Seno adalah seorang anak petani yang berkuliah di Kota. Ketika sudah di semester akhir, ia menerima kabar buruk. Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan bus.
Sebagai satu-satunya laki-laki di keluarganya, Seno lebih memilih menghentikan pendidikannya untuk mencari nafkah. Ia masih memiliki dua orang adik yang bersekolah dan membutuhkan biaya banyak.
Karena dirinya tidak memiliki ijasah, Seno tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi. Mengandalkan ijasah SMA-nya pun tidak jauh berbeda. Maka dari itu, Seno lebih memilih mengelola lahan yang ditinggalkan mendiang kedua orang tuanya.
Ketika Seno mulai menggarap ladang mereka, sebuah kejutan menantinya.
----
“Apa ini satu buah wortel dihargai tujuh puluh ribu.” Ucap seorang warganet.
“Mahal sekali, melon saja harga lima puluh ribu per gramnya. Ini bukan niat jualan namanya tapi merampok.” Ucap warganet yang lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 6 Manfaat Wortel yang Luar Biasa
“Itu tidak terlalu jauh berbeda dari isi kotak petani pemula sebelumnya. Yang membedakan adalah benih yang aku terima. Jika sebelumnya aku menerima wortel, sekarang aku menerima kentang.” Gumam Seno.
“Panel Sistem”
[Luas lahan : 800m2]
[Level kebun : 1 (0/500)]
[Poin tanam : 43.500]
[Penyimpanan Sistem : 10 slot (8/10)]
[Misi : Panen 50 buah wortel (10/50)]
[Toko sistem : - 1 Kantong Bukan Pupuk Biasa : 100 poin tanam
- 1 Benih Wortel dengan Penuh Vitamin A : 50 poin tanam]
“Sekarang toko sistem milikku sudah terbuka. Tetapi hanya dua barang saja yang di jual di sana untuk saat ini. Bukan pupuk biasa dijual 100 poin satu kantongnya, sedangkan wortel khusus itu 50 poin. Ini berarti jika aku menanam wortel khusus itu, maka aku mandapatkan keuntungan 150 poin.”
Jika Seno hitung, itu 100 poin lebih tinggi dari sayuran yang ia tanam dengan cara biasa. Perbedaannya cukup besar ternyata. Tidak hanya itu EXP yang ia terima dari wortel khusus itu lebih banyak daripada yang lainnya.
Langsung saja Seno menghabiskan semua poin tanam miliknya untuk membeli benih wortel dan pupuk dari sistem. Dengan poin sebanyak itu Seno bisa menanam dua ratus sembilan puluh buah wortel khusus.
Setelah itu Seno mulai menanami kebunnya dengan sayuran baru. Ia ingin bisa segera memanen kembali wortel khusus itu dan menyelesaikan misinya. Jika wortel ini panen, Seno masih butuh memanen dua ratus wortel lagi untuk bisa menyelesaikan misi miliknya.
Selain wortel, Seno juga menanam kentang yang ia terima dari sistem.
“Kegiatan monoton seperti ini memang sedikit memobosankan.” Ucap Seno setelah selsai menanam sayurannya. “Tetapi, semua itu akan terbayarkan jika aku berhasil menjual semua sayuran itu dan mendapatkan uang banyak.”
Ketika Seno bersantai dengan duduk di teras rumahnya, sebuah mobil Toyota Alphard memasuki pekarangan rumah Seno. Dari nomor polisi mobil tersebut, Seno tahu bahwa itu adalah mobil yang dipakai oleh Miranda ketika datang kemarin.
“Mas Seno.” Sapa Miranda setelah turun dari mobil.
“Eh ada apa Kamu ke sini lagi Mir? Apakah ada barangmu yang tertinggal?” Tanya Seno.
“Nggak ada. Tapi, aku mau ngomong sama Mas Seno tentang sesuatu. Bisa nggak?” Ucap Miranda.
“Ayo ngobrol dulu di dalam.” Ajak Seno.
“Jadi, Kamu mau ngomong apa?” Tanya Seno ketika mereka sudah berada di dalam ruang tamu.
“Mas wortel yang Kamu tanam itu varietas apa sih? Rasanya manis tidak hambar seperti wortel pada umumnya. Jika tidak melihat sendiri bahwa itu wortel, pasti aku akan mengira tengah memakan jagung manis dan bukan wortel.”
Seno cukup kaget mendengarnya. “Oh ya? Aku belum mencobanya sama sekali. Aku tidak menyangka wortelnya semanis itu.” Seno hanya mencoba sayur yang lainnya. Ia belum mencicipi sayur tersebut.
“Tidak hanya itu saja Mas tetapi manfaatnya cukup besar ternyata.”
“Maksudmu?” Tanya Seno bingung.
“Aku sudah menghabiskan tiga wortel pemberianmu kemarin. Tidak lama setelah itu, aku merasakan rasa hangat di mataku. Aku kira itu karena aku sudah mengantuk. Tetapi ternyata itu adalah reaksi dari wortel yang aku makan.”
“Cukup sulit memang dicerna dengan logika. Tetapi itu adalah kenyataannya. Pagi ini kacamataku sudah tidak cocok lagi untukku. Padahal baru bulan lalu aku menggantinya. Aku kira minusku bertambah. Ketika ke dokter mata aku cukup kaget, minusku bukannya bertambah malah berkurang.”
“Dokter mataku juga tidak percaya dengan hal ini. Dia bahkan beberapa kali mengecek mataku untuk memastikan semua itu. Hasilnya, mata minusku dinyatakan menjadi normal."
"Sangat luar biasa bukan? Mataku yang semula minus hanya dengan mengkonsumsi tiga wortel varietas baru itu, sekarang sudah berubah menjadi normal.” Jelas Miranda.
