NovelToon NovelToon
Tuan Muda Yang Hilang

Tuan Muda Yang Hilang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Patahhati / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial
Popularitas:170.1k
Nilai: 5
Nama Author: Guspitria Kamal

Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?

Inilah kisahnya 👍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

06 Tangis Mayang Yang Berlapis Duka

Dengan hati yang berkecamuk Nek Murni dan Mang Dudung memasuk ke dalam hutan melewati jalan setapak yang memang biasa di lewati warga desa untuk masuk ke dalam hutan tersebut.

Baru beberapa menit berjalan, langkah Nek Murni terhenti bersamaan dengan Mang Dudung yang ikut berhenti. Mereka seperti sama-sama mendengar suara mesin yang sangat berisik. Kemudian mereka edarkan pandangan keseluruh penjuru dan mata mereka menangkap sebuah cahaya yang sangat terang dari balik pohon yang tinggi dan rumput liar yang lebat. Segera langkah kaki keduanya menuju sumber cahaya. Semakin dekat mereka semakin mendengar suara mesin yang mengelegar.

Sungguh Nek Murni dibuat terkejut dengan sebuah helikopter yang berdiri di atas tanah bekas penebangan hutan yang lumayan luas. Angin berhembus sangat kencang di sana akibat putaran dari baling-baling raksasa itu.

Dari jauh terlihat dua orang yang berjalan tergesa-gesa mengapit dan menyeret paksa seseorang yang ada di tengahnya menuju helikopter tersebut. Kemudian mata Nek Murni menangkap sosok wanita yang sangat dikenalnya tengah menangis dan berlari terseok-seok mengejar tiga orang yang ada di depannya.

'' Mayaaaang...'' Teriak Nek Murni sambil berlari menuju Mayang yang nampak lemas dan di ikuti oleh Mang Dudung yang kebingungan.

''Maaaas...Maaas..tidaaaak! Tolong jangan bawa suamiku. Maaas kembali lah...maaas hiks...hiksss hikss.'' Teriak Mayang namun masih kalah dengan suara mesin helikopter. Namun orang-orang yang berpakain serba hitam tersebut tidak menghiraukannya. Sedangkan Rangga meronta-ronta sekuat tenaga tapi kalah kuat dari kedua orang yang menarik paksanya itu. Mayang yang terlihat sangat kelelahan terduduk lemah di atas tanah.

''May..apa yang terjadi nak, kenapa mereka membawa suamimu?'' Kata Nek Murni agak berteriak sambil memeluk erat Mayang yang terlihat sangat memilukan.

''Nek...tolong Nek, mereka menculik Mas Rangga Nek. Tolong Nek hiks..hiks tolong kembalikan suami May Nek hiks..hiks.. Maaaaas.'' Mayang menangis histeris dalam pelukan Neneknya.

Namun apalah daya mereka, sekuat apapun mereka berlari tidak akan bisa terkejar karena Rangga telah berada dalam helikopter yang sudah tinggal landas. Rangga akhirnya pergi bersama helikopter yang terbang semakin menjauh yang hanya menyisakan daun-daun dan debu yang bertaburan.

Sungguh tangis Mayang menyayat hati siapapun yang mendengarkannya. Bagaimana tidak, tidak pernah terbayangkan oleh Mayang suami yang sangat dicintainya diambil paksa didepan matanya. Dibawa pergi jauh entah kemana, tanpa ada kata perpisahan dan tanpa tahu kapan akan bertemu lagi atau bahkan mungkin tidak akan pernah bertemu lagi.

Tiba-tiba tubuh Mayang merosot jatuh ketanah, Mayang terkukai lemas tidak sadarkan diri dalam dekapan Neneknya.

''Ya Tuhan, May..kamu kenapa Nak? May..May.'' Nek Murni memukul pelan pipi basah Mayang agar Mayang membuka matanya, namun wajah pucat Mayang tidak membuka matanya.

''Dung..Dudung, tolong Dung, Mayang pingsan. Cepat kita bawa pulang Dung.'' Ucap Nek Murni penuh kecemasan.

''Iya Mbok, biar saya angkat.'' Ujar Mang Dudung dengan sigap mengangkat tubuh Mayang yang penuh luka yang terlihat sungguh menyedihkan.

