FIRST LOVE LAST LOVE (Sekuel MENJADI YANG KEDUA)

"Selamat datang tuan muda Axel, anda sudah di tunggu tuan dan nyonya besar di ruang keluarga.

"Hem. Bawa tas ku ke kamar", perintah Axel pada salah satu pelayan yang menyapanya dengan hormat.

"Baik tuan".

Axel langsung menemui kedua orang tuanya di ruang keluarga.

"Mom, Dad..

Brian yang sedang membaca majalah bisnis dan Almira menikmati buah segar yang tersaji di atas meja serentak mengalihkan perhatiannya pada pemilik suara.

"Axel..Oh, sayang ku. Akhirnya kau kembali ke Jakarta,nak", ucap Almira hendak berdiri memeluk putranya. Namun Axel cegah karena ialah yang akan memeluk mommy nya itu. Laki-laki tampan itu memeluk leher Almira yang duduk di sofa, dan mencium wajah mommy nya.

Almira tersenyum dan mengusap lengan putranya yang melingkar di lehernya.

Brian menaruh majalah bisnis yang di bacanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putranya itu. Jika seperti itu tandanya ia sedang merayu mommy nya.

Selanjutnya Axel memeluk Brian. Laki-laki yang sangat di kaguminya itu masih tampak tampan dan gagah di usianya.

"Bagaimana keadaan daddy dan mommy?", tanya Axel sambil duduk disebelah Almira.

"Seperti yang kau lihat sendiri, daddy dan mommy mu baik-baik saja", jawab Brian.

"Akan lebih baik lagi jika putra tertua kami memberikan mommy dan daddy seorang cucu", ucap Almira.

Axel tersenyum mendengar perkataan Almira, ia menggenggam erat jemari wanita pertama yang dicintai dalam hidupnya.

"Mommy do'akan saja semoga anak mommy segera memiliki seseorang yang special", jawab Axel tersenyum.

"Kau selalu saja memberikan jawaban seperti itu nak, memberikan harapan kepada mom. Sampai kapan setiap mom tanya jawaban mu pasti itu lagi dan lagi", balas Almira dengan raut wajah kecewa.

"Untuk kali ini aku mengatakan yang sebenarnya mom. Siapa tahu beberapa hari kepulangan ku ke Jakarta aku menemukan pasangan hidup ku. Apa yang tidak mungkin didunia ini".

Huhh.. Almira menarik nafas dalam.

"Kenapa kau begitu sulit menerima Arianna? Ia gadis yang baik, kau juga sangat mengenal paman dan bibi mu dengan baik, Axel", ucap Almira.

"Mommy mu benar Axel, jika ada yang dekat kenapa kau mencari yang jauh. Daddy tidak akan memaksa mu, tetapi daddy tetap harus memberikan saran kepada putra daddy. Karena kau putra tertua dan penerus semua perusahaan bisnis Wijaya, carilah pasangan hidup yang baik yang di dukung oleh keluarga mu juga. Daddy tidak mau kau sampai mengalami hal yang daddy alami dulu, menikahi seorang wanita yang di tolak oleh grandpa dan grandma. Pada akhirnya wanita itu memang tidak baik untuk daddy sebelum daddy mengenal mommy mu", ucap Brian sambil menggenggam erat jemari tangan istrinya.

"Apa aku melewatkan sesuatu?", suara berat khas laki-laki menghentikan pembicaraan ketiganya.

"Brother, akhirnya kau kembali".

Axel tertawa melihat adiknya nya Garffin. "Kau semakin tampan, apa kau masih suka mematahkan hati para wanita?", ucap Axel memeluk tubuh saudaranya itu. Keduanya memiliki tubuh tinggi dan atletis.

Almira dan Brian hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua putra kesayangannya.

"Aku sudah pensiun kak, adikmu ini sekarang sedang belajar menjadi laki-laki yang baik seperti mu", jawab Garffin tertawa.

"Apa kakak pulang ke Jakarta karena menerima perjodohan dengan Arianna putri paman Kevin dan bibi Naura?", seru Garffin tanpa tedeng aling-aling berbicara dengan lugas.

"Shittt, apa-apaan kau ini membuat mood ku buruk saja dengan menyebut nama gadis obesitas itu", hardik Axel sambil menyentil kening Garffin.

"Axel, usia kalian sudah dewasa kenapa kau masih memanggil Arianna seperti itu, sekarang Arianna sudah menjadi gadis yang sangat cantik. Ia juga pebisnis handal di New York", ucap Almira menggelengkan kepalanya melihat Axel tidak berubah sama sekali.

"Hati-hati boy, nanti kau akan menelan ucapan mu itu", ucap Brian sambil menyeruput teh herbal yang tersaji di hadapannya.

"Iya dad mom, brengsek satu ini pasti akan segera menyesali ucapannya jika melihat Arianna sekarang. Seharusnya kau cepat memberi tahu ku jika kau tidak mau dijodohkan dengan Arianna, aku dengan senang hati menerima perjodohan jika mom dan dad menjodohkan aku dengannya", ucap Garffin tertawa.

"Brengsek kau, tidak berubah sama sekali kalau menyangkut masalah wanita".

Almira yang sekarang duduk di sebelah suaminya hanya tersenyum melihat Axel dan Garffin saling meledek dihadapannya dan suaminya.

*

Axel merebahkan tubuh, diatas tempat tidur, hari sudah gelap namun matanya belum juga bisa di pejamkan.

Begitu banyak yang dipikirkannya. Terutama setelah makan malam tadi ayahnya mengajaknya berbicara empat mata di ruang kerja.

Brian meminta Axel menetap di Jakarta. Menjadi CEO baru yang akan menggantikan dirinya. "Daddy semakin tua nak sudah seharusnya kau yang mengambil alih tanggung jawab perusahaan. Kau dan adikmu lah yang akan menggantikan daddy.

Perusahaan yang kau pimpin di London itu hanyalah kantor cabang saja. Mulai sekarang bekerja lah di kantor pusat, buktikan kemampuan mu memimpin jaringan perusahaan berskala besar", ucap Brian dengan bijak.

Brian tidak memaksakan kehendaknya, namun ia meminta Axel untuk memikirkan ucapannya. Brian yakin putranya itu akan mengambil keputusan yang tepat. Darah bisnis melekat pada putranya itu sedari kecil.

Hughh..

"Aku tidak bisa tidur sama sekali", ucap Axel sambil mengambil handbag tempat ia menaruh berkas-berkas penting.

Namun saat handbag itu terbuka, betapa terkejutnya melihat isi yang ada didalamnya.

"Apa-apaan ini", ketus Axel sambil menarik bra berwarna merah terang dan panties berwarna senada.

"Kenapa ada di tas ku", ucapnya kebingungan sendiri.

Sesaat Axel menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil berkacak pinggang, kedua netranya menatap tajam isi-isi tas itu semuanya barang wanita. Axel menyipitkan matanya nampak berpikir.

"Shitt... Jangan-jangan tas ini milik wanita yang menabrak ku di bandara tadi..Aku harus segera menemukan keberadaan wanita itu. Semua berkas penting ada di dalam handbag itu".

...***...

KARYA EMILY LAINNYA :

SERPIHAN HATI ELLENA

MENJADI YANG KEDUA

PENGANTIN PENGGANTI

AIR MATA SCARLETT