“Benarkah itu karena wortel dariku?” Tanya Seno ingin memastikan.
Seperti kata Miranda, hal ini sangat sulit dicerna dengan logika. Bagaimana mungkin wortel langsung bisa menyembuhkan seperti sekarang ini? Memang wortel memiliki vitamin A yang bagus untuk kesehatan mata. Tetapi, tidak secepat ini juga bukan?
[Host semua varietas tanaman yang dijual di toko sistem memiliki manfaat khusus tersendiri]
[Host ungkap semua manfaat dari tanaman itu]
Suara monoton sistem yang tiba-tiba terdengar ditelinganya sudah menjawab semua pertanyaan yang muncul di benak Seno. Ia tidak menyangka bahwa manfaat dari sayuran khusus itu bisa sebesar ini.
“Aku sudah mengingat-ingat dengan baik. Selain wortel pemberianmu, aku sama sekali tidak memakan suplemen mata apapun. Jadi, sudah jelas ini karena wortel pemberianmu. Sekarang, aku datang kemari untuk membeli wortel menakjubkan itu kepada Mas Seno.”
“Tidak usah membelinya. Aku bisa memberikannya padamu.”
Bagaimanapun juga, Ferdi, kakak Miranda sering membantu Seno ketika ia dalam kesulitan. Jadi tidak masalah bagi Seno untuk memberikan wortel itu secara cuma-cuma kepada Miranda.
Lagipula, saat ini dirinya sudah bisa membeli wortel itu dari toko sistem. Tiga hari lagi pun Seno sudah bisa memanen wortel khusus itu lagi. Jadi bagi Seno, tujuh wortel ini sama seperti sayuran lainnya.
“Eh tidak bisa begitu. Wortel dengan efek luar biasa seperti itu, pasti sulit untuk membudidayakannya. Jadi, aku tidak bisa menerimanya begitu saja. Wortel seperti itu bisa dijual dengan harga mahal. Aku tidak mau membuatmu rugi Mas.”
“Jika Mas Ferdi tahu, aku pasti akan dikuliti. Jadi, aku akan membelinya darimu Mas. Katakan saja harga dari wortel itu!” Pinta Miranda.
Jika ini sebelum dirinya mengetahui manfaat dari wortel tersebut, Miranda pasti menerima dengan tangan terbuka wortel tersebut. Tetapi ia tidak bisa melakukannya sekarang. Ia masih tahu batasannya.
Ada kalanya kita bisa menerima pemberian seseorang. Ada kalanya juga kita tidak bisa melakukannya dan perlu membayarnya. Seperti sekarang ini.
“Aku akan menjual tujuh wortel itu kepadamu. Satu buahnya akan aku jual dengan harga sepuluh ribu rupiah kepadamu.” Jawab Seno.
Saat ini, harga wortel per kilonya adalah lima belas ribu. Itu adalah harga dari petani. Jadi menurut Seno, cukup wajar dia memberikan harga segitu untuk wortel miliknya. Wortel khusus itu memiliki berat 150 g per buahnya.
Itu berarti Seno bisa menjual wortel khusus itu enam hingga tujuh buah per kilo. Tujuh puluh ribu sekilo adalah harga yang pantas menurut Seno.
“Eh itu murah sekali. Tambahinlah Mas. Harga suplemen mata yang aku konsumsi saja beberapa ratus ribu per botolnya. Itu pun tidak memberikan efek sebagus wortel milikmu. Naikan harganya. Aku tidak enak jika membeli wortel itu dengan harga semurah itu.”
“Eh tapi itu sudah banyak loh. Itu tujuh puluh ribu sekilonya. Lima kali lebih banyak dari harga wortel normal.”
“Baiklah akan aku beli tujuh puluh ribu per buahnya.” Potong Miranda.
“Itu sekilo bukan per buah. Mana mungkin aku menjualnya semahal itu.” Ucap Seno dengan penuh penekanan.
“Tenang saja tidak masalah untukku. Aku maunya beli di harga segitu.” Tanpa banyak bicara lagi, Miranda mengirimkan uang lima ratus ribu ke rekening milik Seno.
“Aku sudah mengirimkan lima ratus ribu ke rekeningmu Mas. Jadi jangan menolaknya lagi.”
Seno tidak bisa menolak lagi. Uang itu sudah masuk ke dalam rekeningnya. Jika seperti ini, Seno akan menambahkan beberapa sayuran lainnya yang ia panen.
Ia kemudian masuk ke dalam rumahnya beralasan ingin mengambilkan wortel untuk Miranda. Padahal ia mengambil dari penyimpanan sistem miliknya. Selain itu Seno juga mengambilkan kartu ATM pemberian Miranda.
“Ini bawa pulang juga ini.” ucap Seno sembari menyerahkan kartu ATM tersebut kepada Miranda.
Miranda tidak langsung menerima uang itu. “Loh kenapa dibalikin lagi? Bukankah Mas Seno kemarin sudah menerimanya?”
“Itu terlalu banyak. Aku tidak bisa menerimanya.”
“Itu adalah pemberian Mas Ferdi. Jadi jika Mas Seno ingin mengembalikannya, maka Mas Seno kembalikan saja kepada Mas Ferdi.” Setelah berucap demikian, Miranda langsung pergi dari sana. Ia tidak memberikan Seno kesempatan untuk mengembalikan kartu ATM tersebut.
Jika seperti ini, Seno hanya bisa menyimpan kembali kartu ATM tersebut. Nantinya ketika Ferdi sudah kembali ke Indonesia, ia akan mengembalikan kartu ATM itu.