#Flashback On

''Mas, ambil bambunya seberapa kuat Mas bawa aja ya. Dikit ajalah, ntar susah bawanya kalau kebanyakan. Besok kita ambil lagi ke sini.'' Kata Mayang sambil memperhatikan batang bambu mana yang akan mereka tebang.

''Tenang aja sayang, Mas kuat kok. Bahkan bawa sepuluh batang bambu sambil gendong kamu juga Mas kuat.'' Jawab Rangga dengan sombong dan di balas cubitan sayang oleh Mayang.

''Aduh aduduh..sakit sayang, suka banget nyiksa Mas.'' jawab Rangga sambil memegang perutnya.

''Habis diajak ngomong serius malah bawa bercanda.'' Kesal Mayang.

Pada saat Rangga akan meletakkan botol minuman yang dipegangnya tiba-tiba datang dua orang yang berpakaian serba hitam menarik paksa Rangga namun Rangga berusaha melawan dan menendang badan kekar kedua orang tersebut. Kemudian Rangga menarik Mayang dan berlari sekencang mungkin ke dalam hutan tanpa menghiraukan sendal Mayang yang copot serta botol air minum yang sudah terlepas dari tangannya.

''Mas..siapa mereka Mas, kenapa mereka mengejar kita?'' Tanya Mayang dengan panik sambil tetap berlari menjauh dengan penuh katakutan.

''Mas juga ga tau May, huuff..huiffhh.. Mas juga bingung dari mana datangnya mereka huhf huuff.'' Jelas Rangga yang juga berlari dan tetap memegang tangan Mayang. Nafasnya terlihat turun naik akibat akibat kepanikan yang begitu besar.

Mayang dan Rangga berlari terus sejauh mungkin tanpa arah, namun tiba-tiba kaki Mayang tersandung akar kayu yang menonjol cukup besar.

''Aaa...Mas.'' Mayang terjatuh cukup keras.

''May, kamu ga apa-apa May? Ya Tuhan kaki kamu berdarah May.'' Ucap Rangga yang melihat luka sobek pada lutut Mayang. Celana panjang Mayang juga robek pada bagian lututnya.

'' Ga apa-apa Mas, ayo Mas kita cari tempat sembunyi..ayo Mas.'' Ajak Mayang yang malah langsung berdiri dan menarik tangan Rangga. Namun tiba-tiba..

Duuugh..

Tubuh Mayang terlempar ke semak-semak yang berduri akibat dorongan keras dari salah seorang pria yang berpakaian serba hitam.

''Mayang...!.'' Teriak Rangga dan mencoba menarik tangan Mayang untuk berdiri.

Belum sempat Rangga menarik tangan Mayang, tangannya sudah lebih dulu ditarik oleh kedua orang berbadan besar itu.

''Kurang ajar, lepaskan! Lepaskan brengs*k.'' Rangga berusaha keras melepaskan pegangan kedua orang asing tersebut. Tetapi kekuatan Rangga kalah banyak dari kedua pria bertubuh kekar yang bahkan cengkraman mereka semakin kuat sambil menari paksa tubuh Rangga.

Air mata Rangga mengalir deras menyaksikan tubuh ringkih istrinya yang penuh luka gores akibat duri-duri tajam tumbuhan liar. Dadanya begitu sesak karena dia tidak mampu melindungi istri yang sangat di cintainya.

Melihat suaminya diseret semakin jauh oleh kedua orang asing itu, Mayang memgumpulkan kembali sisa-sisa tenaganya dan berusaha mengejar suaminya yang terlihat menuju sebuah cahaya yang sangat terang.

Ketika Mayang tengah berlari terseok-seok sambil berteriak memanggil-manggil suaminya, tiba-tiba tubuhnya dipeluk oleh seseorang yang sangat dikenalnya sambil membantu tubuh Mayang untuk berdiri kuat.

''May..apa yang terjadi nak, kenapa mereka membawa suamimu?'' Kata Nek Murni agak berteriak sambil memeluk erat Mayang yang terlihat sangat memilukan.

''Nek...tolong Nek, mereka menculik Mas Rangga Nek. Tolong Nek hiks..hiks tolong kembalikan suami May Nek hiks..hiks.. Maaaaas.'' Mayang menangis histeris dalam pelukan Neneknya.

