Menceritakan tentang hubungan percintaan yang rumit antara dua insan yang terjebak dalam zona persahabatan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nsti Nsti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
HAPPY READING 🥰🥰🥰
,
,
,
,
,
................
Waktu berputar Nesti yang baru membuka matanya karena merasa lapar di malam hari.
Senyum Nesti seketika mengembang mendapati Ardila yang masih terlelap di samping nya sembari menggeser tubuhnya untuk lebih dekat lagi dengan Ardila
"Apa yang Harus aku lakukan Ardila,, aku tidak bisa melihat mu menderita begini,,"
Ucap Nesti dalam batin sembari mengusap pucuk kepala Ardila yang masih terlelap dengan posisi tengkurap
"Apa aku harus benar-benar merusak persahabatan kita ini,,?"
"Tapi tunggu,,!! Bagaimana jika kau menolak ku dan pergi Karena merasa jijik dengan tindak kan ku ini,," Sambung Nesti dalam batin
Nesti terus menatap Ardila dengan tatapan penuh cinta pada wanita yang ada di samping nya.
Ardila yang merasakan sentuhan di kepala nya membuat tidur nya terganggu sembari membuka matanya
"hmmp Nesti,,??"
Lenguh Ardila yang membuat Nesti tersadar dalam lamunan nya dan segera menarik tangan nya
"Hmmp ya,,apa kau sudah bangun,,?"
Gugup Nesti dengan senyum di pipinya
"Hmmmpp"
Lenguhan Ardila sembari menggerakkan tubuhnya untuk menghadap ke arah Nesti
"Huuahhh jam berapa sekarang Nesti,,?"
"Jam sembilan malam Dila,,"
"Tunggu Suara apa itu,,?"
Ucap Ardila yang mendengar suara perut Nesti hingga membuat Nesti menyeringai
"Perutku,,"
"Oh my God,, apa kau lapar,, ayo bangun aku akan memasak untukmu,,"
Kaget Ardila yang segera bangun dari tidurnya namun tangannya segera di tarik oleh Nesti
"Kau diam lah,, Jangan merepotkan diri seperti itu,, kita masih bisa memesan nya,,".
Senyum Nesti dengan wajah yang begitu dekat dengan wajah Ardila
"No,, untuk Kali ini aku akan memasak untuk mu,, ayo bangun,,!!!!"
Tepis Ardila yang kembali bangun dengan menarik lengan Nesti untuk bangun
"Ternyata sifat mu yang cerewet masih sama seperti dulu,,,"
Cemberut Nesti yang kini sudah duduk
"Ya karena aku akan terus menjadi sahabat sekaligus kakak mu,,"
Ucap Ardila
"Aw apa kau masih mau menganggap ku dengan sebutan itu,,"
Ucap Nesti
"Hmmp ya,, karena sampai kapanpun Ardila akan terus menjadi sahabat sekaligus kakak mu,, tunggu,,!! Apa kau tidak ingin menganggap ku lagi,,??"
Tanya Ardila
"Ya karena aku tidak butuh sahabat ataupun kakak,!!!"
Jawab Nesti
"What,,??
Apa kau sungguh tidak ingin menjadi sahabat ku lagi,,??"
Lesuh Ardila
"Tidak,,"..
Jawab Nesti
"Lalu kau akan menganggap ku apa,,???"
Tanya Ardila tajam
"Mulai sekarang kau akan segera menjadi kekasih ku,,!!"
Tegas Nesti dengan wajah manjanya
Ardila yang mendengar ucapan Nesti menyipitkan matanya
PAK
"Aw kenapa kau malah memukul kepala ku,,"
Tanya Nestii
"Ya Karena itu pantas untuk mu,,!!"
Ketus Ardila yang segera berdiri dan berjalan ke arah luar kamar meninggalkan Nesti dengan expresi cemberut nya.
"Mulai hari ini,, aku tidak akan mengulur nya lagi Ardila,,!!!"
Tekad Nesti sembari beranjak dan berjalan menuju luar kamar.
Setiba di dapur Nesti memperhatikan Ardila yang Mulai menghidupkan api kompor
"Apa yang akan kau masak,,??"
