Kisah seorang pemuda yang dikhianati tunangannya Lin Qionye yang lebih memilih pangeran mahkota Ming San , yang lebih tragisnya lagi, ia dipukul habis habisan oleh bawahan pangeran mahkota atas permintaan Lin Qionye
Xion Cen yang baru menginjak usia 15 tahun , tak kuasa menahan derita , berulang kali ia memohon ampun untuk di lepaskan namun tak satupun dari mereka yang mau mengampuninya, mereka baru berhenti menyiksanya, setelah melihat tubuh Xion Cen terluka hingga babak belur, tulang rusuknya banyak yang patah baik pergelangan tangannya bahkan tulang kakinya juga patah hingga membuatnya pingsan tak sadarkan diri.
Tanpa belas kasihan Lin Qionye memerintahkan mereka semua untuk menghancurkan Meridian serta dantiannya akibat perbuatan mereka, tubuh Xion Cen langsung lumpuh seketika,gadis itu tampak tersenyum puas.Ia menatap Xion Cen dengan jijik dan meludahinya.
"Sampah sepertimu tak sadar diri , kau sungguh tak pantas bersanding denganku...!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marco Hry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bahaya Yang Mengancam.
Sesampainya di kamarnya ,Xion Cen mengemasi semua barang yang ingin di bawanya , karena ia tak menyukai baju warna putih, ia meninggalkannya saja di kamarnya , ia hanya mengambil yang di perlukannya saja , ia membawa pedang tingkat bumi pemberian ayahnya, walau tak begitu bagus namun ia menghargai pemberiannya.
Xion Cen tahu di klan ini hanya ada beberapa harta tertinggi yang hanya berada di tingkat langit itu juga mereka bilang harta langka padahal itu hanya senjata rendahan yang tak bisa di andalkan, namun harta tinggi dari itu di dunia bawah ini sangat langka
Ada empat tingkatan harta Karun di dunia ini ada berbagai macam bentuknya ada pedang , tombak, tab, tombak , busur dan lain lain artefak harta Karun jenis senjata ada empat tingkat yaitu :
Tingkat bumi
Tingkat Langit
Tingkat Dewa
Tingkat Surgawi .
Artefak harta Karun senjata tingkat bumi dan Artefak harta karun senjata tingkat langit banyak di temukan di didunia bawah , sedangkan artefak senjata tingkat dewa dan artefak senjata tingkat surgawi berada di alam atas , jika ada di dunia bawah itu suatu kebetulan atau warisan yang merupakan anugerah bagi penemunya, ia tahu semua informasi itu dari kitab dewa naga yang tersalin di ingatannya.
Setelah memasukan semua barangan yang ingin di bawanya, Xion Cen memasukannya kedalam tas penyimpanannya yang ia dapatkan dari ayahnya sebagai kado hadiah ulang tahunya kala itu, ia tahu tas penyimpanan itu harganya tergolong sangat mahal hanya klan Klan besar dan saudagar kaya saja yang memilikinya.
Sedangkan cincin penyimpanan di alam bawah harta Karun itu sangat langka. kalau pun ada itu merupakan harta turun temurun yang patut di banggakan dan di jaga dengan ketat, jika sampai di ketahui oleh orang banyak , ia akan menjadi incaran banyak orang.
Xion Cen kembali memeriksa barang barangnya setelah merasa tak ada lagi yang ingin di ambil, ia beranjak meninggalkan kamarnya menuju ruang keluarga, ia mendapati ayah dan ibunya sedang bersama, mereka berdua menatap kedatangan Xion Cen.
"Salam ayah. Salam ibu .. " Xion Cen mendekati mereka. " Ayah.. ibu.. sepertinya hari ini Cen'er akan memulai perjalanan untuk berlatih ke hutan belakang klan, Cen'er datang ke sini untuk pamit kepada kalian berdua ." Mendengar ucapan Xion Cen, Su yin tampak sedih , ia berdiri mendekati anaknya lalu memeluknya .
"Can'er hati hati disana ." Su yin memberikan sekantong uang koin emas miliknya kepada Xion Cen.
"Ibu ... Apa ini.. Can'er tak membutuhkannya, Cen'er hanya pergi berlatih bukan pergi berbelanja , jadi ini tak perlu ." Ia memberikan kembali kantong uang berisi koin emas kepada ibunya ,, namun ibunya menolak .
"Simpanlah .. suatu saat kau membutuhkannya, berhati hatilah di hutan , disana banyak binatang monster yang kuat , jika kau tak bisa menghadapinya , gunakan jurus langkah seribu yang kau katakan itu ." Su yin menatap putranya sambil tersenyum, untuk menutupi kesedihannya .
"Baiklah ibu." Xion Cen juga memeluk ayahnya, setelah itu ia pergi meninggalkan kediamannya untuk pergi ke hutan belakang klan ya , walaupun berada di belakang klannya. Xion Chen harus keluar dari kota petir untuk bisa memasuki hutan petir , karna hampir sekeliling hutan yang berdekatan dengan Kota di tutupi dengan formasi pertahanan, agar binatang monster tidak menganggu warga yang ada di dalam kota .
***
" Tuan muda ... Tuan muda .. ." Teriak seorang pemuda berlari menghampiri Xion Zen pemuda itu terlihat mengerutkan keningnya melihat pemuda itu berlari mendatanginya .
"Ada apa , kenapa kau sampai berlari menemuiku.?"
"Tuan muda Zen .. sampah itu akhirnya keluar dari kediamannya , menurut kabar yang kudapat , ia akan pergi ke hutan belakang .
