NovelToon NovelToon
The Choice Queen

The Choice Queen

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Time Travel / Harem / Transmigrasi
Popularitas:852.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Zhuzhu

Li Fengran tidak pernah menyangka jika setelah mati, dirinya akan pergi ke dunia lain dan menjadi peserta kompetisi pemilihan ratu. Untuk melarikan diri, dia mencoba yang terbaik untuk gagal, namun perbuatannya justru menarik perhatian Raja dan Ratu Donghao dan membuatnya terlempar ke sisi Raja Donghao.
Hidup sebagai pendamping di sisi Raja, Li Fengran berhadapan dengan tiga siluman rubah yang terus mengganggunya dan menghadapi konflik istana serta Empat Wilayah.
Akankah Li Fengran mampu bertahan di istana dan membuang niatnya untuk melarikan diri? Akankah ia mengabaikan kasih sayang Raja dan memilih mengamankan dirinya sendiri?

*Cover by Pinterest

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TCQ 6: Babak Pertama

Li Fengran tiba-tiba dibangunkan oleh sekelompok orang yang tiba-tiba menerobos masuk ke dalam istananya. Langkah kaki mereka begitu cepat dan kompak, menimbulkan suara berisik.

Xiang Wan pertama kali menyadarinya, tapi ketika dia hendak mencegah, sekelompok orang itu sudah membangunkan majikannya dengan paksa.

“Nona, semua orang sudah menunggu Anda di aula Linglong,” ucap pelayan yang paling tua di antara yang lain.

“Ling bolong, ling apa?” gumam Li Fengran.

Nyawanya belum terkumpul semua. Matanya masih setengah terbuka. Samar-samar, retina matanya menangkap bayangan sekelompok orang sedang mengelilinginya. Li Fengran menggelengkan kepalanya, menahan sedikit pusing di kepalanya.

“Ah, apakah aku telah dipindahkan ke dunia lain lagi?”

“Nona, semua orang sudah menunggu Anda di aula Linglong,” pelayan itu mengulangi perkataannya.

“Siapa, siapa yang tidak ada kerjaan menungguku pagi-pagi begini?”

“Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu, juga para menteri dan peserta utusan dari tiga wilayah lain.”

Ah, ternyata Li Fengran masih ada di dunia dongeng Donghao. Tekadnya sudah bulat, hari ini dia akan tidur seharian, tidak akan ikut kompetisi. Li Fengran merebahkan lagi tubuhnya di tempat tidur, menarik selimut dan membungkus tubuhnya seperti ulat.

Pelayan itu menghela napas. Dengan isyarat tangan, pelayan lain di belakangnya segera menggotong Li Fengran dan menceburkannya ke dalam bak mandi yang sudah diisi air.

Seketika matanya terbuka dan ia membelalak. Air di dalam bak itu bukan air hangat, melainkan air dingin. Pada suhu di musim dingin ini, itu sama saja dengan membekukan diri sendiri!

“Tunggu, apa kalian berencana membekukanku?” keluh Li Fengran.

“Nona, Anda tidak boleh mengecewakan Dongchuan.”

“Aku tidak punya hubungan dengan tempat yang kamu sebutkan. Xiang Wan, Xiang Wan cepat bantu aku!”

Tapi, Xiang Wan masih tahu batasnya. Ketika menghadapi pelayan istana yang senior, dia tidak bisa melawan. Apalagi para pelayan ini dikirim oleh Ratu Donghao.

Melawannya sama saja dengan menambah masalah. Li Fengran pada akhirnya tetap harus mengikuti kompetisi ini meskipun dia tidak mau.

Setelah didandani, Li Fengran dibawa ke Istana Linglong. Sepanjang jalan, ia merutuk dan terus berusaha kabur, tapi selalu gagal karena para pelayan menghadangnya.

Sialan, pikirnya. Jika tahu begini, seharusnya malam tadi dia tidak usah kembali ke Istana Changsun.

“Li Fengran dari Dongchuan tiba!” suara Menteri Urusan Wilayah kembali bergema setelah berlutut cukup lama.

Semua perhatian tertuju pada sosok berbaju merah gelap yang sedang berjalan di tengah aula, dengan tatapan penuh dan mencibir. Li Fengran tidak berani mengangkat kepalanya dan terus menunduk sambil merutuk dalam hatinya.

