NovelToon NovelToon
ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Konflik etika / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta
Popularitas:67.6k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Terlambat menyatakan cinta. Itulah yang terjadi pada Fiona.

ketika cinta mulai terpatri di hati, untuk laki-laki yang selalu ditolaknya. Namun, ia harus menerima kenyataan saat tak bisa lagi menggapainya, melainkan hanya bisa menatapnya dari kejauhan telah bersanding dengan wanita lain.

Ternyata, melupakan lebih sulit daripada menumbuhkan perasaan. Ia harus berusaha keras untuk mengubur rasa yang terlanjur tumbuh.

Ketika ia mencoba membuka hati untuk laki-laki lain. Sebuah insiden justru membawanya masuk dalam kehidupan laki-laki yang ingin ia lupakan. Ia harus menyandang gelar istri kedua, sebatas menjadi rahim pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7. HISTEREKTOMI

Teddy duduk di sisi ranjang pasien sembari menatap wajah istrinya yang nampak pucat dan terus menggenggam sebelah tangannya. Sorot matanya sendu, ekspresi wajahnya menggambar kesedihan yang dirasakannya saat ini. Sejak istrinya dipindahkan ke ruang perawatan, ia tak sedikitpun beranjak dari sisi istrinya.

Agnes, wanita yang dinikahinya tiga bulan lalu. Diawal pernikahan ia memang belum sepenuhnya bisa menerima sebab seseorang masih menempati hatinya. Tapi seiring waktu berjalan akhirnya ia bisa membuka hati untuk Agnes, dan perlahan melupakan wanita yang jelas-jelas tidak pernah menginginkannya. Ia sadar, tak seharusnya masih berharap dan memikirkan wanita lain sementara ada istrinya yang begitu perhatian.

Baru kemarin ia merasakan kebahagiaan luar biasa atas berita kehamilan sang istri, tapi hari ini kebahagiaan itu harus terenggut dengan kejam. Dan yang lebih membuatnya terpukul, adalah akibat dari kecelakaan itu. Apa yang akan ia katakan saat istrinya tersadar nanti.

Ia menundukkan kepala. Memikirkan apa yang telah terjadi. Gerakan pelan jari-jari tangan yang digenggamnya membuatnya tersentak. Ia segera mengusap sudut matanya lalu mendekatkan wajahnya.

"Sayang, kamu sudah bangun?"

"Mas...." gumam Agnes.

"Iya, Sayang. Aku disini," Teddy membelai lembut wajah istrinya.

Agnes mengerjapkan mata. Mulanya terasa buram dalam pandangan, hingga penglihatannya terasa jelas ia mengedarkan pandangannya meneliti ruangan sekitar yang bernuansa putih itu.

"Aku dimana, Mas?"

"Kamu di rumah sakit, Sayang."

"Rumah sakit?" Agnes tampak menarik nafas. Meraba kepalanya yang terbalut perban dan perlahan mencoba mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya.

Ia berinisiatif mengantarkan makan siang untuk suaminya ke rumah sakit. Dengan mengendarai motor kesayangannya ia pergi dengan perasaan berbunga-bunga, layaknya remaja gadis yang sedang kasmaran ingin bertemu dengan sang kekasih. Tapi, kejadian nahas justru menimpanya. Ia tidak bisa menghindari sebuah mobil yang melaju dari arah berlawanan. Setelah itu ia tidak ingat apa-apa lagi sampai tersadar dan sudah berada di rumah sakit.

Wajahnya yang pucat itu semakin nampak pucat kala teringat sesuatu. Dengan gemetar ia meraba perutnya. "Mas, kandunganku bagaimana?" tanyanya terbata.

Teddy terdiam, bibirnya terkatup rapat dan tampak gemetar. Tak sanggup mengatakan yang sebenarnya.

"Mas, jangan diam aja! Bagaimana dengan kandunganku?" tanya Agnes lagi. Kali ini nada suaranya sedikit meninggi.

"Akan aku kasih tau, tapi tolong kamu tenang." Teddy beranjak dari tempat duduknya dan berpindah duduk ke sisi ranjang pasien. Memindahkan kepala sang istri ke pangkuannya dan memeluknya erat.

Agnes pun perlahan tenang. Ia mendongak menatap mata suaminya yang tampak menganak sungai, menandakan sesuatu yang buruk telah terjadi. Namun, ia tetap ingin mendengar penjelasan suaminya.

"Sayang, kuatkan hatimu...." Teddy menjeda kalimatnya sejenak dengan tarikan nafas. "Kandungan kamu tidak bisa diselamatkan. Dan...." Ia kembali terdiam. Menggenggam tangan istrinya dengan erat.

Air mata Agnes pun perlahan jatuh seketika. "Dan apa, Mas?" tanyanya lirih.

"Efek kecelakaan itu menyebabkan kerusakan pada rahimmu. Dan rahimmu terpaksa harus diangkat." Terbata-bata Teddy saat mengatakannya. Ia semakin memeluk istrinya dengan erat.

