My Husban Perfect Imam
Ciara Salsabila, dia seorang gadis yatim piatu. Gadis itu tidak menyangka, pria yang merupakan king badboy di sekolahnya sekaligus ketua geng motor yang paling menakutkan kini sudah sah menjadi suaminya. Menurutnya ini sebuah mimpi buruk bagi Ciara, kehidupan bagi wanita itu idam-idamkan kandas setelah dirinya di nikahi seorang pria angkuh dan keras kepala. Dafi Firmansyah, pria yang tidak mau mengalah dan keras kepala. Seorang anak tunggal sekaligus pewaris perusahaan Firmansyah group yang namanya sangat tersohor di dunia bisnis.
Dafi dan Ciara sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka untuk kenyamanan bersama. Namun, sepertinya kehidupan Ciara tidak berjalan mulus. Satu hal yang Ciara ketahui, ternyata Dafi memiliki seorang kekasih yang merupakan siswi paling popular sekaligus seorang pembully yang paling di takuti di sekolah Taruna.
Bagaimana Ciara menghadapi situasi itu ? akankah Dafi bisa menaruh hati kepada Ciara ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Membawa Pergi
“Kamu siapa ? kemapa kamu membawa aku ke sini ?” Tanya Ciara
Agkasa tak menghiraukan pertanyaan Ciara, pria itu berjalan melewati Ciara lalu lampu pun menyala dengan terangnya. Ciara bahkan sampai menyipitkan matanya karena silau pada indra penghitannya. Beberapa detik kemudian, Ciara mulai bisa menyesuaikan pencahayaan.
Matanya melebar kala melihat sekelilingnya, bau yang menyengat di indra penciumannya tercium bau sampah yang berserakan dimana-mana. Bahkan sampah yang sudah membusuk pun ada di sana.
“Lepaskan aku” Teriak Ciara
“Jangan terlalu banyak bergerak, Cia. Lo bisa saja jatuh ke tumpukan sampah” Sentak pria yang menculik Ciara yang sudah berada di samping Ciara
Ciara segera mengalihkan padangannya ke arah pria itu, mata Ciara kembali melebar saat melihat pria itu.
“Kamu…” Ucap Ciara sambil mengingat pria itu
“Yap !, kita pernah bertemu” Ujar Angkasa
“Kamu ojek itu kan ? kenapa kamu membawa aku ke sini ? kamumarah karena aku gak membayar ongkos jalannya ?” Tanya cecar Ciara dengan wajah terheran-heran
Angkasa tertawa dengan keras membuat Ciara mengerutkan keningnya.
“Kamu lucu juga, lo kira gue kaum rendahan sampai ongkos pun gue permasalahkan ?. bahkan harga diri lo bis ague beli, Ciara” Sentak Angkasa
“Terus kenapa kamu menculikku ?” Tanya Ciara merasa bingung
“Karena lo sudah membuat adik gue merasa sedih” Jawab Angkasa
“Adik kamu yang mana ? aku gak pernah menyakiti orang perasaan, insyaallah aku selalu menjaga lisanku” Ujar Ciara
“Hahahaha, sok suci lo. Lo sudah merebut Dafi dar adik gue dan lo pantas mati” Jawab Angkasa
Ciara tercengang mendengar penjelasan dari Angkasa, dia juga baru mengetahui jika Nabila memiliki seorang kakak laki-laki.
Pria yang bernama Angkasa itu berjalan melewati Ciara, dia kemudian mengambil sesuatu yang berada di sudut tembok. Angkasa mengambil jeligen lalu membawanya ke hadapan Ciara.
“Lo tahu ini apa ?” Tanya Angkasa
Ciara tidak menyahut, dia lebih memilih diam menutup mata dengan mulut terus berdoakan keselamatannya. Karena Ciara tidak menjawab ucapan Angkasa, pria itu mengguyur tubuh Ciara hingga basah kuyup.
Mata Ciara terbuka setelah hidungnya mencium sesuatu yang sangat menyengat seperti bensin.
