Loco, sebutan halus untuk orang gila. Dita Audrey Sihombing, gadis Batak yang keras kepala dan berkemauan keras yang memiliki kehidupan ganda. Di muka publik dia adalah seorang gadis biasa yang tomboy dan tidak punya apa-apa, tetapi di sisi lain dia adalah putri seorang konglomerat dari tanah Batak. Identitasnya disembunyikan, dia menjalani hidup biasa sampai dia jatuh hati pada seorang pria berengsek yang mengkhianati dirinya dan berselingkuh dengan sahabatnya. Seluruh alur hidupnya berubah.
"Mama!" satu kata yang tidak pernah dia bayangkan akan dia dengar dari mulut bayi kecil yang dia temukan di depan apartmentnya. Hidupnya mengalami porak-poranda, berubah total setelah bertemu dengan bayi laki-laki itu! akankah dia merawat bayi malang itu? atau justru membuangnya?
ikuti kisahnya dan orang-orang di sekitarnya, petualangan menarik Dita akan menghibur hari harimu yang membosankan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Loco : My Aruna
"Kenapa gak bilang kamu mau ke sini?" Dita menyuguhkan air hangat pada Aruna yang duduk di atas sofa. Keadaannya berbeda dengan orang lain.
Kaki kirinya dari bagian pangkal lutut telah terputus karena trauma masa lalu. Gadis malang itu mendapatkan kecelakaan parah saat usianya masih sangat muda.
"Minum dulu, kamu dengar semua ucapan Caca tadi?" tanya Dita dengan lembut.
Aruna mengangguk pelan, jelas sekali wajahnya mengisyaratkan kesedihan yang mendalam. Dia menatap Dita dan mengusap wajah gadis itu dengan lembut, kedua matanya tidak bisa berbohong kalau dia mengkhawatirkan kondisi Dita.
Aruna mulai menggerakkan kedua tangannya, gadis itu bisu, dia berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat sambil menatap Dita dengan tatapan penuh kekhawatiran.
"Aku khawatir padamu, saat mendengar suaramu dari rumah, aku langsung datang karena terkejut kau pulang tanpa beri kabar," jelasnya dengan bahasa isyarat yang dipahami oleh Dita.
"Aku tidak percaya saat dia ternyata melakukan hal bejat itu padamu, aku sejak beberapa hari lalu ingin memberitahukan kepadamu tentang perbuatan mereka, tetapi aku takut kamu depresi dan melakukan hal yang tidak-tidak, itu sebabnya tidak ku beritahukan," ujarnya panjang lebar dengan bahasa isyarat itu.
Dita menatap Aruna dengan mata berkaca-kaca, dia memeluk dengan erat gadis itu, karena hatinya hancur berkeping-keping. Aruna terlebih dahulu memperhatikan perasaannya, gadis itu terlebih dahulu menayangkan keadaan Dita dan tak peduli jika dia dihina oleh Benny dan Caca.
"Jadi kamu sudah tahu?" ucap Dita yang dibalas dengan anggukan kepala oleh gadis itu.
Aruna menatap Dita, dia menangkupkan kedua tangannya di wajah Dita sambil menatapnya dengan tatapan khawatir. Aruna sudah seperti sosok ibu dan kakak perempuan bagi Dita yang tinggal jauh dari keluarganya.
Sedangkan Aruna hanyalah seorang anak yatim piatu. kedua orangtuanya telah tiada dan dia merawat neneknya seorang diri di rumah papan yang berada tepat di samping rumah Dita.
"Dia memukulmu, ini pasti sakit, maafkan aku Dita, aku tidak bisa melindungi mu," tutur Aruna perlahan-lahan sambil menangis.
Dita menggelengkan kepalanya, saat dia hancur lebur, saat dia hampir kehilangan segalanya, sosok yang selalu ada di sisinya adalah Aruna, Ayahnya dan kakak laki lakinya.
Dita sangat menyayangi ketiga orang itu. Tanpa mereka, dia tidak akan bisa hidup dengan tenang bersama penyakit mentalnya.
Dita terus menangis, gadis itu terisak isak. Sesak rasanya saat hidupnya dihancurkan oleh kekasih dan sahabatnya sendiri. Aruna sendiri sudah tahu kalau Caca orang yang tidak baik.
Dia beberapa kali mengatakan pada Dita, tetapi Dita selalu mengatakan bahwa mereka harus memberi kesempatan pada Caca, karena dia yakin gadis itu akan berubah seiring waktu berjalan.
Jiwa yang polos, pikiran yang positif itulah yang disebut Benny dan Caca, manusia toxic itu sebagai tindakan naif Dita yang sangat mereka benci.
"Aruna, apakah baik baik saja? kau pasti mendengar semua ucapan mereka tadi, maaf membuatmu Mendengar hal itu," ucap Dita.
Aruna menggelengkan kepalanya," aku baik baik saja, aku sudah berdamai dengan diriku, yang aku pedulikan sekarang adalah keadaanmu, masalah diriku yang cacat ini, bukan apa apa Dita," jelas Aruna.