Tubuh Agnes terguncang dalam dekapan sang suami. Air matanya kian deras mengalir. Suara tangisnya yang terdengar pilu menggema di dalam ruangan itu. Jika hanya kandungannya yang tidak bisa terselamatkan, ia tidak akan merasa seterpuruk ini. Tapi ia juga harus kehilangan rahim yang membuatnya tidak akan pernah bisa mengandung lagi.

.

.

.

"Pasien mengalami perdarahan hebat dari rahim yang tidak bisa dihentikan, bahkan setelah janinnya dikeluarkan. Tidak ada cara lain selain melakukan Histerektomi."

Fiona mengusap wajah seraya mengembuskan nafas panjang ketika teringat ucapan dokter. Sejak kembali dari rumah sakit ia lebih memilih menyendiri di kamar.

Sempat terjadi keributan kecil sebelum ia pulang, ibunya Agnes mengamuk dan ingin menyeretnya ke kantor polisi setelah tahu keadaan putrinya. Beruntung berhasil ditenangkan oleh orang tuanya Teddy. Ia dan keluarganya diminta pulang dan akan membicarakan masalah tersebut setelah keadaan Agnes cukup membaik.

Ia siap menerima hukuman atas perbuatannya. Mendekam di dalam penjara pun ia tidak peduli.

Ia lebih memikirkan nasib seorang wanita yang kehilangan kesempatan untuk menjadi seorang ibu bahkan tidak akan pernah bisa lagi menjadi seorang ibu, dan itu semua karena dirinya.

Dering ponselnya yang ada di atas nakas membuatnya sedikit tersentak. Ia kembali mengusap wajah lalu mengambil benda pipih tersebut.

Calon imam tertera di layar ponsel, ia mendiamkan sebentar, tampak ragu untuk menjawab. Teringat pernikahannya yang tinggal menghitung hari membuatnya tidak bisa berpikir jernih lagi. Seluruh persiapan sudah hampir mencapai puncak, tapi bagaimana jadinya jika itu semua menjadi sia-sia lantaran ia harus mendekam di penjara.

Matanya terpejam kala ponselnya berhenti berdering. Namun, dalam hitungan detik kembali berdering, ia pun akhirnya menjawab panggilan tersebut.

"Assalamualaikum, Fio. Kamu gak apa-apa, kan?" tanya Damar begitu panggilannya terhubung. Ia benar-benar mencemaskan calon istrinya itu, wajah Fiona terlihat pucat saat di rumah sakit.

"Waalaikumsalam. Aku gak apa-apa, Mas," jawab Fiona lirih.

Damar terdiam sejenak, jawaban calon istrinya tak serta merta membuatnya merasa lega. Sebab ia tahu Fiona benar-benar merasa terguncang saat ini.

"Fio, kamu jangan khawatir ya. Kalaupun mereka mau menuntut kamu, aku akan mencarikan pengacara terbaik untuk mendukung kamu."

Ekspresi wajah Fiona datar. Sama sekali tak menunjukkan kelegaan atau dukungan calon suaminya. Damar jelas mampu mengusahakan pengacara terbaik untuknya, tapi tetap saja ia tidak akan pernah hidup tenang mengingat nasib yang dialami Agnes.

"Mas, besok apa bisa temani aku ke rumah sakit?" tanya Fiona, mengabaikan dukungan yang disampaikan calon suaminya. Ia ingin menemui Agnes dan meminta maaf secara langsung pada wanita itu. Meski ia tahu kata maaf saja tidak akan bisa menyelesaikan semuanya.

"Sebaiknya kamu jangan kesana dulu. Aku khawatir Ibunya Agnes menyerang kamu lagi," ujar Damar.

"Aku harus siap menerima segala resikonya, Mas," kata Fiona.

Damar menghela nafas. "Baiklah, besok aku temani kamu ke rumah sakit. Biar aku jemput," ucap Damar akhirnya.

"Terima kasih, Mas."

"Sama-sama. Sekarang kamu istirahat, jangan lupa makan dan jangan terlalu dipikirkan yang terjadi hari ini."

"Iya, Mas." Fiona menjawab lirih. Bagaimana mungkin ia tidak memikirkannya, apa yang terjadi karena dirinya bukanlah sebuah perkara yang kecil. Walau ia mendekam di dalam penjara seumur hidupnya, tetap tidak akan bisa menggantikan apa yang telah hilang dari diri Agnes.

"Aku tutup teleponnya. Sampai ketemu besok. Assalamualaikum," ucap Damar.

"Waalaikumsalam," balas Fiona.