Namun apalah daya mereka, sekuat apapun mereka berlari tidak akan bisa terkejar karena Rangga telah berada dalam helikopter yang sudah tinggal landas. Rangga akhirnya pergi bersama helikopter yang terbang semakin menjauh yang hanya menyisakan daun-daun dan debu yang bertaburan.

#Flashback Off

Sebulan telah berlalu sejak tragedi penculikkan Rangga di hutan waktu itu. Kondisi Mayang sungguh memperihatinkan, sejak saat itu Mayang seperti kehilangan semangat hidup. Mayang lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar yang menyimpan sejuta kenangan indah bersama suaminya Rangga. Bahkan untuk Makanpun Nek Murni hatus bersusah payah membujuknya, itupun hanya tiga sendok paling banyak.

''May, sudahilah berduka mu May. Nak Rangga pasti akan mencarimu kembali May, Nenek tau Nak Rangga sangat mencintaimu. Kamu harus tetap sehat May, jangan sampai saat Nak Rangga datang kondisi kamu masih seperti ini. Apalagi sekarang kamu tengah hamil May. Nak Rangga pasti sedih melihat kamu yang tidak memperhatikan calon anaknya yang ada dalam perutmu sekarang.'' Seperti biasa Nek Murni kembali membujuk Mayang agar kembali kuat dan tabah menghadapi cobaan berat ini

Mendengar perkataan Neneknya, Mayang yang tengah berbaring terlihat meneteskan air matanya sembari mengusap pelan perutnya yang masih datar.

''Kamu harus kuat demi calon anakmu May. Jika bukan kamu siapalagi yang akan membantunya untuk bertemu dengan ayahnya nanti. Jika kamu masih seperti ini, berarti kamu tidak sayang dengan anakmu May. Dan itu pasti akan membuat Nak Rangga kecewa.'' Tambah Nek Murni sambil mengusap penuh sayang kepala Mayang. Kemudian Mayang mencoba untuk duduk dan dibantu oleh Nek Murni.

''Hiks..hiks..hiks.. Maafkan May Nek, May sangat menyayanginya Nek. Ini adalah harta berharga yang Mas Rangga tinggalkan untuk May. Meskipun Mas Rangga belum mengetahui tentang kehamilan May, tapi May janji akan menjaga dan merawatnya dengan baik.'' Ungkap Mayang sambil memeluk tubuh Neneknya yang juga menangis melihat kondisi cucu kesayangannya begitu sangat menderita.

''Baiklah Nek, Mayang ga akan biarkan anak kami tersiksa lagi. May akan bangkit Nek, May yakin sauatu saat kami akan bertemu lagi Mas Rangga.'' Ucap Mayang penuh semangat sambil menyeka sisa-sisa air matanya.

''Kamu memang anak yang kuat sayang, Nenek yakin dan akan selalu mendo'akan agar kamu berkumpul kembali dengan suamimu.'' Kata Nek Murni dan mereka kembali berpelukkan untuk saling menguatkan.

Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan. Tiga bulan telah berlalu, dan itu berarti sekarang kandungan Mayang memasuki usia tiga bulan dua minggu. Semenjak saat itu Mayang kembali melakukan aktifitasnya seperti biasa. Bahkan berkebun sayur juga dia lakukan, tetapi untuk menjual sayuran ke pasar Mayang tidak di ijinkan Neneknya. Untunglah Mang Dudung bersedia membantunya dengan ikhlas karena memang Mang Dudung kalau pergi ke sawah kalau matahari sudah keluar dari peraduannya.

''Mang, seperinya ini panen terakhir kita Mang. Untuk sebulan ke depan Mayang ga nanam dulu, soalnya keadaan Nenek makin buruk.'' Kata Mayang sambil membantu Mang Dudung menyusun sayuran ke dalam keranjang.

''Apa Nenekmu belum ada perubahan May? Apa sebaiknya kita bawa ke rumah sakit saja May, untuk biaya biar Mamang minta bantuan Pak Kades. Kan BPJS gratis ada May.'' Ungkap Mang Dudung yang memang sudah mengetahui kalau Nek Murni tengah sakit dan terbaring lemah di atas tempat tidur.

