NovelToon NovelToon
Jiwa Pengganti Sampah Keluarga Duke

Jiwa Pengganti Sampah Keluarga Duke

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Perperangan / Fantasi Wanita
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Leona Sarasmitha tiba-tiba terbangun di dunia asing dan merasuki tubuh seorang bangsawan yang tak memiliki sihir?
Leona Arathena Castallio, di kenal sebagai sampah karena tidak memiliki sihir dan diabaikan keluarganya.
Bagaimana kehidupan nya setelah di dunia aneh ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

"Jim, carikan aku sebuah rumah di pedesaan terpencil serta tiga ruko kosong di pelabuhan, pinggir kota dan pusat kota." Titah Leona sambil memberikan tiga kantong emas pada Jim.

"Baik, Nona."

Jim segera pergi meninggalkan Leona. Setelah Jim pergi, Leona segera pergi menuju tempat latihan prajurit untuk melemaskan ototnya yang sedikit kaku diikuti anak beruang yang selalu setia mengekorinya.

"Uang ku tinggal sedikit lagi. Bisa-bisa aku miskin jika begini terus. Meskipun rata-rata koin emas, tapi kalau tidak ada penghasilan percuma juga." Monolog Leona sambil berjalan ke arah area latihan prajurit.

Namun di tengah jalan, dia tak sengaja mendengar pembicaraan prajurit yang beristirahat dengan topik sebuah tempat perjudian. Karena tertarik, Leona memutuskan mendekati mereka.

"Kau tau dimana lokasi tempat perjudian legal itu?" Tanya Leona yang sukses membuat prajurit yang beristirahat itu terperanjat kaget dan menatap Leona dengan horor.

"N-n-nona."

Leona hanya tersenyum saat melihat beberapa prajurit itu pucat pasi.

"Sejak kapan Anda berada di sini, Nona?" Tanya salah satu prajurit dengan keringat dingin mengucur di tubuhnya.

"Sejak kalian membicarakan tempat judi itu. Jadi kalian tau dimana lokasinya?" Tanya Leona membuat mereka mengangguk patah-patah.

"Seorang putri bangsawan tidak pantas berada di tempat seperti itu, Nona." Pungkas seorang prajurit perempuan membuat salah satu rekannya menyenggol prajurit itu.

"Aku merasa suntuk dan ingin bersenang-senang saja bersama kalian jika kalian mengijinkan." Sahutnya cuek.

"Apa kau akan pergi ke tempat itu, Nona? Kebetulan tempat itu legal dan biasanya kami sering pergi kesana saat kami membolos latihan." Sahut prajurit laki-laki itu dengan semangat yang membuat teman-temannya mengeluarkan keringat dingin. Astaga temannya itu minta di gampar karena sudah berbicara tidak sopan dengan sang nona sekaligus membocorkan aksi bolos dan kebiasaan berjudi mereka.

"Hei, apa kau tidak tau jika nona Leona dirumorkan sangat suka menyiksa orang-orang?" Bisik salah satu rekannya yang sukses membuatnya tersadar dan berkeringat dingin.

"Baiklah. Antar aku ke tempat itu malam ini juga, ya. Ayo kita buat casino itu bangkrut dan keruk semua kekayaannya!" Sahut Leona semangat yang sukses membuat mereka kaget. Mereka mengira Leona akan melaporkan tindakan mereka ke pemimpin pasukan yang terkenal sadis, Arthur. Nyatanya sang nona ingin berjudi.

"Baik, Nona." Sahutnya semangat.

"Oh, ya. Siapa nama kalian?"

"Saya Ben, dia Robert dan di sebelahnya bernama Ken. Sementara perempuan ini bernama Ellen." Sahut Ben sambil menunjuk teman-temannya.

"Baiklah Sir Ben, Sir Robert, Ellen dan Sir Ken . Sampai ketemu malam nanti." Ucap Leona dan segera pergi dari sana meninggalkan tiga prajurit laki-laki dan seorang prajurit perempuan yang terheran-heran.

💠💠💠💠

Malam telah tiba, mereka kini berada di sebuah casino yang berada di pusat kota. Leona terlihat sangat cantik dengan mengenakan peplum bewarna maroon yang dipadukan coat menyerupai jubah bewarna hitam. Celana panjang hitam dengan sepatu. Bros bewarna merah delima yang senada dengan matanya serta anting bewarna merah menjadi pemanisnya.

Sementara Ben, Robert, Ellen dan Ken hanya memakai jubah biasa.

Suasana terlihat ramai di dalam casino. Leona celingak celinguk memperhatikan orang yang sibuk bermain.

"Apakah uang segini cukup?" Tanya Leona sambil mengeluarkan sekantong koin emas.

