Paulina Agustinus adalah seorang gadis yatim piatu tinggal bersama ibu tiri dan adik tirinya. Mereka berdua sangat membencinya dan ingin menguasai kekayaan peninggalan orang tuanya hingga mereka melakukan rencana keji dengan memberikan obat tidur dosis tinggi dan diberikan oleh pria tua di sebuah hotel murah.
Dua bulan kemudian Paulina dinyatakan hamil, Paulina tetap mempertahankan kehamilannya hingga 9 bulan lamanya akhirnya lahirlah 3 anak kembar hasil dari pemerkosaan waktu dirinya di bawa hotel oleh ibu tiri dan adik tirinya.
Lima tahun kemudian tanpa sengaja Paulina bertemu kembali dengan pria yang telah memperkosa dirinya. Pria itu mengenali dirinya sedangkan Paulina tidak karena pada saat itu Paulina tidak mengenal siapa yang melakukannya.
Akankah mereka bersatu dalam ikatan pernikahan atau pria tersebut sudah menikah?
Ikuti novelku yang ke 11
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyelidiki Ke tiga Anak Kembar Genius dan Paulina
" Aku ingin mengejar wanita murahan itu." ucap gadis itu.
plak
plak
Paulinus menampar ke dua pipi gadis itu kanan dan kiri hingga terjatuh.
" Jangan sekali-kali kamu menghina wanitaku apalagi sampai menyakitinya." ucap Paulinus sambil menatap tajam ke arah gadis itu.
" Breng*k, seumur hidup aku tidak pernah memukul putriku tapi kamu berani sekali menampar putri kesayanganku!!" bentak ayahnya tidak terima putri kesayangannya di tampar.
" Bodyguard, usir mereka." teriak Paulinus sambil menatap tajam ke arah mereka.
Ke enam bodyguard datang mendekati daddynya Paulinus.
" Iya tuan." Jawab mereka serempak
" Usir ke tiga orang ini." ucap Paulinus dengan nada dingin sambil menunjuk gadis itu dan juga ke dua orang tuanya.
" Baik tuan." Jawab ke enam bodyguard serempak.
" Hei, jangan sembarangan mengusir kami, kalian tidak tahu siapa kami??" bentak istri paruh baya
" Tuan Axelo, saya tidak terima diperlakukan seperti ini hubungan persahabatan dan kerja sama kita batal." ucap pria paruh baya itu dengan tatapan penuh kebencian karena calon menantunya berani menendangnya dan mempermalukannya.
" Maaf tuan Rizky ini di luar rencana kita, terus terang kami sangat kecewa dengan putri kalian tidak bisa menjaga mulutnya. Selain anak kami yang membatalkan acara pertunangan, kami sebagai orang tua dari Paulinus juga tidak setuju jika putra kami menikah dengan putri tuan yang mulutnya sangat pedas dan tidak mempunyai etika sama sekali." ucap tuan Axelo sambil mendekati putranya.
" Benar kata suamiku, terus terang kami sudah berusaha membujuk putra kami untuk bertunangan dan ketika sudah menyetujuinya ternyata di luar rencana kami putri kalian sangat mengecewakan kami. Kami menyetujui agar acara pertunangan dibatalkan." ucap nyonya Axelo sambil mendekati putra pertamanya.
Paulinus hanya menatap mereka dengan tatapan aura membunuh.
" Cih... kami juga setuju jika acara pertunangan ini di batalkan. Apalagi mana ada acara pertunangan diadakan sederhana ini dan di hadiri hanya berenam. Namanya acara pertunangan itu seharusnya mewah di tempat gedung dan mengundang banyak orang bukan di restoran seperti ini." hina nyonya Rizky
" Silahkan kalian keluar." ucap Paulinus dengan nada dingin.
" Kami juga ingin keluar dari sini, ayo sayang kita pulang."ucap nyonya Rizky sambil menggenggam tangan putrinya.
' Tapi mommy aku sangat mencintai Paulinus." rengek gadis itu.
" Sudah jangan sedih, masih banyak pria tampan di luaran sana yang melebihi laki - laki seperti Paulinus." Hibur ibunya sambil melirik sinis ke arah Paulinus.
Gadis itupun pasrah dan mengikuti orang tuanya sambil menatap Paulinus dengan tajam.
" Aku akan membalas perlakuan kalian terlebih dengan wanita itu dan ke tiga anak kembarnya karena gara - gara mereka pertunangan kita menjadi batal ." ucap gadis itu dengan kilatan amarah.
" Jika sedikit saja menyentuh ataupun menyakiti calon istriku maka kamu akan mendapatkan berkali lipat hukuman dariku." ancam Paulinus sambil menatap tajam ke arah gadis itu.
" Bawa keluar mereka cepat!!" teriak Paulinus
" Baik tuan." Jawab para bodyguard serempak
" Tidak usah biar kami jalan sendiri." ucap mereka serempak sambil berjalan meninggalkan Paulinus dan ke dua orang tua Paulinus.
Ke dua orang tuanya duduk kembali sambil menatap tajam ke arah putra kesayangannya yang sedang duduk.
" Paulinus bisa ceritakan ke kami siapa gadis itu dan ke tiga anak kembar yang mirip denganmu?" tanya mommynya Paulinus penasaran.
" Apakah ke tiga anak kembar itu anakmu dengan wanita itu?" tanya daddynya Paulinus ikut penasaran.
Paulinus menghembuskan nafasnya perlahan sambil melepaskan ke dua sarung tangannya dan dimasukkan ke dalam saku jasnya. Paulinus pun menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi nya.