"Kenapa ia pergi kesana .. apakah ia ingin bunuh diri, sampah sepertinya tak bisa berkultivasi masih juga mau kesana, dasar bodoh memang betul betul sampah . " Xion Zen tertawa senang.
"tapi aku ingin menyaksikan sendiri bocah itu mati baru aku puas , ayo kita kesana, panggil teman temen yang lain."
"Baik tuan muda ." Ia berlari dengan cepat mengumpulkan beberapa pemuda , setelah semua terkumpul kurang lebih lima belas orang, mereka dengan cepat menyusul Xion Cen keluar kota .
Sesampainya di tengah kota Xion cen memasuki sebuah toko yang menjual pakaian pria , ia memilih pakaian hampir semuanya berwarna hitam bermotif naga dan ukiran ukiran lainnya yang membedakannya hanya list yang terdapat setiap pakaian itu. Ada emas ,silver, merah dan hitam mengkilat yang membedakan dengan baju dasar, tak lupa Ia membeli sebuah jubah hitam yang langsung bisa menutupi kepalanya .
"Berapa seluruh pakaian ini ,?" Xion Chen menyerahkan empat baju hitam dengan list berbeda dan sebuah jubah kepada kasir toko
"Semuanya 50 keping koin emas tuan,"kasir toko itu menatap ke wajah Xion Cen, ia sedikit terpana melihat ketampanan Xion Cen.
"Ini.. " Xion Cen menyerahkan sejumlah koin emas yang kasir itu pinta.
Setelah menghitung ada kelebihan satu koin emas , ia sengaja memberikan kelebihan yang itu untuk tip pelayan toko, pelayan itu tampak berterimakasih.
Ia berjalan mengantar Xion Cen ke pintu toko .
"Terimakasih tuan muda , sering seringlah datang kemari untuk mengunjungi toko kami." Ucap pelayan itu ramah , Xion Cen hanya membalas dengan anggukan , lalu melangkah pergi meninggalkan toko itu .
Sambil berjalan keluar kota , Xion Cen tak lupa membeli beberapa kue dan daging kering untuk persediaan kalau ia ingin makan, sebagai kultivator ia tak begitu memerlukan makanan .
"Hei... Bukannya itu tuan muda klan Xion , si sampah itu." Tunjuk seorang gadis kepada temannya yang yang merupakan anggota klan Lin .
"Benar..itu si sampah Xion Cen , bukannya nona Lin Qionye mengatakan kalau sampah itu sampai sekarang masih koma , kenapa ya baik baik saja, bahkan tak tampak seperti orang yang mau mati ." Ucap seorang pemuda tampak tak percaya padahal ia juga ikut memukuli Xion Cen saat itu . Ini tak boleh dibiarkan , jika aku berhasil membunuhnya kali ini , mungkin aku banyak mendapatkan hadiah dari nona muda Lin Qionye, pikirnya dalam hati.
"Kalian pulanglah ke klan aku ingin mengikutinya , kali ini aku akan menghabisinya , agar tak ada masalah di kemudian hari pada klan Lin kita . Ia mengajak sekitar sepuluh orang pemuda klan Lin untuk mengikuti Xion Cen , sementara sebagiannya lagi pulang ke klan untuk mengabari berita itu ke nona Lin Qionye
Setelah membeli beberapa kue dan daging asap , Xion Cen kembali melanjutkan perjalanannya, sebenarnya ia mengetahui kalau ada yang mengikutinya , namun ia pura pura tak mengetahuinya , bersikap tenang seperti manusia fana lainnya, ia terus saja berjalan mengarah keluar gerbang kota petir .
Sesekali ia tampak berhenti membeli beberapa barang yang ia inginkan, sesampainya di luar gerbang kota , ia meminta izin kepada penjaga hutan untuk memasuki hutan monster tersebut. Karena salah satu penjaga hutan itu mengenali siapa Xion Chen.
"tuan muda baiknya tuan muda pulang saja , paman tak ingin terjadi apa apa kepada tuan muda .
"tidak apa apa paman , aku mau masuk hutan di bagian luar saja , tidak sampai kedalam." Xion Cen memberikan bungkusan Bakpao yang masih hangat kepada penjaga hutan itu , melihat pemberian Xion Cen mereka tampak tak enak untuk menolak permintaan Xion Cen .
"baiklah kau boleh masuk jika ada bahaya yang tak terduga berteriak lah sekencang kencangnya agar kami bisa membantumu, ingat jangan jauh jauh , jika terjadi apa apa aku tak enak dengan ayahmu, apa kau perlu ditemani , paman akan menemanimu?" tatap peria paruh baya ke Xion Chen .
"tidak usah paman, biar aku sendiri saja ."
"baiklah tapi kamu harus berhati hati , ingat apa yang paman katakan tadi ." xion cen langsung mengangguk. Ia meninggalkan mereka untuk menelusuri hutan.
"kasian sekali bocah itu nasib tak berpihak kepadanya." ucap pria paruh baya itu, yang mengetahui jalan kehidupan Xion Cen selama ini , karena ia dan Patriak klan Xion berteman dekat .
Tak lama kemudian munculah belasan pemuda dari klan Xion , meminta izin memasuki hutan , tetua itu beranggapan mereka di kirim oleh patriak Xion untuk melindungi putranya, ia mempersilahkan mereka masuk tanpa hambatan, tak lama mereka pergi , munculah anggota klan Lin yang terdiri 10 orang pemuda yang bermaksud ingin berlatih , mereka juga dibiarkan masuk .
Tetua itu tampak senang dengan banyaknya pemuda yang masuk , mereka pasti bisa melindungi tuan muda Xion Cen.