NovelToon NovelToon
Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Menjadi bayi
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

Di khianati dan terbunuh oleh orang yang dia cintai, Nada hidup kembali di tubuh seorang gadis kecil yang lemah. Dia terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa?

"Kakak, tolong balaskan dendam ku." Pinta gadis kecil yang namanya hampir sama dengan Nada.

"Hah!! Gimana caranya gue balas dendam? tubuh gue aja lemah kayak gini."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.9

Embun dan Samudra memutuskan untuk makan siang bersama, kini mereka sudah ada di lantai dua. Mereka duduk lesehan, hening tak ada obrolan di antara mereka. Hanya sendok yang beradu dengan piring.

"Kamu, apa kabar, Bun?" tanya Samudra, dia menatap wajah cantik yang hanya dihiasi oleh make-up tipis juga lipstik.

"Baik, kabar aku baik. Mas," balas Embun tersenyum tipis.

"Kamu, sudah menikah?" tanya Samudra lagi.

"Aku gak ingin menikah, setelah melihat bagaimana Nada di habisi oleh cintanya." Lirih Embun, menatap langit yang sangat cerah.

"Tidak semua lelaki seperti itu, Bun." Kata Samudra menggeleng pelan, dia tak setuju jika semua lelaki di samakan dengan Rowman.

"Iya, aku tahu. Tapi, aku gak mau menikah. Aku akan mengabdikan diri di panti asuhan," ujar Embun penuh tekad.

"Jangan mendahului takdir, Bun. Gak ada yang tau kedepannya akan seperti apa? Bisa jadi kamu menikah." Cetus Samudra, membuat Embun tersenyum.

Samudra pun mengalihkan topik pembicaraan, dia berniat untuk melakukan syukuran untuk cafe yang baru dibuka. Juga doa untuk Nada, Embun pun setuju dan akan memberitahu Bunda Kasih dia pasti senang dengan kedatangan Samudra.

****

Kara menatap gerak gerik Alfa dari balkon kamar, balkon kamar Kara menghadap taman belakang dan Alfa sekarang sedang berdiri di dekat kolam renang dan sedang memegang gelas juga botol kecil.

"Sedang apa, dia? Sangat mencurigakan." Gumam Kara, saat Alfa berbalik Kara dengan cepat mundur beruntung Alfa tidak tahu.

"Aku harus cari tahu." Dengan cepat Kara keluar kamar, dan mendapati Alfa sedang memberikan jus pada Evelin.

"Aku buat spesial buat kamu, karena kamu sudah jadi Ibu dan pacar yang baik untukku dan Kara." Ucap Alfa tersenyum manis, Evelin pun tersenyum.

"Cih gombal." Kara menatap Evelin yang mulai minum jusnya, awalnya Evelin mengernyit karena rasanya. Tapi, lama kelamaan dia biasa dan menghabiskannya.

"Makasih." Evelin menyerahkan gelas tersebut.

"Sama-sama, sekarang kamu istirahat ya sayang. Biar aku yang mengerjakan semua pekerjaan rumah." Alfa membawa Evelin ke kamar mereka, walau satu kamar mereka tidak berbuat yang aneh-aneh. Entahlah Alfa tidak begitu ingin menyentuh Evelin, dia lebih suka menyentuh Kara.

Kara dengan cepat masuk kedalam kamar, dia mengunci pintu perasaannya tidak enak.

"Sial, pasti si Alfa mau nyuruh Kara. Tenang aja Kara, aku pastikan kamu gak melakukan pekerjaan yang Alfa minta." Kara tersenyum sinis, tadi ingatan dimana Evelin diberi minum melintas begitu saja.

Dan benar saja lima menit setelah mengunci pintu, Alfa mengetuk pintu dan meminta dibuka.

Tok!

Tok!

Tok!

"Kara, buka pintunya. Om tau kamu gak tidur," pekik Alfa, Kara menutup telinganya dan masa bodo tiba-tiba terpikir bagaimana jika, Alfa mempunyai kunci duplikat.

"Shit!" umpat Kara dengan pelan, Nada selalu saja refleks mengumpat jika seperti ini.

Dia bergegas turun dari ranjang, dan menempelkan kembali kunci bodoh sekali dia malah mencabut kuncinya.

"Kara, buka atau saya dobrak?" teriak Alfa.

"Kara, buka atau saya dobrak!"

"Kara."

Kara pun mendengus pelan, Alfa tidak akan berhenti sebelum dia keluar.

"Baiklah Alfa, kamu belum tau siapa Nada Anjani." Ujar Nada tersenyum miring.

Klik! Bunyi kunci terbuka, membuat Alfa tersenyum senang. Kara menatap Alfa dengan dingin, Alfa menelan ludahnya dengan kasar dia merasa Kara bukanlah Kara.

"Ada apa? Kenapa mengganggu, hah? Om kan tahu, kalau aku harus beristirahat." Kata Kara, terus melangkah sementara Alfa mundur tanpa di sadari di belakang tangga. Kara tersenyum, senyum yang menurut Alfa mengerikan.

"Ka-Kara, kamu kenapa?" 

"Aku, kenapa? Apa, Om gak salah? Harusnya aku yang tanya, Om kenapa?" lirih Kara menunduk, Alfa berhenti memperhatikan Kara yang tertawa. Tawa yang menurutnya sangat mengerikan, Kara mengangkat kepalanya dan menatap tajam Alfa.

