Pengorbanan seorang istri demi kebahagiaan sang suami, mengharuskan Hanum berbagi bukan cuma raga tapi juga hati. "Saya terima nikah dan kawinnya Amalia binti Ahmad dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai."
"Sah.... sah"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🕊R⃟🥀Suzy.ೃ࿐, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadi Satu
Kedekatan yang terjalin diantara keduanya, menjadikan benih-benih itu semakin subur bersemi. Enggan melepas satu sama lain nya dan karena rasa itu, akhirnya Ilham memutuskan untuk meminang sang pujaan hati.
"Assalamu'alaikum," sapaan salam terdengar dari luar.
"Wa'alaikumsalam," jawab Hanum yang berjalan kedepan untuk membuka pintu.
"Eh Mas Ilham, ada apa Mas tumben main kerumah," tanya Hanum.
"Ibu ada Num, ada yang pengen Mas bicarakan sama Ibu?"
"Ada Mas, mari masuk kedalam Hanum panggil ibu dulu."
Bergegas Hanum kembali masuk, untuk membuat minum sekaligus memanggil sang ibu.
"Bu, ada Mas Ilham nyariin Ibu di depan."
"Eh, ada apa ya Num, kok ibu jadi deg-degan begini," jawab ibu Hanum.
Hanum hanya mengedikan bahu, karena dia juga bingung dengan hadirnya Ilham yang sangat tiba-tiba.
"Ini minum nya Mas, silahkan" ucap Hanum seraya meletakan gelas di depan Ilham.
"Terima kasih, Num."
Bu Surti masuk ke ruang tamu bersama dengan Ardi, masih dengan ekspresi yang bingung bu Surti duduk dan bertanya "Ada yang bisa di bantu Mas Ilham?"
"Sebelum nya saya minta maaf Bu, karena kedatangan saya yang tiba-tiba ini pasti membuat Ibu, Hanum juga Ardi bertanya-tanya ada apa? niat saya datang hanya ingin menyambung silaturahmi juga saya ingin melamar Hanum untuk jadi istri saya." ucap Ilham mantap.
Tampak ekspresi terkejut ketiga nya mendengar apa yang di katakan Ilham, lidah Hanum terasa kelu hanya untuk bertanya.
"Mas Ilham bercanda ya sama bibi?" tanya bu Surti gagap.
"InsyaAllah, saya serius Bu, saya ingin menjadikan Hanum bagian dari hidup saya karena saya sudah jatuh cinta dari pertama bertemu dengannya."
"Lalu apa pendapat orang tua Mas Ilham, tentang keinginan dari Mas Ilham ini, kami orang yang sederhana Mas jauh dari kata berpunya, jangan sampai keinginan dari Mas Ilham ini membuat Hanum tersiksa nantinya!" ucap Bu Surti sendu.
"InsyaAllah, tidak bu memang orang tua saya belum sepenuh nya setuju, tapi saya bisa janjikan kebahagiaan untuk Hanum, karena saya sangat mencintai Hanum, beri saya waktu dua bulan Bu, akan saya buktikan pada Ibu kalau Hanum layak untuk menjadi istri saya."
"Kalau saya terserah sama Hanum nya saja Mas Ilham karena Hanum juga yang nanti akan menjalani semuanya, saya hanya berharap kalau memang nanti Mas Ilham serius sama Hanum jangan pernah membuat dia menangis," ucap bu Surti sendu.
"InsyaAllah, Bu saya tidak akan mengecewakan Ibu dan Hanum," ucap Ilham bersemangat.
"Semoga ya Mas Ilham, kalau begitu Ibu tinggal dulu silahkan Mas Ilham bicarakan berdua dengan Hanum, Ibu pamit ke belakang dulu."
"Baik Bu dan terima kasih."
Masih dalam keadaan canggung, Ilham berdeham pelan, "Bagaimana Num kamu mau kan menikah sama aku?" tanya Ilham.
"Apa Mas tidak akan menyesal nanti nya kalau menikah dengan saya? saya bukan anak orang berpunya Mas." lirih Hanum.
"Tidak Num, aku yakin dengan semua ini aku yakin kamu lah jodoh yang selama ini aku cari, kalau masalah orang tua ku, percaya sama aku mereka pasti akan setuju."
"Yakinkan lah dulu kedua orang tua Mas Ilham, kalau mereka setuju, Hanum siap menjadi istri Mas Ilham," ucap Hanum lirih.
"Alhamdulillah," kalau begitu Mas pamit ya Num, biar cepat-cepat datang lagi untuk meminang Hanum. Ilham pun pamit pergi dengan perasaan yang bahagia karena apa yang selama ini di impikan nya akan menjadi kenyataan dan rasa tak sabaran itu membawa Ilham cepat sampai di rumah.
***
Selepas makan malam keluarga Ilham duduk bersama dengan orang tua nya, niat hati Ilham akan melamar sang pujaan hati di utarakan kepada kedua orang tua nya.
"Pah, Mah," sapa Ilham.
"Kenapa Ham, tumben kamu duduk bareng disini ada yang kamu butuhkan," tanya bu Suryo.
"Ilham cuma mau bertanya saja Ma."
"Kamu mau nanya apa ham, penting banget ya?"
"Apa pendapat Mama sama Papa tentang hanum."
"Hanum ... dengan heran bu Suryo bertanya, memang nya kenapa dengan Hanum Ham?" dia anak yang manis juga rajin kalau menurut mama, masakan nya juga enak ya kan Pa? ucap bu Suryo.
"Iya Ma," jawab pak Suryo.
"Kalian suka gak sama Hanum? lirih Ilham.
"Kami suka dengan Hanum, anak nya rajin, baik, pinter juga sholeha, kenapa ham dari tadi kamu ngomongin Hanum terus? tanya bu Suryo heran.
"Pah ... Mah, Ilham pengen melamar Hanum untuk menjadi istri Ilham!"
Masih dengan ekspresi yang sama terkejut nya pak suryo menggeleng samar. "Apa-apaan, kamu Ilham papa tidak setuju, apa tidak ada gadis yang sebanding dengan kita sampai kamu memilih Hanum menjadi istri!" teriak pak Suryo marah.
"Ilham menemukan damai hanya dengan melihat senyum Hanum Pah, hati Ilham bahagia bila bersanding dengan nya."
"Mama juga tidak setuju Ilham, memang Hanum gadis yang baik tapi untuk masuk kedalam keluarga kita itu mustahil."
"Kenapa Mah, apa kurang nya Hanum sampai kalian menolak, apa karena dia anak orang tidak berpunya sehingga kalian bersikap seperti ini," kesal Ilham.
"Terserah apa mau mu tapi Papa sama Mama tidak setuju, kalau kamu masih nekat juga, mulai semuanya sendiri dari nol, Papa tidak akan membantu apapun, bahkan mengeluarkan uang sedikit pun, kamu yang nanti menjalani jadi kamu yang harus berusaha," ancam Pak Suryo.
"Baik Pah, Ilham tidak masalah yang penting Papa dan Mama nanti hadir di pernikahan Ilham dan juga tolong bersikap baik lah dengan Hanum, karena mau bagaimanapun dia akan menjadi istri Ilham yang berarti menjadi menantu kalian juga." ucap Ilham.
"Baiklah tapi ingat jangan sekali-sekali kamu datang ke Papa kalau terjadi masalah dengan hidup kalian, ingat itu! karena ini semua sudah menjadi pilihanmu," tegas pak Suryo.
"Baik Pa, Ilham janji tidak akan merepotkan kalian nanti," janji Ilham bersemangat.
***
itu anak siapa?