NovelToon NovelToon
One Night Stand With Baby Sang Ceo

One Night Stand With Baby Sang Ceo

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Aty Farah

Claudia wanita yang cantik, baik, dan selalu di ratukan di keluarga nya. setelah ibu kandung nya meninggal dan ayahnya menikah lagi dengan ibu tirinya dan mempunyai kakak tiri yang sama jahatnya dengan sang ibu tiri. Setelah itu hidup Claudia menjadi hancur dan menderita. tidak hanya itu saja gara-gara niatan jahat kakak tirinya yang ingin menjebak Claudia tidur dengan pria hidung belang malah berakhir tidur dengan seorang CEO yang kaya raya hingga hamil diluar nikah. setelah kejadian itu Claudia meninggalkan negaranya dan pergi keluar negeri untuk mengadu nasib dinegara orang lain dan setelah beberapa tahun kemudian Claudia kembali ke negaranya untuk membalaskan dendam dan mengambil semua miliknya yang dikuasai oleh ibu tirinya.


ikutin terus cerita nya sampai selesai, jangan lupa like dan komen dibawah ini ok. terima kasih.
( by Aty Farah ) salam cinta untuk kalian semua❤️❤️😊😊.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aty Farah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

( Hamil )

Malam sudah semakin larut, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 2 malam. Claudia yang baru tertidur pada pukul 11 malam terpaksa bangun karena perutnya yang tiba-tiba bergejolak ingin muntah. Dia lalu mengerjapkan mata nya, seraya memijat pelipisnya yang terasa pusing.

Wanita yang berparas cantik, dan imut itu segera bangun lalu berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan sesuatu yang ingin keluar dari mulutnya.

Semua yang dimakan Claudia hari ini sudah dimuntahkan tak bersisa, hingga membuat tubuhnya melemas. Claudia lalu mencuci wajah di wastafel yang tak berada jauh dari tempat ia muntah tadi.

"Ada apa denganku?" Claudia menatap pantulan wajahnya di cermin dengan satu tangan yang menopang kepala.

Terlihat dengan jelas bulir keringat yang masih bersarang di pelipisnya dengan wajah yang terlihat memucat.

"Sepertinya penyakit aku sangat parah, aku harus memeriksa ke dokter besok pagi," ucap Claudia saat berhasil membaringkan tubuhnya di atas kasur.

Keesokan Harinya

Claudia membuka pintu kamar dan terlihat Ariana dan Alice sudah berada di depan kamarnya dengan wajah panik saat melihat wajah Claudia sudah pucat pasi.

"Clau... Ada apa dengan mu? Kenapa wajah kamu pucat seperti itu? Apa kamu sakit? Sebaiknya kita harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan mu?" tanya Ariana dengan panik.

"Tidak apa-apa ma. Aku cuma kelelahan saja karena terlalu banyak bekerja kemarin. Hari ini aku juga mau periksa ke dokter jadi mama tidak perlu khawatir." Claudia berucap seraya menenangkan mamanya agar tidak khawatir.

"Bagaimana kami tidak khawatir. Lihat saja wajah kamu pucat sekali kayak vampir kehabisan darah," ujar Alice dengan ngawur.

"Dasar kak Alice ini. Sejak kapan vampir wajahnya tidak pucat. Dimana-mana vampir itu wajahnya emang kayak mayat hidup tau nggak. Lagian aku ini manusia bukan vampir. Kenapa kak Alice jahat banget sama aku? Aku benci sama kak Alice," ujar Claudia pergi dari sana seraya menghentakkan kakinya karena kesal.

Ariana dan Alice yang melihat kelakuan Claudia hanya bisa melongo dan heran karena tidak biasanya Claudia seperti anak kecil.

Beberapa Saat Kemudian

"Ma... Kak Alice... Kalian jadi mengantar aku pergi ke dokter sekarang? Soalnya aku sudah tidak tahan lagi menahan mual-mual sejak kemarin?" tanya Claudia.

"Tentu saja kami akan menemani kamu pergi ke dokter. Tidak mungkin kami membiarkan kamu pergi sendirian." Ariana berucap dengan lembut, sementara Alice hanya menganggukkan kepalanya saja.

Claudia yang mendengar perkataan mereka, menjadi terharu karena dia tidak menyangka kalau hidupnya sekarang jauh lebih baik dan bahagia dari pada sebelumnya.

"Terima ma... Kak Alice... Kalian selalu ada untuk aku selama ini. Aku bahagia bisa memiliki keluarga seperti kalian," ujar Claudia setelah melepaskan pelukan dengan mereka berdua.

Kini mereka semua sudah berada di rumah sakit yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka saat ini. Setelah mengurus administrasi dan persyaratan lainnya, kini mereka bertiga sedang menunggu antrian yang lumayan panjang.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya nama Claudia Henry Abraham di panggil oleh suster.