Tanya Nesti sembari duduk di kursi meja makan
"Bahan nya tidak terlalu banyak,, dan aku hanya bisa memasak kentang goreng dan mie instan,,"
Sahut Ardila sembari menjempit tinggi rambut nya
"Tidak buruk,,"
Sahut Nesti
Beberapa menit kemudian Ardila sudah selesai dalam memasak.
Dan menghidangkan masakannya nya ke meja makan
"Apa kau mau minum jus atau susu hangat,,??"
Tanva Nesti sembari menata makanan nya di atas meja
"Baiklah aku akan membuat kan nya untuk mu,,"
Ucap Ardila kembali kearah dapur dan membuat dua gelas susu hangat.
Stelah selesai Ardila kembali lagi ke meja makan
"Ini minuman mu,, makan lah,,aku harap ini bisa menghilangkan rasa lapar mu,,"
Ucap Ardila sembari duduk di kursi dekat Nesti Duduk
"Hmmp aku akan memakan apapun asalkan itu buatan mu,,"
Ucap Nesti sembari meneguk susu hangatnya
",,"
Mereka berdua mulai menikmati makanan malam mereka tanpa gurauan dan canda tawa hingga akhirnya Ardila dan Nesti sudah selesai dari aktivitas makan malam mereka.
"Ini sungguh enak sekali,,"
Ucap Nesti sembari mengelus perut nya
Ardila hanya diam dan berdiri dari duduk nya dengan membawa piring dan gelas ke arah wastafel
Nesti memperhatikan Ardila dari arah belakang punggung Ardila dan tersenyum senang lalu berjalan menghampiri Ardila
"Apa kau butuh refreshing,,??"
Tanya Nesti sembari membantu Ardila mencuci piring
"No,, disini sudah jauh lebih baik,,"
Tolak Ardila
"Aw Apakau tidak bosan di rumah terus,,"
Cemberut Nesti
"Ya karena itu sudah menjadi kebiasaan ku,,jadi tidak ada kata bosan dalam hidup ku,, yang ada aku harus bertahan dan kuat untuk Melalui itu semua,,".. Mendengar ucapan Ardila seketika membuat Nesti menghentikan aktivitas nya dan menghadap ke arah Ardila dengan memegang kedua pipi Ardila
"Lihat dan dengar aku Dila,, hidup adalah pilihan,, tidak ada alasan untuk mengurung diri mu seperti itu,,jadi lah Ardila yang pernah aku kenal,, Ardila yang ceria dan humoris,,"
Ucap Nesti dalam
"Hmmp tapi Ardila yang dulu sudah mati bersama,,,,"
"Husst,,,,"
Bungkam Nesti memotong pembicaraan Ardila dengan mengacung kan telunjuk nya ke arah bibir Ardila
"Ini belum akhir dari hidupmu Ardila,, aku yakin ayahmu juga sedih jika melihat kondisi mu sekarang,, majulah ambil tindakan tepat untuk lepas dari penderita an mu ini,,"
"Tapi Nesti,,,"
"Hmmp kamu tenang saja mulai hari ini aku akan selalu ada untukmu,, dan aku berjanji akan membuat Abdul menyesal karena sudah menyia-nyiakan mu,, karena kamu wanita yang spesial dan aku yakin siapapun yang memiliki mu akan menjadi orang yang paling beruntung,,"
Terang Nesti yang membuat Ardila seketika tertunduk dengan mata berkaca-kaca
Nesti mendekati Ardila untuk lebih dekat lagi dan mengangkat kepalanya untuk menatap matanya dengan posisi yang begitu dekat
"Jangan menangis lagi,, karena hatiku begitu sakit melihat mu menangis begini,,"
Ucap Nesti lembut
"Kenapa kau selalu baik pada ku Nesti,, padahal kau dan aku jauh berbeda,,"
"Tidak ada yang berbeda,, justru bersama mu lah aku merasa kan kebahagiaan dan kenyamanan,, dan Sampai sekarang cuma kamu zona nyaman ku,," Mendengar ucapan Nesti membuat Ardila menyipitkan matanya dan memperhatikan mata Nesti dalam-dalam
"Apa maksudmu,,??"
