Hidup Naura yang sudah menderita itu, semakin menderita setelah Jessica anak dari Bibinya yang tidak sengaja menjebak Naura dengan seorang pria yang dikenal sebagai seorang preman karena tubuhnya yang penuh dengan tato, berbadan kekar dan juga wajah dingin dan tegas yang begitu menakutkan bagi warga, Naura dan pria itu tertangkap basah berduaan di gubuk hingga mereka pun dinikahkan secara paksa.
Bagaimana kelanjutannya? siapakah pria tersebut? apakah pria itu memang seorang preman atau ada identitas lain dari pria itu? apakah pernikahan mereka bisa bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah?
"Yang hutang Paman sama Bibi, tapi yang bayar hutang Naura. Mana hutangnya pakai sertifikat rumah Ayah sama Ibu lagi," sindir Naura yang sudah muak dengan keluarga Bibi Aulia.
"Kamu lupa kalau Paman dan Bibimu ini yang menjadi walimu setelah orangtuamu meninggal," ucap Bibi aulia.
"Hahaha, wali? wali apa? wali kelas? Paman sama Bibi itu harusnya menjadi peran pengganti Ayah dan Ibu untuk aku, tapi kalian justru jadikan aku layaknya pembantu, kalian larang aku buat lanjutin sekolah dan kalian nyuruh aku kerja, buat apa? Ya buat biayain hidup kalian. Kalian yang hidup enak, kenapa aku yang harus susah payah kerja mana aku harus bayar sertifikat rumah yang kalian jaminkan ke bank," ucap Naura yang mengeluarkan segala unek-uneknya.
"Kurang ajar!" bentak Bibi Aulia.
Bibi Aulia yang sudah terpancing emosinya langsung menarik rambut Naura, Naira yang tidak terima pun ikut menarik rambut Bibi Aulia hingga akhirnya mereka saling menarik rambut satu sama lain.
Ditengah suasana yang tegang itu, tiba-tiba Jessica datang dan betapa terkejutnya melihat apa yang terjadi di ruang tamu. "Mama!" teriak Jessica.
Jessica mengambil botol kaca bekas alkoh*l yang diminum Paman Carlo, Jessica memukul botol tersebut tepat pada kepala Naura hingga Naura terkejut dan melepaskan cengkeraman tangannya di rambut Bibi aulia dan tak lama setelah itu, Naura pun kehilangan kesadaran.
"Bagus Jessica," ucap Bibi Aulia.
"Kenapa dia tiba-tiba melawan Mama gitu?" tanya Jessica.
"Dia harus dikasih pelajaran Jessica, Mama gak terima ya karena dia udah narik rambut Mama, mana sakit lagi " ucap Bibi Aulia.
"Mama mau apain dia emangnya?" tanya Jessica.
"Kita sekap dia di gudang," ucap Bibi Aulia.
"Mama yakin?" tanya Jessica.
"Yakin, biar dia kapok dan gak melawan lagi," ucap Bibi Aulia dan diangguki Jessica.
Bibi Aulia dan Jessica pun menyeret tubuh Naura dan memasukkannya kedalam gudang sempit tempat penyimpanan barang yang tidak terpakai, Bibi Aulia mengikat tangan Naura di belakang dan juga mengikat kaki Naura lalu Bibi Aulia juga menutup mulut Naura.
"Rasain kamu, ini akibatnya jika kamu berulah lagi ya," ucap Bibi Aulia.
Bibi Aulia dan Jessica pun keluar dari gudang, namun baru saja keluar, Bibi Aulia masuk kembali lalu dan menyiram air bekas cucian piring ke Naura. "Nikmati hari-harimu di gudang yang sesak ini," ucap Bibi Aulia lalu pergi.
"Tuhan, aku capek. Aku mau bebas, panggil aku sekarang, matikan aku saja Tuhan, aku mau ketemu Ayah sama Ibu. Aku gak mau disini, aku kalah, aku menyerah dengan hidupku, aku gak akan menang melawan tiga orang itu, aku sendirian, aku gak punya siapa-siapa lagi hiks hiks," ucap Naura yang begitu memilukan.
Di luar gudang, Jessica dan Bibi Aulia tertawa penuh kemenangan, "Berani-beraninya dia melawan, ini akibatnya karena dia sudah membuat Mama marah," ucap Bibi Aulia.
"Tapi, Ma. Kayaknya kita harus buat dia lebih menderita deh, kalau bisa dia harus segera menikah," ucap Jessica.