"Aku tau apa yang akan kamu lakukan, Alfa." Kara tersenyum sinis, lalu mendorong Alfa dengan pelan. Alfa yang tak seimbang pun melayang dan jatuh menggelinding dari tangga.

Saat di bawah Kara tersenyum sinis, lalu dia turun dengan pelan.

"Jangan coba-coba menyuruhku, Alfa. Atau kamu akan mendapatkan lebih dari ini dan aku tahu, kamu melakukan sesuatu pada Ibuku." Bisiknya, lalu Kara pun menjerit dan keluar dari rumah minta tolong.

"Tolong! Tolong!" Teriak Kara, mengundang tetangga keluar dari rumah.

"Kara, ada apa nak?" tanya tetangga Kara.

"Om Alfa, dia ... Dia jatuh dari tangga." Isaknya ketakutan.

"Apa? Jatuh dari tangga?"

"Iyaa, Tante, Om. Tolong Om Alfa, Mama sedang tidur aku gak tega bangunin Mama." Kata Kara.

"Baiklah Kara, ayo kita lihat." 

Mereka pun masuk meninggalkan Kara di belakang, Kara mengusap air matanya dan tertawa.

"Astaga, cape juga ya pura-pura." Kekeh Kara.

Tak lama, Pak Rt dan warga lainnya mulai berdatangan. Dengan cepat Kara memasang ekspresi ketakutan.

"Masih hidup, Pak." Kata salah satu warga.

"Cepat bawa ke rumah sakit," titah Pak Rt, dia pun bertanya pada Kara apa yang terjadi. Namun, Kara malah menangis dan mengatakan dia tidak sengaja.

"Aku gak sengaja, Pak. Om Alfa dia ..." Isak Kara dengan pilu.

"Kara." Pekik Jayden, membuka pintu tadi saat dia baru pulang terkejut ambulance keluar dari halaman rumah Kara. Dia takut terjadi sesuatu pada Kara.

"Abang," seru Kara, dia berlari ke arah Jayden dan langsung memeluk Jayden dengan erat.

"Aku gak salah, Abang. Dia jatuh sendiri," beritahu Kara, dia pun kembali menangis.

"Iya, Abang percaya sama kamu. Sudah jangan menangis ya!" Jayden menenangkan Kara, diam-diam mata Kara terpejam menikmati sentuhan Jayden.

"Nyaman."

"Nak Jayden, Bapak titip Kara. Sepertinya Evelin sedang istirahat." Kata Pak Rt.

"Baik Pak, jangan khawatir saya akan jaga Kara dan Tante Evelin." Balas Jayden.

Pak Rt pun mengangguk dan berpamit bersama warga yang lain, pak Rt sendiri akan menyusul ke rumah sakit untuk mengurus Alfa. Nanti setelah Evelin bangun, dia akan memberitahu Evelin.

"Ini minum dulu." Jayden memberikan segelas air untuk Kara, sepertinya Kara ketakutan dan tak berhenti menangis. Nada juga tidak mengerti, kenapa dia tidak bisa berhenti menangis. Bisa jadi, ini reaksi alamiah dari Kara.

"Sudah jangan nangis, Om Alfa pasti baik-baik saja. Orang jahat tidak akan mudah mati, Kara." Goda Jayden berbisik, Kara pun tersenyum.

"Iya, Abang. Aku hanya takut saja, nanti kalau Mama marah, bagaimana?" tanya Kara, dia menatap Jayden. Keduanya hanyut dalam tatapan yang tak biasa.

"Astaga, sadar. Jay, dia masih kecil. Lo gak boleh suka sama Kara," ucap Jayden dalam hati, dia memalingkan wajah enggan menatap Kara.

"Dih, kenapa nih Jayden?" Nada pun memperhatikan Jayden.

"Tenang saja, Mamamu gak akan marah. Kalau dia marah, kamu kasih tau saja Mamanya Abang, oke!" 

"Iyaa, terima kasih. Abang, udah datang tepat waktu." Kara memeluk Jayden dengan erat, membuat Jayden menegang seketika.

"Kara, Abang mohon jangan seperti ini." Lirih Jayden hanya dia yang mendengar.

Bersambung ...

Maaf typo

1
AriNovani
Yang baru baca tolong jangan di skip ya!! soalnya ngaruh ke pendapatan kalo di skip, ya aku gk bayaran 😢
Diah Susanti
kirain udah SMP karena di bab sebelumnya disebut gadis kecil diduga kena pelecehan, ternyata masih balita. miris banget nasibnya, sampai meninggal dianiaya pacar ibunya
Epi Widayanti
lanjut 💪💪💪
Mochi 🐣
Lanjut /Determined//Determined//Determined/
Anonymous
semangat nulis/Determined/
AriNovani: /Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
Epi Widayanti
semangat Kara kamu pasti bisa /Determined//Determined/
Epi Widayanti
lanjut /Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart/
AriNovani
luar biasa
Mochi 🐣
lanjut
Margaretha Indrayani
lanjut thor
pecinta dunia fantasi
hai kak,aq pendatang baru 🥰
Epi Widayanti
next
Mochi 🐣
Lanjut /Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart/
Mochi 🐣
Bagus 💙💙💙
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!