SMA.

Tapi prospek kerja di sana sangat menjanjikan. Apalagi dengan hobi travellingnya ya jing sering menyusahkan dompet kedua kakak laki lakinya.

Jika dirinya berhasi diterima, kedua kakaknya pasti akan sangat bersuka cita dan semakin mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siap siap buat test

Rabu pagi yang deg degan.

Zoya melangkah perlahan menuju ruang makan yang sudah ditunggu dengan komplit anggota keluarganya.

"Ayo, yang mau test," sapa mamanya sambil tersenyum saat melihat kedatanga Zoya.

"Silakan tuan putri," ucap Dirga sambil memundurkan kursi di sebelahnya agar diduduki adiknya.

"Terimakasih," senyum Zoya melebar mendapat perlakuan manis kakaknya.

"Ayo makan yang banyak. Biar ngga capek mikir," ucap mamanya sambil menyendokkan nasi liwet, ayam semur, daging rendang, jamur krispi dan lalapan, kemangi dan timun.

"Ma, aku ngga mungkin ngabisin semua ini. Malah bisa buat aku ngantuk ntar saat test. Karena Kekenyangan," protes Zoya mengeluh panjang lebar dengan tatapan manjanya.

Mama, papa, dan kedua abangnya tergelak gelak.

"Memang kebanyakan, sih, ini. Apa kamu mau mama buatin bekal aja?" usul mamanya setelah tawanya usai.

"Kan, ada kantin mam," sela Dirga kemudian nyengir.

"Beda sama makanan kantin. Kalo makanan mama sudah penuh dengan do'a dari mama agar kamu diterima," ucap mamanya dengan senyum lembutnya.

"Aamiin," sahut Papa, Erwin, Dirga dan Zoya serentak.

"Yes, kalo gitu dibawa dan dimakan bekal dari mama, Zoya," titah Dirga agak cerewet.

Do'a mama sangat manjur, batinnya yakin.

Papa dan Erwin tersenyum simpul.

"Tentu, dong. Tapi ma, yang di piring separuh aja, ya. Sayang, nih," ucap Zoya sambil menyisihlan makanan di depannya sebelum dia santap.

"Taruh aja di sini, sayang," ucap papa sambil menyodorkan piringnya.

"Siap, Pa," senyum Zoya dengan agak melebar sambil menaruh separuh makanannya di piring papanya. Hingga porsi papanya jadi lebih banyak.

"Papa tambah gendut kalo gitu," kekeh Erwin.

"Ngga tiap hari," sahut papanya terkekeh hingga membuat mereka semua yang ada di sana, sama sama tertawa.

Setelah berdo'a bersama, mereka pun memulai ritual makannya sambil sesekali menyemangati Zoya

"Kamu akan abang antar," ucap Dirga begitu mereka selesai makan karena tempat kerja Dirga searah dengan perusahaan tempat Zoya akan mengikuti test.

"Oke."

Mama pun memeluknya dan mengelus pundak putrinya.

"Semangat ya, sayang. Kalo memang rejeki kamu, pasti keterima."

"Ya, Ma."

Papa pun mengecup kening putrinya.

"Hati hati Dirga."

"Siap, Pa."

"Sukses, dek," seru Ervin dengan semangat empat lima.

Zoya tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya saat masuk ke dalam mobil kakak keduanya.

Mama, papa dan Ervin melambaikan tangan mereka sampai mobil yang dibawa Dirga menjauh.

"Bukunya ngga kamu bawa?" tanya Dirga ketika sudah menjalankan mobilnya meninggalkan rumah mereka.

"Buat apa, Bang."

"Buat kamu baca baca, dong," kekeh Dirga dengan mata tetap fokus ke depan.

"Malah nanti bubar semua yang udah aku baca kemarin, bang," kekeh Zoya juga. Dirga pun melanjutkan kekehannya. Satu tangannya mengusap puncak kepala adiknya sebentar karena gemas.

Entah mengapa Zoya ngga merasa ada beban berat mengikuti test ini.

Terima syukur, ngga terima ya sudah. Yang penting dia akan berusaha semaksimal mungkin, begitu pikirnya cuek.

Tadi malam saat pukul setengah sembilan malam, Zoya malah sudah tidur. Nyenyak banget dan baru bangun sampai pagi.

Dirga dan Ervin yang sempat melongok ke kamar adiknya pukul sembilan malam, saling pandang melihat Zoya sudah memeluk guling dengan buku buku yang berserakan di ranjangnya.

Setelah menutup pintu kamar adiknya, keduanya langsung ngakak.

Kalo keterima memang keajaiban.

Tapi memang sejak dulu, Zoya terlihat santai kalo belajar. Otak encernya memang anugerah.

Dirga dan Erwin pernah melihat cara belajarnya. Hanya melihat lembaran buku buku itu beberapa menit saja, maka isinya seperti langsung tertuang ke dalam otaknya.

Dirga malah sering iseng mengetes adiknya itu. Jawabannya memang sesuai dengan yang tertulis di buku. Padahal belum dua puluh menit buku yang cukup tebal itu ada di tangannya dan dibacanya.

Makanya Dirga sangat yakin kalo adiknya akan diterima.

Ngga lama kemudian Zoya pun tiba di depan perusahaan yang sangat megah itu. Entah berapa belasan lantai. Soalnya lumayan tinggi juga gedungnya.

