19+
Pertemuan mereka tidak pernah direncanakan, kejadiannya terlalu cepat memicu permusuhan juga Entahlah apa yang salah dia tak mengingat nya sama sekali. Yang terakhir kalinya antara mereka.
Berbagai konflik terjadi saling menyakiti dan rasa bersalah, serta cinta tersimpan dalam hati. Akankah mereka bersama atau akan berpisah.
Ini kisahnya mohon di skip aja jika tak suka jika suka di like aja.. author tak mau banyak komentar tapi terimakasih sudah mampir dan like juga vote and gift.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sumi Yati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Acuh
"Target ada di sisi kiri arah jam 9. Orange yummy." Andita jongkok pura-pura membetulkan tali sepatu dengan headset ia mendengar perintah nya.
"Kelinci masuk perangkap. Over action.' Suara Tama Samudera terdengar.
Dari selatan ada dua orang ber jalan menuju kearah satu titik. Sesuai koordinasi mereka bergerak dari penjuru arah. Suasana di kawasan kota lama sangat ramai apalagi ada car free day. Tempat ajang fashion week street dan tempat wisata dadakan.
"Target bergerak menjauh dari lokasi. Over." Suara Tama Samudera mengenai di telinga Sena, Bima , Andita.. Juga beberapa anggota lainnya. Andita terburu-buru bergerak kartun takut kehilangan jejaknya.
Bruk. Wanita itu menabrak tiga wanita berpakaian sosialita dengan barang branded melekat pada dirinya. "Maafkan saya." Andita langsung meminta maaf dan hendak berlalu.
"Wow, jangan asal main kabur! Lihatlah bagaimana kau merusaknya! Oh my baby." Andita cengo melihat wanita di depannya yang mendelik ke arahnya.
Detik berikutnya begitu lebay pada tas yang ditangannya. "Kau tahu, tas ku sangat mahal tahu. Enak saja bilang maaf saja ! Kau harus mengganti nya !" Si baju biru itu mendelik marah pada Andita.
"Target meninggalkan tempat, over arah jam 4." Suara Tama Samudera, membuat Andita bergerak meninggalkan tempat itu.
Sekali lagi langkah nya di hadang oleh wanita berambut panjang diikat atas dengan anting-anting mutiara. "Kau harus ganti milik temanku tahu!" Hardiknya marah.
Andita menyingkirkan lengannya yang dicekal olehnya. "Maaf, aku akan melakukan nanti. Tapi aku ada kerjaan mendesak mohon maaf, Veri aku jalan. Ku mohon." Pintanya dengan sesopan mungkin.
"Dasar gembel bilang aja mau kabur!" Maki nya kesal. Andita menggunakan ilmu beladiri nya untuk melepaskan diri. Wanita cantik gemulai itu memekik kecil saat tubuhnya ditarik lalu di tahan agar tak oleng.
Kemudian dengan cepat Andita berlari menuju arahan rekannya. Namun ia gagal karena Bima yang berhasil meringkus nya di gang sempit dan sepi itu. Sementara cewek-cewek cantik yang membuat Andita tertahan tadi ternyata mengikutinya.
"Hei tanggung jawab, main kabur aja." Berondong si baju biru dengan nafas tersengal-sengal menghampirinya.
"kamu kenal dia?" Tanya Bima dengan penasaran menatap ketiga wanita itu juga ke Andita.
"Dia itu merusak tas branded aku tahu!" Maki si baju biru. "Cuma gara-gara itu kau telat Andita!" Suara sinis Tama Samudera menggelegar di antara mereka.
Seorang polisi berseragam polisi itu membawa tersangka pergi, Andita mengangguk mengiyakan saja. Sementara ketiga wanita itu langsung ciut nyalinya.
"Coba lihat barangnya." Suara Seno mendekati mereka dan meraih tas tersebut. Bibirnya melengkung ke arah wanita cantik tersebut.
"Kau yakin milikmu ORI? Kau tahu akan bermasalah dengan hukum jika kau menipu. Terlebih lagi yang kau tipu adalah salah satu orang dari kepolisian? "Tanya Sena dengan menyeringai.
Ketiga wanita itu saling sikut dan memandang, menggunakan bahasa tubuhnya. Seolah-olah mereka saling bertanya. "Kami dari kepolisian sedang melakukan operasi penangkapan terhadap tersangka. "
"Dan kau, mencoba menahan satu tim untuk ini??" Tanya Bima dengan wajah datarnya. "Maaf, kami anggap tak ada yang terjadi." Ketiga nya langsung cabut meninggalkan tempat tersebut.