Nesti berusaha menetralkan kegugupan nya dengan debaran jantung yang semakin meningkat
"Hmmp aku tidak peduli kau beranggapan apa,, tapi aku tidak mau menahannya lagi,,"
Ardila semakin Melirik curiga dengan menarik langkah nya namun Nesti dengan sigap menahan pinggang Ardila
"Kau jangan membuat ku takut Nesti,,"
Panik Ardila dengan expresi penuh pertanyaan
"Dengar kan aku dan lihat mataku, aku masih Nesti yang dulu,,"
"No,, karena sekarang kau kau jauh berbeda dengan Nesti yang dulu,,
"Ya karena dulu aku menahan nya dan sekarang aku tidak akan menahannya lagi,,"
"Menahan,,??
Apa maksudmu Nesti,, dan Jangan berbelit-belit,,!!" Ketus Ardila sembari Menahan pundak Nesti untuk berjarak darinya
"Ardila dari dulu aku sudah jatuh hati padamu,, tapi aku berusaha menahannya Karena tidak mau merusak persahabatan kita,,"
Ucap Nesti serius dengan tatapan penuh cinta
"Aw apa kau sedang bercanda,, dan ini sama sekali tidak lucu Nesti,, lepaskan aku,, atau aku akan memukul matamu yang menakutkan itu,,"
Seringai Ardila dengan berusaha melepas kan pelukan Nesti namun Nesti semakin kuat menahannya dan membuat posisi Mereka semakin dekat persis seperti sepasang kekasih yang sedang berdansa
"Tidak,, aku tidak bercanda Ardila,, aku bersungguh-sungguh dengan ucapan ku ini,, hati ku hancur stelah mengetahui kau akan menikah,, tapi aku mencoba melepaskan mu karena ku pikir kau akan bahagia dengan pilihan mu,, tapi ternyata aku salah,, karena itu lah aku tidak mau kau menderita lagi,, dan aku akan menjagamu sebaik mungkin"
Ucap Nesti dengan mata berkaca-kaca Yang membuat Ardila terdiam
"Terserah kau mau beranggapan apa Tentang ku,, tapi aku benar-benar mencintaimu Ardila,,"
Sambung Nesti hingga membuat Ardila terduduk lemas seakan tidak berdaya dan memperhatikan air mata Ardila yang mulai mengalir seketika membuat nya terkejut dan berjongkok didepan Ardila
"Ardila kau jangan menangis begini,, kalau kau tidak mencintai ku kau boleh menolak ku,, karena aku juga tidak akan memaksa mu,, yang terpenting aku sudah mengungkapkan perasaan ku ini padamu,,"
Cemas Nesti sembari air mata Ardila
"Nesti,, hiks hiks hiks"
Tangis Ardila pecah dengan memeluk Nesti dengan erat
"Sudah aku katakan kau jangan menangis Dila,, aku minta maaf kalau perkataan ku membuatmu sedih,, lupakan lah,, dan anggap aku tidak pernah berbicara itu padamu,,"
Cemas Nesti dengan mengelus punggung Ardila
"Hiks hiks hiks tidak,, kau tidak perlu minta maaf Nesti,,"
Tangis Ardila dengan mempererat pelukannya membuat Nesti bingung
"Aku pikir cintaku bertepuk sebelah tangan Nesti,, karena kita sama-sama wanita,, dan terlebih nya lagi kita berasal dari kalangan yang berbeda,,,tapi aku salah karena kau juga merasa kan apa yang aku rasakan Nesti,,".
Tangis Ardila yang membuat Nesti menarik Ardila dari pelukan nya
"What,,??,,
apa kau,,"
"Iya Nesti,, aku juga sudah jatuh cinta padamu dari dulu tapi aku berusaha menepis perasaan ku karena tidak mau merusak persahabatan kita,, karena itu lah aku tidak mau mengenal cinta dari manapun,, karena jantung ku cuma berdebar saat bersama mu,,"
Terang Ardila
Nesti yang mendengar penjelasan Ardila seketika membuatnya terkejut dengan air mata bahagia dengan menarik kembali Ardila ke dalam pelukan nya
"Kenapa kau tidak bilang Dila,,??"
