NovelToon NovelToon
Ku Buat Kau Menyesal, Mas!

Ku Buat Kau Menyesal, Mas!

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:203.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Aluna Haryanti Wijaya, gadis lembut yang menikah demi menjaga kehormatan keluarga. Pernikahannya dengan Barra Pramudya, CEO muda pewaris keluarga besar, tampak sempurna di mata semua orang. Namun di balik janji suci itu, Aluna hanya merasakan dingin, sepi, dan luka. Sejak awal, hati Barra bukan miliknya. Cinta pria itu telah lebih dulu tertambat pada Miska adik tirinya sendiri. Gadis berwajah polos namun berhati licik, yang sejak kecil selalu ingin merebut apa pun yang dimiliki Aluna.

Setahun pernikahan, Aluna hanya menerima tatapan kosong dari suaminya. Hingga saat Miska kembali dari luar negeri, segalanya runtuh. Aluna akhirnya tahu kebenaran yang menghancurkan, cintanya hanyalah bayangan dari cinta Barra kepada Miska.

Akankah, Aluna bertahan demi cintanya. Atau pergi meninggalkan Barra demi melanjutkan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Kita dianggap keluarga kalau menguntungkan

Ratih duduk di ruang tamu rumah keluarga Pramudya dengan wajah yang masih menyimpan bekas air mata.

“Apa yang sebenarnya kau lihat, Ratih?” suara Bram berat, dalam, dan penuh tekanan. “Kau memintaku ke sini terburu-buru, seolah ada hal yang lebih genting dari urusan perusahaan yang hampir ambruk.”

Ratih menelan ludah, tangannya bergetar. “Ayah mertua … aku bertemu dengan anak itu. Anak kecil bernama Raka ... dia cucu kita.”

Alis Bram terangkat sedikit, wajah tuanya berubah serius. “Raka?”

“Iya…” suara Ratih melemah, air mata menggenang lagi. “Anak itu … terlalu mirip dengan Barra saat kecil. Matanya, senyumnya, bahkan cara dia bicara penuh percaya diri. Ayah, aku tidak bisa salah, itu cucu kita.”

Ruangan mendadak hening. Bram terdiam lama, napasnya terasa lebih berat. Ia sudah mendengar isu dari Barra sendiri tentang anak yang mungkin darah Pramudya. Tapi mendengar Ratih mengatakannya dengan penuh keyakinan, hatinya terguncang lebih dalam.

“Kalau benar dia cucu kita…” Ratih melanjutkan, “apa kita akan diam saja? Aku ingin mengakuinya, Ayah. Aku ingin dia tahu kalau dia punya nenek yang menyayanginya. Aku tidak peduli pada masa lalu Barra dan Aluna, aku hanya ingin dekat dengan cucuku.”

Bram menatap Ratih lama, kemudian menegakkan tubuhnya. Suaranya meninggi. “Ratih! Kau pikir ini sesederhana mengaku cucu? Kau tahu siapa suami Aluna sekarang? Takahashi Hiroto! CEO Hoshimitsu Corporation. Pria itu bukan main-main. Kalau kita salah langkah, bukan hanya Barra, tapi seluruh keluarga Pramudya akan hancur. Taka itu bukan orang yang bisa diganggu.”

“Tapi, Ayah...”

“Cukup!” Bram menghentakkan tongkatnya ke lantai. “Kau tahu Barra sendiri sudah bertindak bodoh. Sekarang kau ingin menambah beban dengan bicara pada Haryanto, kakek Aluna? Lalu apa? Kita mengemis belas kasihan pada keluarga yang pernah kita singkirkan?”

Ratih terisak, menutup wajah dengan saputangan. Ia tahu kata-kata ayahnya benar. Namun, bayangan wajah polos Raka terus muncul di kepalanya. Bagaimana mungkin ia berpura-pura tidak mengenali cucunya sendiri.

“Kalau begitu … apa yang harus kulakukan?” Ratih bertanya dengan suara patah. “Aku tidak bisa berhenti memikirkannya, Ayah. Senyumnya … panggilan ‘Nenek’ itu … aku tidak sanggup melupakannya.”

Bram menatap putrinya yang bergetar. Ada sesaat di mana matanya melembut, namun segera kembali mengeras. “Yang harus kau lakukan sekarang adalah diam. Lindungi Barra dengan menjaga mulutmu. Jangan pernah mencoba mendekati Aluna atau anak itu lagi tanpa perhitungan matang. Kalau Hiroto marah, kau tidak akan sanggup menanggung akibatnya.”

Ratih tertunduk, air matanya jatuh membasahi saputangan. Dalam hati, ia masih bersikeras, cepat atau lambat, cucunya harus tahu kebenaran.