“Ini bensin” Gumam Ciara
“Iya, ini bensin. Jika korek ini gue lemparkan, gue pastikan losudah hilang dari bumi ini” Ancam Angkasa
“Ya Allah” Lirih Ciara dengan sangat pasrah
*****
Di sisi lain, Bisma dan juga Ahsan kini beriringan bersama dengan pasukannya untuk menuju markas yang sudah di tunjukkan oleh Dafi. Dafi sendiri hanya bisa mengontrol dari jauh pergerakan mereka melalui kamera yang di bawa oleh Bisma yang tersambung di ponsel Dafi.
Di perjalanan, Bisma dan Ahsan berserta pasukannya di hadang oleh sekelompok pria berseragam hitam-hitam. Terpaksa mereka harus berhenti mengikuti arahan polisi.
“Kenapa bapak menyuruh kami berhenti ?, kami sedang buru-buru” Kata Bisma dengan suara yang tegas
“Kalian telah menganggu pengguna pengendara yang lain, dengan cara kalian konvoi seperti ini dan kalian menghambat pengendara yang lain” Jawab Polisi lalu lintas itu
Bisma berdecap pelan …
“Ck, kami juga pengguna jalan pak. Memangnya cumin bapak sama yang lain saja yang boleh jalan di sini ? lalu kami gak boleh ?” Ucap Bisma
“Boleh, siapa yang melarang. Hanya saja kalian telah menghambat perjalanan, lihatlah bahkan ambulan kesusahan untuk melewati kalian” Jelas Polisi
“Gak bisa begitu dong pak, sudah gue bilang kami itu sedang …” Ucap Bisma terhenti
“Sudah Bis, kita turuti saja pak polisi ini” Potong Ahsan
Ahsan selaku wakil ketua geng motor pun turun dari motornya, dia berjalan menghampiri anggotanya yang meminta kepastian darinya.
“Kalian tunggu di sini, biar gue dan Bisma yang pergi ke lokasi. Setelah kondisi udah memungkinkan kalian susul kami, oke ?” Titah Ahsan
Semua mengangguk, sedangkan Bisma dari tadi masih menatap kesal para anggota polisi yang menhadangnya. Ahsan kemudian menghampiri pak polisi yang masih bersitegang dengan Bisma. Ahsan menyentuh Pundak Bisma agar Bisma bisa mengontrol emosinya.
“Pak, kami akan pergi duluan. Teman-teman saya akan berhenti di sini” Ucap Ahsan
“Baik, ingat kalian jangan ugal-ugalan dan patuhi rambu-rambu lalu lintas. Jangan ada yang mengacau selama kalian berkendara” Titah Polisi itu
“Baik pak” Jawab Ahsan
Ahsan kemudian mengangguk seraya menaikkan alisnya, ingin melihat reaksi Bisma.
“Sok baik lo San, pengen gue tonjok rasanya itu polisi” Ceplos Bisma membuat Ahsan tertawa mendengarkannya
Kini Ahsan dan Bisma sudah beranjak pergi meninggalkan pasukan mereka, mereka berkendara dengan kecepatan sedang. Saat mereka sudah jauh dari keberadaan para polisi itu, Ahsan dan Bisma langsung menambah laju motor mereka hingga full. Mereka tidak ingin membuang-buang waktu sebelum kemungkinan terburuk akan terjadi kepada Ciara.
*****
Tak terasa hampir 40 menit mereka di perjalanan, mereka memasuki daerah terpencil yang tdai ada satu pun rumah warga di sana. ahsan dan Bisma mengehentikan mesin motornya dan saling pandang.
“Serius ini tempatnya ? gak ada rumah warga di sini, jir serem banget” Ceplos Bisma
“Sepertinya benar, ini sesuai dengan arahan Dafi” Ujar Ahsan
Ahsan kemudian kemabali melajukan motornya dengan kecepatan sedang, di susul oleh Bisma yang ada di belakangnya. Tepat di depan mereka terdapat sebuah gubuk kecil,di sana begitu sepi. Bahkan tidak ada mobil atau pun motor yang berlalu Lalang di sana.