"Selamat siang Bu." Sapa dokter tampan ini dengan ramah.

"Maaf, siapa yang sakit?" tanya dokter itu saat melihat ada tiga orang di depannya.

"Saya, dok," sahut Claudia dengan cepat.

"Baiklah, apa keluhan nya bu?" tanya dokter itu lagi.

"Badan saya terasa remuk dok, kepala saya juga sakit dan terkadang oleng. Perut saya juga sering berbunyi lalu terkadang mual dan sampai muntah," jelas Claudia panjang lebar.

"Hem, baiklah. Kalau boleh tahu, apakah mual dan muntah yang ibu rasakan setiap waktu, atau pada waktu tertentu? Misalnya hanya pagi, atau siang bahkan malam hari saja.

"Dan, apakah ibu merasakan mual pada saat akan makan saja atau saat apa?" tanya dokter bernama Raditya.

Claudia terdiam dan mengingat ingat apa yang dirasakannya selama seminggu ini.

"Saya mual hanya mencium bau tertentu dok, tak ada yang spesifik. Dan kalau muntah, saya hanya akan muntah saat pagi saja, namun terkadang muntah saat menjelang pagi," ujar Claudia pada dokter itu.

Dokter bernama Raditya itu pun menganggukkan kepalanya setelah mencatat keluhannya.

"Hem, sepertinya, ibu harus pindah ke dokter dan konsultasikan pada dokter sesuai bidangnya," kata sang dokter pada Claudia.

"Maksudnya dokter?" tanya Claudia dengan dahi yang berkerut.

"Iya, bu, jika sesuai dugaan saya, ibu sepertinya sedang hamil saat ini." Dokter Raditya berucap dengan tersenyum lebar.

Dokter itu bahkan sangat merasa bahagia karena menjadi orang pertama yang memberikan kabar bahagia ini pada pasien nya tanpa mengetahui kisah dibalik kehamilan ini.

Tangan Claudia tiba-tiba mencengkram tangan Alice dan Ariana dengan erat di bawah sana. Saat sang dokter selesai mengatakan kesimpulan dari keluhannya.

"It's okay," bisik Ariana dengan pelan seraya menepuk paha sang anak angkat.

Setelah mengucapkan terima kasih. Akhirnya Alice kembali ke depan untuk registrasi ulang karena akan berkonsultasi pada dokter obgyn atau kandungan.

Setelah dua kali menunggu, akhirnya Claudia, Ariana dan Alice masuk bersama-sama menuju ruangan dokter.

"Selamat siang bu, perkenalkan, saya Dokter Stevani," ujar dokter yang bernama Stevani itu.

"Salam kenal, Dok!" Saya Ariana, ini Claudia dan itu Alice mereka berdua anak-anak saya Dok," kata Ariana yang ikut memperkenalkan diri.

"Baiklah, siapa diantara kalian yang sedang ingin diperiksa?" tanya dokter Stevani dengan mengulas senyum.

"Dia Dok, Claudia. Sepertinya dia sedang hamil," sahut Alice seraya menunjuk ke arah Claudia.

Sedangkan Claudia hanya tersenyum tipis saat menanggapi perkataan kakak angkatnya itu.

"Baiklah, apakah ibu Claudia sudah mengetes kehamilan sebelumnya di rumah?" tanya Dokter Stevani lagi.

"Belum, dok. Saya belum sempat dan langsung kemari," sahut Claudia dengan wajah tegang.

"Hem, baiklah. Kalau boleh tahu, kapan tanggal terakhir ibu menstruasi?" tanya dokter Stevani. Pertanyaan pertama yang biasa ditanyakan oleh setiap dokter kandungan pada pasien.

"Bulan, lalu dok. Tepatnya awal bulan." Claudia berucap dengan cepat.

Karena ia masih mengingat jelas kapan terakhir kali dia menstruasi, dan sudah menjadi kebiasaan jika ia masih menandai tanggal pertama dirinya saat datang bulan pada kelender ponselnya.

"Apakah ada keluhan, misalnya muntah atau mual?" tanya dokter Stevani lagi.

"Ada, dok. badan saya terasa remuk, dok. Kepala saya juga sakit dan terkadang oleng. Perut saya juga sering berbunyi.

"Dan, saya mual hanya saat mencium bau tertentu dok, tak ada yang spesifik. Dan kalau muntah, saya hanya akan muntah saat pagi saja, namun terkadang muntah saat akan menjelang pagi," tutur Claudia pada sang Dokter.

Dokter Stevani hanya mengangukkan kepala mendengar penjelasan pasiennya.

"Keluhan yang ibu Claudia alami merupakan tanda awal kehamilan trimester pertama dan itu hal yang wajar dan normal bagi ibu hamil.

