Bukan Gadis Biasa

Semua hanya soal waktu , hitam atau putih , baik atau buruk , sedih maupun bahagia , Semua akan berlalu begitu saja .

💙

Setibanya aku di rumah jam sudah menunjukkan jam 8 malam , aku melihat key sudah tertidur di ranjangnya dengan buku yang sedang dia pegang.

Sepertinya dia baru selesai mengerjakan tugas sekolah dan karena keleahan sehingga dia tertidur .

Aku membereskan buku di ranjang key kemudian bersiap untuk mandi .

Setelah selesai mandi dan mengganti pakaianku , aku langsung tidur di ranjangku karena lelah .

******

Sekarang aku baru saja tiba di depan gedung hotel tempat pesta pernikahan rekan bisnis pak rangga akan di gelar , aku datang tentunya bersama pak rangga.

Aku yang memang tidak meminta gio membelikan dress pesta karena aku pikir selama penyamaranku ini aku tidak akan pergi kepesta manapun jadi sedikit repot karena harus pergi membeli dress untuk di gunakan malam ini.

Dress merah maron berlengan pendek dan panjang selutut sopan menjadi pilihan dressku malam ini , dengan heels yang tidak terlalu tinggi dan rambut panjangku yang di gerai aku rasa aku sudah cukup cantik malam ini.

Pak rangga mengajakku masuk kedalam hotel mewah yang ternyata hotel milikku dan menuju keruangan dimana pesta di gelar.

Ketika aku masuk mengikuti pak rangga dari belakang , aku melihat banyak sekali tamu dari berbagai kalangan bisnis yang menghadiri pesta itu.

Aku hanya mengikuti kemana arah langkah kaki pak rangga berjalan dan tiba-tiba di berhenti di salah satu meja yang disana ada 1 pria dan 1 wanita yang sepertinya juga adalah rekan bisnis pak rangga.

Pak rangga mempersilahkan aku duduk dan di ikuti dia duduk di meja yang sama.

" tuan Lucky , Siapa wanita cantik ini , apa dia kekasihmu ? ". tanya pria yang duduk di meja yang sama denganku dan pak rangga

Aku sedikit risih mendengar pertanyaan itu , aku mencoba biasa saja agar terlihat sopan itu saja.

" Ahh dia sekertaris sekaligus kekasihku tuan bimo , sayang perkenalkan dirimu pada rekan bisnisku tuan bimo erlangga ". ucap pak rangga dengan sok lembut

Degghh

" Dasar licik , jadi ini maksudnya dia memaksaku ikut ke pesta ini , baiklah sepertinya dia ingin bermain denganku , akan ku buat malam ini kau akan menyesali semua ucapanmu ". batinku kesal

Pak rangga memang masih terbilang muda di usianya yang sudah berusia 29 tahun , tampan dan kaya tapi licik dan genit , sayangnya dia bukan tipe ku .

" Aku ingin ke toilet sebentar ". ucapku dengan datar dan dingin

Sontak ucapanku membuat tiga orang di depanku salah satunya pak rangga spontan kaget melihat perubahan sikapku yang tadinya ada senyum walaupun tipis tapi sekang menjadi datar dan dingin.

Aku langsung berdiri sambil menenteng tas kecil yang ku bawah , aku berjalan melewati para tamu lainnya yang sepertinya aku sedang menjadi pusat perhatian sekarang tapi aku tidak memperdulikannya dan berjalan terus menuju toilet.

Tapi baru saja aku mau masuk kedalam area toilet di depan dinding pemisah antara toilet wanita dan pria aku tidak sengaja menabrak seseorang berbadan kekar yang aku yakini adalah seorang pria.

" Maaf tuan saya tidak sengaja ". ucapku meminta maaf sambil melihat siapa pria yang aku tabrak

" Cihhh ini pertama kalinya selama aku hidup seorang diri mengucapkan kata maaf , haiss kenapa hari ini aku sungguh sial ". batinku kesal

Wajah tampan , badan kekar bak atletis ohh god sungguh pria tertampan yang pernah aku lihat .

Pria itu hanya diam tapi menatapku dengan datar dan dingin.

" Perhatikan jalanmu nona ". ucap pria itu berlalu pergi meninggalkanku

" Ck , sok dingin ". gumamku

Setelah aku selesai dengan urusanku di toilet , aku kembali ke meja dimana pria licik itu duduk bersamaku.

Acara berlangsung begitu lama membuatku bosan , aku meminta izin untuk pulang lebih awal karena aku juga sedikit khawatir jika key sendirian di rumah.

Pak rangga tidak mengizinkanku pulang membuatku kesal , tampa berkata lagi aku langsung berjalan keluar dari ruangan pesta itu tapi siapa sangka pak rangga ternyata mengikutiku keluar .