Tangis Nesti
"Karena aku takut kau akan menjauhi ku Nesti,,hiks hiks,,"
Tangis bahagia Ardila Mereka berdua saling berpelukan dengan waktu yang cukup lama.
Hingga akhirnya Nesti melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Ardila begitu pun sebaliknya dan berdiri dari duduk mereka
"Sudah jangan bersedih lagi,, yang terpenting kita sudah sama-sama tahu dengan perasaan kita,,dan aku sangat mencintaimu Ardila,,"
Senyum bahagia Nesti dengan menghapus air matanya
"Lalu apa yang Harus kita lakukan sekarang Nesti,, sedangkan kau tahu aku sudah menikah dengan Abdul,,"
"Aku tidak peduli dengan status mu,, yang terpenting kau tidak pernah mencintainya,,"
Tegas Nesti dengan mengelus pipi Ardila
"Dan Tentang Daddy mu,,??"
Cemas Ardila
"Kau tidak perlu mencemaskan nya,, aku yakin Daddy ku bisa menerima pilihan ku ini,,"
Ucap Nesti dengan mencium singkat bibir Ardila
CUP
"Aw,,"
Kaget Ardila Dengan wajah merah merona
"Apa aku tidak boleh mencium kekasihku,,??" Cemberut Nesti Mendengar ucapan Nesti membuat Ardila semakin salah tingkah dengan wajah bak kepiting rebus.
"Apa sekarang kita akan resmi menjadi sepasang kekasih,,??"
Gugup Ardila dengan memegang kedua pipinya yang memerah
"Hmmp,,mulai hari ini kau adalah kekasihku,, dan kita akan menjalani hubungan ini secara diam-diamlSampai kau benar-benar mengakhiri pernikahan mu dengan pria brengsek itu,,"..
"Apa kau sungguh akan menunggu ku,,??"
Haru Ardila
"Ya aku akan menunggumu"
Senyum Nesti dengan menarik pinggang Ardila untuk lebih dekat lagi dengan nya
"Karena cuma kamu yang bisa membuat jantung seorang Patricia Pattinson berdebar dengan kecang,," Ucap Nesti pelan sembari menyibak rambut Ardila ke arah belakang.
Ardila yang di perlakukan seperti itu semakin membuat wajah nya semakin merah merona dan terkecuali jantung nya yang seketika berdegup kencang
"Tapi ini terlalu cepat Nesti,,"
Ucap Ardila dengan Suara memberat karena berusaha mengontrol detak jantung nya
"Hmmp tapi aku sudah menunggu nya terlalu lama Ardila,, kehadiran mu membuat jantung ku berdebar lagi,,"
Bisik Nesti dengan tatapan sayu seakan menahan desiran gairah nya sembari memainkan telunjuk nya di sekitaran bibir Ardila
"Tapi Nesti,,,,"
Ucap Ardila terpotong karena Nesti dengan sigap membungkam bibir Ardila dengan ciuman.
Mata Ardila seketika menganga karena terkejut dengan tindakan Nesti dan berusaha mendorong tubuh Nesti namun Nesti dengan sigap menahan tekuk Ardila dan memperdalam ciuman nya.
Hingga akhirnya Ardila pasrah dengan menutup matanya dan menikmati ciuman pertama nya Nesti yang tidak merasakan penolakan dari Ardila Semakin memperdalam ciumannya Hingga ciuman Nesti berubah menjadi lumatan lembut sedang kan Ardila yang sudah mulai membalas ciuman Nesti hingga membuat mereka saling melumat satu sama lain.
Suara decapan mulai mengisi area dapur hawa yang awal nya Dingin berubah menjadi panas Mereka semakin hanyut dalam ciuman pertama Mereka Nesti menggiring Ardila ke arah sofa tanpa melepaskan ciumannya hingga akhir nya mereka Sudah tiba di sofa Nesti menuntun Ardila untuk terbaring di atas sofa sedangkan Nesti berada diatas Ardila Ciuman mereka berubah menjadi panas dan intim .