Sementara itu, di kediaman Wijaya, suasana jauh dari tenang. Haris mondar-mandir di ruang kerjanya, wajahnya pucat pasi. Tumpukan berkas kontrak dan laporan keuangan berserakan di meja. Telepon genggamnya berdering tanpa henti, dari investor, dari pemasok, dari bank, semua menanyakan hal yang sama.

Skandal foto editan yang disebarkan Miska dan Tuti sudah menghancurkan reputasi Wijaya. Ditambah kabar bahwa Takahashi Hiroto menarik seluruh dananya dari perusahaan, situasi menjadi semakin parah. Dalam semalam, saham merosot drastis, mitra kerja mundur, dan keuangan memburuk.

Di tengah kepanikan itu, Haris akhirnya melangkah ke ruang tamu, di mana Aluna duduk tenang bersama Raka. Bocah itu sibuk menggambar dengan krayon, sementara Aluna sesekali tersenyum lembut melihat karya anaknya.

“Aluna…” suara Haris berat, bergetar.

Aluna menoleh, ekspresinya datar. “Ada apa?”

Haris menarik napas panjang. “Ayah … Ayah butuh bantuanmu. Perusahaan kita … hancur. Semua investor pergi. Taka menarik dananya. Kalau kau mau bicara pada suamimu, mungkin dia bisa mempertimbangkan untuk menolong Wijaya lagi.”

Aluna menatap ayahnya lama, seolah menembus jauh ke dalam hatinya. Ada rasa getir yang muncul. Dulu, ketika ia dipermalukan, ketika Barra menuduhnya mencuri, ketika Tuti dan Miska menghina tanpa ampun, ayahnya tak pernah memihak. Ayahnya hanya diam, bahkan cenderung melindungi istri barunya.

“Kenapa sekarang baru ingat aku anakmu, Ayah?” suara Aluna dingin, menusuk. “Ketika aku ditampar, dihina, bahkan diusir, kau tidak pernah berdiri di sampingku. Tapi sekarang, ketika perusahaanmu goyah, baru kau mencariku?”

Haris terdiam, wajahnya memucat. “Aluna … Ayah menyesal, ayah salah. Tapi kumohon, ini tentang warisan keluargamu juga. Tentang nama besar Wijaya.”

Aluna tersenyum miring, penuh ironi. “Warisan? Nama besar? Jangan lupa, Ayah … kalian sudah membuangku dari lingkaran itu sejak lama.”

Haris mendekat, hampir berlutut. “Kumohon, Nak. Ayah tidak punya siapa-siapa lagi. Kalau perusahaan ini runtuh, kita semua habis.”

Aluna menoleh sekilas pada Raka, yang masih asyik dengan krayonnya, lalu kembali encar ke ayahnya. Suaranya tenang, tapi penuh ketegasan.

“Aku bisa membantu, Ayah. Tapi dengan syarat.”

Haris langsung menatap penuh harap. “Syarat apa saja, Nak. Asal perusahaan bisa selamat.”

Aluna mencondongkan tubuh, menatap ayahnya dengan sorot tajam yang membuat Haris tersentak. “Ceraikan Tuti. Usir Miska dari rumah. Selama mereka ada di sana, aku tidak akan mengulurkan tangan sedikit pun.”

Ruangan hening, Haris membeku, matanya melebar. Kata-kata Aluna bagai pedang tajam yang menancap langsung ke dadanya.

“Aluna…” suaranya tercekat. “Itu … terlalu berat.”

“Kalau begitu, jangan pernah harap aku bicara pada Taka,” jawab Aluna cepat, matanya dingin. “Aku tidak akan membiarkan Raka tumbuh dengan melihat ibunya diinjak-injak lagi oleh perempuan yang bahkan tidak pantas ada di rumah ini.”

Haris membuka mulut, tapi tak ada kata keluar. Tangannya gemetar, wajahnya berkeringat dingin.

Aluna berdiri, meraih tangan Raka. “Pikirkan baik-baik, Ayah. Pilihan ada di tanganmu. Aku tidak akan memaksa. Tapi aku juga tidak akan menolong sebelum kau berani memilih dengan benar.”

Aluna melangkah pergi, meninggalkan ayahnya yang masih tertegun di sofa.

Di balik pintu ruang keluarga, Tuti dan Miska ternyata mendengar percakapan itu. Wajah mereka pucat, marah, dan penuh kebencian.

“Dia berani sekali mengancam Ayah seperti itu,” desis Miska dengan rahang terkatup.

Tuti menggenggam tangan putrinya, matanya berkilat penuh dendam. “Tenang, Miska. Dia pikir dia sudah menang hanya karena punya suami kaya? Kita akan buat dia menyesal. Kalau perlu, kita hancurkan citranya di depan Takahashi sendiri.”