Jelas sekali, gadis polos tanpa polesan make up itu adalah seorang gadis manis, cantik dan baik hati, luar dan dalam. Aruna sosok yang sangat positif dan membawa banyak kebahagiaan bagi orang sekitarnya.
Dita tersenyum dia mengusap pipi Aruna," terimakasih sudah selalu ada di sisiku Aruna, aku menyayangimu," ucap Dita yang dibalas hal yang sama oleh Aruna.
Betapa bodohnya Caca membuang sahabat sahabat semanis mereka hanya demi keinginan nya untuk jadi lebih bersinar, hanya demi mendapatkan apa pun yang dia mau, hanya demi sepotong pria yang tak ada apa-apanya.
Kejadian hari ini membuat Dita benar benar memutus hubungan terhadap Caca dan Benny. Gadis itu memblokir nomor mereka, menghapus semua rekam chat dan foto kebersamaan mereka.
Dia membuka cincin murah yang diberikan Benny untuk melamarnya," Padahal baru sebulan lalu dia melamarku dan mengatakan akan segera mengunjungi Bapak, tapi yang dia lakukan membuatku hancur Aruna," ujar Dita sambil melemparkan cincin itu ke dalam tempat sampah.
"Aku justru bersyukur kau melihatnya dengan mata kepalamu sendiri," ujar Aruna dengan senyuman.
"Hishh dasar perempuan batu tidak berperasaan, kau benar benar membuatku semakin terkejut!" celetuk Dita.
Aruna tertawa, dia menatap Dita, kedua tangannya bergerak lagi," Justru kita harus berterima kasih pada Caca, karena dia langsung menguji coba calon suamimu, dan ternyata Benny adalah pria bajingan yang tidak layak mendapatkan wanita secantik dan sehebat dirimu, aku yakin akan ada seseorang yang selalu membuatmu bahagia Dita," ujar Aruna.
"Kamu pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik, tapi...." Aruna menyipitkan matanya.
" Siapa yang mau pada perempuan keras kepala ini!? " canda gadis itu sambil tersenyum menatap Dita.
" Dasar kamu ya, hahahhaha..... rasakan ini!!!" Dita menggelitik Aruna, gadis itu tertawa bahagia. Meski tidak berbicara, segala ucapan dan kasihnya tampak jelas tersampaikan pada lawan bicaranya.
Dita sangat menyayangi Aruna, demikian Aruna. Mereka sudah berteman untuk waktu yang sangat lama.
"Aruna kenapa tidak pakai kaki palsu? bukankah lelah menggunakan ini?" tanya Dita.
"Tadi tidak sempat, aku malas memasangnya, baru pulang kerja, menggunakan kaki palsu seharian membuat kakiku tidak nyaman," jelas Aruna.
Aruna mengalami Mutism selektif atau bisu selektif yang terjadi sejak usianya 13 tahun. Bukannya tidak bisa bicara tetapi Aruna mengalami gangguan bicara sejak usianya begitu muda.
Gangguan bicara yang disebabkan oleh trauma masa kecil dan juga kejadian mengerikan yang harus dia hadapi ketika usianya masih sangat muda.
Dita hanya diberitahu kondisi umum gadis itu, tidak secara spesifik dan mendetail tentang penyebabnya. Karena Aruna pun belum siap menyampaikan lukanya bahkan kepada sahabatnya sendiri.
Gangguan bicara ini membuatnya sulit berkomunikasi, menutup mulut bertahun-tahun lamanya sebagai bentuk perlindungan diri terhadap trauma.
Sementara itu,
"Arkhhh sialan, gadis itu benar benar aneh!!!" Asher menghamburkan tubuhnya ka atas ranjang besar kesayangannya di apartemen luas dan lebar miliknya.
Dia berbaring sambil menatap langit-langit, dengan tangannya yang terangkat.
Bertelanjang dada, tampak beberapa bekas luka di bagian perut dan dadanya.
Dia menatap kotak cincin yang masih dia simpan setelah sekian lama putus dari mantan kekasihnya.
"Nasibku miris sekali, tapi lebih miris lagi nasib gadis itu, dia diselingkuhi, ditinggalkan pacarnya, dikhianati sahabatnya dan dicampakkan begitu saja, Wahhh... tidak mudah menghadapinya, tapi dia bisa melakukannya dengan baik!!" gumam Asher .
" Arkhh puas rasanya melihat mereka disiram pakai air comberan, kurasa aku bisa minta bantuannya mengusir hama sialan ini!!" gumam Asher sambil mencampakkan cincin itu ke sembarang arah.
"Asher, kau terlalu banyak bersantai, apa kau sudah move on? pekerjaan menumpuk, jangan buat aku mengusirmu bajingan!" Suara bariton seseorang terdengar menggema dir uangan itu.
Asher terperanjat dari kasurnya dan menatap orang itu dengan wajah tegang.
"Ehh... kau di sini, maafkan aku," ucap Asher sambil tersenyum kikuk seraya menggaruk-garuk kepalanya.
"Tolol! hanya karena seorang wanita kau sampai meninggalkan pekerjaan mu!!"
"Yaahh kau juga kan begitu, dasar cerewet!!" balas Asher.
.
.
.
Like, vote dan komen 🤗