''Lama juga buat ngurus-ngurusnya Mang, lagian Mamang kan tau Nenek menolak kalau dibawa ke rumah sakit.'' Jelas Mayang.

Mang Dudung adalah satu-satunya orang yang peduli dengan Mayang dan Nek Murni. Apalagi Mayang adalah sahabat dekat anaknya Imah yang tengah merantau di kota J. Dia sudah menganggap Mayang seperti anaknya sendiri. Dan Orang yang mengabari Nek Murni saat Mayang dan Rangga yang disidang di balai Desa adalah Mang Dudung sendiri.

Setelah Mang Dudung berangkat ke pasar, Mayang mulai menyibukan diri di dapur. Memanaskan air dan memasak bubur untuk makan Neneknya. Mayang kalau memasak masih menggunakan kayu bakar, kadang kalau ada yang jual minyak baru menggunakan kompor.

Pada saat Mayang ingin memberi sarapan pada Neneknya, seperti biasa Mayang akan mengelap Neneknya terlebih dahulu. Tetapi betapa kaget Mayang saat merasakan tangan Neneknya begitu dingin dan berlahan Mayang menempelkan kepalanya ke dada Neneknya. Tidak ada bunyi detakan ditelinga Mayang, dengan pelan Mayang membangunkan Neneknya sembari menggoyang-goyangkan badan Neneknya yang diam tak bergeming sedikitpun.

''Nek..Nenek, bangun Nek. Ini May sudah buatkan bubur yang enak buat Nenek. Nek..Nek..jangan diam saja Nek..hiks..hiks....'' Air mata Mayang sudah bercucuran, dia masih mencoba melawan kenyataan.

''Nenek...ayo bangun Nek. Jangan seperti ini, jangan buat May takut Nek. Hiks...hiks... Neneeeek..hu..huuu..hhuu..hiks hiks.'' Mayang menangis histeri di samping Neneknya yang sudah terbujur kaku di atas tempat tidur.

1
sakura
...
Candra Apih
ceritanya jadi jauh dari judul
Candra Apih
harusnya yg jdi MC itu c Imah
Yusmar Lina
Lumayan
tri sutami
pengawal tuan agung letoy smuaa
Rusliadi Rusli
slow thor
Ridho Widodo
mayang goblok...otaknya dungu ga mikir keadaan suami nya....
Ridho Widodo
mayang di bikin mati aja thor...tau suaminya ada musuh malah sok polos....
Welda Arsy❤
bagus banger cerita mu thooor....terharu akhir nya bahagia🤗semangat berkarya thorrr😘
Welda Arsy❤
aq mampir thorrr
Fano Jawakonora
jgn buarkan apem amisnya ima nganggur tama hajar terus rancap teeus pepet terus sampai baasaahhh apemnya amisnya
Fano Jawakonora
sdhlah burung kutilang bau ketek....bau apem... tama akn segera menikah dgn ima kamu itu hny masa lalu jgn sok cantik dn manja" amis didepan tama dn ima
Fano Jawakonora
knp a skl danu sama beni sdh mati kali cpt dtg berikan bantuan author knp bikin cerita koq peran utama semuanya disiksa cerita gk nyambung banget nih dimna" peran utama selalu unggul koq ini yg oeran pembantu yg mendominasi cerita apaan ni
Fano Jawakonora
knp auhtor suka sekali hncur danu
Fano Jawakonora
lanjut auhtor may terllu berlebihan gk ngerti dgn urusan suaminya kase suport ding ini mala ngbek
Fano Jawakonora
kamu gk ngerti may pengawal itu penting musuh masi mengincar jgn teledoh may kamu itu dungu diam sja ikuti alurnya
Fano Jawakonora
gmn dgn musuhnya danu dn tama
Ilham Risa: Hai kak, mampir juga yuk kak ke novel aku "penyamaran seorang pria kaya raya" makasih kak🙏
total 1 replies
Fano Jawakonora
yukito bau
Fano Jawakonora
org kya tapi gk peka terhadap musuh disekelilingnya knp gk pke pengawal banyak" mna data perusahan mudah di retas lg
Fano Jawakonora
cerita gk bisannya bikin danu korban terus auhtir konyol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!