NovelToon NovelToon
Cinta Itu Sakit Tapi Dia Tetap Pemenangnya

Cinta Itu Sakit Tapi Dia Tetap Pemenangnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Fantasi / TimeTravel / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:734
Nilai: 5
Nama Author: Marya Juliani Jawak

Sebuah kisah asmara dia orang anak remaja yang sudah berjalan hingga 2 tahun lamanya. Perjalanan cinta yang indah tapi retak di tengah perjalanan.

Dihadapkan dengan cinta baru oleh kehadiran orang yang baru. Perasaan yang dulu membara kini terasa hampa dan dingin.

Mampukah mereka mempertahankan kisah cinta mereka yang retak menjadi utuh. Atau melepaskan demi cinta baru yang membuat mereka bahagia. Mari kita ikuti kisah cinta mereka. Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marya Juliani Jawak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minta Tolong

"Gimana kabar Herlina?" Sehat kan? Tanya Pak Natan pada Permata. Saat ini mereka sedang duduk di meja kerja sambil mengerjakan laporan triwulan keuangan.

Tangan yang mengetik kita terhenti. Permata melihat ke arah Pak Natan.

"Sehat pak." Jawab Permata lalu melanjutkan pekerjaannya di depan layar komputer.

"Masih sama curut itu dia?"

"Curut?" Bingung Permata dengan maksud Pak Natan

"Ia si curut James." Jelas Natan hingga Permata mengerti maksudnya.

"Oh... kirain tadi ntah siapa Pak." Namanya James pak, bukan curut. Protes Permata

"Masih kok pak."

"Langgeng juga ya mereka. Udah setahun lah ya. Kirain tadi gak sampai tiga bulan udah putus."

"Ia pak."

"Oh ia, minta tolong lah aku." Ucap Natan tiba - tiba. Sungguh prilakunya hari ini membuat Permata sedikit heran.

"Minta tolong apa pak? Kan bapak udah minta tolong Patricia untuk beli nasi siang bapak."

"Bukan itu.... " Lihat aku dulu. Pinta Natan pada Permata yang sibuk dengan pekerjaannya.

Permata menghentikan pekerjaannya dan menoleh kearah Natan. "Minta tolong apa pak?"

"Atur aku dulu sama kakak kelasmu tingkat tiga."

"Bapak gak salah nyuruh aku? Mending suruh Patricia atau Herlina pak." Tolak Permata enggan membantu Natan

"Eh... Patricia heboh orangnya." Gak bisa diajak kerjasama. Herlina udah gak pernah lagi kami ketemu. Dia kan kebanyakan di ruang Administrasi. Tolong lah, karena kau sahabatnya Herlina nya makanya aku minta tolong." Mohon Natan pada Permata

Huff....

"Pak aku gak dekat sama kakak kelas. Jangan kan kakak kelas, adik kelas dan angkatan ku aja hanya beberapa yang aku kenal."

"Ini kau kenal nya dia. Kau bilang aja kirim salam kata Pak Natan. Udah beres. "

"Emang siapa orangnya pak?" Tanya Permata sedikit penasaran

"Kakakmu Ivana"

"Kak Ivana? Pacarnya bang Diva?" Ucap Permata kaget meyakinkan pendengarannya tidak salah. Karena kakak kelasnya yang bernama Ivana cuman satu orang

"Ia, kau aturlah ya." Senyum Natan terkesan sedikit memaksa.

"Bapak gak gila kan?" Tanya Permata pelan tapi menusuk. Sedangkan Pak Wandi terkejut dengan perkataan Permata. Baru kali ini ada mahasiswi yang tidak sejalan dengan Natan. Dan berani ngatain Natan gila. Seorang natan dikatain gila.

(Tamatlah riwayatmu Permata. Kau membangunkan singa yang tertidur. Tapi kalau dipikir - pikir, memang permata ini beda ya sama yang lain. Biasanya hampir semua perempuan yang suka satu shift kerja atau praktek sama Natan. Tapi Permata, dari awal tampak biasa aja. Bahkan gak terlalu merespon cerita Natan. Menyala Permata) Batin Wandi sedikit bangga dengan keberanian Permata.

"Jadi maksud mu aku gila?" Tanya Natan tidak Terima dengan perkataan Permata.

"Ia. Bapak cukup gila." Balas Permata dengan berani. Permata yang awalnya duduk langsung berdiri menatap tajam mata Natan.

"Bapak tau kan kalau Kak Ivana itu punya pacar, dan hubungan mereka sudah berjalan lama. Bisa tidak bapak jangan ganggu hubungan orang lain. Atau minimal cari perempuan lain. Banyak yang jomblo dan mau sama bapak"

"Aku cuman mau dia. Dan nyuruh dirimu tanpa protes." Laksanakan aja! Nanti ku kasih uang jajanmu. Titah Natan pada Permata yang tidak ingin di protes lagi.

"Maaf saya tidak tertarik dan saya tidak mau." Ucap Permata mengambil HP nya lalu hendak pergi keluar ruangan.

"Pak Wandi, saya izin beli minum dulu." Pamit Permata pergi tanpa menunggu jawaban Wandi.

"Wau.... besar juga nyali nya tu anak." Ucap Wandi lalu ketawa mengingat perseteruan Permata dan Natan

"Tapi aku suka gayanya." Puji Natan tersenyum. Baru kali ini ada orang yang berani menentang dia dan itu seorang perempuan.

"Ia sih, bener. Bisa di bilang dia cewek pemberani yang punya pendirian teguh. Baru kali ini kau dapat lawan argumen yang setara." Tawa Wandi menertawakan Natan.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!