" Begitulah mommy dan daddy ceritanya, kemungkinan besar ke tiga anak itu adalah anak kami. Apakah mommy dan daddy setuju jika kami menikah?" tanya Paulinus sambil menatap mata ke dua orang tuanya secara bergantian.
" Mommy setuju kalau kalian menikah kalau perlu secepatnya karena mommy tidak sabar untuk menggendong ke tiga cucu mommy yang sangat menggemaskan." ucap mommynya Paulinus.
" Daddy juga setuju jika kalian menikah, apalagi daddy dan mommy sedih setiap melihatmu selalu memakai sarung tangan jika bersentuhan dengan lawan jenis." ucap daddynya.
" Daddy benar, mommy berharap semoga jika kalian menikah nanti penyakitmu segera hilang." ucap mommynya penuh harap.
" Mudah-mudahan bodyguard yang Paulinus kirim untuk mengikuti Paulina berhasil menemukan di mana mereka tinggal karena Paulinus kesulitan mencari mereka." Ucap Paulinus.
" Mudah-mudahan saja, sekarang kita pulang sambil menunggu informasi bodyguard kita." ucap daddynya.
Mereka bertiga keluar dari restoran dengan diikuti oleh ke enam bodyguard dari arah belakang.
xxxxxxx
Paulina duduk di kursi kemudi dan tante Maria duduk di samping kursi pengemudi sedangkan ke tiga anak kembar genius duduk di kursi belakang pengemudi.
" Paulus, apakah kamu meretas seorang pria yang tadi kita temui?" tanya mommy Paulina sambil mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.
" Iya mom, maafkan kami." ucap Paulus tertunduk.
" Sudah mommy duga, pantas saja kalian mengajak mommy ke mall ternyata kalian merencanakan ini. Apa jangan - jangan kalian mengajak mommy ke Indonesia sebenarnya untuk menemui pria itu?" tanya mommy Paulina
" Iya mom." Jawab mereka serempak
Mommy Paulina hanya menghembuskan nafasnya secara perlahan kemudian menatap ke tiga anaknya dari spion mobil dan tidak berapa lama menatap ke arah depan.
" Kenapa kalian yakin kalau pria itu daddy kalian?" tanya mommy Paulina.
" Kami yakin mom." Jawab mereka serempak.
" Apalagi wajah kami sangat mirip dengan daddy." sambung Paskalis.
" Di dunia ini pasti ada wajah yang mirip walau mereka tidak ada hubungan dengan saudara. Jika memang itu daddy kalian terus ternyata daddy kalian jahat memisahkan mommy dengan kalian bertiga apakah kalian siap meninggalkan mommy sendirian tanpa kalian?" tanya mommy Paulina sambil mengeluarkan air matanya.
" Maafkan kami mommy, kami tidak kepikiran sampai ke arah sana, kakak berikan pengaman agar daddy tidak tahu di mana kita." pinta Patrick.
" Kami tidak mau kehilangan mommy, ayo kak berikan pengaman agar daddy tidak bisa meretas data informasi keluarga kita." ucap Paskalis.
" Baiklah dik." Jawab Paulus mengikuti keinginan ke dua adiknya.
Paulus pun mengambil iPad dan memberikan data pengaman agar daddynya tidak bisa meretas data mommy dan ke tiga anak kembar. Setelah agak lama mengutak atik iPad Paulus menaruh kembali iPad ke dalam tas mungilnya.
" Sudah kakak berikan pengaman jadi daddy tidak bisa meretas data kita." ucap Paulus
" Bagus, pesan mommy jangan percaya dengan orang asing siapa tahu mereka jahat dengan kita." ucap mommy Paulina sambil menatap kaca spion mobil.
Mata elang mommy Paulina melihat ada mobil berwarna hitam selalu mengikuti mobilnya.
" Anak - anak ada yang mengikuti mobil kita, kalian berpegangan ya." pinta mommy Paulina.
Ke tiga anak kembar genius dan tante Maria langsung menengok ke belakang dan benar saja mobil hitam itu mengikuti mobil mereka. Mommy Paulina yang hobby membalap langsung mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi hingga mobil itu tidak bisa mengejarnya.
xxxxxxx
Paulinus dan ke dua orang tuanya yang berada satu mobil tiba - tiba ponselnya berdering. Paulinus langsung mengambil ponselnya dan menggeserkan ke tombol berwarna hijau kemudian ditempelkan ke telinganya.
Setelah agak lama berbincang Paulinus mematikan ponselnya secara sepihak sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
" Ada apa Paul?" tanya mommynya
" Bodyguard kita kehilangan jejak mereka, mereka mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sambil menyalip mobil lain." ucap Paulinus
" Kamukan pintar IT sampai di rumah cari identitas mereka." ucap daddynya.
" Baik dad." Jawab Paulinus patuh.
Tidak berapa lama merekapun sudah sampai di mansion milik orang tua Paulinus. Paulinus langsung turun dan masuk ke dalam ruang kerja milik daddynya sambil diikuti oleh ke dua orang tuanya.
ceklek
Paulinus membuka pintu ruang kerja kemudian duduk dikursi kebesaran milik daddynya sambil membuka laptopnya. Jari jemari Paulinus yang lincah mengutak atik laptopnya untuk mencari informasi Paulina dan ketiga anak kembar genius.
Setelah satu jam lebih Paulinus akhirnya Paulinus hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar sambil menghembuskan nafasnya dengan berat.
" Bagaimana?" tanya daddynya penuh harap.
" Tidak bisa di retas dad." ucap Paulinus frustrasi karena untuk menyelidiki ke tiga anak kembar genius dan Paulina ternyata sangat sulit.