Nesti mulai menerobos lidahnya untuk masuk kedalam mulut Ardila dan mengakses setiap inci dari dalam sana sedang kan tangan Nesti sudah meremas lembut bola di dada Ardila
Ardila yang kewalahan karena merasa kehabisan oksigen segera mendorong tubuh Nesti
"Hahhhh,, Nesti,,"
Ucap Ardila dengan nafas tersengal-sengal
"Hmmp aku menginginkan mu Ardila,, kau sudah membuat ku menggila Ardila,,".
Sahut Nesti dengan tatapan berkabut dan nafas tersengal-sengal sembari menyibak rambut Ardila
"Tapi ini terlalu cepat Nesti,, kita masih punya banyak waktu,,".
Ucap Ardila dengan memegang kedua pipi Nesti yang masih berada di atas nya
"Tapi aku tidak bisa menahan nya lagi Ardila,, aku benar-benar ingin melepas kan sesuatu yang ingin keluar dari tubuh ku Dila,,"
Jawab Nesti dengan mengendus leher Ardila Membuat Ardila menahan kepala Nesti
"Kita akan melakukan nya kalau aku sudah benar-benar lepas dari pernikahan ku ini Nesti,, aku harap kau bisa mengerti dengan maksud ku ini,," Bisik Ardila lembut dengan mengelus pipi Nesti
Nesti yang mendengar ucapan Ardila seketika merobohkan tubuhnya dengan lemas disamping Ardila
Ardila yang melihat expresi Nesti menggeser tubuhnya untuk memberi ruang untuk Nesti karena ukuran sofa yang cukup luas untuk mereka berdua
"Apa kau marah,,??"
Tanya Ardila dengan mengangkat dagu Nesti
"Tidak ada alasan ku untuk marah padamu Dila,, seharusnya aku bisa mengontrol diriku ini,,"
Jawab Nesti dengan tatapan kosong nya sembari memeluk tubuh Ardila
"Tidak kau jangan bicara seperti itu,, Karena aku juga menikmati itu semua,,"
Senyum Ardila dengan mencubit pelan hidung Nesti
"Aw,, apa kau sungguh menyukainya,,??"
Lirik Nesti dengan mengangkat kepalanya untuk melihat mata Ardila
"Hmmm,, apa kau pernah melakukan nya sebelum ini,,??"
Cemberut Ardila
"No,,itu ciuman pertama ku,, seharusnya aku yang bertanya kau terlihat lihai dalam berciuman apa kau pernah melakukan nya dengan Abdul,,??"
Curiga Nesti
"Kamu salah Nesti aku tidak pernah melakukan nya dengan Abdul,, cekzzzz tapi babe yang mencuri ciuman pertama ku,,"
Gerutu Ardila
"Apa itu bisa di sebut ciuman pertama mu,,!!".
Ketus Nesti
"Aku tidak tahu Nesti,, tapi bagiku itu Sebuah pelecehan,, berbeda Dengan sekarang,,"
Cemberut Ardila
"Aw lalu kenapa dengan yang sekarang,,??"
Senyum Nesti antusias sembari memainkan kerah baju Ardila
"Karena aku menyukai dan menikmati nya,, dan ini akan tetap aku anggap ciuman pertama ku,,".
Tegas Ardila yang membuat Nesti cekikikan melihat expresi Ardila
"Aw apa ini lucu,,??"
"No bunny,, tapi ini sungguh menggemaskan kan bagiku,,"
Tawa Nesti
"Bunny,,??"
Lirik Ardila
"Hmmp itu panggilan sayang ku pada mu,,i love you my bunny,,
Senyum Nesti dengan menyembunyikan wajah nya kedalam ceruk Ardila dan mempererat pelukannya.
Ardila yang mendengar ucapan Nesti membuat senyum nya seketika mengembang
"Apa kita akan tidur Disini,,??"
Ucap Ardila
"Hmmp ini jauh lebih nyaman,,"
Lenguh Nesti
"Aw apa kau tidak kedinginan,,??"
Ucap Nesti
"Untuk itu aku butuh pelukan mu,, dan diam lah aku ingin istirahat dengan posisi seperti ini,, Kalau kau masih cerewet aku akan benar-benar memakan mu,,!!" Ancam Nesti dengan mengangkat kembali kepalanya kearah Ardila
"Aw sungguh menakutkan sekali,,"
Celetup Ardila
"Apa kau benar-benar menantang ku,,???"
