Praya Asteria, gadis Muda berumur 22 tahun yang rela menjadi istri kedua karena cinta, Asteria dinikahi pria tampan berwibawa berumur 37 tahun, pria itu menikahi Asteria hanya untuk memuaskan nafsunya saja di karenakan istri tercinta yang sedang sakit dan tidak bisa melayani sebagai seorang istri yang seutuhnya, Praya mencintai dengan tulus suaminya tapi tidak dengan suaminya yang bernama bara, karena sejak awal bara menikahi Praya hanya untuk di jadikan teman tidurnya saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di cuekin
Sudah waktunya jam makan siang, biasanya di jam segini Praya sudah makan dengan ayu di ruangan cs, tapi kali ini dengan alasan sakit perut Praya memilih duduk di luar, ia juga tidak punya uang untuk sekedar membeli makan di kantin kantor, bawa sebenarnya... tapi semuanya sudah ia berikan pada anak yang ia temui saat berangkat tadi pagi, yang itu juga uang yang seharusnya ia gunakan untuk membeli keperluan bulanannya, tapi sungguh Praya ikhlas
"Hey" Praya Sampai terkejut, padahal ayu biasa saja, mungkin karena wanita muda itu melamun.
"ayu!"
"ayok makan bareng"
"nggak, aku nggak laper yu"
"Hem, bohong banget, keliatan tau dari tangannya dari tadi getar gitu" Praya menatap jari-jari tangannya yang kecil dan panjang, benar saja, mungkinkah karena kelaparan Praya tidak merasakan lagi getaran di tangannya, Praya memang tidak bisa menyembunyikan apapun pada Ayu, sahabatnya itu mudah Sekali peka, Praya menyinggung kan senyum.
"kan, benar kan... ayo ke kantin, aku yang traktir deh"
"nggak usah yu, aku pinjam uang kamu aja, besok insyaallah aku bayar" ayu berdecak kesal
"nggak usah, hari ini aku traktir, siapa tau di kemudiannya hari aku yang kelaparan dan butuh bantuan kamu" ke-dua sahabat itu saling melempar senyum, Praya berdiri dan menggandeng tangan ayu.
"ayo makan" ajak Praya
"let's go"
....
"iya, tadi aku lihat anak kecil kelaparan, nggak tega banget liat anak kecil kaya gitu, jadi ingat adik-adik ku di panti, kotak bekal ku kasihkan sama uang belanja bulanan ku "
"kamu ko baik banget Praya "
"kalo bukan kita yang sama-sama saling membantu siapa lagi, yu, selagi aku bisa kasih sedikit bantuan kenapa nggak"
"aku bangga punya sahabat kaya kamu "
"aku juga bangga punya sahabat kayak kamu yu"
"eh, besok kamu free nggak, aku masuk malam, gimana kalau Kita jalan-jalan, udah lama juga kan kita nggak pergi berdua " Praya menaikan kedua jempolnya, ia kunyah dulu makanan di mulutnya sebelum berucap.
"pas banget aku besok libur"
"ok deyh, besok aku jemput di kos kamu ya"
"siap"
....
di tempat berbeda
Bara sedang menikmati makan siang bersama istri tercintanya di restoran mewah, bara tanpa ragu menyuapi Dista yang kesulitan menggerakkan tangannya.
"maaf ya mas, aku jadi ngerepotin" Bara menurunkan bahunya, ia tatap wajah wanita yang terlihat begitu sayu di depannya.
"ini sudah maaf yang ke berapa?"
"ke lima? ke enam?" Dista menunduk dalam, bara raih tangan istrinya untuk di genggam.
"sayang! hey coba lihat mas" Dista menurut, ia angkat lagi wajahnya.
"sudah ya, jangan Minta maaf lagi, ini sudah kewajiban mas menjaga kamu, mas yakin jika mas yang berada di posisi kamu, kamu akan ngelakuin hal yang sama seperti apa yang mas lakuin ke kamu" tangan bara terulur merapikan beberapa anakan rambut Dista yang menyembul keluar dari kerudungnya.
"kita lanjutkan makan nya yaa, nanti mas antar pulang, mas juga harus kembali kekantor" Dista mengangguk
"iya mas"
....
bara dorong sendiri kursi roda sang istri hingga masuk kedalam rumah.