Wanita dari Dongchuan ini memang cantik, dengan balutan busana yang warnanya cukup mencolok, tidak lantas menjadikan penampilannya terlihat norak. Itu justru membuatnya terlihat sangat elegan dan manis.

Orang yang mencibir berkata bahwa Dongchuan sungguh cari mati. Memangnya siapa wanita bernama Li Fengran ini? Dengar-dengar, dia bukan putri kandung Tuan Besar Dongchuan.

Li Fengran diutus mewakili Dongchuan ke ibukota karena dia adalah putri angkat Tuan Besar Dongchuan yang sangat disayangi. Mengirim orang dengan perangai seperti ini sebagai utusan, rasanya hanya akan menimbulkan masalah.

“Yang Mulia Raja, Yang Mulia Ratu,” ucap Li Fengran, masih dalam posisi kepala tertunduk.

Raja dan Ratu di dunia ini, seperti apa rupa mereka?

Li Fengran penasaran, setelah mengumpulkan keberanian, kepalanya terangkat. Tapi ketika matanya menangkap sosok pria yang ditemuinya semalam duduk di singgasana raja dengan busana mewah dan menyilaukan, dunia seakan runtuh menimpanya sendiri. Li Fengran seperti dipaku, kemudian ditimpa sebuah kemalangan yang sangat besar.

Mengapa… mengapa kepala pengawal itu duduk di sana?

Nangong Zirui juga terkejut ketika ia melihat wanita yang mengira dirinya kepala pengawal dan meninju wajahnya sampai hidungnya berdarah ternyata tidak lain dan tidak bukan adalah wanita bangsawan utusan Dongchuan, wanita yang juga akan mengikuti kompetisi pemilihan ratu untuknya! Saat mengingat bagaimana Li Fengran memukulnya semalam, Nangong Zirui jadi kesal.

“Kamu!” seru Nangong Zirui.

Li Fengran melengos, memalingkan wajahnya ke samping. Celaka, pikrinya. Orang yang dikira sebuah pohon dan kepala pengawal ternyata adalah Raja Donghao!

Li Fengran bukan hanya meremehkannya, dia bahkan memukul wajahnya sangat keras malam tadi!

Apakah dia benar-benar akan menghadapi kematian yang sesungguhnya kali ini?

“Apakah Yang Mulia dan Nona Li Fengran sudah saling mengenal?” Ling Sui bertanya dengan penasaran.

Ketakutan di dalam diri Li Fengran mencuat. Di sini, dia bukan siapa-siapa, dan juga tidak kenal siapa-siapa. Orang yang telah disinggungnya adalah seorang raja.

Jangankan memukul dengan keras, menginjak ujung jubahnya saja hukumannya sudah sangat berat! Li Fengran sungguh berharap dirinya bisa menghilang saat ini.

Nangong Zirui terdiam. Jika dia mengatakan bahwa Li Fengran telah memukulnya semalam, bukankah sangat memalukan? Harga dirinya sebagai seorang raja yang terhormat akan terluka dan itu akan menjadi bahan lelucon di seantero Donghao.

Sejak dia dilahirkan dan naik takhta memegang tampuk pemerintahan, dia hanya mendengar orang memujinya, bukan menggosipkannya dengan lelucon yang konyol.

Nangong Zirui berdehem kecil. “Tidak. Aku tidak mengenalnya,” ucapnya.

Li Fengran menarik napas lega diam-diam. Syukurlah, Nangong Zirui tidak membeberkan permasalahannya ke depan publik. Jika tidak, habis sudah riwayatnya.

Dia baru berani mengangkat wajahnya lagi, dan dia terkejut melihat ekspresi wajah Nangong Zirui. Matanya menatap lurus dan tajam, seolah-olah Li Fengran adalah mangsa yang empuk untuk dimakan.

“Kalau begitu, baiklah. Karena semua peserta sudah lengkap, maka kita bisa memulai kompetisinya,” suara Ling Sui melembut, senyumnya merekah.

Inikah sosok sebenarnya dari seorang Ratu Donghao yang dilihat Li Fengran di dalam komik tersebut?