“Kayaknya ini tempatnya” Ujar Ahsan sembari melihat ponselnya yang menunjukkan titik merah itu di sana
“Lo yakin ? di sini gak ada tanda-tanda kehidupan” Ucap Bisma
“Gue yakin, coba lihat titik merahnya sudah pas dengan lokasi kita” Jawab Ahsan seraya memperhatikan ponselnya ke arah Bisma
Bisma mengangguk setuju, mereka berdua lantas segera turun dari motornya. Mereka berjalan mengendap-ngendap untuk memastikan tidak ada yang melihat pergerakan mereka. Setelah di rasa aman, buru-buru Bisma menendang pintu yang sudah using dan rapuh itu.
Bisma dan Ahsan mengeryit bingung saat melihat taka da siapa pun di dalam rumah kumuh itu.
“Lo gak salah kan San ?” Tanya Bisma
“Gak salah, ini sesuai lokasi” Jawab Ahsan
Bisma mengacak rambutnya, di saat bersamaan ponsel Bisma berdering. Pemuda itu buru-buru merogoh ponselnya yang ada di saku celananya.
Bisma [Iya Daf ?]
Dafi [Kenapa kosong ? Diaman Ciara ?]
Bisma [Gue gak tahu, kami sudah sampai di titik lokasi. Tapi gak ada satu pun orang di sini]
Dafi [Cari sesuatu disana]
Bisma dan Ahsan kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru arah, mata mereka terus mengamati tiap sudut. Ahsan mendekat ke arah kursi yang terdapat sebuah jaket di sana.
“Sial, ini jaket Ciara” Rutuk Ahsan kesal
“Kenapa ?” Tanya Bisma
“Ini punya Ciara, sepertiya mereka tahu jaket ini ada pelacaknya. Sialan, kita terlambat lagi” Jawab Ahsan marah, kakinya menandang kursi saking geramnya
Dafi [Ada apa ?] di sebrang sana, karena panggilan mereka masih terhubung
Bisma [Ada jaketnya Cia, Dafi]
Dafi [Apa pelacaknya ada di sana ?]
Ahsan [Ada Daf]
Dafi [Bagus, segera ambil memori yang ada di dalamnya. Dengarkan apa yang mereka bicarakan, di sana sudah terekam dengan jelas]
Bisma [Baik ketua]
Bisma segera meraih alat pelacak itu, benda kecil yang berkelap-kelip. Saat sudah mendapatkan kartu memorinya lalu memasukkannya ke dalam ponsel, dan Bisma mencari rekaman yang di maksud Dafi.
Bisma dan Ahsan mendengarkan dengan seksama, mereka mempercepat rekaman saat rekaman tersebut hanya suara-suara tidak penting. Hingga pada menit-menit terakhir, mereka dapat mendengar dengan jelas pembicaraannya.
Mata Bisma melebar ketika mendengarkan rekman suara tersebut, segera dia menelpon kembali Dafi.
Dafi [Bagaimana ?]
Bisma [Kami dapat info, mereka akan membawa Ciara pergi dari kota ini. Sepertinya mereka menuju bandara, gue lihat waktunya baru saja pergi]
Dafi [Br3ngsek, cepat ikuti. Gue juga akan menyuruh orang-orangnya bokap gue buat ke lokasi]
Bisma [Gue sama Ahsan langsung ke sana]
Dafi [Thanks ya, kalian hati-hati]
*****
Ciara berada dalam mobil, mata dan mulutnya di tutup dengan kain oleh mereka. Ciara mulai berontak saat tangan seseorang menyentuh bahunya.
“Mmmpphh” Erang Ciara
“DIAM” Teriak Angkasa
Ciara daim ketakutan, mata yang tertutup membuatnya harus ekstra hati-hati.
“Gue berubah pikiran, gua gak akan melenyapkan lo. Gua akan menjadikan lo istri gue, sepertinya gue akan membawa lo pergi jauh dari kota ini. Gue yakin Dafi pasti kelabakan, hahahahaha” Ucap Angkasa
#Dapatkah Bisma dan Ahsan menemukan Ciara ?#
#Ataukah Ciara akan tetap di bawa pergi jauh oleh Angkasa tanpa sepengetahuan Dafi ?#