Sambungan telepon pun terputus. Fiona meletakkan kembali ponselnya ke atas meja, tatapannya tertuju pada buku yang dibelinya. Hari ini ia terlalu bersemangat membeli buku tersebut, namun pada akhirnya ia kehilangan gairah untuk membacanya. Bahkan ia tidak tahu, pernikahannya dengan Damar akan tetap terlaksana sesuai rencana atau tidak. Mengingat ibunya Agnes sangat menggebu-gebu untuk menyeretnya ke kantor polisi.

1
Septiyani Hasanah
minta JD rahim pengganti tapi benih nya benih Teddy & agnes.
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Adelia Rahma
suh si Teddy bear ini.. gimana kamu mau adil untuk sekarang aja kamu gak bisa tegas dengan istri tersayang mu coba
Adelia Rahma: haha iya geram tau
Nurlinda: kasih paham mak
total 2 replies
Dwi Rustiana
heh beruang dah bagus fio mau nurutin kemauan istri Kunti kamu itu jadi jangan ngadi2 ya dimana2 poligami itu bakalan berat sebelah g akan bisa adil jadi g usah ngehalu ya
buat damar berusahalah karena bukan hanya maaf Fiona yang bakalan susah kamu dapat nantinya tapi jga keluarga besarnya karena fio itu putri kesayangan jadi selamat berjuang semoga semesta menjodohkan kamu sama fio
🤭🤭🤭 eh salah semoga Mak nur menjodohkan kamu ama fio
Nurlinda: jalan cerita baru /Facepalm/
Dwi Rustiana: lewat jalan mana Mak 🤭🤭🤭
total 5 replies
Eva Karmita
Teddy kamu tu punya otak ngk sih 😤 enaknya mulutmu ngomong ngk ngotak dikira enak apa jadi Fio berstatus istri kedua selalu mengalah makan hati melihat kemesraan kamu sama Mak lampir 😏
Ngak usah ngimpi mau punya dua istri kalau belum bisa bersikap adil bijak dan tegas kamu ,
jangan cuma mikirin perasaan kamu pikirkan juga perasaan Fio ... Fio itu manusia bukan boneka Fio punya hati nurani

ayo Damar tetap semangat jgn kendor terus perjuangkan cinta mu lewat jalur langit selalu langit kan doa"mu rayu tuhanmu, dan jangan lupa kamu harus jujur dgn masa lalu mu,, belajar jadi imam baik untuk calon bidadari surga mu ❤️🥰
Nurlinda: bisa jadi Mak. /Grin//Facepalm//Facepalm/
Nurlinda: bisa jadi Mak. /Grin//Facepalm//Facepalm/
total 4 replies
Sugiharti Rusli
sekarang gimana caranya kamu nanti meyakinkan Fiona, kamu sudah bertobat dan akan memulai hidup baru dengan Fiona kelak,,,
Sugiharti Rusli
dan Damar kamu harus berkata jujur tentang masa lalu kamu ke Fiona, semua orang punya masa lalu masing" yang kelam sekalipun,,,
Sugiharti Rusli
sekarang fokus kamu jaga kandungan kamu sampai waktunya melahirkan anak Teddy,,,
Sugiharti Rusli
kamu bisa saja bersikap egois mempertahankan pernikahan kamu dan Teddy, tapi banyak hati yang akan tersakiti lagi nanti
Sugiharti Rusli
perasaan cinta kan ga harus memiliki, karena sejatinya kesempatan kamu sudah berlalu dengan pernikahan Teddy dan Agnes
Sugiharti Rusli
memang ikatan darah sama anak ga akan pernah lepas mau sampai kapanpun sih yah,,,
Sugiharti Rusli
yah walo tawaran dari Teddy sangat menggoda, tapi balik ke komitmen awal tujuan kamu mau menerima syarat dari Agnes tentang rahim pengganti
Sugiharti Rusli
apa yang sudah kamu putuskan sudah benar Fiona, orangtua adalah prioritas utama yang harus kamu rebut kembali hatinya,,,
Naufal Affiq
lanjut thor
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
lah ogah amat JD bini ke2 ...buat damar cepetlah jujur setidaknya kecewa pasti ..... palingan seminggu fio sesak napas selebihnya saling memaafkan karena manusia tidak ada yg sempurna di balik kesalahan mau memperbaiki diri supaya lebih baik ....ahhh kayay ketebak nih endingnya......
Nurlinda: hayo apa endingnya
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
🌷Vnyjkb🌷
siiipp damar, jujur itu suakitttt, tp hrs d lakukan klu mau menata masadepan yg lbh baik,, km sdh berubah/ tobat,
🌷Vnyjkb🌷
lupakan yg lalu, menata brsma damar, terima damar yg berubah, smua org pya masalalu, asal mau berubah/ tobat,
🌷Vnyjkb🌷
usil, bkn ranah km itu privacy fio,,
🌷Vnyjkb🌷
sukurinnnn,, ngapain km nurutin smua permintaan konyol istri silumanmu,, mending perkarakan,, klu sdh spt ini, semua Terjebak Perjanhian/ permainan sendiri, yg rugi/sakit jls fio
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!