Miska mengangguk, senyum sinis terbit di wajahnya. “Ya, Ma. Kali ini kita tidak boleh gagal.”

Sementara itu, Haris masih duduk terpaku, wajahnya tertutup kedua telapak tangan. Dalam hati ia sadar, untuk pertama kalinya, Aluna benar-benar punya kuasa atas dirinya. Dan ia tahu, jika tidak memilih dengan hati-hati, bukan hanya perusahaannya yang akan hilang, tapi seluruh keluarganya.

1
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Lina Suwanti
Barra selain ga tau diri jg egois tdk memikirkan perasaan Aluna,,menganggap Aluna seperti barang yg bisa di buang saat tdk suka n di minta kembali saat di inginkan
Arin
😭😭😭😭😭
Lina Suwanti
lah ternyata kuat jg tuan Taka selama 6 thn tdk menyentuh Aluna.....jd ulang tahun Kakek Haryanto jd MP tuan Taka n Aluna
Lina Suwanti
aduuuh.....ini Barra n Miska ga ada kapoknya ganggu Aluna,,klo dulu mungkin Aluna ga akan ada yg bela tp skrg Aluna punya tuan Taka yg pastinya sdh mengirim orang untuk mengawasi n menjaga Aluna jg Raka
Lina Suwanti
wanita masa kecil yg salah sasaran,,bodoh
Lina Suwanti
begitu lht anaknya dah bsr lsg aja mau di akui,,sebelum jd janin bilang ga mau punya anak dr Aluna......malu woiii jilat ludah sendiri
Hua Hua
kenta?? asistenya namanya beneran kenta???,, tapi bukan kenta yg itu kan?? 🤣🤣🤣
Aisyah Alfatih: Kenta yang mana Kak ayo spill 🙈😂
total 1 replies
Mira Astria
bagus alur ceritanya min..penuh dngan bombay/Cry//Cry/ dan emosi yg menggebu/Proud//Smile//Smile/
Aisyah Alfatih: Makasih kakak💕 lnjut novel baru kak💕
total 1 replies
mie_moet
makan itu rencana busuk yg halu Barra.....
penyesalan memang dtang belakangan kalau didepan namanya pendaftaran🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Aluna,dan Raka, sdh bahagia,kamu jngn skali2 mengharapkan mereka lgi utk kembali padamu,karna ada Taka yng sdh memberi mereka ksh syng,perlindungan,dan kebahagiaan,,,,jdi andaikata kamu memaksa pun blum tentu mereka akan bahagia hidup dngnmu,orng yng sdh memberikan luka dan kecewa,ingat Bara,,,ibarat kaca yng sdh pecah,dilem skalipun retakan itu akan terlihat selamanya.
Kamu sdh sadar kesalahanmu,maka kamu jga berhak bahagia Bara, bkn dngn Aluna tapi dngn orng lain,,,,
sweetpurple
wow
budak jambi
cih sok perduli km bara..urusi t Miska anjing mu..
budak jambi
tgg aja azab kau Miska anjing dan bara binatg demi manusia busuk Miska kau buang malaikat seperti aluna.memg binatang iblis kau Miska dan bara
Mimik Pribadi
Menurutku itu permintaan konyol,,,Barra membuang Aluna,lalu Taka mengambilnya,memberinya kehormatan,perlindungan jga ksh syang,lalu skrng dngn tidak tau malunya Barra meminta kembali Aluna,,,,sama saja diksh hati mlh minta jantung si Barra,jngn smpe saja Taka mengabulkan permintaan itu demi janjinya sebagai laki2 sejati yng berkata "mau mengabulkan permintaan apapun',,,😏
Dan andaikata Aluna menerima permintaan Taka supaya dia kembali lgi sm Barra ,"Yaaa,,,Terrlaaaluuu!!,,,,kasian Taka donk!! 😭😭
Mimik Pribadi
Jngn smpe cinta Taka meragu gegara mereka bicara berdua ky gitu
Mimik Pribadi
Dlu Aluna ditolak,tidak dianggap,tidak mendptkan stts selayaknya seorng istri,dan dicampakkan,lalu didpn matanya Barra lbih meratukan adik tirinya dan itu sengaja.

Skrng stlh 6thn mantan istrinya di Ratukan oleh Taka,dan anaknya sendiri tidak memanggil dia Ayahnya,dan lbih menganggap Taka Ayahnya,,,,,,puas apa puas readers??? Puas bngt laaahh 🤗🤗🤗
Mimik Pribadi
Taka 6thn dngn sabar nunggu Aluna menyerahkan diri,dia memberi perlindungan,kasih sayang jga kehormatan buat Aluna,dia pantas diksh apresiasi y Lun,,,akhirnya kamu luluh jga 😍
Angga Gati
🥰🥰🥰🥰👍👍👍👍
Aether
bacot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!