Penggambaran visualnya jelas sangat jauh berbeda. Mungkin, animator yang menggambar komiknya belum memiliki keterampilan yang sangat bagus dalam menggambarkan setiap tokohnya.

Lihatlah ini, wanita yang disebut sosok Ratu Donghao di depan Li Fengran, adalah seorang dewi yang turun dari langit. Dia sangat cantik dan sangat elegan. Gambar di komik itu jelas tidak bisa disamakan dengan sosoknya yang asli!

“Tunggu dulu, Yang Mulia Ratu. Meskipun semua utusan sudah lengkap, tapi kami memiliki beberapa keluhan. Nona Li Fengran, sebagai utusan dari Dongchuan, seharusnya sudah berada di aula ini sebelum kedua Yang Mulia datang. Dia terlambat sampai membuat Yang Mulia menunggu. Nona Li, bukankah kamu harus memberikan penjelasan pada kami?” Su Min dari Beichuan angkat bicara. Tidak adil baginya melihat Li Fengran dibiarkan lolos begitu saja setelah membuat Raja dan Ratu Donghao menunggu cukup lama.

“Tidak apa-apa. Lagipula, Yang Mulia juga tidak mempermasalahkannya. Bukankah begitu, Yang Mulia?”

Ling Sui menatap Nangong Zirui, kemudian sebuah anggukan kecil memberikan jawaban atas pertanyaan Su Min dan langsung membungkam mulutnya.

Li Fengran diam-diam mencuri pandang ke arah Ling Sui. Sosok wanita berkedudukan Ratu Donghao ini, ternyata memiliki sifat yang berada di luar perkiraannya. Wajahnya memang agak pucat, tapi isi pikirannya tidak bisa ditebak. Li Fengran menduga jika rumor Ratu Donghao seorang pemikir yang dalam sepertinya benar.

Li Fengran kemudian dipersilakan bergabung bersama tiga wanita lainnya. Sesekali dia tetap memperhatikan sosok Ling Sui, tapi ketika matanya bertemu dengan ekspresi aneh nan mematikan Nangong Zirui, Li Fengran buru-buru memalingkan wajahnya dan pura-pura melihat ke arah lain.

Selain itu, dia juga memperhatikan tiga wanita yang ada di meja yang sama dengannya. Wajah mereka terlihat biasa saja. Perbedaan warna pada wajah dan leher mereka membuat Li Fengran yakin jika riasan yang digunakan pada wajah itu pasti cukup tebal.

Dalam hatinya Li Fengran berdecak. Tidak di dunia modern yang nyata, tidak di dunia dongeng yang aneh, perilaku menebalkan riasan untuk memikat orang ternyata sama saja.

“Kalau begitu, kita akan mulai kompetisinya. Babak pertama adalah uji bakat dalam seni…..”

Menteri Urusan Wilayah kemudian melanjutkan pembacaan aturan kompetisi. Untuk mencapai posisi ratu, keempat wanita bangsawan dari empat wilayah akan diseleksi dalam empat babak.

Babak pertama adalah uji bakat seni. Setiap orang menampilkan bakat yang ia miliki dalam bidang kesenian, bisa berupa menari atau memainkan alat musik.

“Apakah Yang Mulia ingin berpartisipasi sebagai dewan juri?” tanya Ling Sui pada Nangong Zirui.

Nangong Zirui mengangguk. “Boleh saja.”

Su Min, Shen Lihua, dan Fei Jia tampak gugup, apalagi setelah Menteri Urusan Wilayah memberitahu bahwa Raja Donghao juga akan ikut menjadi dewan juri dan menyaksikan penampilannya. Lain halnya dengan Li Fengran. Ia justru sibuk memikirkan cara agar dirinya gagal di babak pertama.

Jika gagal, seharusnya dia tidak akan lolos ke babak selanjutnya. Dengan begitu, Li Fengran akan secara alami didepak dari istana dan dicoret dari daftar kandidat calon ratu.

Uji bakat seni? Jika dia membuat semua orang terganggu dan membuat mereka berpikir dia tidak punya bakat dalam seni, bukankah itu akan menyenangkan? Li Fengran diam-diam menyunggingkan senyumnya.

“Sajian pertama. Su Min dari Beichuan.”