Lirik Nesti tajam
"No baby,, tidurlah lah,,,"
"Wait,,baby,,????"
Lirik Nesti
"Ya karena mulai sekarang itu akan menjadi panggilan sayang ku padamu,,"
Senyum Ardila
"Aw kau benar-benar akan membangun kan sisi liar ku Ardila,,!!"
Seringai Nesti
"No Baby,,maafkan aku,, sekarang tidur lah aku tidak akan bicara lagi,,"
Panik Ardila
"Oke untuk hari ini kau masih ku beri kesempatan,, lain kali aku benar-benar tidak akan memberi mu ampun,, kalau kau masih bersikap seakan sedang menggoda ku seperti ini,,".
Sinis Nesti dengan menenggelamkan kembali kepalanya kedalam ceruk Ardila
Ardila yang mendengar ucapan Nesti berusaha menyembunyikan senyum nya
"Oke baby,,good night and i love you baby,,"
Senyum Ardila sembari mencium kening Nesti dan mempererat pelukannya
"Good night too and i love you more my bunny,," Jawab Nesti dengan senyum bahagia dan segera menutup matanya.
Ardila yang mendengar dengkuran halus Nesti terlihat senang dan mulai menutup matanya
,
,
,
,
......................
Sin berpindah ke apartemen milik Abdul
Abdul nampak begitu menyedihkan dengan pakaian dan rambut yang berantakan di atas sofa
"Ini sudah mulai larut,, kenapa dia Belum pulang juga,," "Cekzzzz kemana kamu Ardila,,"
Keluh Abdul sembari melirik jam tangan dengan mengacak-ngacak rambut nya
Abdul segera berdiri dan memperhatikan setiap ruangan yang sangat sepi Raut wajah cemas Abdul seketika berubah menjadi kesedihan dan penyesalan dengan terus memperhatikan setiap sudut ruangan.
"Dia sudah menipu mu Abdul,, dia hanya memanfaatkan mu,,!"
"Aku mohon percaya padaku Abdul aku tidak berbohong,,"
"Dia berbohong Abdul dia hampir saja memperkosaku,,!!"
"Tidak Abdul aku mohon percaya padaku dia sudah memiliki kekasih Abdul,,"
Semua kata-kata Ardila seketika menggelinding di kepala Abdul membuat kaki Abdul melemah dengan bersimpuh diatas
"Maafkan aku Ardila,, aku tahu aku sudah jahat padamu,, aku mohon kembali lah padaku,, aku berjanji tidak akan menyakitimu mu lagi,, hiks hiks"
Teriak Abdul dengan air mata yang tidak bisa dibendung lagi.
Abdul semakin histeris diatas lantai dengan memukul-mukul kepala nya
"Bodoh kamu Abdul,,????
Kau sudah menyia-nyiakan istri mu yang begitu tulus padamu,, tapi lihatlah apa yang sudah kamu lakukan,, kau menyakiti nya dari fisik hingga batinnya,,!!"
Teriak Abdul yang semakin menjadi-jadi dengan meratapi penyesalan nya
"Pulanglah Ardila,, jangan pergi meninggalkan ku dalam kondisi seperti ini,, aku sungguh tidak tahu lagi,, kemana aku Harus mencari mu,,"
Tangis Abdul
Abdul berusaha menghapus kasar air matanya dengan tatapan seperti orang yang prustasi
"Apa kau benar-benar pergi Ardila,,??
No aku tahu kau tidak akan melakukan itu semua Ardila,,"
"Aku harap kau cuma pergi sebentar untuk menenangkan dirimu dari suami brengsek Seperti ku ini,, ya aku harap itu benar,, Ardila akan kembali padaku,,"
Sambung Abdul seakan sedang berperan dengan pikiran nya
Tangis Abdul berubah menjadi amarah yang luar biasa dengan mengepal kuat Tinjunya
"Ini semua gara-gara mu babe,,!!!!! Aku bersumpah akan membuatmu menyesal karena sudah memainkan ku selama ini,, kau tunggu saja babe kau akan mendapatkan hadiah dari kelicikan mu ini,,!!!!"
Ucap Abdul
,
,
,
,