NovelToon NovelToon
TAKDIR CINTA VICTOR

TAKDIR CINTA VICTOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Trauma masa lalu / Percintaan Konglomerat / Romansa / Playboy
Popularitas:249
Nilai: 5
Nama Author: CutyprincesSs

Kepercayaan Aleesya terhadap orang yang paling ia andalkan hancur begitu saja, membuatnya nyaris kehilangan arah.

Namun saat air matanya jatuh di tempat yang gelap, Victor datang diam-diam... menjadi pelindung, meskipun hal itu tak pernah ia rencanakan. Dalam pikiran Victor, ia tak tahu kapan hatinya mulai berpihak. Yang ia tahu, Aleesya tak seharusnya menangis sendirian.

Di saat masa lalu kelam mulai terbongkar, bersamaan dengan bahaya yang kembali mengintai, mampukah cinta mereka menjadi perisai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5

Mobil Maxime berhenti tepat di samping rumah Scott. Aleesya keluar dengan wajah berseri-seri, sedangkan Maxime hanya di mobil. "Besok ku jemput, ya?"

Aleesya menunduk untuk melihat kekasihnya sambil menggeleng. "Tidak usah, Max, kau ada rapat penting besok, kan?" Maxime tersenyum, "Kalau begitu jangan lewatkan sarapanmu."

Aleesya mengangguk kemudian mobil kekasihnya itu melaju pelan sambil mengklakson, wanita itu masih melihat mobil sport berwarna hitam melaju hingga hilang di tikungan jalan.

Ia melangkah dan terkejut melihat mobil ayah Victor dalam kondisi menyala dengan gerbang yang dibuka lebar. Padahal hari sudah malam, rasa penasaran di wajahnya saat ia melangkah masuk. "Om Nathan mau pergi lagi?" gumamnya masuk ke dalam rumah. Sedangkan suasana di dalam rumah sedikit tegang, Nathan terlihat berbicara empat mata dengan Victor, sambil menunggu Rossa selesai bersiap. Ia sendiri mengenakan setelan semi formal, seperti akan menghadiri sebuah pesta.

Udara di ruang tamu terasa berat. Nathan duduk dengan postur tegap, sementara Victor menunduk menatap lantai, jari-jarinya saling bertaut gugup. "Victor akan memutuskan Angel secepatnya." ucap Victor menunduk tak berani menatap ayahnya. Rossa melangkah turun dari kamarnya bersamaan dengan Aleesya. "Lho, Aleesya? Udah pulang? Tumben..." sapa Rossa menyunggingkan senyum dan berdiri di sebelah Nathan. Nathan beralih membenarkan dasinya sementara Victor menggaruk tengkuknya sambil menuju dapur.

"Iya Tante, ayah Maxime menelepon tadi. Katanya, Max harus pulang lebih awal karena ada revisi laporan proyek resort luar negeri yang dibiayai Lenz Property Group. Kalau telat dikonfirmasi, investor bisa batalin kontrak."

Rossa mengangguk paham, sedangkan Nathan tersenyum kearahnya. "Om titip Victor ya, Sya. Jika dia mengajakmu pergi, ikut saja. Om ingin kamu mengawasinya mulai sekarang. Dia sudah masuk usia matang dan mulai fokus memikirkan masa depannya, kau bisa ku andalkan, bukan?"

Aleesya memperlihatkan jari jempolnya, "Beres, Om. Ini Om dan Tante mau pergi?" Rossa memasukkan tangannya ke lengan Nathan. "Benar sayang, kolega Om sedang mengadakan peresmian rumah sakit baru. Kami akan pulang terlambat, kunci saja pintunya, ya?"

Setelah melihat Nathan dan Rossa pergi, Aleesya segera menutup pintu dan menghampiri Victor ke dapur tanpa tahu percakapan apa yang barusan terjadi antara ayah dan anak itu.

"Kau membuat kopi?" tanya Aleesya meletakkan tasnya di atas dan duduk sambil memijat tengkuknya. "Ya... kau mau?" Victor berbalik, menatap Aleesya yang menggeleng. "Aku masih kenyang. Ah, ambilkan keripik itu dong!" wanita itu menunjuk pada toples berisi keripik kentang di ujung meja, tepat di belakang Victor.

Pria itu menurut, membawanya dengan tangan kiri dan meletakkannya di depan Aleesya. Ia duduk di sebelahnya, menyeruput sedikit kopi hitam buatannya.

"Ada masalah?" tanya Aleesya dengan kening berkerut, ia mengambil sepotong keripik lalu mengunyahnya perlahan. "Besok ikut aku menemui Bianca." Aleesya terdiam, pandangannya beralih dari wajah Victor ke cangkir kopi. "Ngapain, Vic?"

"Menjelaskan sesuatu yang seharusnya sudah selesai sejak lama." nada suaranya tenang, namun Aleesya tahu, ada sesuatu yang ingin diakhiri.

Mereka terdiam cukup lama, sampai akhirnya sebuah bel intercom memecah atensi mereka. "Bukankah ayah dan ibu baru saja berangkat?" Victor menatap Aleesya bingung.

Aleesya mengangguk setuju dengan perkataan sahabatnya itu. "Biar ku lihat." sambungnya menutup kaleng toples dan meletakkannya di atas meja lalu berjalan menuju ruang tamu untuk melihat layar. Wanita itu sedikit terkejut kemudian terkekeh melihat sosok Bianca sudah berdiri dengan raut wajah merah padam.