Sajian dari peserta pertama, Su Min dari Beichuan, dimulai ketika Menteri Urusan Wilayah menyelesaikan kata-katanya. Su Min maju ke tengah aula.

Beberapa orang pemusik masuk, memainkan alat musik di tangan mereka. Beberapa penari dengan tubuh gemulai juga muncul.

Su Min berdiri di tengah, entah sejak kapan ia sudah mengganti pakaiannya. Dia mulai memetik senar guqin yang ia letakkan di depannya. Senyumnya merekah, sekali-kali mencuri pandang pada Nangong Zirui.

Tepuk tangan yang meriah menggema di aula saat permainan musik Su Min semakin baik dari waktu ke waktu. Musik mulai memuncak, dan ketika sampai pada klimaksnya, semua orang yang hadir di aula kecuali Li Fengran dan Nangong Zirui berdiri memberi apresiasi. Su Min tersenyum malu-malu, memberi hormat kemudian kembali duduk.

“Permainan Nona Su dari Beichuan memang bagus. Alunan guqinnya seperti aliran sungai yang tenang di tengah hutan,” puji salah satu menteri diiringi reaksi setuju dari yang lain. Li Fengran berdecih, bergumam dalam hati: “Cih, itu lebih seperti musik di tempat hiburan.”

“Sajian kedua, Fei Jia dari Nanchuan.”

Fei Jia maju ke tengah aula, mengeluarkan sebuah suling berwarna putih tulang dari sisi bajunya. Dia meniupnya, menyihir semua orang dengan suara seruling yang merdu.

Kecuali dua orang tadi, semuanya seperti ada di hutan bambu yang bergemerisik diterpa angin yang lembut. Lagi lagi, Li Fengran bergumam: “Ini adalah musik pengantar tidur.”

“Sajian ketiga, Shen Lihua dari Zichuan.”

Shen Lihua, yang paling cantik di antara dua orang lainnya menampilkan permainan pipa. Petikan senarnya mengguncang alam bawah sadar orang-orang, membawa mereka melayang ke sebuah alam imajinasi yang tidak terjamah.

Jari-jarinya yang lentik bermain dengan lincah di antara senar-senar pipa yang jumlahnya tidak banyak itu. Lagu yang dia mainkan, menyentuh jiwa setiap pendengar. Di antara tiga tampilan seni musik ini, Shen Lihua termasuk paling baik.

Tapi, Li Fengran masih juga berdecih dalam hatinya, “Ini lebih baik. Kupikir dia akan mendapat nilai tertinggi.”

“Sajian keempat, Li Fengran dari Dongchuan.”

Nangong Zirui mengubah ekspresi malasnya menjadi serius. Ia justru ingin melihat trik apa yang akan digunakan wanita kurang ajar itu untuk memikat hati dewan juri. Li Fengran berjalan dengan santai ke tengah aula. Ada yang menatap penuh minat, ada juga yang meremehkan.

“Nona, musik apa yang ingin kamu persembahkan?” tanya Menteri Urusan Wilayah.

“Aku tidak bisa bermain musik.”

1
Eda Eda
👍
Endang Nurhayati
😂😂😂 keberuntungan yang memihak, cuma tidur dapat burung Phoenix
isgiyarsi isgi
Luar biasa
Vani_27
lahh cewek anehh, terlalu memaksakan diri, karakter pemangku pedang ini kesen nya gmna yahh memaksaa 🤣🤣🤣
segala apk
Luar biasa
Jeffie Firmansyah
terhanyut dalam cerita sehingga membuat kesedihan dalam dada😭
Jeffie Firmansyah
sumpah ngakak abis seruuu Thor 💪
afifah aefa
Luar biasa
Febriani Nazularahmatika
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Noni Diani
Luar biasa
Yanti Suryantini
Biasa
Yanti Suryantini
Buruk
Ayu Dani
berat
Bzaa
semangat terus ya kak
Bzaa
kerennn dan penuh dengan akal..
Bzaa
raja benar-benar kuat, saLuttt
Bzaa
raja bener2 peka dan pengertian 😄
Bzaa
kerennnn
Bzaa
jgn2 tangan raja yg di gigit nya😁
Bzaa
pengawal mo, ketempuhan😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!