"Cukup, Nona. Kami biasanya bertaruh sampai segitu meski sering kali kalah." Sahut Ben sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kau memang payah sampai meminta traktiran terus." Sungut Ellen kesal yang membuat Ben tersipu malu.

"Baiklah. Kita lihat-lihat dulu." Ucap Leona sambil menyimpan kembali kantong uangnya. Mereka berjalan menyusuri area casino sambil sesekali melihat-lihat permainan yang ada untuk mencari mangsa yang tepat.

Leona melihat sebuah kerumunan dengan seorang pria tertawa congkak, tidak lupa dengan banyak tumpukan koin emas dan emas batangan di meja pria itu. Seketika mata Leona berbinar senang dan mendekati mereka.

"Siapa lagi yang mau menantangku?!" Tanya pria tua itu dengan sombongnya.

"Aku." Sahut Leona dan duduk di hadapan nya. "Aku menantangmu dengan sekantong uang milikku." Ucap Leona serius sambil mengeluarkan sekantong koin emas.

"Hahaha, baiklah Nona. Sepertinya Anda seorang pemula yang berani menantangku. Jangan menangis jika kau kalah." Sahutnya dengan meremehkan.

"Ya, saya yang pemula ini tidak akan menangis."

Permainan pun dimulai. Pria tua itu meremehkan Leona sesaat sebelum akhirnya membelalakan mata saat melihat tumpukan emas batangan dan koin emas miliknya kini mulai berpindah ke arah Leona.

"Hei, Pak Tua. Kau mau bertaruh lagi?" Tanya Leona menyeringai membuat pria paruh baya itu menggertakkan giginya.

"Baik! Satu putaran lagi!" Seru pria itu.

Leona meladeninya hingga harta pria itu ludes tak bersisa. Leona kini mendadak kaya raya.

"Ben, tolong bawa uang ini. Aku akan bermain lagi." Ucap Leona sambil menyadarkan Ben dari rasa terkejutnya.

"A-ah, baik Nona." Ucap Ben gugup. Untuk pertama kalinya dia memegang emas sebanyak ini. Ben segera menyuruh salah satu temannya untuk mencari sebuah karung.

Leona kembali bermain di area casino dan menantang orang-orang. Seakan dewi Fortuna berpihak padanya, Leona berkali-kali memenangkan permainan dan nyaris membuat casino bangkrut.

"Nona, untuk apa uang sebanyak ini?" Tanya Ben saat melihat sekarung besar berisikan tumpukan koin emas dan emas batangan.

"Hmm~ Bagaimana jika kita pakai uang itu untuk makan-makan? Ah, aku akan mengambil bagianku dulu dan sisanya baru kita pikirkan. Bagaimana?" Leona meminta pendapat mereka.

'Makan-makan dengan uang sebanyak ini? Apa kita akan makan emas?' Batin mereka bersamaan sambil memasang wajah shok.

"Tentu saja, Nona. Kami tidak keberatan karena yang ini memang milik Anda." Sahut Ellen.

Leona segera mengambil beberapa kantong berukuran sedang dan mengisinya dengan koin emas hingga penuh lalu membagikan pada keempat ksatrianya.

"Untuk kalian. Apa cukup?" Tanya Leona.

"I-ini sangat banyak, Nona." Sahut Ben dengan tangan gemetar.

"Benar. Bahkan ini biaya yang cukup untuk kami seumur hidup." Ucap Ken.

"Simpanlah. Kalian telah menemaniku malam ini."

"Terimakasih, Nona." Sahut mereka serempak.

💠💠💠💠

"Nona, saya berhasil menemukan sebuah rumah di sebuah pedesaan terpencil. Desa itu cukup indah, namun sayangnya sangat kumuh dan jarang penduduk." Jim memberi laporan sambil mengelus anak beruang yang asik mengemil kudapan.

"Kerja bagus, Jim. Lalu bagaimana dengan ruko yang aku perintahkan?" Tanya Leona sambil menyesap teh. Saat ini Leona tengah bersantai di belakang paviliun yang terletak cukup jauh dari kediaman utama di temani Jim dan anak beruang yang Ikut duduk di hadapan nya.

"Saya sudah membelinya, Nona. Dan uang yang Anda berikan tersisa dua kantong emas." Ujar Jim sambil menyerahkan dua kantong yang berisi koin emas.

"Ambil saja uangnya, Jim. Sebagai bayaran atas kerja kerasmu." Sahut Leona santai.

"Tapi ini sangat banyak, Nona."

"Kau sudah bekerja keras, Jim."

"Terimakasih, Nona."

Leona menyadari seseorang tengah mengawasinya. Saat dia melirik dengan ekor mata, dia melihat Iris menatapnya dengan tatapan tak suka. Padahal Leona hanya mengenakan dress sederhana bewarna maroon tanpa mengenakan perhiasan atau hiasan rambut. Rambut hitam emonya tergerai begitu saja.