Aku berjalan terus keluar dari hotel tanpa mengindahkan pak rangga yang memaksaku untuk tetap mengikuti pesta hingga akhir.

Setelah tiba di depan hotel , aku langsung berdiri di pinggir jalan untuk mencari taksi , untung saja di depan parkiran hotel sudah terhubung dengan jalan raya membuatku lebih gampang untuk mencari taksi.

" Flovia berhenti atau aku akan memecatmu ". ancam pak rangga yang sudah berada di belakangku

" Cihhh , dengar yah mau kau memecatku aku tidak peduli , jadi jangan pernah menggangguku lagi atau kau akan menyesalinya ". ancamku dengan menatap pak rangga dengan tatapan tajam

Aku sungguh muak , ternyata menjadi gadis biasa sungguh merepotkan , lebih baik aku bertarung dan membunuh ribuan orang dari pada harus bekerja dalam bayangan penuh kegilaan seperti ini.

" Hahah , sayangnya aku tidak akan melepaskanmu begitu saja sayang " . balas pak rangga tidak tau malu dan langsung menyeretku ikut masuk kedalam hotel lagi

Baru saja aku akan melakukan tidakan untuk melepaskan tarikan pak rangga , tapi sepertinya saat ini keberuntungan berpihak padaku karena ada yang menghentikan aksi gila pak rangga.

" Lepaskan dia ". ucap seorang pria dengan dingin yang sepertinya suaranya tidak asing bagiku tapi dimana aku pernah mendengar suara ini

Karena tubuhku sedang membelakangi pria yang menolongku jadi aku tidak bisa melihat siapa dia.

Karena mendapatkan kesempatan emas dengan terhentinya tarikan pak rangga aku langsung melepaska. cengkraman pak rangga dari tanganku dan sedikit menjauh darinya.

" Dia ".gumamku

Ternyata pria yang menolongku adalah pria yang tadi tidak sengaja aku tabrak di depan toilet .

Sedangkan pak rangga sepertinya langsung diam membisu setelah di hentikan pria itu , aku melihat sepertinya pak rangga sedikit takut pada pria di depannya.

" Tu..tuan bian ". ucap pak rangga terbata-bata gugup

" Ohh ternyata namanya bian " .batinku

" Pergilah dari sini , sebelum saya melaporkanmu pada pihak berwajib karena bertindak kasar pada wanita itu ". ucap pria bernama bian itu dengan dingin menyuruh pak rangga pergi

Aku hanya diam saja dengan wajah datar .

Pak rangga langsung pergi dari sini dengan ketakutan , aku merasa kalau sepertinya pria ini cukup memiliki pengaruh yang besar sehingga pak rangga saja yang CEO dari perusahan besar saja bisa ketakutan.

" Terima kasih sudah menolongku ". ucapku dengan datar

Pria bernama bian itu langsung menatapku dengan tatapan datar.

" Sepertinya kita pernah bertemu , wajahmu sangat tidak asing bagiku ". ucap pria itu masih dengan wajah datarnya

" Sepertinya anda salah orang tuan , saya pamit pulang dulu " . ucapku yang memang merasa tidak pernah bertemu dengan pria itu setelah pertemuan pertama tadi di depan toilet

Baru saja aku hendak membalikan tubuhku untuk berjalan mencari taksi tapi di terhenti karena ucapan pria itu membuatku membalikan tubuhku lagi menghadap kearahnya.

" Bisakah kau membantuku nona , anggap saja permintaanku ini sebagai tanda balas budimu karena saya sudah menolong anda tadi ". ucap pria itu datar

" Cihhh , jika anda menolong saya hanya karena ingin saya membalas budi dengan membantumu , lebih baik anda tidak perlu menolong saya tuan ". ucapku dengan kesal

" Aku akan memberikan berapapun yang anda minta jika anda bersiap membantuku ". ucap pria itu

" Maaf tapi saya tidak akan membantumu , katakan saja berapa uang sebagai tanda terima kasihku karena anda sudah menolongku tadi ". balasku dengan tajam

" Wanita ini sungguh unik , jika para wanita mengantri untuk bisa berada di dekat ku tapi dia malah menolakku , ck. bahkan dia ingin membayarku karena sudah menolongnya , memangnya sekaya apa wanita ini ". batin bian sedikit kagum

" Baiklah jika anda tidak ingin membantu saya nona , tapi akan saya pastikan anda tidak akan lepas dari Rangga ". ucap pria itu sengaja mempermainkanku

" Hahah benarkah , silahkan saja tuan saya tidak takut dengan ancaman anda ". ucapku sambil tertawa meremehkan

" Menarik ". batin bian

Tapi tak ku sangka pria itu malah menarik tanganku , aku yang kaget dan tidak punya persiapan terpaksa mengikuti kemana pria itu akan membawaku.