"Ow ow ow.... Victor Scott... come here and look." Aleesya memalingkan wajahnya namun matanya masih mengawasi layar. Victor datang dengan mulut yang sibuk mengunyah keripik. "Who?" dia ikut terkejut lalu segera menundukkan kepala, wanita yang baru saja menjadi bahan obrolan mereka langsung muncul seolah tahu bahwa dia menjadi buah pembicaraan.

"Mengapa kau tidak berkata bahwa itu Bianca? Aish! Temui dia dan katakan saja bahwa aku tidur! Cepat!" ucap victor buru-buru membuka pintu mendorong badan Aleesya untuk keluar. "Hey? Ah! Kau tidak bisa seenaknya menyuruhku!" Aleesya terpaksa keluar dan melihat Bianca di luar gerbang. "Kenapa kau yang muncul?! Mana Victor? Keluar kau Victor berengsek!"

Buru-buru Aleesya membuka pintu gerbang dan berdiri di depan kekasih Victor itu, ia memasang senyum manis. "Eh.. ada Bianca. Em.. Victor baru saja tidur, Bian. Ada apa ya?" tanya Aleesya berusaha menenangkannya. "Dia selingkuh dengan Angel tanpa menjelaskannya padaku dan sekarang dia malah enak-enak tidur? Aleesya buka pintunya! Aku akan masuk dan memberinya pelajaran!" Bianca justru mendorong pintu pagar dengan kasar.

"Hentikan.. kau bisa membangunkannya Bianca, dia terlihat lelah setelah pulang memeriksa proyek hotel tadi. Biar aku saja yang mewakilimu untuk memberinya pelajaran! Kau pulanglah, karena tak baik marah-marah di depan rumah orang." Aleesya menanggapinya dengan santai sambil menepuk bahu Bianca pelan. Wanita pacar Victor berpostur tubuh tinggi dengan rambut bergelombang serta berkulit putih itu sedikit tenang, ia menarik napas panjang kemudian mengangguk.

"Baiklah. Tapi katakan padanya untuk menemuiku besok di butik! Aku merindukannya! Dan katakan juga untuk segera memutuskan sekertaris centil itu atau aku akan melabraknya!" Aleesya mengangguk cepat dan sedikit mendorong Bianca ke samping mobil. "Baiklah, aku akan mengabarimu jika dia bangun nanti. Sampai jumpa, Bi... hati-hati di jalan."

Bianca lantas masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin dan membunyikan klaksonnya lalu pergi meninggalkan rumah Scott. Aleesya mengembuskan napas panjang, membuat poninya bergerak dan kembali masuk ke dalam rumah dengan langkah lebih tenang. Namun firasat kecil di dadanya belum sempat menghilang.

---

"Kau selamat Victor Scott!" ucap Aleesya menutup pintu dan melihat Victor menghampirinya setelah duduk di sofa dengan raut wajah cemas. "Bagaimana?! Apa yang dia katakan? Cepat beritahu!" Aleesya melangkah meninggalkan Victor untuk mengambil minum di dapur, sementara Victor mengekorinya.

"Besok di ingin kau menemuinya di butik dan menyuruhmu memutuskan Angel. Jika tidak kau lakukan, maka Bianca akan melabrak Angel di kantormu." jawab Aleesya setelah membuka pintu kulkas untuk mengambil air putih kemasan lalu meneguknya. Victor terlihat frustasi, "Dia selalu melebih-lebihkan, ck. Lagipula aku dengan Angel tidak serius!" ia menjeda ucapannya lalu menatap wanita di depannya. "besok kau harus ikut." lanjutnya dengan suara mantap.

"Aku?! Oh my God." Aleesya memutar bola matanya malas, kemudian melanjutkan, "Ah iya aku ingat... kau bilang aku akan menemukan kejutan di villa Maxime, tetapi saat aku berkeliling, aku tidak menemukan apapun seperti yang kamu bilang." Aleesya memiringkan kepalanya menatap wajah Victor. Yang di tatap justru tersenyum miring, "Karena bukti lebih akurat jika kau melihat langsung. Mungkin Tuhan belum mengijinkan kau untuk mengetahuinya, tapi cepat atau lambat aku akan menunjukkannya padamu, Sya."

Aleesya terlihat menimang-nimang ucapan Victor itu, "Jika tidak terbukti?" Victor mendekat dan mendorong kening Aleesya dengan telunjuknya, "Maka aku akan menyadarkanmu bahkan jika itu harus dengan cara kekerasan." Wanita itu cemberut, lalu mengusap keningnya. "Kau memang selalu suka bersikap seenaknya ya, Vic! Jangan sampai kau mendapat wanita baru dan menyusahkan ku kembali!" Victor tersenyum pongah, ia mendekat hingga jarak wajah mereka nyaris tak tersisa.

"Seperti kata ibu, aku dan Bianca tak pantas bersanding bukan? Dan ayah juga memintamu untuk mengawasiku, maka besok kau harus ikut denganku." Aleesya kalah telak, tangannya mengepal dengan wajah yang terlihat kesal namun dibarengi senyum paksa. "Baiklah tuan Victor Scott yang merepotkan!"

Meskipun demikian, Victor memperlihatkan senyum kemenangan dan kembali menggoda Aleesya. "Aku tidak jadi membawa Angel. Namun aku akan mengikutimu saat kau akan bertemu dengan Maxime." mata Aleesya melotot, ia spontan memukul kepala Victor dengan sendok. "Apa-apaan?! Kau mengganggu privasiku, Tuan Muda Victor!"

Victor menahan tawa sambil mengusap kepalanya. "Sakit, tahu! Tapi... kau lucu kalau marah begitu."

Aleesya mendengus, memutar badan dan meninggalkan Victor dengan wajah memerah, antara kesal dan malu.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!