"Menikah? gak ya, dia gak boleh menikah, kalau dia menikah nanti dia bahagia lagi," ucap Bibi Aulia.
"Makanya kita cari suami yang miskin biar mereka setara," ucap Jessica.
"Gak, pokoknya Mama gak mau Naura menikah," ucap Bibi aulia.
"Ma, dia harus menikah karena kalau gak nanti Kak Dimas bakal deketin dia tau," ucap Jessica.
"Dimas? masa Dimas mau deketin si jelek Naura," ucap Bibi Aulia.
"Iya, Ma. Malanya Mama hatus buat Naura menikah sama siapa gitu, Mama cari tukang bangunan atau gelandangan gitu, Mama paksa Naura buat menikah," ucap Jessica.
Dimas adalah Kakak kelasnya, Jessica sangat menyukai Dimas, sayangnya Jessica mendengar jika Dimas menyukai Naura bahkan Dimas yang saat ini bekerja di luar kota akan kembali dan melamar Naura.
Jessica yang mendengar hal tersebut pun marah, ia sudah menunggu kedatangan Dimas selama tiga tahun dan ketika Dimas akan pulang ke desa justru Dimas akan melamar Naura.
"Emangnya Ibunya Dimas mau Dimas menikah sama Naura, kamu tau sendiri gimana Ibunya Dimas, dia juragan di desa ini," ucap Bibi Aulia.
"Kalaupun Ibunya Kak Dimas gak setuju, tapi Kak Dimas tetap nekat gimana coba, Ma," ucap Jessica.
"Kita hatus cari cara supaya Naura menikah," ucap Bibi Aulia.
"Mama jodohin dia sama siapa gitu, ya pokoknya cowoknya miskin biar dia juga bisa kita suruh-suruh," ucap Jessica.
"Mama gak bisa jodohin dia," ucap Bibi Aulia.
"Kenapa?" tanya Jessica.
"Kalau Mama jodohin Naura, bisa-bisa para tetangga bakal gosipin Mama yang gak-gak, nama Mama ini udah mulai buruk gara-gara Naura yang godain suaminya Bu Terry," ucap Bibi Aulia.
"Oh gosip itu, pas banget Ma dnegan gosip tentang Naura ini mama bisa jodohin Naura," ucap Jessica.
"Gak bisa, nanti Mama dikira maksa Naura buat nikah buat nutupin gosip ini, kamu tau sendiri gimana para tetangga kalau ada orang yang jodohin anggota keluarganya pasti pada heboh dan gosipin yang gak-gak, itu mereka yang gak ada masalah. Lah kalau Naura ya beda cerita apalagi sekarang Naura jadi perbincangan hangat di desa, pokoknya Mama gak akan jodohin Naura, Mama akan cari cara supaya Naura cepat nikah, tapi gak menyangkut pautkan Mama," ucap Bibi Aulia.
"Terus gimana dong, Ma?" tanya Jessica.
"Mama juga gak tau, makanya kita harus cari cara," ucap Bibi Aulia.
"Pokoknya Naura harus segera menikah, soalnya bulan depan Kak Dimas pulang," ucap Jessica.
"Makanya kamu juga cari cara," ucap Bibi Aulia.
Setelah memikirkan segala cara, Jessica dan Bibi Aulia tetap tidak menemukan cara yang tepat untuk menikahkan Naura.
"Gimana ini, Ma?" tanya Jessica yang merasa cemas.
"Kamu tenang dulu, sekarang pikirkan cara lain pke, besok kita harus ada cara supaya Naura cepat menikah," ucap Bibi Aulia dan diangguki Jessica.
Berbeda dengan Jessica dan Bibi Aulia yang tengah memikirkan cara agar Naura segera menikah, didalam gudang yang pengap, gelap dan sempit itu, Naura menangis. Rasa sakit pada lukanya belum sembuh, tapi Bibi Aulia sudah menambahkan luka lainnya, dengan tenaga yang tersisa itu Naura melangkah kearah cahaya dari jendela kecil yang ada ditembok atas.
Naura melihat luka-lukanya, "Padahal kemarin udah mulai pudar, tapi sekarang memar lagi. Aku belum menikah, tapi tubuhku udah banyak lukanya gini, gimana nanti kalau aku nikah dan suamiku lihat tubuhku yang luka-luka kayak gini, pasti dia kecewa dan menyesal nikah sama aku yang penyakitan ini, mungkin dia bakal langsung ceraikan aku hari itu juga," gumam Naura yang meratapi nasibnya.
.
.
.
Bersambung.....