Rahmeta putri Gadis yang selalu tampak ceria, dibalik keceriaannya tersimpan ketangguhan dan kepedihan secara bersamaan.
menyukai seorang pria yang pernah menjadi dosennya , ditolak sekian kalinya hingga memutuskan menyerah kemudian takdir membawanya kembali kepada cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
"Aku sudah berusaha lupa, tapi kenapa takdir semakin menjeratku dalam pelukannya?"
Ahmad Faruq syahreza, hidupnya menjadi aneh dan kacau ketika gadis itu mulai menganggu ketenangan harinya, tapi siapa sangka kehadiran gadis itu ternyata membawa warna bagi kaku nya hidup Reza.
" menjauhlah dariku,aku ini dosenmu."
" oke pak, saya akan selalu berada didekat bapak."
Apakah Meta tetap mencintai pria itu meski ia telah ditolak kesekian kalinya? bagaimana meta menjalani kemelut hidupnya?
Bagaimana cara Reza menghadapi gadis dengan mood labil itu? Bagaimana pula pria patah hati itu mengenali isi hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kanza-azzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6. suara dari amak
Mentari bersinar begitu cerah menyeruak diantara celah-celah jendela rumah, Reza tampak tampan dengan stelan jas dongker yang senada dengan celana bahan yang membuat penampilannya tampak sempurna. Tak lama berselang ia melangkah keluar kamar menuju ruang makan dilantai bawah.
" Pagi kak ." sapa nadhifa ketika melihat kemunculan Reza dan dibalas senyuman hangat dari Reza.
" pagi pi, pagi mi,sayang" ucapnya sembari mencium lembut kepala nadhifa
" gue kak." ujar Rayyan yang tak mendapat sapaan dan tatapan hangat dari sang kakak
" ya, pagi " ucap Reza ketus
" loe masih dendam sama gue kak, gue minta maaf deh."
" jaga bahasa kamu." tutur Reza ketika mendengar sapaan gue elo yang dilontarakan Rayyan.
" iye-iye." ucap rayyan mengalah
" sudah-sudah mari sarapan." sang ibu mengakhiri perdebatan di meja makan.
Ditengah sarapan sang ayah angkat bicara memandang kearah Reza.
" Za, nanti jangan lupa temui siswa berprestasi yang kemarin kita bicarakan, tawarkan yang kemaren." reza mengangguk.
acara sarapan pagi itu diakhiri dengan aktivitas masing-masing.
*********
Sementara meta duduk di taman kampus sembari menunggu mata kuliah berikutnya.
jemari nya sibuk mengetik keyboard pada layar gawai sepertinya ia ingin menelpon seseorang.
" assalamualaikum amak, apo kaba? lai sehat."
(assalamualaikum Bu, apa kabar? sehatkan)
"waalaikumussalam nak, amak sehat-sehat sajo di siko nak, anak apo kaba?"
(waalaikumussalam nak, ibu sehat-sehat saja disini, kamu apa kabar?)
" awak sehat Mak, amak ala makan?"
(aku sehat Bu, ibu udah makan)
pembicaraan antara anak dan ibu dilalui dengan hangat, meta tampak sesekali tersenyum dan tampak menahan air mata. Tadi malam sang adik memberi kabar bahwa sang ibu tengah demam dan tak bisa pergi ke pasar hari ini.
wanita paruh baya itu tampak menahan tangisnya, ada rasa sedih ketika ia harus berpisah dari sang putri. tak bisa memberi kebahagiaan pada putrinya dan membiarkan sang putri berjuang sendiri demi menggapai cita-cita. Andai saja ia bisa namun keadaan harus menuntutnya begini, di tengah kondisi yang sakit-sakitan ia harus tetap bekerja dan sang suami entah bagaimana kabarnya semenjak menikah lagi. Pria itu tak pernah menengok ataupun menanyakan kabar ia dan anak-anaknya.
Diakhir pembicaraan sebelum menutup telepon ia memberi petuah pada sang putri.
" meta danga amak dih, bakato paliharo lidah, balaku paliharo Budi."
( meta dengarkan ibu ya, berkata pelihara lidah, berprilaku pelihara lah Budi)
" Iyo Mak, meta akan selalu Manganang sado parintah Jo nasihat amak." ucap meta sembari menghapus bulir air matanya.
" jago diri elok-elok di, jan pikin bana amak lai, salagi meta sehat amak sehat juo disiko."
(jaga diri baik-baik ya nak, jangan terlalu mengkhawatirkan ibu, selagi kamu sehat ibu akan sehat)
" amak jago diri juo, Jan panek-panek bana badan tu, Meta la kirim piti kek uni Mayang untuk barubek amak."
( ibu juga jaga diri, jangan terlalu lelah, meta udah kirim uang sama kak Mayang untuk berobat ibu."
pembicaraan pagi itu diakhiri dengan manis dan penuh haru, meta tau sang ibu kerap menolak pemberian nya, sang ibu tak tega menerima uang pemberian sang anak karena menurut nya ialah yang harus melakukan itu.
Meta bersyukur bisnis online yang ia geluti dengan serius cukup membantu kehidupan keluarganya dan ia berharap di manapun sang ayah berada, pria itu tetap sehat dan selalu bahagia. Setelah sukses nanti ia akan buktikan pada sang ayah bahwa ibunya tak pernah sia-sia mendidik mereka.
**********
terima kasih telah singgah, maaf kalau cerita nya kurang memuaskan karena ini karya pertama saya di noveltoon, jangan lupa vote, like and comment , kasih bintang juga ya he..he..he
kalau bisa tinggalkan tip juga🤭😁