Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya Bertemu
Hari semakin malam, dan Liam masih terjebak dengan Amanda di sebuah cafe dengan kopi hangat masing masing.
Namun Liam terlihat hanya diam tidak menyentuh kopi nya dan ingin segera pergi, wajah nya menahan amarah karena yang dihadapi nya seorang perempuan.
" Lihat si brengseekk itu. Tidak mau makan malam dan minum minum bersama kita, malah sekarang berduaan dengan ketua tim cheers. " Kata senior yang sebelum nya mengajak Liam tapi di tolak keras.
" Itulah keuntungan jadi orang tampan, bisa sesuka hati. " Jawab teman nya.
Dan mereka berlalu pergi.
Kembali ke cafe.
" Kopi disini enak sekali.. cobalah. " Kata Amanda membuka percakapan dengan senang nya.
" Jangan basa basi dan terus memancing emosi ku. " Jawab Liam muak.
" Aku tidak bermaksud membuat mu marah. Aku.. Hanya ingin berteman dengan mu. " Jawab Amanda to the point.
" Aku tidak butuh teman. " Skakmat Liam.
" Ayolah Liam.. Image mu tidak seburuk itu. Anak anak banyak yang pindah ke barisan mu. "
Liam pun tersenyum sinis.
" Aku tidak peduli. Apapun yang aku lakukan, bukan untuk membuat kalian terkesan. " Jawab Liam cuek.
" Selalu seperti itu.. cuek, dingin dan kasar. " Gumam Amanda.
" Aku sudah menghabiskan 5 menit ku disini, kurasa cukup. " Kata Liam yang sudah tidak bisa duduk lebih lama lagi.
" Apa aku boleh ikut? Sejujurnya, aku tidak nyaman berada disini. " Kata Amanda beralasan.
" Hentikan !!! Aku benar benar muak dengan sikap mu. Kalau saja aku bisa memukul perempuan, pasti kamu sudah babak belur sejak tadi. " Bentak Liam saking muak nya.
" Kenapa Anna bisa, tapi aku tidak? " Pertanyaan yang tiba tiba membuat Liam berhenti sejenak.
" Apa aku juga harus menjual tubuh ku supaya bisa mendekati mu.. Seperti Anna. " Lanjut Amanda memfitnah Anna yang bahkan tidak ada disini.
Liam pun sudah berada di batas kesabaran nya, ia mengepalkan tangan nya mencoba mengendalikan diri.
Dengan ekspresi yang sangat marah ia berbalik dan menyudutkan Amanda tanpa ragu dan mencengkeram dagu Amanda hingga ia merasa terintimidasi dan juga kesakitan.
" Lepaskan.. Aku. "
" Sampai kapan kamu mau terus menindas Anna. Perbuatan mu itu sangat menjijikan. Bahkan Anna tidak sebanding sama sekali dengan mu. Aku ingin sekali merobek mulut mu yang suka menghina, mematahkan tangan mu yang suka menyakiti Anna.. Selama ini aku pantang memukul wanita, tapi mungkin sesekali aku akan mencoba nya. " Gumam Liam dengan penuh penekanan memberi peringatan pada Amanda untuk menghentikan semua tingkah buruk nya.
Setelah mengintimidasi Amanda, Liam pun pergi meninggalkan nya dan segera masuk ke mobil nya.
" Sialaann.... " Umpat Amanda kesal.
Selama kurang lebih menempuh perjalanan 15 menit, Liam pun sampai di hotel.
Waktu menunjukkan 22.50
Liam dengan cepat segera pergi ke kamar Anna.
Saat memasuki kamar, tampak sangat sepi dan ia tidak bisa menemukan Anna di tempat tidur.
" Anna. " Panggil Liam, namun tidak ada jawaban.
" Anna. "
Liam pun mencari Anna, dan ia menemukan Anna yang tertidur di bathup dalam kamar mandi.
Liam mendekati Anna dan menyentuh pipi nya.
" Dia sangat ketakutan. " Guman Liam merasa bersalah karena datang terlalu lama.
Sentuhan Liam, membangunkan Anna.
" Liam. " Sahut Anna senang dan juga lega.
Dia pun reflek memeluk Liam dengan sangat erat.
" kenapa tidur disini? " Gumam Liam sambil memeluk Anna.
" Aku.. Hanya merasa lebih aman disini. Kenapa kamu lama sekali. Hiks hiks. " Jawab Anna yang saking senang nya sampai menangis.
" Ayo kita bicara di luar. " Ajak Liam.
Setelah semua nya tenang, Liam dan Anna duduk di sofa kamar dan mulai berbincang.