Semuanya langsung tergelak melihat tingkah lakunya. Andita mendekati Sena. "Emang punya dia KW Ya mas?" Tanyanya dengan tampang polosnya.
"Dasar kau ini, enggak ngerti apa. Aku cuma gertak sambal aja, anehnya kok kabur." Jawab Sena masih terbahak-bahak.
Mereka pun meninggalkan tempat tersebut beriringan menuju tempat parkir kendaraan mereka. Andita memilih sepeda motor untuk transportasi nya, untuk kegiatan rutinnya.
Tak mungkin dia memakai mobil koleksi Afrizal, bisa menjadi perbincangan juga perdebatan. Secara ia baru beberapa tahun bergabung dengan kesatuannya. Yang jelas semua nya tahu ia anak yatim piatu tinggal di rumah petakan.
"Andita ikut aku, ya. Sebentar saja berikan kuncinya pada Sena. Andita hanya terdiam mengekornya, ia hanya bawahan jadi ikut saja perintah nya.
Mobil yang mereka kendarai memasuki restoran mewah. Andita minder karena hanya mengenakan celana jeans dan t shirt. Sedangkan Tama sendiri masih tercover dengan mengenakan jas nya.
Entah mengapa lelaki itu menggandeng tangan nya, Andita hanya menatapnya sekilas. Mereka memasuki lorong menuju tempat private room. Ada dua orang yang berpapasan dengan mereka. Sepasang kekasih jika dilihat secara keseluruhan. Andita melengos, karena risih melihat nya. Wanita itu bergelayut mesra di lengannya yang kekar si pria.
Bajunya terkesan mewah, namun si wanita itu mengenakan pakaian kurang bahan. Bagiannya terlihat menonjol di dada, pantatnya juga ada belahan di paha.
Andita masih mengekor di belakang Tama Samudera hanya saja posisinya sudah tidak menggandeng tangan nya. Wanita itu membetulkan posisi id card yang di kalung kan di lehernya. Sedangkan milik Tama dia letakkan di pinggang nya berikut dengan pistol nya.
Andita tersadar jika orang dihadapan nya adalah Afrizal bersama dengan seorang model ternama. Parahnya ia berlalu begitu saja seolah tak melihatnya, Andita ternganga. Jadi beginilah tingkah lakunya? Andita yang sempat terpaku sesaat lalu melanjutkan perjalanan.
Mereka memasuki private room dimana ada sepasang suami istri paruh baya sudah duduk dengan berbagai hidangan di mejanya. "Ayo masuk, Ma, Pa kami datang." Sapa Tama Samudera dengan lembut.
"Ini partner kerja ku. Andita." Tama memperkenalkan Andita. "Senang bertemu dengan Anda. Saya Andita." Sapa Andita sesopan mungkin.
"Silahkan duduk, kita makan dulu." Mereka duduk melingkar di meja makan. Menikmati hidangan dengan sedikit berbincang ringan.
Afrizal melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang."Cari tahu apa yang dilakukan Andita di restoran. Aku juga melihat ada tanda id card dari kepolisian. Cari tahu tentang hal itu!" Afrizal kesal saat Andita tak menyapanya.
Dan kesannya seperti tak saling kenal saat mereka berselisih jalan barusan. "Sayang kita jadi ke.." Belum selesai kalimat Sherin sudah dipotong dengan kalimat Afrizal.
"Aku ada pekerjaan, nanti kau pulang dengan taksi saja. Apa kau mau turun di sini?" Tanya Afrizal memberikan solusinya.
"Halo, aku artis terkenal masa pulang dengan naik taksi online. Yang benar saja." Sherin mendengus kesal.
Wanita itu memasang wajah kesalnya namun Afrizal mengacuhkan nya. Saat mereka memasuki lobby utama perusahaan, lelaki itu juga mengabaikan keberadaan nya.
Sherin janjian dengan manager nya di sana berlalu begitu saja, ke-dua sama acuh. Afrizal tak pernah merayu wanita nya justru para wanita itu yang datang secara sukarela.
Sedangkan Sherin merasa jika Afrizal akan mengejarnya jika ia putar badan merajuk. Namun semua itu diluar ekspektasi dia. Dengan kesal ia menendangi jok pengemudi yang diduduki manajernya.
Marah dan sakit hati karena diacuhkan oleh lelaki itu.
amalan nya apa..end nya siapa
mungkin mak kau pun murahan 🤣🤣🤣
xada rasa penyesalan selepas merogol anak dara org yg ternyata masih bervirgin