Iris segera beranjak dari sana dengan hati dongkol. Penampilan Leona kali ini tanpa riasan maupun perhiasan membuatnya terlihat keren. Dia ingin membuat Leona segera diusir dari kediaman ini bagaimanapun caranya.

"Jim, apa kau tau dimana akademi knight disini?" Tanya Leona.

"Ada, Nona. Akademi Mage Knight Blackmoon yang terletak di ibu kota wilayah selatan. Di sana baik rakyat biasa maupun bangsawan bisa berbaur dan belajar." Ucap Jim antusias.

"Kapan ujian masuknya, Jim?" Tanya Leona penasaran sambil mencondongkan tubuhnya kearah Jim dengan mata berbinar.

"Awal musim gugur, dua bulan lagi Nona."

"Baiklah. Apa kau tau perpustakaan paling lengkap di wilayah ini?"

"Tau Nona. Anda ingin pergi ke sana? Letaknya di pusat kota wilayah selatan."

"Antar aku kesana besok, Jim. Pagi-pagi setelah sarapan." Putus Leona mutlak yang membuat Jim pasrah.

Para pelayan yang melihat kedekatan Jim dengan sang nona yang terkenal kejam itu hanya bisa menatap iri. Bagaimana tidak, mereka terlihat seperti sepasang saudara yang tengah bercengkrama.

Lucas yang berada tak jauh dari sana hanya menatap Leona penuh haru. Akhirnya dia melihat sang nona kembali ceria semenjak kematian sang Duchess beberapa tahun lalu meskipun bukan dengan keluarganya sendiri.

"Apa Anda tidak membawa pengawal, Nona?" Tanya Jim.

"Bukannya aku terkenal sebagai sampah keluarga Duke karena tidak memiliki mana? Siapa pula yang akan mengincarku? Lagipula aku tidak memiliki pengawal sejak dulu dan aku juga tidak pernah keluar dari kediaman Castallio." Ucap Leona santai membuat seseorang tertegun.

"Lagipula aku tidak khawatir jika sewaktu-waktu aku akan keluar dari kediaman ini. Toh neraka ini bukan tempatku." Lanjutnya dengan santai tanpa menyadari seseorang mendengar pembicaraan mereka.

Calvian mendengar pembicaraan Leona dengan Jim. Seketika hatinya tersentil saat mendengar perkataan gadis itu. Dia melirik sekitar, tidak ada pelayan lain maupun penjaga di dekat mereka selain mereka berdua.

Melihat Leona berbicara dengan akrab pada pelayan laki-laki membuat Calvian menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

1
karyaku
hi kak, Kekasih Misterius jangan lupa mampir ya kak
ilham syifa iqbal
Kecewa
ilham syifa iqbal
Buruk
Kuwin Indarti
Luar biasa
Helen Nirawan
tiada maaf bagi mu , klo segampang itu minta maaf , penjara sepi 😈
Diah Jamilah
aku suka dengn pemeran utama yg kuat tidak mudah di tindas
Helen Nirawan
anak pungut gk tau diri ,jgn2 lu sendiri yg hamil ma kakek2 bau tanah , diiihh , byk virus lu tau 😓😓😈
Rahma Waty
visualnya thor
Author Kucing
jangan lupa mampir di karya lainnya~
Iluh Sukreni
👍👍👍👍👍
Yoona
hallo pecinta novel saya izin mempromosikan novel baru saya yang berjudul "Hanya Penonton" jangan lupa mampir ya saya tunggu kehadiran nya 😇😇
Travel Diaryska
ceritanya bagus, mc op walaupun agak sableng wkwk rekomen bgt ni novel. semangat terus authorr!
Musliha yunos
👍
bunda
Luar biasa
Quen
Tol gapain sok baik sama si iris sama bego ya ternyata suka banget ya di pandang rendah di abaikan, kenapa semua tokoh selalu memilih tinggal ketimbang pergi toh ada dan ga adanya mereka di keluarga yang mengabaikan mereka ga ngaruh malah mereka seneng kalau adik atau anak mereka yang ga berguna pergi apa lagi mari kan mereka ada anak pungut kesayangan mereka
karyaku: hi kak, Kekasih Misterius jangan lupa mampir ya kak
total 1 replies
Galuh Setya
ceritanya bagus babget n konyol. dr awal gak berhenti ketawa
Leni Ani
makasih thor cerita bagus nhak berletele sampai akhir cerita/Wilt//Rose//Wilt//Heart/
Leni Ani
/Sob//Sob//Sob//Hey//Sleep//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Angry/
Leni Ani
aduh🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😅🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😂🤣😂😂😂😂😂😂😂🤣🤣😂😂🤣🤣😂
Leni Ani
mampus 🤣🤣🤣🤣🤣😅do kerjain sm liona🤣🤣😂😂😂🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!