" Jadi ayah mu, berkeliaran di sekolah? " Tanya Liam setelah mendengar cerita singkat Anna.
" Cepat atau lambat dia akan menemukan ku.. Dia pasti akan menarik ku, memukul ku, memaksa ku untuk ikut dengan nya.. Karna hanya aku kelemahan ibu ku.. Dengan begitu dia akan mendapat uang dari ibu ku untuk berjudi lagi.. " Kata Anna menjelaskan dengan rasa gelisah.
" Ok ok.. Aku paham maksud mu. "
Liam pun mendekat dan berlutut di hadapan Anna supaya bisa melihat wajah nya lebih dekat. Ia menghapus air mata Anna.
" Aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi. Dia tidak akan bisa menyentuh mu lagi. Tapi sebelum nya, aku ingin bertanya sesuatu. " Kata Liam seperti memiliki rencana.
" Apa kamu menyayangi lelaki itu? Maksud ku, jika aku melakukan sesuatu yang buruk pada nya.. Apa kamu akan sedih? " Tanya Liam serius, seakan meminta ijin kepada Anna lebih dulu.
" Tidak. Aku sangat membenci nya. Aku tidak ingin dia kembali ke kehidupan ku.. dan kehidupan ibu ku. " Jawab Anna tanpa ragu sambil menatap kedua mata Liam.
" Hmm.. Baiklah, aku mengerti. " Gumam Liam.
" Aku.. Akan melakukan apapun untuk mu, asal.. Singkirkan dia dari hidup ku, Liam. " Lanjut Anna dengan kata kata yang berani dan membuat Liam terpancing.
" Apapun? " Liam pun tergiur dengan perkataan Anna, apaplagi saat ini rasa rindu nya begitu menumpuk setelah hampir 2 minggu mereka tidak bertemu.
" ya.. Apapun. " Jawab Anna penuh keyakinan.
" Termasuk ini? "
Liam pun mendekat menyentuh bibir dan leher Anna, kemudian mencium bibir Anna.. Turun ke leher, dan sesaat melepas nya.
Anna yang memendam rasa rindu pun, meraih wajah Liam dan memberanikan diri untuk maju lebih dulu.
Ia menempelkan bibir nya ke bibir Liam, seakan memberi ijin bahwa Liam boleh melakukan apapun padanya.
Tanpa basa basi, Bibir Liam pun dengan penuh semangat memcumbuu bibir Anna terus menerua tanpa jeda.
Anna melingkarkan tangan nya ke leher Liam, dan Liam mengangkat tubuh Anna.
Liam membawa Anna ke tempat tidur dan merebahkan nya.
Ciuman terus berlanjut dan terus berlanjut, sampai terkadang suara suara kecil memecah keheningan.
Sebagai lelaki yang sudah dikatakan dewasa, Liam memang tampak profesional menggunakan bibir nya.
Ia lanjut melepas pakaian nya hingga tubuh nya yang bidang terpampang di hadapan Anna.
Setelah itu ia melepas pakaian Anna, hingga tertinggal pakaian dalam Anna saja.
Ciuman pun berlanjut kembali.. Kedua nya sama sama menikmati dan semakin terangsaang satu sama lain.
Apalagi ketika Liam mulai mencium bagian leher dan dada Anna, bak sengatan listrik mengalir di sekujur tubuh Anna sampai Anna kelepasan mengeluarkan suara desahan.
" Aah... "
Membuat Liam semakin bersemangat dan bergairaahh.
Tangan Liam pun mulai meraba pengait bra Anna di punggung nya dan melepaskan nya.
Bagian tubuh atas Anna pun terekspos dan itu membuat nya tersipu malu.
Liam tersenyum nakal melihat kepolosan Anna yang tampak malu.
" Jangan malu, tubuh mu sangat indah. " Bisik Liam sambil kembali memberi ciuman di bibir Anna.
Dan tangan nya mulai meraba buah dada Anna.
" Ehm.. Liam.. " Anna benar benar merasakan sensasi yang luar biasa dari ke profesional an Liam.
Liam terus menggunakan bibir dan tangan nya untuk menyentuh buah dada Anna.
Namun tanpa sadar.. Air mata Anna mengalir, entah perasaan apa yang Anna rasakan saat ini.. semua nya campur aduk.
Liam yang hendak membuka celana Anna pun tiba tiba terhenti.
Liam yang awal nya menindih tubuh Anna, tiba tiba menjauh dan mengambil sebatang rokok nya.
" Siaall.. Aku nyaris melanggar aturan ku sendiri. " Gumam Liam sambil menghisap rokok nya.