"Apa tak apa-apa, Dok? Soalnya saya kasihan melihat dia muntah setiap harinya, bahkan selama seminggu ini dia tak bisa sarapan pagi. Hingga terkadang nyaris pingsan karena lemes," sahut Alice.

"Mual dan muntah bagi ibu hamil di pagi hari adalah hal yang wajar dan normal. Itu dinamakan morning sickness, namun jika sudah sampai taraf yang berat hingga pingsan sebaiknya langsung dirawat inap saja untuk menghindari terjadinya dehidrasi yang akan mempengaruhi kesehatan janin.

"Baiklah, suster. Tolong bantu, ibu Claudia," titah dokter Stevani pada suster disampingnya.

"Baik, Dok. Silahkan ibu ikut saya," kata Suster berbaju putih itu.

Claudia mengikuti semua prosedur yang memang bisa dilakukan oleh semua wanita yang baru pertama kali memeriksakan kandungannya. Seperti cek urine, cek darah hingga yang terakhir adalah mengecek kandungan dengan mesin USG seperti yang dilakukan Dokter Stevani saat ini.

"Bagaimana, dok? Apakah anak saya beneran hamil?" tanya Ariana yang tampak tak sabar mendengar jawaban dari dokter.

Dokter Stevani hanya tersenyum menanggapi rasa keingintahuan Ariana yang begitu besar.

"Hem, baiklah mari kita cek mulai dari kondisi rahim ibu," ucap sang Dokter yang mulai menggerakkan alat transducer pada kulit perut bagian bawah pasien.

"Rahim ibu dalam keadaan sehat dan disini saya lihat sudah terbentuk kantung kehamilan dan lihatlah titik ini, itu adalah janin yang berkembang nantinya.

"Jika sesuai dengan data tanggal menstruasi terakhir ibu, saya perkirakan usia kandungan ibu saat ini sekitar empat Minggu," ucap dokter Stevani.

"Serius, Dok? Mana bayinya? Kok tak kelihatan apa dia masih sembunyi, atau gimana?" tanya Alice heboh hingga membuat sang dokter tergelak.

"Saat ini baru terlihat kantung janin saja Bu. Namun, ibu tak perlu khawatir karena saya melihat sudah ada janin di dalamnya. Untuk mengetahui lebih jelas lagi, bulan depan ibu bisa kembali lagi untuk memastikan apakah janinnya berkembang dengan baik apa tidak.

"Saya akan meresepkan obat mual muntah dan vitamin pada ibu. Sekarang ibu bisa menebus resepnya di apotik," ucap sang dokter.

"Terima kasih Dok." Mereka berucap dengan sopan, lalu beranjak menuju pintu keluar.

Setelah keluar ruangan dokter Stevani. Tiba-tiba kaki Claudia terasa lemas hingga membuat dia tidak sanggup lagi untuk berjalan.

"Oh my good. Ada apa dengan kamu? Apa kamu pusing? Atau kamu _" Perkataan Alice terpotong karena melihat air mata Claudia jatuh dan mengalir dipipi mulusnya.

Alice menuntun Claudia untuk duduk dikursi yang berada di depan ruangan tadi, untuk memberikan semangat kepada adik angkat nya.

"Hey, it's okay. Ada aku dan mama di sampingmu. Kamu tidak akan sendirian membesarkan bayimu nanti," ucap Alice memberi semangat.

Kemudian Claudia memeluk tubuh Alice dengan sangat erat.

"Yang dikatakan Alice benar sayang. Ada kami yang akan menjagamu dan merawat bayimu nanti, kamu tidak perlu sedih ok," sahut Ariana dengan penuh iba karena dia sudah tahu apa yang dulu pernah menimpa Claudia.

"Terima kasih, karena kalian sudah menjaga aku selama ini," ucap Claudia dengan penuh ketulusan yang di jawab anggukan kepala oleh mereka berdua.

Bersambung.....

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

1
Muriah Murce
Luar biasa
Nina Vina Sarina
betul tu .
nurul huda
Luar biasa
ira
tuh Lex dengerin nasehat papa david
ira
nah begini dong kn enak tuh
ira
akhirnya bakal menikah jg mereka
ira
sdh d pastikan itu pilihan yg terbaik clau
ira
d bujuk rayu lah Lex biar luluh Claudia nya
ira
sungguh licik kalian ya kasian kn mereka
ira
pusing kan kalian🤣🤣🤣
ira
selamat ya alex
ira
s Alex lbh kejam dari ayahnya,sabar ya dokter 🤭😅
ira
kasian s botak🤣🤣
ira
gmn ya reaksi Alex ketika menghadapi Ara🤣🤣🤣
ira
akhirnya bakal ketemu Alex nih
ira
untung aja Ara nelpon polisi
ira
kenapa g bawa polisi biar aman
ira
itu berkat turunan dr Alex🤣🤣🤣
ira
iya tapi lama bngt Alex g ketemu jg
ira
wih keren jg ara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!