"titip istri saya ya mbok, kalau ada apa-apa langsung telpon, jangan lupa obatnya di minum kan"
"baik pak"
sekali lagi bara menunduk di hadapan Dista
"mas kerja dulu ya, kamu baik-baik di rumah, assalamualaikum "
"waalaikumsallam, hati-hati mas"
bara melambai pada sang istri, ia mulai jalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"kita masuk buk" Dista mengangguk
"mbok, hari ini bantu saya buat kue lagi kaya tahun kemaren ya"
"tapi buk, bapak kan...."
"sudah mbok tenang aja, biar saya yang tanggung jawab"
.....
saat ingin masuk kedalam perusahaannya, bara berpasangan dengan Praya, Praya tersenyum lebar menatap suaminya, tapi tidak dengan bara, pria itu justru membuang wajahnya, berjalan dengan angkuhnya tanpa mau menyapa sedikitpun, terenyuh hati Praya saat suaminya bahkan enggan menatap wajahnya, Praya mengelus dadanya yang terasa sesak, ia paksakan terus tersenyum walaupun hatinya terluka.
"gini banget jadi istri teman tidur doang, benar-benar nggak ada artinya sama Sekali selain di ranjang"
"Praya, ayo cepat mau hujan "
"ah, iya iya"
pesan masuk di ponsel yang berada di genggaman memecahkan lamunan Praya.
"mas bara" monolog Praya, ia enggan membuka pesannya, masih sakit hati dengan sikap bara, padahal kan Praya hanya senyum, Kenapa ia harus membuangnya muka, bisakan bara membalas dengan senyuman juga, toh nggak akan ada yang curiga juga"
"Mau kemana kamu, bukannya belum jam pulang?"
"Pasar " jawab Praya malas
"kamu marah?"
"nggak "
"kamu marah karena saya cuekin kamu?"
"nggak"
"ketahuan banget kalau lagi marah, typing nya ketahuan" ledek bara dengan emot ketawa di akhir kalimatnya.
"apaan sih, aku nggak marah"
"kesal aja?" lanjut bara meledek.
"nggak"
"jangan marah, saya hanya tidak ingin ada yang melihat kita"
"mas! aku tuh cuman senyum ke kamu, nggak akan ada yang langsung ngira cleaning servis rendahan ini teman tidur kamu, nggak ada ko, aku nggak minta di sapa apalagi dipeluk, aku cuman berharap kamu senyum balik aja sudah bikin aku bahagia, mas!" kesal Praya dapat dirasakan bara dari ketikan wanita itu.
"iya deh iya, maaf, nanti saya pulang ke rumah kamu, kita bicara ok" Praya memutar matanya jengah
"bicara, yang ada kamu tiduriin aku lagi, mana ada Mengobrol santai layaknya suami-istri pada umumnya" gerutu PRAYA dalam hatinya.
"Praya, kamu masih di sana, kenapa nggak di Balas pesan saya"
"iya, aku masih di sini"
Praya memotret dirinya sendiri dan mengirim nya pada Bara.
"tuh, aku masih di motor"
bara tersenyum, ia gemas melihat wajah cemberut istrinya.
"ya udah, kamu hati-hati, bilang sama teman kamu jangan ngebut bawa motornya"
"hm" sudah tidak ada lagi balasan, nomor bara pun berhenti online.
"ngeselin banget sih jadi suami, untung Aku sayang"
....
Hari ini pekerjaan Praya lebih banyak dari biasanya, ia harus bolak balik ke pasar karena keperluan untuk bersih-bersih stoknya habis, jadilah ia yang disuruh berbelanja, Untung aja Praya makan saat di traktir, jadi Praya bisa punya sedikit tenaga untuk bekerja.
"Praya aku antar?"
"nggak usah la yu, aku pulang sendiri "
"kamu nggak ada ongkos pulang kan?"
"iya, aku bisa jalan kaki" Praya merapikan barang-barangnya ke dalam tas selempang nya.
"kamu nih selalu aja nolak bantuan aku, kita kan sahabat, Praya "
"aku nggak enak yu, kamu sudah sering bantu aku "
"ya Allah, santai aja kali Praya, nggak usah terlalu di pikirin, jadi sekarang kita pulang bareng "
"tapi yu"
"udah ah, nggak usah tapi-tapi" ayu sudah menarik tangan Praya.