"Semua temanmu berharap padamu. Berusaha keraslah," ucap Dirga sambil membuka pintu mobil buat adik tersayangnya.

"Abang ngga berharap?" ledeknya saat keluar dari mobil.

Dirga tergelak lagi.

"Mama, papa, Bang Erwin dan Bang Dirga, juga berharap kamu diterima. Tapi ngga seserius mereka," kerling Dirga pada keempat teman Zoya yang mulai berjalan mendekat.

Zoya menoleh ke arah kerlingan abangnya, dan tersenyum lebar melihat wajah wajah sumringah yang mendekat.

"Abang duluan, ya," pamit Dirga sambil masuk ke dalam mobilnya setelah mendapat anggukan adikmya. Kemudian melajukan mobilnya pergi meninggalkan Zoya yang sedang dihampiri teman temannya.

"Tadi Bang Dirga, ya?" tanya Moana setelah mereka mendekat.

"Iya."

"Sudah siap tempur?" tantang Cleora sambil mengamati sahabatnya dengan sangat serius.

"Do'a in aja," sahut Zoya tenang.

"Kita selalu do'ain kamu. Tadi malam aku malah lama banget do'ainnya," serius Freya menjawab.

"Aku juga. Duh, Zoya, jantungku rasanya mau lepas ni. Deg degan banget," jujur Indri agak ngga tenang.

Zoya menipiskan bibirnya. Dia pasti akan melakukannya dengan sepenuh hati. Soal hasil, Zoya berserah pada Yang di Atas. Dia yakin usaha ngga akan mengkhianati hasil.

"Kamu akan melawan dua puluh orang perempuan. Bukan lawan biasa. Malahan ada juga titipan dari relasi Daddy," jelas Cleora tentang lawan lawan Zoya nanti.

"Tapi jangan khawatir, daddy ngga akan memihak siapa pun. Tapi aku malah sedih. Harusnya Daddy ada di pihak kita," sambung Cleora setengah bersungut.

"Iya. Harusnya Om mihak ke Zoya," tambah Moana sedikit menyesal.

"Padahal Om juga tau, kalo Zoya keterima, pasti akan sulit buat Nathan mecat kamu," balas Cleora menyahuti.

"Betul itu." Dengan kompak Indri dan Freya menyahut.

Mereka yakin, kalo Zoya keterima, umur personal asistennya akan lama. Mungkin bisa mencapai batas setahun yang mereka sepakati dari awal.

Dan mereka pun ngga mendapat runtuhan kerjaan yang mengharuskan mereka lembur karena dipaksa mengerjakan pekerjaan personal asisten yang selalu dipecat Nathan seenak udelnya.

"Harapan kami padamu, Zoya," tandas Moana yang mendapat anggukan ketiganya.

Zoya menipiskan bibirnya mendengar harapan harapan mereka.

Kini keempatnya sudah berjalan beriringan memasuki lobi perusahaan yang tampak mewah.

Bukan kaleng kaleng memang, batin Zoya memuji penuh kagum. Wajar sekali banyak yang memimpikan bisa bekerja di sini.

Mengambil foto selfie saat berada di lobi ini pun bisa menarik perhatian viewers.

Zoya melihat beberapa di antara yang berpakaian seperti dirinya, dengan kemeja putih lengan panjang dan rok hitam selutut sedang melakukan selfie.

Pasti mereka akan mengunggahnya di sosmed mereka, senyum Zoya dalam hati.

Beberapa staf di sana mengangguk hormat pada Cleora, putri pemilik perusahaan.

Para staf juga tau siapa ketiga yang berjalan di samping nona mudanya. Tapi seorang gadis yang diapit ketiga perempuan itu, sedikit banyak menimbulkan tanda tanya.

Pakaiannya yang seperti kontestan membuat mereka tambah heran.

Bukannya ngga perlu ikut test? Begitu pikir mereka karena melihat keakraban yang terjalin di depan mata.

Sudah punya koneksi, kan? batin mereka lagi.

1
Jamayah Tambi
sudah jgn diganggu lagi
Jamayah Tambi
hebatkan
Jamayah Tambi
cinta memang indah.Kadang2 cinta juga racun
Jamayah Tambi
nasib baik Nathan lelaki budiman
Jamayah Tambi
kadang2 lelaki lebih membebel dari perempuan.
Jamayah Tambi
ada dendam lama rupanya
Jamayah Tambi
silap taip
Jamayah Tambi
byk bermonolog
Jamayah Tambi
si nakal gadis jecil.Dia yg menceriakan suasana
Jamayah Tambi
dah mcm genderang mau perang
Jamayah Tambi
kerja Zoya.
Jamayah Tambi
ingat bule saja yg pintar
Jamayah Tambi
jd perempuan jgn murah sangat
Jamayah Tambi
mereka pelajar pintar
Jamayah Tambi
Dah rasa kaya sangat Nathan.Boleh buli Zoya.
Jamayah Tambi
Garang2 pun dlm hati ada taman
Sriwahyuni Elmi
cerita anaknya kenan gak ada ya
Rahma AR: ada...duda dingin jatuh cinta lagi
total 1 replies
Jamayah Tambi
Tahniah Zoya
Mamah Kekey
pernah baca tapi lupa
Jamayah Tambi
dag dig dug
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!